KATEKISMUS KECIL WESTMINSTER (P104): 4 ARTI BERILAH MAKANAN SECUKUPNYA

KATEKISMUS KECIL WESTMINSTER (P104):  4 ARTI BERILAH MAKANAN SECUKUPNYA
gadget, otomotif, bisnis
Pertayaan: Apa yang kita pohon dalam permohonan yang keempat?

Jawaban: Dalam permohonan yang keempat, yaitu 'Berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya', [a]kita berdoa agar kita dapat menerima, sebagai anugerah Allah yang cuma-cuma, jatah yang layak dari segala hal yang baik dalam kehidupan ini, dan bersamanya menikmati berkat-Nya.[b]

a. Matius 6:11. b. Amsal 30:8; Kejadian 28:20; 1Timotius 4:4-5.

Permohonan yang keempat dalam Doa Bapa Kami adalah “Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya”. Di dalam terjemahan yang lebih hurufiah sebetulnya ayat ini berbunyi “Berikanlah kami roti kami setiap hari”. 

Kita perlu memahami bahwa makanan pokok orang-orang Yahudi pada waktu itu adalah roti sehingga meminta supaya Allah memberikan roti setiap hari sama saja dengan meminta kepada Allah untuk menyediakan kebutuhan pokok kita. Dalam konteks Indonesia, mungkin bisa dikatakan: “Berikan kami nasi kami atau sagu kami atau jagung kami setiap hari”. Permohonan ini mengajarkan kepada kita empat hal:

1.Pertama, untuk menggantungkan hidup kita setiap hari kepada Allah. Hal yang kita minta adalah roti setiap hari (our daily bread). Setiap hari kita meminta supaya Allah menyediakan roti. Dalam Matius 6:34, Tuhan Yesus juga mengajarkan supaya kita tidak usah kuatir, kesusahan sehari cukuplah untuk sehari. Di dalam konteks itu Tuhan Yesus berbicara tentang tidak usah kuatir tentang apa yang kita makan, minum dan pakai.

Topik ini dibahas di pasal yang sama dengan Doa Bapa Kami. Ketika kita mengatakan “Berikanlah kepada kami hari ini makanan kami yang secukupnya” maka kita belajar untuk menggantungkan hidup kita hari lepas hari kepada Allah. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari. 

Konsep ini mungkin sangat asing terhadap orang-orang modern karena kita memiliki sistem gaji yang berbeda. Sebagian besar di antara kita tidak menerima gaji harian namun pada masa Yesus hampir semua pendengar-Nya adalah buruh harian sehingga mereka mengetahui apa artinya bergantung pada Tuhan hari lepas hari.

2.Kedua, kita mempercayai pemeliharaan Tuhan atas hidup kita. Kita tahu bahwa yang membuat kita bisa hidup adalah Allah sendiri. Di dalam Amsal 10:22 dikatakan “Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya.” Kita semua tahu, hidup kita bergantung kepada Tuhan. Surat Yakobus 4:15 menegaskan: “Sebenarnya kamu harus berkata: “Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu.” Jadi untuk hidup pun kita butuh kehendak Alah, apalagi untuk melakukan ini dan itu sehingga kita bisa memperoleh keuntungan dan penghasilan. Kita sangat membutuhkan Allah; itu sebabnya kita diingatkan untuk menggantungkan hidup kita setiap hari kepada Allah.

3.Ketiga, untuk mensyukuri setiap porsi berkat Tuhan yang Allah sediakan bagi kita. Di dalam Amsal 30:9, ada sebuah perkataan yang luar biasa: “Jangan beri aku kemiskinan atau kekayaan. Jangan beri aku kemiskinan sehingga aku mencuri, jangan beri aku kekayaan sehingga aku melupakan engkau”. Adalah penting untuk merasa cukup atas apa yang Tuhan sudah tetapkan bagi kita di tengah kerja keras kita. Kerja keras harus maksimal, tetapi masing-masing orang sudah menerima porsinya masing-masing dari Tuhan.

Jadi kita perlu mensyukuri porsi yang Tuhan berikan kepada kita. Kita perlu hidup secara sederhana. Apa yang Tuhan berikan kepada kita, kita syukuri sebagai porsi yang Tuhan berikan kepada kita. Jangan kita selalu ingin kaya sehingga pada akhirnya menjadi hamba uang, sehingga cara apa pun kita akan pakai untuk menambah kekayaan kita. Inilah yang disebut Paulus dalam 1Timotius 6, “bahkan ibadah pun kita peralat/manipulasi, supaya melalui ibadah kita semakin kaya.” Bukankah itu yang diajarkan di banyak gereja sekarang ini? Oleh sebab itu, kita harus belajar mensyukuri porsi yang Tuhan berikan bagi kita. Bekerjalah semaksimal mungkin, tetapi hasilnya tetap Tuhan yang menentukan bagi kita.

4.Keempat, untuk menikmati berkat Tuhan sebagai pemberian dari Dia. Atau dengan kata lain, kita diajarkan untuk menikmati apa yang kita per oleh/apa yang kita miliki sebagai pemberian dari Tuhan. Di dalam Pengkhotbah 2:24-26, dikatakan, bahwa segala sesuatu yang kita per oleh adalah sia-sia. Kita harus menyikapi semua kesia-siaan itu dengan cara yang bijaksana, yaitu menikmati semuanya sebagai pemberian Tuhan. 

Ketika kita menikmati apa yang kita per oleh sebagai pemberian Tuhan, maka di situlah kita mendapatkan sukacita, karena menyadari bahwa kalau kita bisa mendapatkan dan menikmati, itu adalah anugerah Tuhan. Ada orang yang “tidak bisa mendapatkan” tetapi “ingin sekali menikmati”, tetapi ada juga orang yang “sudah mendapatkan” tetapi “tidak punya waktu dan kesehatan untuk menikmatinya”.

Jadi ketika kita bisa mendapatkan sesuatu dan menikmati sesuatu, kita perlu mengingatkan diri kita, itu adalah pemberian Tuhan, bahwa itu adalah berkat ganda (double blessing) dalam hidup kita. Kita bisa memperoleh sesuatu dan kita bisa menikmatinya sebagai pemberian Tuhan. Melalui Doa Bapa Kami yang kita panjatkan setiap hari kepada Tuhan, kita diingatkan terus, bahwa kita menggantungkan diri kepada Tuhan, menyadari pemeliharaan-Nya atas hidup kita, mensyukuri porsi berkat yang Tuhan beri bagi kita, dan menikmati berkat itu sebagai pemberian dari Tuhan. Tuhan memberkati kita. -Pdt. Yakub Tri Handoko
Next Post Previous Post