MAKNA KEMATIAN KRISTUS (MATIUS 27:50-53)
Pardomuan Marbun
J.T.
Nielsen mengatakan, kematian Yesus membuka jalan masuk kepada Allah. Donald Guthrie juga mengatakan bahwa kematian
Yesus adalah prinsip penggantian untuk menyelamatkan seluruh bangsa dan
mempersatukan anak-anak Allah yang telah tercerai-berai. Hal serupa juga diungkapkan oleh Thiessen, ia
mengatakan makna dari kematian Yesus adalah sebagai pemenuhan tuntutan Allah dan
penebusan untuk manusia berdosa. Harun Hadiwijono juga mengatakan kematian
Yesus adalah sebagai ganti dosa manusia dari tuntutan keadilan Tuhan
Pembagian Teks Matius 27:50-53
gadget, bisnis, otomotif |
Pendahuluan
Pembagian Teks Matius 27:50-53
Berdasarkan pada analisis struktur di atas, maka teks Matius 27:50-53 dapat dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama berbicara tentang kematian Yesus di mana Ia menyerahkan nyawa-Nya (50) dengan berseru “sudah selesai” (Yohanes 19:30). Selanjutnya bagian kedua berbicara mengenai akibat dari kematian Yesus (Matius 27: 51-53). Hal ini ditandai dengan terbelahnya Tabir Bait suci menjadi dua (Matius 27: 51), bumi bergoncang dan batu-batu terbelah (ayat 51) disertai dengan kuburan-kuburan yang terbuka dan bangkitnya orang-orang kudus yang sudah meninggal dari kubur (Matius 27: 52).
Eksegesis Teks
Eksegesis Teks
Kematian Yesus
Matius 27: 50, “Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan Roh-Nya.”
Ayat ini merupakan tahap akhir dari penderitaan Yesus yang terakhir. Dengan suara nyaring Yesus mengucapkan kata-kata-Nya yang terakhir, “Sudah Selesai” (Yohanes 19:30). Seruan ini menandakan akhir dari segala penderitaan-Nya serta penyelesaian karya penebusan. Hutang dosa manusia telah dilunasi, dan rencana keselamatan ditegakkan. Bahasa asli dari kata “menyerahkan” adalah ἀφῆκεν (apheken) yang berasal dari kata dasar ἀφὶημὶ (aphiemi) yang berarti to let go, to send away.
Matius 27: 50, “Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan Roh-Nya.”
Ayat ini merupakan tahap akhir dari penderitaan Yesus yang terakhir. Dengan suara nyaring Yesus mengucapkan kata-kata-Nya yang terakhir, “Sudah Selesai” (Yohanes 19:30). Seruan ini menandakan akhir dari segala penderitaan-Nya serta penyelesaian karya penebusan. Hutang dosa manusia telah dilunasi, dan rencana keselamatan ditegakkan. Bahasa asli dari kata “menyerahkan” adalah ἀφῆκεν (apheken) yang berasal dari kata dasar ἀφὶημὶ (aphiemi) yang berarti to let go, to send away.
Hasan Sutanto juga memberikan arti yang lebih, yaitu: menyuruh pergi, membiarkan, meninggalkan, mengampuni, menghapuskan, menyerahkan, dan menceraikan. Kata ἀφῆκεν memiliki bentuk aor, ind, act, orang ketiga tunggal. Dari hal ini maka dapat diambil satu terjemahan bahwa Yesus telah melepaskan roh-Nya sekali untuk selamanya.
Rogers mengatakan yang di maksud dengan roh disini bukanlah roh Ilahi, tetapi nafas kehidupan. D. A Carson juga mengatakan this suggest His sovereignty over the exact time of His own death. William Barclay mengatakan, seruan penyerahan Yesus adalah seruan kemenangan, dimana Ia telah menyelesaikan tugas-Nya.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kematian Yesus Kristus adalah bagian dari kedaulatan-Nya, Ia sendirilah yang menyerahkan kehidupan-Nya kepada Bapa. Yesus memilih untuk menyerahkan kehidupan-Nya sebagai penggenapan atas rencana-Nya (Matius 20:28). Jadi kematian Yesus dalam hal ini adalah sesuai dengan kedaulatan-Nya di dalam waktu yang tepat dan tujuan dari rencana-Nya untuk mati dan menjadi tebusan bagi umat manusia yang berdosa.
Akibat Kematian Yesus
Matius 27: 51-53, “Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah, dan kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit. Dan sesudah kebangkitan Yesus, merekapun keluar dari kubur, lalu masuk ke kota kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang.”
Pada waktu yang bersamaan ketika Yesus menyerahkan roh-Nya maka terjadilah ketiga ayat di atas yang merupakan akibat dari kematian Yesus.
Akibat Kematian Yesus
Matius 27: 51-53, “Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah, dan kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit. Dan sesudah kebangkitan Yesus, merekapun keluar dari kubur, lalu masuk ke kota kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang.”
Pada waktu yang bersamaan ketika Yesus menyerahkan roh-Nya maka terjadilah ketiga ayat di atas yang merupakan akibat dari kematian Yesus.
Akibat pertama dari kematian Yesus adalah terbelahnya tabir Bait Suci. Kata “terbelah” dalam bahasa aslinya adalah ἐσχίσθη (eschisthe) yang berasal dari kata dasar σχίξω (skhizo) yang berarti to split, to divide, to tear apart. Kata ini memiliki bentuk 3 pers, sing, aor I, ind, pass, yang memberi arti bahwa tabir itu terbelah sekali untuk selamanya, tetapi bukan karna tabir itu, melainkan oleh kematian Yesuslah maka tabir itu terbelah.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Sutanto, kematian Yesus telah membuat tabir bait suci terbelah. Mattew Henry mengatakan terbelahnya tabir itu adalah melambangkan keselamatan yang nyata dan bersatunya orang Yahudi dan bukan Yahudi, serta pengudusan dan pembentangan jalan kehidupan yang baru, yang membawa orang kepada Allah. Terbelahnya “tabir Bait Suci” menunjukkan bahwa jalan kini terbuka lebar untuk menghapiri Allah (bndk Kel. 26:31-33; 36:35).
gadget, bisnis, otomotif |
Tabir yang memisahkan Tempat Kudus dengan tempat Maha Kudus sebelumnya menghalangi orang menghampiri hadirat-Nya. Melalui kematian Yesus, tabir itu disingkirkan dan jalan menuju tempat maha Kudus (yakni kehadiran Allah) kini terbuka bagi semua orang yang percaya kepada Yesus dan Firman-Nya yang menyelamatkan (bndk. Ibrani 9:1-14; 10:19-22).
Hal kedua yang menjadi akibat kematian Yesus adalah bangkitnya orang-orang kudus dari kuburan-kuburan. Kata bangkit dalam bahasa aslinya adalah ἠγέρθησαν dari kata dasar έγείρω yang memiliki arti to raise. Kata ini memiliki bentuk 3 pers, pl, aor, pass, indic. Berdasarkan bentuk dari kata ini maka dapat diketahui bahwa mayat-mayat orang-orang kudus itu adalah passip. Artinya mereka bangkit bukan karena mereka sendiri, melainkan dibangkitkan oleh kematian Yesus.
Hal kedua yang menjadi akibat kematian Yesus adalah bangkitnya orang-orang kudus dari kuburan-kuburan. Kata bangkit dalam bahasa aslinya adalah ἠγέρθησαν dari kata dasar έγείρω yang memiliki arti to raise. Kata ini memiliki bentuk 3 pers, pl, aor, pass, indic. Berdasarkan bentuk dari kata ini maka dapat diketahui bahwa mayat-mayat orang-orang kudus itu adalah passip. Artinya mereka bangkit bukan karena mereka sendiri, melainkan dibangkitkan oleh kematian Yesus.
Baca Juga: Kematian Yesus Kristus (Matius 27:45-56)
Barclay mengatakan terbukanya kuburan-kuburan yang disertai dengan kebangkitan orang-orang kudus adalah merupakan simbol bahwa Yesus telah menaklukkan maut. Sementara itu Henry juga mengatakan, bangkitnya mereka disebabkan oleh kuasa Yesus. Peristiwa ini merupakan petunjuk nubuat bahwa kematian dan kebangkitan adalah sesuatu yang pasti. Melalui kematian dan kebangkitan Kristus, maka orang-orang percaya pasti akan bangkit. Kebangkitan Yesus menandakan kekalahan maut (1 Korintus 15:50-58; 1 Tesalonika 4:14).
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Yesus benar-benar mati. Kematian-Nya memiliki makna sebagai korban pengganti, penebus, pendamai, dan sekaligus membuka jalan untuk manusia dapat menghampiri Allah. Melalui kematian Yesus tidak ada lagi tembok pemisah antara orang percaya dengan Allah, tetapi orang percaya menjadi anak-anak Allah.
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Yesus benar-benar mati. Kematian-Nya memiliki makna sebagai korban pengganti, penebus, pendamai, dan sekaligus membuka jalan untuk manusia dapat menghampiri Allah. Melalui kematian Yesus tidak ada lagi tembok pemisah antara orang percaya dengan Allah, tetapi orang percaya menjadi anak-anak Allah.
Kematian Yesus juga memberikan jaminan bahwa orang percaya juga akan dibangkitkan seperti orang-orang kudus telah dibangkitkan, dan kebangkitan-Nya. Kematian Yesus juga menjadikan semua orang percaya imam karena langsung berhubungan dengan Allah. Kematian Yesus juga memberi makna bahwa Allah dapat hadir di mana pun dan dapat dijumpai di mana saja, tidak lagi seperti di bait suci. Kematian Yesus juga mempersatukan semua anak-anak Allah, menjadi satu di dalam Yesus.