IBADAH DALAM KELUARGA KRISTEN

VII. IBADAH DALAM KELUARGA

Dasar hidup ibadah adalah komitmen pribadi orang tua untuk hidup sesuai dengan ajaran iman Kristen. Apabila kehidupan Kristus tidak nampak dengan nyata dalam kehidupan orang tua, maka orang tua takkan pernah dapat menjadikan Kristus suatu realita bagi anak-anaknya. Perintah Kristus wajib menjadi pusat hidup keluarga.
IBADAH DALAM KELUARGA KRISTEN
Ulangan. 6:4-9 dengan jelas menyebutkan: ”Dengarlah, hai orang Israel: Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu esa! Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkan berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu.”

A. Siapa yang Bertanggungjawab?

Allah telah menempatkan ayah selaku kepala rohani dalam rumah tangga (Efesus 5:22; 1Korintus 11:3). Jadi upaya memastikan bahwa anak-anaknya mengikuti dan taat pada jalan Allah (Efesus 6:4) adalah tugas yang Allah letakkan pada bahu ayah. Setiap laki-laki bertanggungjawab atas tugas tersebut, dan selaku suami, kendati mendapat penolong yang sepadan dengannya; prakarsa ibadah keluarga tetap di tangan ayah, bukan pada ibu. Ayahlah yang akan diminta pertanggungjawaban (Kejadian 18:19; Keluaran 4:24-26; 1Samuel 3:11-14). Bukan ijazah perguruan tinggi yang dibutuhkan dalam hal ini, melainkan pengabdian yang benar-benar tulus ikhlas pada Tuhan dan tekad, serta kerajinan untuk menyiapkan diri sebaik-baiknya.

B. Unsur-Unsur Ibadah

1. Doa

Doa adalah percakapan dengan Allah. Doa bagi kehidupan rohani sama seperti nafas untuk hidup jasmani.

a. Waktu berdoa di dalam rumah Rasul Paulus dalam 1 Tesalonika 5:17 menasehatkan untuk “tetap berdoa,” artinya terus berada dalam persekutuan dengan Allah. Ada banyak kesempatan untuk berdoa, yaitu:

- Waktu makan. Inilah kesempatan dimana anak belajar mengambil bagian dalam doa. Menundukkan kepala untuk berdoa singkat dengan mengucap syukur sebelum makan, sangat menolong menumbuhkan rasa terima kasih anak kepada Tuhan.

- Waktu pergi tidur. Jadikanlah saat pergi tidur menjadi suatu waktu yang menyenangkan untuk anak-anak. Sebuah cerita Alkitab sebelum tidur, suatu doa singkat yang diucapkan akan banyak menolong menimbulkan perasaan aman yang diperlukan oleh anak-anak.

- Kesempatan-kesempatan khusus. Pada waktu sakit, kekurangan, kematian, ulang-tahun, naik kelas, inilah waktu khusus untuk berdoa.

b. Doa dalam ibadah keluarga

Doa dalam ibadah keluarga dapat dilakukan bersama-sama, atau setiap anggota keluarga memimpin doa bergantian, atau juga dapat berdoa tanpa bersuara. Berdoalah untuk hal-hal khusus, seperti sekolah, pekerjaan ayah, tugas-tugas ibu di rumah, rencana-rencana keluarga, dan sebagainya.

2. Pembacaan Alkitab

Pembacaan Alkitab harus mendapat tempat yang tetap dalam ibadah keluarga. Ayah atau ibu hendaklah menerangkan pembacaan yang mungkin tidak dimengerti oleh anak-anak. Waktu itu haruslah dijadikan menarik, sehingga semua anggota akan menantikannya dengan gembira.

3. Buku-Buku Renungan Rohani

Banyak buku penuntun yang dapat dipergunakan untuk ibadah keluarga. Bahkan saat ini ada buku-buku khusus untuk anak-anak, disertai gambargambar yang menarik dan aktivitas setiap hari bagi anak.

C. Waktu Ibadah Keluarga

Waktu yang tepat untuk ibadah keluarga tentulah berbeda antara satu keluarga dengan keluarga lainnya. Ada keluarga yang menggunakan waktu pagi hari sebelum anak-anak berangkat sekolah, namun juga ada yang menggunakan waktu malam hari sebelum tidur. Yang terpenting, janganlah waktu ibadah keluarga terlalu panjang, sehingga membosankan anak. Pakailah waktu 15-20 menit untuk permulaan.

D. Contoh Bahan Ibadah Keluarga

KERINDUAN BAPA DI SURGA

1. Menyanyi bersama

Bapa Surgawi ajarku mengenal, betapa dalamnya kasih-Mu Bapa Surgawi buatku mengerti, betapa kasih-Mu padaku Semua yang terjadi di dalam hidupku, ajarku menyadari Kau s'lalu sertaku B'ri hatiku slalu bersyukur pada-Mu, kar'na rencana-Mu indah bagiku

2. Berdoa (Ayah atau Ibu)

Bersyukur atas berkat Tuhan sepanjang minggu ini

3. Menghafal ayat, misalnya Kolose 3:23

4. Membagi pengalaman

Satu atau dua orang anggota keluarga menceritakan pengalaman yang berhubungan dengan ayat hafalan

5. Pembacaan Firman Tuhan: Wahyu 3:14-22

6. Renungan (Surat di halaman berikut menjadi salah satu contoh)

7. Berdoa

Mohon pengampunan Tuhan jika anggota keluarga tidak memiliki persekutuan pribadi dengan Tuhan setiap hari. Berdoa agar persekutuan pribadi dengan Tuhan dan ibadah keluarga setiap minggu dapat dijalankan dengan teratur, agar kita semakin bertumbuh dalam iman.

SURAT DARI BAPA

Saat kau bangun di pagi hari, Aku memandangmu dan berharap engkau akan berbicara pada-Ku walaupun hanya sepatah kata, meminta pendapat-Ku atau bersyukur kepadaKu atas sesuatu hal indah yang terjadi didalam hidupmu kemarin Tetapi Aku melihat engkau begitu sibuk mempersiapkan diri untuk pergi bekerja.

Aku kembali menanti. Saat engkau sedang bersiap, Aku tahu akan ada sedikit waktu bagimu untuk berhenti dan menyapa-Ku, tetapi engkau terlalu sibuk.

Di satu tempat engkau duduk di kursi selama lima belas menit tanpa melakukan apapun. Kemudian Aku melihat engkau menggerakkan kakimu Aku berpikir engkau ingin berbicara kepada-Ku tetapi engkau berlari ke telepon dan menelepon seorang teman untuk mendengarkan gosip terbaru.

Aku melihatmu ketika engkau pergi bekerja dan Aku menanti dengan sabar sepanjang hari Dengan semua kegiatanmu, Aku berpikir engkau terlalu sibuk untuk mengucapkan sesuatu kepada-Ku Sebelum makan siang aku melihatmu memandang ke sekeliling

Baca Juga: Ibadah Keluarga Kristen Kepada Tuhan (Yosua 24:14-15)

Mungkin engkau merasa malu untuk berbicara kepada-Ku. Itulah sebabnya mengapa engkau tidak menundukkan kepalamu. Engkau memandang tiga atau empat meja di sekitarmu dan melihat beberapa temanmu berbicara kepada-Ku dengan lembut sebelum mereka makan, tetapi engkau tidak melakukannya. Tidak apa-apa. Masih ada waktu yang tersisa dan Aku berharap engkau akan berbicara kepadaKu, meskipun saat engkau pulang ke rumah kelihatannya seakan-akan banyak hal yang harus kau kerjakan

Setelah beberapa hal tersebut selesai engkau kerjakan, engkau menyalakan televisi. Aku tidak tahu apakah kau suka menonton televisi atau tidak, hanya saja engkau selalu ke sana dan banyak menghabiskan waktu setiap hari di depannya, tanpa memikirkan apapun hanya menikmati acara yang ditampilkan.

Kembali Aku menanti dengan sabar saat engkau menonton TV dan menikmati makananmu, tetapi kembali kau tidak berbicara kepada-Ku. Saat tidur Kupikir kau merasa terlalu lelah.

Setelah mengucapkan selamat malam kepada keluargamu, kau melompat ke tempat tidur dan tertidur tak lama kemudian. Tidak apa-apa mungkin engkau tidak menyadari bahwa Aku selalu hadir untukmu.

Baca Juga: 9 Sikap Dalam Ibadah (Ibrani 10:19-25)

Aku telah bersabar lebih lama dari yang kau sadari.Aku bahkan mengajarkanmu bagaimana bersabar terhadap orang lain. Aku mengasihimu, setiap hari Aku menantikan sepatah kata, doa atau syukur dari hatimu.

Baiklah...

Engkau bangun kembali dan kembali Aku menanti dengan penuh kasih bahwa hari ini kau akan memberi-Ku sedikit waktu. Semoga harimu menyenangkan.

Bapamu, ALLAH

Next Post Previous Post