KRISTOLOGI MENURUT KAUM REFORMED

I. Kristologi Reformed Bersumber dari Alkitab

Mengenai prinsip dasar teologia reformed, Stevri I. Lumintang menjelaskan bahwa teologi Reformed adalah teologi yang kekuatannya, bukan terletak pada pembahasannya, warna teologinya dan kemampuan teologinya, melainkan terletak pada sumber teologi tersebut yaitu Alkitab (Sola Scriptura). Jadi, landasan teologi dari kaum Reformed adalah bersumber dari Alkitab.

Lebih lanjut lagi Lumintang mengutip pernyataan R.W.A Letham dalam bukunya Introduction to the Reformed Tradition, yang mengatakan bahwa karakteristik Teologia Reformed adalah :

1. Pertama, sentralitas Allah atau teologi theosentris adalah tema sentral teologi Reformed, bahwa penyataan diri Allah dalam kitab suci adalah berfokus pada Allah Tritunggal, dan Yesus Kristus sebagai penyataan final Allah, sebagai mediator satu-satunya.

2. Kedua, Kristo-sentrisitas adalah merupakan penekanan kaum Reformed dalam berteologi, sebab bagi Reformed seluruh Alkitab berpusat pada Kristus.
KRISTOLOGI MENURUT KAUM REFORMED
II. Pokok-pokok Kristologi menurut kaum Reformed 

Ada pun pokok-pokok penting tentang kristologi menurut kaum Reformed antara lain : pra eksistensi Kristus, kekekalan Kristus, inkarnasi Kristus, pribadi Yesus, nama-nama Yesus, jabatan-jabatan Yesus, serta karya-karya-Nya

1. Praeksistensi Kristus

Menurut Kaum Reformed Menurut Charles C. Ryrie praeksistensi Kristus berarti Ia telah ada sebelum dilahirkan. Artinya Yesus telah ada jauh sebelum ada penciptaan dan sebelum adanya waktu, akan tetapi Pra eksistensi tidak disamakan dengan kekekalan-Nya. Pra eksistensi dan kekekalan berbeda tetapi tidak bisa dipisahkan.

Keberadaan Yesus sebelum Ia berinkarnasi (Pra eksistensi) dapat dibuktikan secara biblika, seperti halnya pengakuan Yesus sendiri bahwa Ia telah ada sebelum Abraham ada (Yohanes 8:58). Hal ini jelas bahwa sebelum ada karya penciptaan, Yesus telah ada, maka Yesus pun ikut terlibat dalam karya penciptaan (Yohanes 1:3; Kolose 1:16; Ibrani 1:2). Paulus pun menuliskan dalam Kolose 1:17 bahwa ”ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu ada di dalam Dia”.

Selain dari bukti-bukti di atas, bukti lain adalah pernyataan-pernyataan bahwa Yesus berasal dari surga (Yohanes 3:13), memiliki hakikat yang sama dengan Allah (Yohanes 10:30), memiliki kemuliaan yang sama dengan Bapa sebelum dunia ada (Yohanes 17:5). Pengakuan Paulus juga bahwa Kristus memiliki sifat yang sama dengan Allah (Filipi 2:6). Dengan itu, Yesus memiliki derajat yang sama dengan Allah Bapa dan sekaligus menyatakan keberadaan (eksis) yang sama, sebelum berinkarnasi ke dunia.

2. Kekekalan Kristus Menurut Kaum Reformed

Salah satu sifat hakiki Yesus adalah bersifat kekekalan. Kekekalan yang dimaksudkan adalah Yesus tetap ada, sifatnya abadi, selama-lamanya, atau sebagai awal dan akhir. Dengan itu, aspek kekekalan Kristus harus diperhatikan dalam Alkitab sebagai kebenaran. Alkitab menyaksikan bahwa Kristus bukan saja kekal tetapi juga memiliki semua sifat-sifat ilahi Allah.

Dalam Mikha 5: 1 dituliskan bahwa Anak yang akan lahir di Betlehem adalah ”permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala”. Selain itu kedatangan Kristus juga dinyatakan secara ilahi dalam Yesaya 9:5 bahwa Kristus itu sebagai Allah yang ‘perkasa’ dan ‘Bapa yang kekal’. Nama ‘Jehova’ juga sering dikenakan kepada Kristus, seperti dalam Keluaran 3:14 dinyatakan : AKULAH yang kekal”.

Sementara itu dalam PB juga memberikan kesaksian mengenai kekekalan Yesus. Secara jelas dituliskan dalam Yohanes 1:1 bahwa, “Firman itu adalah Allah” (Theos), bukan bersifat ilahi (Theois). Kemudian dalam surat Kolose 1:17 menegaskan bahwa, ”Ia ada terlebih dahulu sebelum segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia”. Demikian dalam Efesus 1:4 memuat tentang janji-janji Allah yang kekal. Bahkan dalam pernyataan Yesus sendiri dalam Wahyu 1:8, 17: ”Aku adalah Alfa dan Omega,.. Yang Awal dan yang Akhir”. Ini menunjukkan pra eksistensi Yesus yang kekal.

Kekekalan Yesus juga dapat ditemukan dengan kesamaan hakikat dengan Allah. Charles C Ryrie menuliskan bahwa kata gambar (Yunani: karakter) dalam surat Ibrani 1:3 menunjukkan bahwa Kristus adalah wujud atau inti sifat Allah yang persis sama. Atribut-atribut yang dikenakan kepada Yesus juga sama dengan Allah, seperti Maha Hadir (Ulangan 4:39; Kis 17:27), Maha Kuasa (Matius 9:6; Yohanes 10:18), Maha Tahu (Yohanes  2:24, Kis. 17:27), Kudus (Lukas 1:35), dan lain sebagainya

3. Inkarnasi Yesus Menurut Kaum Reformed

Istilah inkarnasi tidak ditemukan dalam Alkitab, tetapi istilah ini telah menjadi istilah yang baku (terminus teknikus) dalam tradisi berteologia. Kata inkarnasi (in carne) artinya masuk ke dalam daging.28 Istilah inkarnasi merujuk kepada pribadi kedua dari Allah Tritunggal menjadi manusia.

Rujukan inkarnasi Yesus terdapat dalam Yohanes 1:14, ”Firman itu telah menjadi manusia”. Kata manusia dalam bahasa Yunani adalah Sark, artinya daging. Hal ini menyatakan bahwa kesungguhan menjadi manusia, sementara Firman (Logos), menyatakan kesungguhan keilahian Yesus. Jadi inkarnasi adalah Firman (Logos) yang benar-benar Ilahi itu telah sungguh-sungguh menjadi manusia.

Istilah lain yang berkaitan dengan inkarnasi adalah teori kenosis. Rujukan dari istilah kenosis terdapat dalam Filipi 2:7, Ia ‘mengosongkan’ (ekenosen) Diri-Nya. Menurut Paul Enns pengosongan diri-Nya bukan merupakan pengurangan tetapi sebuah tambahan, dengan pendekatan bahwa pengosongan adalah mengambil rupa seorang hamba, menjadi sama dengan manusia, dan dalam rupa seorang manusia, serta Ia merendahkan diri-Nya menjadi taat sampai mati.30 Dengan itu, keilahian Yesus menjadi tidak berkurang setelah Ia menjadi manusia.

Menurut Charles R. Ryrie tujuan dari inkarnasi oknum kedua Allah Trinitas adalah: sebagai bentuk penyingkapan diri Allah kepada manusia (Yohanes 1:18; 14:7-11), untuk menjadi teladan bagi umat manusia (1Petrus 2:21; 1Yohanes 2:6), untuk memberikan pengorbanan yang efektif untuk dosa (Ibrani 10:1-10), untuk menggenapi perjanjian kepada Daud (Lukas 1:31-33). Kemudian untuk menjadi imam yang besar yang penuh rasa simpati (Ibrani 4:14-16), serta untuk menjadi seorang hakim yang memenuhi syarat (Yohanes 5:22, 27).31 Dengan itu, genaplah yang dinubuatkan oleh para nabi.

4. Pribadi Yesus Kristus Menurut Kaum Reformed

Alkitab menyaksikan keunikan pribadi Yesus Kristus, yaitu Allah sejati dan manusia sejati. Kedua natur ini tak bisa dipisahkan satu dengan yang lainya. Menurut kaum Reformed rumusan teologi ini menjadi pemahaman yang baku dalam iman Kristen. Dalam bagian ini penulis menguraikan kedua natur pribadi Yesus tersebut.

a. Yesus adalah Allah Sejati

Alkitab memberikan rujukan tentang keilahian Yesus, misalnya dalam pengajaran-Nya selalu bersifat egosentris. Senada dengan itu J.R.W Stott menuliskan bahwa: Pengajaran Yesus bersifat egosentris artinya Dia hampir selalu berbicara tentang diri-Nya sendiri. Meskipun Dia juga berbicara tentang Allah Bapa namun dihubungkan dengan diri-Nya yang selalu menjadi pusat beritanya. Dia juga berbicara tentang kerajaan Allah tetapi Dia juga menempatkan diri-Nya sebagai pusat kerajaan itu (Matius 13:41; 16:23; 20:21; 25:34-40; Lukas 24:42; Yohanes 18:33-38). Dia juga menunjuk diri-Nya sendiri dengan berkata : Akulah jalan (Yohanes 14:6), Akulah roti hidup (Yohanes 6:35), dan seterusnya. 

Dia juga memproklamasikan bahwa apa yang dikatakan dalam kitab Taurat, kitab nabi-nabi, dan mazmur tentang diri-Nya (Yohanes 5:46; Yohanes 8:56; Lukas 4:18-19; Lukas 24:27, 44). Bahkan Dia juga menentang pendengar-Nya secara langsung dengan berkata: ”Marilah kepada-Ku” atau ”ikutlah Aku” dan Dia berjanji akan mengangkat segala beban orang yang kesusahan (Matius 11:28-30), mengenyangkan yang lapar (Yohanes 6:35), dan menyegarkan jiwa yang dahaga (Yohanes 6:35; 7:37). Dia menuntut pengikut-Nya untuk percaya dan taat kepada-Nya (Yohanes 6:29; 3:36; 8:24; 16:8-9), bahkan mengasihi-Nya lebih dari yang lain (Matius 10:37). 

Kemudian juga menyatakan bahwa jika Dia telah kembali ke surga, maka Dia akan mengutus Roh Kudus untuk bersaksi tentang Dia (Yohanes 15:26), memuliakan Dia dan memberitakan apa yang diterima dari Dia (Yoh:14:16). Akhirnya, Dia berkata : “Apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku” (Yohanes 12:32).

Selain dari pengajaran-Nya yang bersifat egosentris, Yesus juga mengakui bahwa ia adalah Allah. Pemakaian kata ego emi (Akulah) juga dipakai dalam Perjanjian Lama, di mana Allah menyatakan diri-Nya kepada Musa, ”Aku adalah Aku” (Keluaran 3:14). Selain itu, Yesus sendiri juga mengaku bahwa Ia adalah Mesias (Markus 8:27-28). 

Keabsahan-Nya sebagai Allah juga dinyatakan melalui aktivitas yang hanya bisa dilakukan oleh Allah, seperti mengampuni dosa (Markus 2:1-12; Lukas 7:48), Dia memberi hidup (Yohanes 6:35; Yohanes 4:10-15, dan seterusnya), serta Dia juga akan menghakimi dunia dan mengangkat orang mati.33 Selain itu, dibuktikan dengan tindakan atau perbuatan-Nya yang melampaui rasional (irasional) manusia, yaitu mukjizat. Secara moral, Yesus juga memiliki moral yang bersifat ilahi artinya Ia tidak hidup di dalam dosa. Tidak ada seorang pun yang membuktikan Dia berdosa (Yohanes 8:29). Dengan itu sangat jelas bahwa Yesus adalah sungguh-sungguh Allah sejati.

b. Yesus adalah Manusia Sejati

Selain pengakuan kepada keilahian Yesus, kaum Reformed juga mengakui bahwa Yesus adalah manusia sejati. Dalam Yohanes 1:14 sangat jelas dikatakan bahwa Firman “Logos” itu telah menjadi daging “Sark”.

Kemanusiaan Yesus dapat dilihat dengan aspek-aspek kehidupan manusia biasa pada umumnya. Secara fisik Yesus dilahirkan oleh seorang wanita (Galatia 4:4). Akan tetapi Yesus dilahirkan dari anak dara, dengan itu Dia tidak berdosa. Yesus juga merasakan lapar (Matius 4:2; 21:18), merasakan haus (Yohanes 19:28), Ia merasakan letih (Yohanes 4:6). Artinya, Yesus juga merasakan apa yang dirasakan oleh manusia pada umumnya.

Selain itu, seperti manusia pada umumnya memiliki proses mental secara normal, Yesus juga demikian. Yesus harus bertanya untuk mendapatkan informasi (Markus 9:21; Lukas 2:46-67). Secara intelektual, Yesus juga belajar kitab suci dengan nalar sebagaimana anak-anak Yahudi pada saat itu. Secara emosional, Yesus mengasihi keluarga-Nya (Yohanes 19:26), dan sahabat-Nya (Matius 23:37), bisa marah (Markus 19:26), merasakan sedih (Matius 9:36), Ia juga memiliki kehendak yang beda dengan Bapa-Nya (Matius 26:39). Dan secara spiritual, Yesus juga berdoa kepada Bapa (Markus 1:35), serta beriman dan taat kepada Bapa (Filipi 2:8). Dari semua uraian di atas, sangat jelas bahwa ciri-ciri manusia pada umumnya juga dimiliki oleh Yesus

5.Karya Yesus Kristus Menurut Kaum Reformed

Pada bagian ini penulis akan menguraikan karya-karya Kristus yang meliputi : kelahiran-Nya, kematian-Nya, kebangkitan-Nya, dan kenaikan-Nya serta kedatangan-Nya kembali.

a. Kelahiran-Nya

Peristiwa sekitar kelahiran Tuhan Yesus berbeda dengan kelahiran manusia biasa pada umumnya (Matius 1:18:25 dan Lukas 1:26-38). Sebelum kelahiran-Nya diawali dengan kedatangan malaikat Gabriel kepada Maria untuk memberitakan bahwa ia akan mengandung Mesias (Lukas 1:26). Kemudian keunikan kelahiran Yesus juga terletak pada kelahiran seorang perawan. 

Charles R. Ryrie menulis bahwa tujuan kelahiran seorang perawan adalah untuk menjaga agar Kristus tetap tanpa dosa. Dengan itu, kelahiran Yesus telah menyatakan kuasa Allah yang ajaib dalam karya-Nya.

Peristiwa lain setelah kelahiran Yesus pun dinyatakan dengan kedatangan orang-orang majus dari timur, dengan membawa persembahan berupa mas, mur, dan kemenyan (Matius 2:1-2) kepada Sang Raja Agung. Selain itu Lukas 2:8-20 mencatat bahwa malaikat Tuhan memberitakan kepada gembala-gembala yang tinggal di padang mengenai kelahiran Sang Juru Selamat, Kristus Yesus. Peristiwa-peristiwa sekitar kelahiran Yesus merupakan karya agung sebagai rahasia Allah yang dinyatakan pada umat manusia.

b. Kematian-Nya

Sebelum kematian-Nya, Yesus banyak mengalami penderitaan. Stevri I. Lumintang menuliskan bahwa : Yesus memahami bahwa penderitaan-Nya merupakan kenyataan yang Dia harus hadapi, karena itu sesuai dengan penentuan Allah Tritunggal. Ia menderita seumur hidup, penderitaan-Nya adalah total (manusia secara utuh), tubuh dan jiwa. 

Penderitaan-Nya menjadi lebih unik karena Ia menderita demi menanggung kesalahan semua manusia (semua musuh-Nya). Penderitaan-Nya adalah penderitaan yang menebus, mengganti penderitaan orang berdosa yang terpisah dengan Allah (orang berdosa ditinggalkan oleh Allah). Pergantian ini dimengerti dengan seruan Yesus di atas kayu salib: “Eloi-Eloi Lama Sabakhtani”, merupakan seruan penebusan, di mana Yesus mengganti posisi manusia yang terpisah jauh dari Allah karena dosa (neraka).

Dengan itu, dapat dipahami bahwa penderitaan Yesus adalah suatu proses menuju kematian-Nya sebagai puncak dari karya penebusan Kristus bagi orang berdosa. Dalam kematian-Nya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti : Dia disalibkan tanpa bersalah, kematian-Nya disertai dengan tanda-tanda ajaib (kegelapan, tabir Bait Allah terbelah menjadi dua, terjadi gempa bumi, dan kuburan-kuburan terbuka dan orang kudus yang telah meninggal bangkit), kematian-Nya telah dinubuatkan, dan sebagainya.

Selain dari uraian di atas, ada aspek-aspek yang sangat penting dalam kematian Yesus Kristus. Aspek-aspek tersebut dapat kategorikan sebagai berikut :

o Pengorbanan (Sacrifice), Yesus merupakan penggenapan hukum Taurat, secara simultan Ia sebagai imam dan juga kurban yang tidak bercacat sebab Ia tidak pernah melakukan kesalahan.

o Perdamaian (Propitiation), dengan pengorbanan Yesus maka ada perdamaian antara Allah dan manusia (Roma 3:25; Ibrani 2:17).

o Pendamaian atau pemulihan (reconciliation), melalui kematian Yesus maka manusia berdosa (ekhtros) telah berubah menjadi ‘yang dikasihi Allah’ (agapetos) melalui darah Yesus Kristus.

o Penebusan (redemption), dengan kematian Yesus maka umat manusia telah di tebus dari belenggu (hamba) dosa dengan harga yang mahal melalui darah yang mengalir di atas kayu salib. Dengan itu, melalui karya penebusan maka orang percaya akan memperoleh panggilan atau pemilihan Allah, pembenaran, pengudusan, dan kelahiran kembali.

c. Kebangkitan-Nya

Kebangkitan Yesus adalah salah satu kebenaran dasar iman Kristen. Kebangkitan Yesus Alkitab memberikan rujukan melalui bukti-bukti seperti, kubur kosong (Matius 28:6; Markus 15:4-45; 16:1; Lukas 24:3, 12; Yohanes 20:1-2). Selain itu, Yesus sendiri menampakkan diri-Nya baik kepada Maria Magdalena (Yohanes 20:11-18; Markus 16:9), kepada beberapa wanita (Matius 28:1-10), kepada Petrus (Lukas 24:34), kepada dua murid yang berjalan di Emaus (Lukas 24:13-35), kepada kedua belas murid, kecuali Thomas yang tidak hadir (Lukas 24:36-43; Yohanes 20:10-23), kepada Thomas yang berada di antara kedua belas murid (Yohanes 20:24-29), dan seterusnya.

Kebangkitan Yesus adalah merupakan penggenapan nubuatan dalam PL (Mazmur 2:7; Ibrani 1:5; Kis. 13:33; Mazmur 16:8-11; Kisah Para Rasul 16:2:25-31; Yesaya 53). Selain itu Yesus sendiri berkali-kali memberitahukan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia akan mati dan bangkit (Yohanes 2:19, 21; Matius 12:40; Markus 8:31; Matius 27:63; Yohanes 10:18).

Selain itu, kebangkitan Yesus juga membuktikan keilahian-Nya, dan kebangkitan-Nya menjamin bahwa pengorbanan-Nya diterima (Roma 4:24). Kemudian kebangkitan-Nya juga membuktikan kebangkitan daging.

d, Kenaikan-Nya

Setelah Ia bangkit dari kematian-Nya, kemudian Ia menampakkan diri beberapa kali selama empat puluh hari, maka Ia naik ke surga (Markus 16:19; Lukas 24:51; Yohanes 3:13; Kis. 7:55-56). Menurut Peter Wongso, kenaikan Yesus penting karena; pertama, tubuh kebangkitan-Nya tidak lagi di taklukan oleh hukum Taurat; kedua, dunia tidak mampu menerima atau menampung tubuh kebangkitan yang tak berdosa itu; ketiga, kenaikan-Nya merupakan penggenapan penebusan umat manusia; keempat, untuk menjadi berita yang kuat bagi para rasul dalam memberitakan Injil; serta kelima, untuk menjadikan-Nya objek penyembahan.

Selain itu, Peter Wongso juga menuturkan bahwa kenaikan Yesus bertujuan untuk menjadi pelopor bagi para pengikut-Nya menuju surga (Ibrani 6:20), Dia juga menyediakan tempat bagi setiap orang percaya (Yohanes 14:2; Ibrani 9;21-24), Ia menyatakan diri-Nya di hadapan Allah Bapa demi jemaat-Nya (Ibrani 9:24), dan Ia duduk di sebelah kanan Allah Bapa sebagai khalik dan bumi menanti saat di mana segalanya takluk kepada-Nya. Dengan itu, kenaikan Yesus sangat penting dalam karya keselamatan umat manusia.

e. Kedatangan-Nya Kembali

Kedatangan Yesus kembali merupakan janji-Nya kepada umat manusia. Namun mengenai saat dan waktu kedatangan-Nya tak seorang pun yang tahu, hanya Allah Bapa yang mengetahuinya (Matius 24:36), pada saat yang tak terduga Kristus datang kembali (Matius 24:44). Kedatangan-Nya kembali dengan tubuh kebangkitan (dilihat secara rohani), dan bersifat universal dengan waktu yang bersamaan, serta Ia datang seperti waktu Ia naik ke surga (Kis. 1:11; Matius 24:30-36; 26:64, dan seterusnya). Kemudian kedatangan-Nya kembali bersifat penghakiman.

BACA JUGA: DOKTRIN KRISTOLOGI

Kedatangan Yesus yang kedua kali mewujudkan kemenangan besar dan akhir atas segala sesuatu. Karena itu, kedatangan-Nya yang kedua kali digambarkan dengan kemuliaan besar (Matius 24:30; Mrk. 13:36; Lukas 21:27). Kedatangan-Nya kelak menyatakan kemenangan final-Nya atas segala sesuatu, kontras dengan kedatangan-Nya yang pertama dalam kerendahan-Nya. Dengan demikian, kedatangan-Nya kembali merupakan penggenapan serta penyempurnaan karya penebusan segenap umat manusia menuju kepada kekekalan yang abadi

Kesimpulan

Teologia Reformed adalah bukan theologia yang baru tetapi theologia yang sudah berakar jauh sebelumnya, yaitu theologia yang ortodoks atau tradisional. Theologia Reformed dibangun di atas Alkitab sebagai sumber kebenaran dan finalitas kebenaran itu sendiri, serta pengakuan iman dan kredo bapa-bapa gereja.

Pemahaman kaum Reformed mengenai kristologi selalu berangkat dari kesaksian-kesaksian yang diungkapkan oleh Alkitab. Dengan demikian, kaum Reformed mengakui keberadaan Yesus sebelum menjadi manusia (inkarnasi). Yesus memiliki sifat kekekalan, dan memiliki dua natur yaitu natur Ilahi dan natur manusia di dalam satu pribadi. Yesus Kristus merupakan final jabatan imam, nabi dalam Perjanjian Lama, serta raja bagi orang percaya juga alam semesta.

Yesus Kristus adalah oknum kedua dari Tritunggal yang berinkarnasi menjadi manusia, demi tujuan Allah Bapa untuk menyelamatkan umat manusia. Hal itu dinyatakan di dalam karya-Nya baik melalui kelahiran-Nya, kematian-Nya, kebangkitan-Nya, dan kenaikan-Nya. Kemudian Ia akan datang kembali dalam kemenangan dan kemuliaan-Nya. Jadi, Yesus Kristus adalah finalitas jalan menuju kepada kekekalan yaitu keselamatan. Tak ada keselamatan di luar Kristus. KRISTOLOGI MENURUT KAUM REFORMED
Next Post Previous Post