2 PENGARUH DOSA ADAM BAGI KITA
Teologiareformed. Adam berdiri bukan hanya sebagai seorang individu, tetapi ia berdiri sebagai kepala yang mewakili seluruh keturunannya kelak. Akibatnya, kegagalan Adam menjadi kegagalan semua orang. Hari ini kita akan belajar apa saja pengaruh / dampak dosa Adam bagi keturunannya? Alkitab mengajarkan 2 (dua) hal yang penting untuk kita pahami.
1. Pertama, pengaruh dosa Adam bagi keturunannya adalah dari sisi status hukum di hadapan Allah.
Adam bersalah di dalam perjanjian dan seluruh keturunannya turut bersalah di dalam perjanjian itu. Secara hukum/legal, karena mereka telah melanggar perjanjian dengan Allah, maka mereka adalah orang-orang yang berdosa. Secara hukum, Allah memandang semua manusia adalah orang yang berdosa. Dalam Roma 3:23 dikatakan, “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah”.
Sebagai orang-orang yang secara hukum dianggap bersalah oleh Allah, maka kita semua layak menerima hukuman. Kita semua layak dan menantikan hukuman kekal di dalam neraka. Alkitab berkali-kali membicarakan tentang hal ini, bahwa orang-orang berdosa sudah sepantasnya untuk dihukum. Ini merupakan hal yang bersifat objektif atau di luar diri kita. Mungkin kita tidak merasa atau tidak sadar, tetapi faktanya tetap secara objektif ada di mata Allah, bahwa semua manusia adalah orang-orang yang berdosa. Secara status, kita adalah orang-orang yang berdosa.
2. Kedua, pengaruh dosa Adam bagi keturunannya adalah dari sisi natur.
Manusia berdosa bukan hanya berdosa dari sisi status atau secara legal, atau secara objektif (di luar diri manusia), tetapi juga dari sisi natur, dari dalam diri manusia, manusia juga mewarisi dampak dosa Adam. Seluruh natur manusia sudah teracuni oleh dosa. Dalam Kejadian 6:5 dikatakan “Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata”. Di dalam Matius 15:19 Tuhan Yesus mengatakan “Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat”.
Bukan hanya hati manusia yang menjadi jahat, bahkan dalam Roma 3:10-18, Paulus juga mengutip dari salah satu teks dalam Mazmur, tentang orang-orang berdosa, yang tidak mencari Allah, tidak berakal budi, natur mereka sudah rusak karena dosa. Paulus menyebut kerongkongan, bibir, mulut dan kaki mereka; seolah-olah seluruh aspek hidup kita sudah teracuni oleh dosa. Memang demikian, seluruh natur kita sudah teracuni oleh dosa. Dalam Efesus 4:17-19, Paulus bicara tentang orang-orang yang tidak mengenal Allah, di mana pikiran dan perasaan mereka sudah teracuni oleh dosa, sehingga yang dihasilkan tidak ada yang baik dan justru mendukakan hati Tuhan. Mengapa? Karena natur manusia adalah natur yang berdosa.
Jadi, secara objektif, kita mendapat dampak dari Adam, yaitu dari sisi status kita. Secara subjektif, kita juga mendapat dampak dari dosa Adam, yaitu dari sisi natur kita. Ini merupakan hal yang sangat serius bagi kita. Jika secara status kita dianggap bersalah oleh Allah, lalu bagaimana kita bisa pada akhirnya dianggap tidak bersalah oleh Allah? Jelas bukan karena perbuatan kita. Karena bagaimana bisa kita dibenarkan karena perbuatan kita, sedangkan natur kita adalah natur yang berdosa.
Apa yang seharusnya netral dan tidak menjadi masalah, ternyata menjadi berdosa karena natur kita sudah tercemar. Kita makan, bukan menjadi sebuah dosa, tetapi ketika kita menjadi rakus dan mengambil milik orang lain, maka hal itu menjadi dosa. Ketamakan menguasai hati kita. Menginginkan sesuatu adalah netral, namun menginginkan sesuatu secara berlebihan disebut ketamakan dan ketamakan adalah dosa. Uang adalah sesuatu yang netral, tetapi karena natur kita berdosa, maka kita cenderung terjebak menjadi hamba uang.
Baca Juga: Pandangan Alkitab Tentang Dosa Asal
Jadi apa pun yang kelihatannya baik ,saat di tangan manusia berdosa, pada akhirnya menjadi berdosa, karena natur dalam diri kita sudah berdosa. Status kita berdosa dan natur kita berdosa, tidak ada yang bisa kita lakukan untuk diselamatkan. Tetapi puji Tuhan, Allah tidak membiarkan kita seperti itu. Allah menyelesaikannya dengan jalan mengutus Anak-Nya yang tunggal Yesus Kristus mati di atas kayu salib untuk membenarkan kita, orang-orang berdosa, sehingga melalui iman di dalam Dia, kita diperhitungkan sebagai orang benar.
gadget, bisnis, otomotif |
Adam bersalah di dalam perjanjian dan seluruh keturunannya turut bersalah di dalam perjanjian itu. Secara hukum/legal, karena mereka telah melanggar perjanjian dengan Allah, maka mereka adalah orang-orang yang berdosa. Secara hukum, Allah memandang semua manusia adalah orang yang berdosa. Dalam Roma 3:23 dikatakan, “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah”.
Sebagai orang-orang yang secara hukum dianggap bersalah oleh Allah, maka kita semua layak menerima hukuman. Kita semua layak dan menantikan hukuman kekal di dalam neraka. Alkitab berkali-kali membicarakan tentang hal ini, bahwa orang-orang berdosa sudah sepantasnya untuk dihukum. Ini merupakan hal yang bersifat objektif atau di luar diri kita. Mungkin kita tidak merasa atau tidak sadar, tetapi faktanya tetap secara objektif ada di mata Allah, bahwa semua manusia adalah orang-orang yang berdosa. Secara status, kita adalah orang-orang yang berdosa.
2. Kedua, pengaruh dosa Adam bagi keturunannya adalah dari sisi natur.
Manusia berdosa bukan hanya berdosa dari sisi status atau secara legal, atau secara objektif (di luar diri manusia), tetapi juga dari sisi natur, dari dalam diri manusia, manusia juga mewarisi dampak dosa Adam. Seluruh natur manusia sudah teracuni oleh dosa. Dalam Kejadian 6:5 dikatakan “Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata”. Di dalam Matius 15:19 Tuhan Yesus mengatakan “Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat”.
Bukan hanya hati manusia yang menjadi jahat, bahkan dalam Roma 3:10-18, Paulus juga mengutip dari salah satu teks dalam Mazmur, tentang orang-orang berdosa, yang tidak mencari Allah, tidak berakal budi, natur mereka sudah rusak karena dosa. Paulus menyebut kerongkongan, bibir, mulut dan kaki mereka; seolah-olah seluruh aspek hidup kita sudah teracuni oleh dosa. Memang demikian, seluruh natur kita sudah teracuni oleh dosa. Dalam Efesus 4:17-19, Paulus bicara tentang orang-orang yang tidak mengenal Allah, di mana pikiran dan perasaan mereka sudah teracuni oleh dosa, sehingga yang dihasilkan tidak ada yang baik dan justru mendukakan hati Tuhan. Mengapa? Karena natur manusia adalah natur yang berdosa.
Jadi, secara objektif, kita mendapat dampak dari Adam, yaitu dari sisi status kita. Secara subjektif, kita juga mendapat dampak dari dosa Adam, yaitu dari sisi natur kita. Ini merupakan hal yang sangat serius bagi kita. Jika secara status kita dianggap bersalah oleh Allah, lalu bagaimana kita bisa pada akhirnya dianggap tidak bersalah oleh Allah? Jelas bukan karena perbuatan kita. Karena bagaimana bisa kita dibenarkan karena perbuatan kita, sedangkan natur kita adalah natur yang berdosa.
Apa yang seharusnya netral dan tidak menjadi masalah, ternyata menjadi berdosa karena natur kita sudah tercemar. Kita makan, bukan menjadi sebuah dosa, tetapi ketika kita menjadi rakus dan mengambil milik orang lain, maka hal itu menjadi dosa. Ketamakan menguasai hati kita. Menginginkan sesuatu adalah netral, namun menginginkan sesuatu secara berlebihan disebut ketamakan dan ketamakan adalah dosa. Uang adalah sesuatu yang netral, tetapi karena natur kita berdosa, maka kita cenderung terjebak menjadi hamba uang.
Baca Juga: Pandangan Alkitab Tentang Dosa Asal
Jadi apa pun yang kelihatannya baik ,saat di tangan manusia berdosa, pada akhirnya menjadi berdosa, karena natur dalam diri kita sudah berdosa. Status kita berdosa dan natur kita berdosa, tidak ada yang bisa kita lakukan untuk diselamatkan. Tetapi puji Tuhan, Allah tidak membiarkan kita seperti itu. Allah menyelesaikannya dengan jalan mengutus Anak-Nya yang tunggal Yesus Kristus mati di atas kayu salib untuk membenarkan kita, orang-orang berdosa, sehingga melalui iman di dalam Dia, kita diperhitungkan sebagai orang benar.
Bukan karena kita benar-benar benar, tetapi karena iman kepada Kristus, kita benar-benar diperhitungkan sebagai orang benar. Itulah sukacita kita di dalam Kristus. Kiranya Tuhan memberkati kita. -Pdt. Yakub Tri Handoko