7 MAKNA KEBANGKITAN KRISTUS BAGI ORANG KRISTEN

Pdt.Samuel T. Gunawan, M.Th.

Kekristenan merupakan satu-satunya agama di dunia yang menegaskan bahwa pendirinya tidak hanya mati bagi orang lain, tetapi juga bangkit kembali secara jasmani dari kematian. Sementara para pendiri agama lain mati dan tetap berada di dalam kubur, tidak demikian halnya dengan Kristus! Setelah mati dan dikuburkan, Ia hidup kembali dan melangkah keluar dari makamNya pada hari ketiga.
7 MAKNA KEBANGKITAN KRISTUS BAGI ORANG KRISTEN
gadget, bisnis, otomotif
Berikut ini 7 (tujuh) makna penting dari kebangkitan Kristus.

1. KebangkitanNya meneguhkan KeilahianNya, bahwa Ia adalah Tuhan (Roma 1:4). 

Sifat KeilahianNya sendiri mengharuskan kebangkitanNya. Kristus adalah Allah-manusia dalam satu pribadi yang kudus dan tidak berdosa, maut tidak berkuasa atas Dia. Juruselamat haruslah seorang manusia supaya Ia bisa mati untuk membayar dosa-dosa dan harus Allah supaya bisa bangkit (Kisah Para Rasul 2:24). 

Charles F. Beker mengatakan, “Yesus kristus adalah Allah, dan Allah adalah Allah yang hidup: Karena itu tak akan mungkin Ia dikuasai kematian (Kisah Para Rasul 2:24)”. Henry C. Thiesen menyatakan, “Paulus mengajarkan bahwa Kristus menurut Roh kekudusan dinyatakan oleh kebangkitanNya dari antara orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa (Roma 1:4). Kristus telah menunjuk kepada KebangkitanNya sebagai suatu tanda yang akan diberikan kepada umat Israel (Matius 12:38-40; Yohanes 2:18-22), dan Paulus menyatakan bahwa peristiwa tersebut merupakan bukti keilahian Kristus”. 

Norman L. Geisler mengatakan, “Untaian bukti ketiga yang mendukung pernyataan bahwa sebagai Allah adalah yang teragung dan terbesar dari semuanya. Tidak ada yang seperti ini yang pernah dinyatakan oleh agama lainnya, dan tidak ada mujizat yang memiliki bukti historis yang lebih banyak untuk meneguhkan hal itu. Yesus Kristus bangkit dari kematian dengan tubuh yang diubahkan pada hari ketiga setelah kematianNya”.

2. KebangkitanNya adalah meterai yang sah dari kematian dan karya kurban pendamaianNya yang sempurna (Roma 1:4; 4:25). 

Kebangkitan Kristus sungguh-sungguh perlu untuk melengkapi pekerjaan penebusan, karena jika Kristus tidak dibangkitkan dari kematian, maka kita semua masih berada dalam dosa (1 Korintus 15:16-20). Hanya kematian dan kebangkitanNya yang menyelamatkan manusia (Roma 5:8-10). Bukti bahwa Kristus telah menaklukkan dosa, setan, penyakit dan maut (kematian) adalah dengan kebangkitanNya dari kematian. (Ibrani 2:9-14; Wahyu 1:18). Lebih lagi, bahwa kebangkitan Kristus merupakan bukti bahwa kurban pendamaianNya yang sempurna telah diterima oleh Allah. 

Paull Enns mengatakan, “Kebangkitan mengindikasikan bahwa karya salib telah selesai. Kristus berdoa supaya kiranya cawan itu lalu dari padaNya (Matius 26:39); Itu bukan merupakan doa untuk menghindari kematian di atas kayu salib, tetapi untuk kematian yang mengakibatkan kebangkitan (Mazmur 16:10). Bapa mendengarkan doa itu (Ibrani 5:7) dan membangkitkan Sang Putra dari kematian, mengindikasikan penerimaan karya Kristus”. 

Henry C. Thiessen menuliskan, “Rasul Paulus mengatakan bahwa Kristus telah diserahkan karena pelanggaran kita dan bangkit karena pembenaran kita (Roma 4:25). Kita bisa yakin bahwa Allah telah menerima pengorbanan Kristus karena Ia telah bangkit dari antara orang mati”. 

Charles F. Beker mengatakan, “Karya penebusan, penanggungan dosa, pendamaian dunia kepada Allah, pemenuhan terhadap semua tuntutan kebenaran Allah, segalanya terjadi di atas kayu salib. Segalanya telah tuntas sebelum kebangkitan. Tetapi kebangkitan adalah jawaban dan jaminan dari Allah bahwa karya keselamatan telah dituntaskan dalam kematian tersebut”.

3. KebangkitanNya meneguhkan bahwa Ia hidup dan mampu memberi kehidupan yang menyelamatkan semua orang percaya (Yohanes 10:11; 11:25). 

Tuhan kita, Yesus Kristus pernah berkata “Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan” (Yohanes 10:10b). Selanjutnya, Ia katakan pula “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan hidup walaupun ia sudah mati” (Yohanes 11:25). 

Leon Moris yang mengakui bahwa pada dasarnya Yohanes memakai kata “zôên aiônion” dengan maksud untuk menunjukkan “kehidupan yang berlangsung pada masa yang akan datang. Kehidupan yang oleh orang lain dinanti-nantikan untuk zaman yang akan datang, oleh Yohanes dibicarakan sebagai kehidupan yang sudah ada sekarang ini. 

Sekarang ini juga orang beriman mengalami hidup kekal itu. Tidak perlu mereka menanti sampai mereka mati dulu untuk bisa mengenal hidup menurut arti yang paling mendalam. ... Yohanes berbicara tentang mereka yang akan dibangkitkan Yesus pada akhir zaman (Yohanes 6:39-40,44,54). Akan tetapi pemikiran utama Yohanes adalah bahwa hidup kekal itu sudah dimiliki sekarang ini oleh orang-orang yang datang kepada Kristus”.

4. KebangkitanNya merupakan Jaminan bagi kebangkitan orang percaya di masa yang akan datang (1 Korintus 15:20-23; 51-57). 

Rasul Paulus menegaskan perlunya kebangkitan Kristus sebagai jaminan kebangkitan kita di masa yang akan datang. Inilah yang menjadi dasar pengharapan kita. sebab jika Kristus tidak bangkit dari kematian maka sia-sialah kepercayaan kita kepadaNya. 

Henry C. Thiessen mengatakan, “Kebangkitan Kristus merupakan jaminan bahwa suatu hari kelak tubuh kita pun akan dibangkitkan dari antara orang mati (Yohanes 5:28-29; 6:40; Kisah Para Rasul 4:2; Roma 8:11; 1 Korintus 15:20-23; 2 Korintus 4:14; 1 Tesalonika 4:14). Serupa itu Charles F. Beker mengatakan, “KebangkitanNya adalah jaminan bagi kebangkitan kita. Karena Ia bangkit kita juga akan bangkit. KebangkitanNya merupakan yang sulung bagi kebangkitan semua orang percaya (1 Korintus 15:20-23)”. 

Charles C. Ryrie mengatakan, “KebangkitanNya juga sebagai suatu prototip dari kebangkitan orang-orang percaya. Dua kali Yesus dinyatakan sebagai yang sulung dari antara orang-orang mati (Kolose 1:18; Wahyu 1:5). Hal ini berarti bahwa Ia adalah yang pertama memiliki suatu tubuh yang dibangkitkan. Tubuh-tubuh kebangkitan kita, seperti tubuhNya, akan berbeda dari tubuh duniawi kita”.

5. Kristus harus bangkit untuk menjadi Kepala Gereja (Efesus 1:19-23) yang membaptis orang percaya dengan Roh Kudus (Yohanes 1:33; Kisah Rasul 2:32-33). 

Gereja secara sah berdiri pada pada hari Pentakosta pada peristiwa pencurahan Roh Kudus, seperti yang tertulis dalam Kisah Para Rasul 2. Kristus sendiri yang mendirikan Gereja. Dia berkata “.. I will build my church, and death itself will not have any power over it” (Matius 16:18 terjemahan TEV). Pada saat Yesus mengucapkan perkataan tersebut, Gereja belum berdiri tapi akan berdiri di masa yang akan datang. Jadi Kristus harus bangkit untuk mendirikan GerejaNya dan menjadi kepala Gereja yang adalah tubuhNya. 

Charles C. Ryrie mengatakan, “Gereja baru dapat memiliki Kepala yang berfungsi setelah kebangkitan Kristus. Karena itu gereja tidak mungkin ada sebelum Ia bangkit dari antara orang mati (Efesus 1:20)”.

6. KebangkitanNya diperlukan untuk memenuhi tugas lainnnya. 

Charles C. Ryrie mengatakan, “Andaikata Kristus tidak bangkit, maka hidup dan pelayananNya berakhir di kayu salib, dan mulai saat itu Ia tidak melakukan apa-apa lagi. Melalui kebangkitan dan kenaikanNya ke surga, Tuhan masuk ke dalam pelayananNya di masa sekarang dan yang akan datang”. Tugas yang akan dipenuhi oleh Tuhan kita, Yesus Kristus di masa yang akan datang antara lain: Kristus harus bangkit untuk menjadi Imam besar, pengantara dan pembela bagi kita di surga (1 Timotius 2:5-6; Ibrani 7:26-28; 8:1-4). 


Di masa yang akan datang Ia adalah Raja dia atas segala Raja (Wahyu 19:16), dan Hakim yang akan menghakimi dengan adil ( 2 Korintus 5:10; Wahyu 20:11-15). Charles F. Beker mengatakan, “Tanpa kebangkitanNya, saat ini tidak akan ada kehadiranNya di sebelah kanan Allah; Tidak akan ada juga kedatangan kembali Kristus yang kelihatan saat semua mata akan memandangNya dan juga akan melihat ketika Ia memerintah sebagai Raja di atas segala raja”.

7. KebangkitanNya untuk meneguhkan bahwa yang diucapkanNya sungguh benar dan tidak ada dusta (Matius 16:21; 20:19) dan ayat pararel). 

Perlu bagi Kristus untuk bangkit dari kematian untuk meneguhkan kebenaran pernyataan-pernyataanNya sendiri mengenai kebangkitanNya (Matius 12:39-40; 16:21; 17:22-23; 27:62-64; Markus 8:31; 10:45; Yohanes 2:18-22). Tony Evans mengatakan, “Jika Yesus salah mengenai kebangkitanNya, maka kita tidak akan percaya lagi kepada apapun yang dikatakanNya”. 


Charles C. Ryrie menyatakan, “Jika Kristus tidak dibangkitkan dari antara orang mati, maka tentu saja Ia seorang pendusta, karena Ia meramalkan bahwa Ia akan bangkit (Matius 16:21; 20:19)... KebangkitanNya memberikan tanda keabsahan Tuhan selaku seorang Nabi Sejati. Tanpa kebangkitanNya, maka semua yang Dia katakan dapat menjadi hal yang diragukan”.
Next Post Previous Post