KECEMBURUAN ILAHI DALAM ALKITAB

Pdt. DR. Stephen Tong

PENGUDUSAN EMOSI

BAB IX : KECEMBURUAN ILAHI

Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku, tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku. (Keluaran20:5-6).
KECEMBURUAN ILAHI DALAM ALKITAB
“Alangkah baiknya, jika kamu sabar terhadap kebodohanku yang kecil itu. Memang kamu sabar terhadap aku! Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus. Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya.” (2 Korintus 11:1-3).
----------------------------------------------------------------------------------------------
Kini kita akan membicarakan perasaan cemburu. Cemburu adalah emosi yang sering terjadi di dalam hati dan hidup kita. Bahasa Inggris menggunakan kata yang sama untuk cemburu dan iri, yaitu “jealous”, sehingga memberikan kesan bahwa kedua kata tersebut memiliki makna yang sama. Tetapi sebenarnya “cemburu” sangat berbeda dari “iri hati”. Cemburu dan iri hati mempunyai motivasi yang sama sekali berbeda. Secara pernyataan emosi, cemburu dan iri hati memiliki kemiripan, tetapi di dalam motivasinya, terdapat perbedaan yang besar sekali.

PENGERTIAN“CEMBURU”

Di dalam Keluaran 20:5-6. Tuhan berkata, “Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu,adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku, tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku.”

Terjemahan yang seharusnya untuk frasa“beribu-ribu orang” mestinya ialah “beribu-ribu keturunan”. Dengan demikian menunjukkan perbandingan antara keturunan yang diberkati oleh Tuhan dan yang tidak: “Barangsiapa yang membenci Aku, Aku membalas sampai keturunan ketiga dan keempat; tetapi barangsiapa mengasihi Aku dan menaati firman-Ku, Aku menunjukkan kasih setia kepada seribu keturunannya.”

Di dalam Sepuluh Perintah ini, Tuhan meminta manusia untuk berjalan di dalam kebenaran dan jangan berbuat dosa. Di dalam Sepuluh Perintah, Tuhan memberikan petunjuk bagaimana manusia harus beribadah kepada Tuhan dan mengasihi sesama manusia. Di dalam Sepuluh Perintah, kita dibatasi dengan kata “Jangan” yang muncul berulang kali karena ini menjadi satu lingkup di mana kebebasan kita diatur, dikontrol, dan diselidiki oleh Tuhan. Pagar-pagar itu seperti lampu merah, yang membawa kita kepada keamanan, seperti lampu merah yang memberi tahu kapan harus mengerem karena ada bahaya di depan.

Tetapi yang mengherankan adalah, bahwa didalam Sepuluh Perintah ini, Tuhan, yang tidak mau manusia berdosa, justru mengatakan, “Aku adalah Allah yang cemburu” (Jealous God). Bahasa Inggris memakai satu istilah yang sama yaitu “jealous”. Tetapi bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia memakai istilah yang berbeda. Bahasa Indonesia memakai kata“cemburu” sementara bahasa Mandarin memakai istilah “ji xie”. “Ji” berarti iri, “xie” berarti penyelewengan, kesesatan, atau ketidak-beresan. Maka pengertian “cemburu” dapat diartikan: “Aku adalah orang yang marah terhadap orang yang menyeleweng, marah terhadap mereka yang sesat dan berselingkuh.”

Allah adalah Allah yang hati-Nya panas, sedih, dan marah terhadap mereka yang tidak beres. Inilah salah satu sifat ilahi yang jarang kita dengar, yang jarang dikhotbahkan, yang jarang kita pikirkan, tetapi Alkitab mencatat seperti itu. Allah kita mempunyai sebuah emosi yang lain dari “allah yang lain” karena sebenarnya “allah yang lain” bukanlah Allah. Allah yang sejati tidak mau kita menyembah allah-allah yang lain.

Ketika saya memimpin seminar Nanyang University di Singapura, ada peserta yang bertanya, “Bukankah agama Kristen hanya merupakan semacam paksaan kebudayaan dari bangsa tertentu untuk mengubah konsep dan mental kebudayaan bangsa lainnya? Bukankah kita harus saling menghormati kebudayaan bangsa-bangsa yang berbeda?”

Di dalam kebudayaan memang ada hal-hal yang harus kita hormati, kecuali jika hal itu tidak cocok dengan Firman Tuhan. Firman Tuhan bukan sekadar hasil kebudayaan, tetapi merupakan wahyu dari Tuhan Allah yang melampaui kebudayaan. Didalam Kovenan Lausanne – di mana saya adalah salah seorang dari panitia yang menerjemahkan isi kovenan itu ke dalam bahasa Mandarin – ada dua butir yang penting mengenai kebudayaan: Pertama, semua kebudayaan harus konformasikan arti pentingnya dan kita hormati; tetapi butir kedua mengatakan, kita tidak boleh lupa bahwa semua kebudayaan mungkin mempunyai unsur dari setan untuk mengacaukan pikiran dan hidup manusia. Itu sebabnya dalam hal ini Firman Tuhan mempunyai tugas menjalankan manfaat yang penting, yaitu mengkoreksi dan mentransformasi kebudayaan.

Jika dua ditambah tiga boleh dikatakan tujuh, delapan, nol, dan sebagainya, dan kita harus menghormati semua jawaban, maka ini tidak beres. Jika dua tambah tiga boleh dikatakan delapan, maka delapan menganggap diri benar dan menghina yang lain; Jika dua tambah tiga boleh dikatakan tujuh, lalu tujuh juga menganggap diri benar, maka semua menganggap diri benar, semua menganggap diri sudah mendapat jawaban. Seperti itulah agama. Seperti yang telah dikatakan di dalam Yesaya 53:6, kita semua seperti domba yang tersesat, masing-masing mengambil jalannya sendiri.

Semua agama merasa diri benar, dan menganggap agama yang lain tidak benar; lalu mari kita tidak bercekcok, mari kita menghormati semua, mari semua agama saling menghormati, semua kebudayaan saling menghormati. Tetapi benarkah hal demikian? Kalau demikian, berarti tidak ada kebenaran. Yang ada hanya jawaban. Dan jawaban tidak perlu sinkron: kamu mempunyai jawabanmu sendiri, saya mempunyai jawaban saya sendiri, dia mempunyai jawabannya sendiri. Masing-masing mempunyai jawaban sendiri-sendiri yang berbeda-beda. Itulah keadaan kebudayaan.

Agama dan kebudayaan hanyalah dua aspek dari cetusan potensi manusia, yang manusia ciptakan bagi dirinya dan hidupnya sebagai manusia yang diciptakan mnenurut peta dan teladan Allah. Pada waktu manusia menemukan sistem nilai hidup eksternal, itu menjadi dasar dari kebudayaan. Pada waktu manusia menemukan sistem moral internal, itu disebut sebagai unsur agama. Agama dan kebudayaan sama-sama mengatur, menguasai dan memberikan pengarahan bagi seluruh hidup kita sebagai manusia, baik secara eksternal maupun intedrnal. 

Sistem nilai agama dan kebudayaan menjadikan seseorang tidak sama dengan orang barbar. Orang barbar dengan sewenang-wenangnya berbuat segala kejahatan dengan bebas tanpa diikat oleh dalil apa pun, tetapi agama tidak memperbolehkan. Inilah yang membentuk bangsa-bangsa untuk mempunyai agama dan kebudayaan.

Semua bangsa menganggap agama dan kebudayaannya sendiri yang paling baik. Apakah penginjilan lalu berarti memaksakan kebudayaan suatu bangsa untuk mengontrol bangsa yang lain? Bukankah ini mudah diperalat oleh imperialism untuk memerangi agama lain?

Memang melalui Perang Dunia I dan II, dunia mulai belajar tentang harus adanya demokrasi. Kebudayaan Barat-lah yang terlebih dahulu mencapai pengertian tentang hak asasi rakyat, dan ini memiliki efek samping, meskipun tidak harus demikian utama untuk mempengaruhi seluruh dunia. Tetapi ini akhirnya menjadi berkat bagi banyak bangsa. 

Dalam hal ini, Negara-negara Kristen memberi hadiah kepada negara-negara bukan Kristen. Kita melihat sampai abad ke-21 masih begitu banyak Negara non-Kristen yang terus menginjak hak asasi manusia. Ini bukan berarti Negara Kristen yang paling baik, tetapi Negara Kristen lebih dahulu sadar akan keharusan menghormati manusia yang diciptakan menurut peta teladan Allah, karena peta teladan Allah merupakan dasar harkat, keanggunan, dan nilai setiap pribadi, sehingga setiap orang harus dihargai oleh siapapun, bahkan oleh raja atau pemerintah.

Kembali kepada ilustrasi di atas. Dalam kasus dua ditambah tiga, maka delapan menganggap delapan benar, tujuh tidak benar; sementara tujuh menganggap tujuh benar, delapan tidak benar; dua mengatakan dua benar, tujuh dan delapan tidak benar. Lalu angka nol mengatakan saya nol, maka saya yang paling rendah hati, maka sayalah yang benar. Apakah itu benar? Lalu di tengah perdebatan itu, datang satu yang mengatakan, “Sayalah satu-satunya yang benar, semua salah.” Yang satu ini datang menyatakan diri sebagai satu-satunya yang benar, dan mengulangi kesombongan kita? Memangnya siapa kamu? Saya adalah Lima. 

Dua tambah tiga adalah Lima. Ketika di antara jawaban-jawaban itu, ada yang mengatakan sayalah satu-satunya yang benar, kalian semua salah. Apakah dia tidak berhak mengatakan itu? Dia berhak, asal dia adalah kebenaran. Kalau dia adalah satu-satunya yang benar, maka ia berhak mengatakan yang lain salah. Inilah yang harus kita percayai. Ini Apologetika saya. Kalau semua angka lain yang salah juga boleh dianggap benar atau menganggap diri benar, maka tidak ada kebenaran yang bisa dipertanggungjawabkan. Hanya yang benarlah yang sesungguhnya berhak untuk mengaku benar.

Dalam apologetika saya, kebenaran itu sendiri memiliki hak otoritas. Kebenaran itu sendiri memiliki hak kemutlakan.Kebenaran itu sendiri berhak menghakimi dan menjalankan keputusan. Dua tambah tiga adalah lima, kamu semua salah. Dua tambah tiga bukan tujuh, bukan delapan,bukan duia puluh, bukan yang lain. Maka hanya satu angka yang berhak mengatakan“aku benar, semua salah!” yaitu angka lima. Angka lima adalah satu-satunya angka yang berhak menyangkal semua angka lain dan menyatakan diri sebagai yang benar secara mutlak. 

Dia adalah satu-satunya jawaban yang berhak memveto,menghakimi, dan mengadili semua jawaban yanglain. Seperti itu;lah Alkitab.Tuhan Allah mengatakan, “Aku adalah Allah satu-satunya, di luar Aku tidak adaallah yang lain.” Dia berhak karena memang Dia Allah. Semua ilah yang dibuat manusia itu bukan Allah, semua agama yang berasal dari produksi manusia bukan berasal dari wahyu Allah.Yang menganggap diri sudah menerima wahyu dari Allah pun harus dicek apakah benar menerima wahyu.

Agama yang berani mengaku diri menerima wahyu hanya tiga agama besar, yaitu agama Yahudi, Kristen, dan Islam. Yang tidak terlalu besar pengaruhnya termasuk Zoroastrinisme dan beberapa agama kecil lainnya di Asia atau India. Agama besar yang tidak berani mengaku dirinya menerima wahyu adalah Konfusianisme, Taoisme, Shintoisme, Hinduisme, danBuddhisme. 

Maka kita mempunyai tugas ganda: Membedakan agama yang menerima wahyu dan yang tidak menerima wahyu; membedakan wahyu sejati dan tidak sejati; membedakan wahyu yang lengkap dan yang tidak lengkap; membedakan wahyu yang sempurna dan yang tidak sempurna; membedakan wahyu yang berasal dari Allah dan yang bukan berasal dari Allah.

Orang Kristen tidak mengakui adanya wahyu lain dalam bentuk kitab apa pun juga, selain Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Jikalau demikian, apakah pengertian ini merupakan suatu usaha pemaksaan satu kebudayaan kepada bangsa lain? Bukan! Ini adalah memperkenalkan kebenaran kepada bangsa-bangsa.

Seorang filsuf Jerman yang bernama Friedrich Nietzsche, pada masa mudanya selalu memakai Kitab Suci, kelihatan seperti pendeta di tengah keluarga dan familinya, tetapi pada usia dua puluhan dia mulai melawan Alkitab, melawan gereja, melawan Kekristenan, dan melawan orang yang beriman kepada Tuhan Yesus Kristus. Dia menjadi salah seorang anti-Kristus yang paling besar dalam sejarah filsafat Barat. Justru dialah yang menghina kebenaran satu-satunya ini. Nietzsche mengatakan, pada suatu hari, allah-allah dari semua agama bermusyawarah di sorga. 

Di tengah musyawarah itu, di antara pada allah, ada satu yang paling sombong (berarti ada allah lain yang lebih rendah hati). Yang paling sombong itu berdiri dan berkata, “Akulah satu-satunya allah, di luar aku tidak ada allah yang lain.” Pada waktu allah itu mengaku paling hebat, semua allah yang lain tidak setuju dan tertawa. Allah-allah itu terus menertawakan satu allah yang sombong itu, sehingga mengakibatkan dasar sorga menjadi goncang sampai semua allah akhirnya mati tertawa. 

Itu yang disebut God is dead. Dia berusaha menyindir bahwa agama Kristen adalah agama yang sombong karena Allah di dalam Kitab Suci berani mengaku, “Akulah Allah yang sejati, tidak ada Allah di luar saya.” Filsafat Nietzsche ini telah mempengaruhi pemikiran Barat menjadi sekularisme. Begitu banyak orang melawan Kristen karena Nietzsche. Ini mengakibatkan orang berkata, “Sudahlah, semua allah sama, semua agama sama.”

Saya ingin bertanya, “Apakah semua agama sama? Apakah semua allah sama?” Tidak ada Allah kecuali satu. Satu-satunya yang mencipta, menebus, memelihara, dan menghakimi seluruhnya adalah Dia. Saya melihat manusia seperti domba yang tersesat masing-masing berjalan dalam jalannya sendiri. Charles Spurgeon mengatakan, “Mengapa kita dikatakan seperti domba? Mengapa kita tidak dikatakan seperti kucing? Atau sapi? Atau anjing? Atau kuda?” 

Spurgeon mengatakan, karena domba adalah binatang yang paling bodoh dalam kemampuan untuk pulang ke rumahnya sendiri. Anjing, kucing, atau kuda bisa pulang hanya dengan mencium bekas jejak air kencingnya sendiri. Anjing, kucing, dan kuda mengerti arah. Yang paling tidak mengerti arah dan tidak tahu jalan pulang adalah domba. Pada waktu Tuhan menegur bangsa Israel mengenai kebodohan mereka dalam mengenal arah melalui Yesaya, Dia mengatakan,“Sapi pun pulang ke kandang, tapi bangsa-Ku tidak tahu jalan kembali kepada-Ku.” Maka Alkitab tidak salah menyebut kita seperti domba. Tapi Tuhan mencintai domba-domba-Nya.

Hanya ada satu Allah dan Dia-lah yang benar seratus persen. Dia-lah Sang Kebenaran. Kalau tidak ada Dia, manusia tidak memiliki pengharapan, tidak tahu harus ke mana, tidak mempunyai otoritas, fondasi, prinsip, moral, etika, ataupun hukum. Allah ini mengatakan, “Aku adalah Allah yang cemburu, kamu tidak boleh menyembah siapa pun atau apa pun juga yang lain.” Orang Kristen yang masih pergi keahli nujum, Gunung Kawi, kelenteng, dukun, bertobatlah! Kembalilah kepada Tuhan! Karena Allah adalah Allah yang cemburu.

CEMBURU DAN DOSA

Kalau Allah cemburu, apakah Allah berdosa? Tidak, karena ini adalah emosi yang menguasai dan membawa kita kembali kepada kebenaran. Emosi cemburu itu penting sekali. Cemburu berbeda dari iri hati. Iri hati mempunyai unsur dosa, tetapi cemburu mempunyai unsur membasmi dosa. Iri hati mempunyai unsur egoisme, tetapi cemburu melawan egoisme. Cemburu mungkin mudah dimengerti bagi perempuan jika suaminya melirik wanita lain. Cemburu seorang wanita kadang disertai egoisme, tetapi tidak demikian dengan cemburu ilahi, yang di dalam terjemahan lain dikatakan oleh Rasul Paulus sebagai “kemarahan yang bersifat cemburu,” kemarahan Tuhan waktu dia cemburu.

Cemburu berbeda dari iri hati karena iri hati selalu membela kepentingan diri, berkaitan dengan keuntungan diri yangs eolah akan berkurang dengan adanya saingan lain. Tetapi cemburu yang benar 
tidak terkait dengan keuntungan diri yang merasa tersaingi. Waktu kamu cemburu,itu tidak ada sangkut pautnya dengan apakah kamu akan dirugikan, tidak adakaitannya dengan keuntungan ataupun kerugian bagi dirimu sendiri, sehingga cemburu mempunyai keanggunan, kesucian,kebajikan yang memikirkan sesuatu tanpa memikirkan untung rugi diri. 

Aku yang cemburu tidak menghiraukan untung rugiku, untuk mengatakan sesuatu berdasarkan sifat yang anggun. Karena kamu sudah menyeleweng, karena kamu sudah sesat,karena kamu sudah berbuat salah, maka aku cemburu. Seorang ayah yang baik harus memiliki hati cemburu dalam mengajar anak-anak. Seorang isteri yang baik harus memiliki hati yang cemburu terhadap suami yang menyeleweng. Seorang guru yang baik harus memiliki cemburu terhadap murid yang dididik. Gabungkanlah kemarahan, kesucian, dan ketegasan di dalam menghadapi hal-hal yang sudah menyeleweng. Itulah cemburu yang suci.

Paulus berkata, aku telah mempertunangkankamu dengan seorang laki-laki, yaitu Kristus, dengan menganggap kamu sebagai seorang perawan, sebagai perawan yang suci (band. 2 Korintus 11:2). Di dalamhal ini, penginjilan berarti memperkenalkan Kristus, supaya mereka dijodohkan dengan Yesus Kristus. Hal ini mengakibatkan terjadinya kasih antara Kristus dan jemaat, kasih antara orang yang ditebus dengan Tuhan penebus, dengan emosi kasih yang suci. Orang yang mengabarkan Injil mengharapkan kamu akan dicintai dan bersatu dengan Kristus.

Seperti mak comblang menjodohkan, “Mari kukenalkan dengan seorang lelaki ganteng, yang sangat baik, yang rela berkorban,dan yang penuh cinta kasih.” Siapakah Dia? Dia adalah Yesus Kristus. Kalau kamu mengenal-Nya, mau bersatu dengan-Nya, maka Dia akan mencintaimu selamanya. Itulah Penginjilan. Penginjilan membawa manusia untuk mengenal cinta Kristus dan bersatu dengan-Nya. Tetapi sesudah dijodohkan, jangan kamu menyeleweng. Kristus begitu suci, dan sungguh-sungguh mencintai kamu; janganlah kamu membuat Dia kecewa, janganlah bercabang hati lagi.

Setiap orang mempunyai kisah kasihnya sendiri. Ibu saya termasuk salah seorang wanita yang paling agung. Bukan karena dia mama saya maka saya mengatakan demikian, melainkan karena di dalam sejarah Tiongkok selama dua ratus tahun lebih dalam sejarah gereja, tidak ada ibu yang memberikan kelima anak lelakinya di antara tujuh anaknya untuk menjadi hamba Tuhan. Dia adalah yang pertama.Kalau kamu mau menyaingi keluarga saya, silahkan melahirkan anak sebanyak mungkin,lalu mendoakan anak-anakmu agar dipakai Tuhan. Dia memecahkan rekor tersebut. Setiap pagi, selama sejam dia berlutut, berdoa, membaca Kitab Suci. Suaranya kami dengar setiap kami bangun. Saat itu dia seorang janda berusia 33 tahun, yangtelah menikah 17 tahun sebelumnya, yaitu ketika dia masih berusia 16,5 tahun.

Saat itu, dia yang baru pulang dari sekolah melihat ada banyak hadiah di rumah. Dia bersalaman dengan beberapa tamu. Lalu kakak perempuannya berkata, “Hari ini nasibmu ditetapkan. Di antara tiga yang datang, salah satunya adalah calon suamimu.” Pria yang mana? Tadi ketika dia masuk, dia hanya melihat orang tua semua. Menikah dengan orang tua? Ada yang usia 50 tahun, 40 tahun, dan ternyata calon suaminya adalah yang paling muda,berusia 37 tahun dan baru ditinggal mati istrinya satu atau dua tahun yang lalu,dan sekarang dikenalkan kepada ibu saya. 

Bukan karena ibu saya sudah mengenalnya, tapi karena orang tua mereka saling mengenal. Orang tua ibu saya orang yang sangat mengherankan. Dia memiliki tiga orang anak, yang satu disekolahkan di sekolah bahasa Tionghoa, yang satu lagi di sekolah bahasa Belanda, dan yang satu lagi di sekolah bahasa Inggris. Ibu saya mendapat giliran disekolah Belanda, jadi seluruh hidupnya berbahasa Belanda. Dia menangis karena harus menikah dan tidak boleh bersekolah lagi. Alkhirnya dia menikah di Yogyakartya, dengan suami yang beda usia hampir 22 tahun. Ibu di bawa pulang ke Tiongkok, dan setelah ayah meninggal, Ibu baru kembali ke Indonesia.

Ini yang disebut dijodohkan. Orang tua kuno ketika menjodohkan anak mereka selalu berpegang pada standar mereka sendiri, sedangkan perasaan anak tidak dipedulikan: entah anaknya sayang atau tidak,kenal atau tidak, suka mukanya atau tidak. Lalu mengapa menikah? Karena dijodohkan. Mungkin orang tua menjodohkan dengan orang yang baik sekali, orang yang kita kenal, yang betul-betul sanggup memelihara kita karena karakternya bisa dipercaya, atau karena orangnya sungguh-sungguh baik, walaupun kita tidak mengenal dia. Kadang orang tua berutang dan akhirnya membayar utangnya dengan anak.

Tetapi Paulus mengatakan, Saya menjodohkan (mempertunangkan) kamu dengan Kristus. Tidak salah. Karena Kristus adalah Pribadi yang paling baik, yang paling suci, yang paling indah, dan yang paling agung. Perjodohan yang terbaik adalah memperkenalkan manusia dengan Yesus Kristus. Inilah yang dikerjakan oleh Paulus, “Aku telah menjodohkan kamu dengan Kristus.”

Jika kamu adalah seorang perawan, masih suci, bisakah kamu menjaga kesucianmu, karena kamu sudah dijodohkan? Jikalau ada perawan yang sudah mempunyai jodoh tapi masih main-main dengan lelaki lain,itu adalah perawan yang bodoh sekali. Jikalau kamu sudah mempunyai seorang jodoh yang begitu baik, setialah kepadanya! Itulah artinya. Tetapi sekarang saya melihat kamu tidak beres, matamu melirik ke sana kemari. Saya melihatmu bergaul dengan lelaki lain. Saya melihatmu sering keluar malam. Saya melihat kamu tertawa dengan tawa tidak suci seperti perempuan sundal, maka aku marah. Inilah yang disebut cemburu ilahi.

Cemburu ilahi harus ada pada hamba Tuhan,kalau tidak, dia bukan hamba Tuhan. Cemburu ilahi harus ada pada semua orangKristen. Kalau tidak, dia tidak mungkin bersaksi dan memelihara kesucian dihadapan Tuhan. Cemburu yang baik seperti ini sangat diperlukan. Apakah kamu membiarkan anakmu ketika melihat dia menyeleweng, berjudi, melacur, dan melakukan segala kejahatan, dan berkata, “Tidak apa-apa, itu kebebasanmu, Nak. Itu hak asasi manusia. 

Dalam abad modern ini Ayahmu sudah berlajar untuk menghargaimu.”? Tidak! Saya berkata kepada anak saya, kalau kamu kurang ajar sampai menyeleweng, saya berani memukulmu, kalau perlu, sampai hampir mati. Tapi kamu harus tahu, kemarahan itu berasal dari ayahmu yang betul-betul menginginkan kebaikanmu; maka hal itu harus kau hormati dan hargai.

Banyak orang tua tidak mengerti cemburu ilahi, tidak mengerti kesucian di dalam kemarahan Tuhan, dan akhirnya membiarkan anaknya satu per satu di telan dalam kejahatan dan dibinasakan Iblis. Hari ini kita berdoa kepada Tuhan: “Tuhan, berikan aku cemburu ilahi, berikan aku kemarahan yang suci, berikan aku cemburu yang sesuai dengan cemburu-Mu yang anggun, yang suci, yang berharga, di dalam mendidik, mengatur, dan melayaniTuhan.” Cemburu ilahi sangat diperlukan.

MANUSIA DENGAN CEMBURU ILAHI

1. Kasus Bileam dan Tindakan Pinehas

Alkitab mencatat beberapa kasus di mana ketika seseorang mempunyai cemburu ilahi. Tuhan menghargai dan Tuhan memakai orang tersebut. Pada zaman Musa, ada seorang nabi yang mengenal Tuhan Allah. Nabi bernama Bileam ini tidak berani menyeleweng karena dia tahu prinsip ilahi, namun ia terlalu mencari keuntungan bagi dirinya sendiri sehingga tetap berusaha menyeleweng. Bileam melihat raja orang kafir yang membawa satu kereta emas kepadanya hanya dengan meminta satu hal, “Engkau seorang nabi, aku memberikan kepadamu satu kereta emas, coba kutuklah bani Israel. Kutuk mereka, kabulkan demi nama Allah karena kamu berkuasa, kamu adalah nabi-Nya.” (Band. Bilangan 22:6). 

Apa bedanya Musa dengan Bileam? Musa adalah nabi Yehovah yang melayani bangsa Yehovah dalam wadah Yehovah, tetapi Bileam adalah nabi yang memakai nama Yehovah, namun tidak melayani dalam wadah yang disediakan oleh Tuhan. Dia melayani di luar. Akhirnya orang yang di luar berkata, “Kutuklah Israel, maka seluruh kereta emas akan menjadi milikmu.” Semua pembesar suka uang, kecuali mereka yang betul-betul cinta Tuhan. 

Jika orang bisa menerima uang suap, namun sekaligus tidak melanggar hukum, maka menerima suap itu lebih “enak”. Kalau menerima uang suap yang melanggar hukum, besok akan susah sendiri. Yang satu melanggar hukum, menerima uang. Yang kedua, tidak melanggar hukum, menerima uang. Kalau tidak ada kuitansi, tidak ada buktinya bukan? Bagaimana membuktikan tanpa kuitansi? Dari zaman ke zaman, selalu ada orang seperti ini. Bileam mengatakan, “Bolehkah aku mengutuk bangsa yang dipilih Tuhan? Pergilah kamu. Emasmu, keretamu, uangmu, bawalah pulang.”

Kali yang kedua Bileam ditawarkan lebih banyak lagi uang, mereka datang dengan pemikiran bahwa kalau seseorang melihat uang lebih banyak, dia pasti goncang; mungkin suap yang pertama ditolak karena kurang banyak. Tapi tiga kali Bileam menolak. Akhirnya Bileam memakai satu cara, kalau mengutuk, dia yang berdosa, tapi kalau Israel yang berdosa, maka Israel akan terkutuk dengan sendirinya. Maka Bileam menjerumuskan Israel kedalam perzinahan. (Band. Bilangan 31:16). 

Kalau Israel dihukum Tuhan, itu karena mereka sendiri yang telah berdosa, saya hanya memasang perangkap (memberikan kesempatan) supaya mereka berzinah dan melacur. Setelah seluruh bangsa dihukum. Maka saya akan berkata, saya tidak mengutuk, tapi mereka sendiri telah terkutuk. Ini kejahatan yang lebih jahat daripada kejahatan manapun.

Hamba Tuhan memakai siasat untuk menjatuhkan seluruh gereja ke dalam dosa, supaya langsung dihukum oleh Tuhan sendiri.Tuhan tahu jahatnya seorang yang namanya nabi Tuhan namun yang menghancurkan atau yang mengharapkan bangsa Tuhan hancur. Bileam rela melihat bani Israel hancur asal dirinya kaya. Jadi, dia tidak ada hati untuk umat Tuhan. Yang dia pikirkan adalah keuntungannya sendiri. Akhirnya dia memasang cara yang membuat Israel mulai bebas melacur, membawa perempuan masuk ke dalam kemah. Bani Israel, bani yang paling suci di seluruh dunia, melacur. Banyak laki-laki terjerumus. Lalu Tuhan berkata kepada Musa, “Bangsa-Ku sudah terjerumus ke dalam kejahatan.”

Alkitab mencatat, ada seorang pemuda yang begitu cemburu dengan cemburu Ilahi. Ia melihat bangsa ini sudah mau rusak, sudah mau hancur, sudah mau dihukum Tuhan. Maka di tengah jalan, ketika dia melihat seorang pria membawa seorang pelacur masuk ke dalam kemah, Pinehas, pemuda tersebut, mengambil tombak dan melemparkannya menembus jantung pria itu sampai mati. Setelah Pinehas, dengan cemburu Ilahi, membunuh orang yang berdosa, barulah kemarahan Tuhan berhenti. (Band.Bilangan 25:6-8). 

Ini contoh terbaik dalam Kitab Suci tentang cemburu Ilahi. Jika ada pemuda yang berani melawan dosa, membasmi kejahatan, dan menyatakan cemburu ilahi (tidak berarti kita harus melakukan pembunuhan seperti yang dilakukan Pinehas pada zamannya), maka ada pengharapan bagi bangsa tersebut.

Kita melihat korupsi di Indonesia tidak karuan dari atas sampai bawah. Kita melihat banyak hal yang tidak beres terjadi di seluruh negara, semakin banyak narkoba dan perjudian. Jika di dalam pemerintahan tidak ada orang yang membasmi, tidak ada orang yang berani mengatakan sesuatu, maka negara ini semakin lama akan semakin merosot sampai akhirnya dibuang oleh Tuhan. Tetapi kalau ada orang seperti Pinehas, mungkin dia akan dibuang orang lain dan diangap musuh pemerintah. Ini kesulitan manusia, zaman terus menerus seperti ini.

Ketika Pinehas memakai tombak menusuk jantung orang yang bejat, saat itu Tuhan memberhentikan penyakit yang menular, memberhentikan kemarahan-Nya. Dan sekali lagi menyayangi umat-Nya. Singkirkanlah segala kejahatan dari hatimu, dari gereja; singkirkanlah semuanya itu, supaya kita boleh terus diberkati dan dipakai oleh Tuhan. Kita memerlukan cemburu ilahi. Dan kita sendiri perlu menjadi orang yang bersih, yang hidup dengan kemurnian hati, sehingga kita sendiri tidak membangkitkan kecemburuan Tuhan.

2. Kasus Lembu Emas dan Tindakan Musa

Kasus kedua adalah ketika orang Israel menari dan menyembah patung lembu emas. Musa turun dari Gunung Horeb mengatakan, “Suara apa ini?” Yang mengikuti Musa menjawab, “Ini suara biasa”. Tetapi Musa berkata, “Tidak! Aku telah mendengar suara yang tidak beres.” (Band.Keluaran 32:17-18). Orang di sekitar Musa tidak sepeka Musa yang bisa membedakan suara yang beres dan yang tidak beres. Musa marah dan melempar kedua batu loh yang mencatat Sepuluh Perintah yang ditulis oleh tangan Tuhan Allah sendiri. 

Kemarahan manusia paling besar timbul saat ini, sehingga yang ditulis Tuhan Allah pun dipecahkan. Jika sekarang saya merobek surat Presiden, bukankah itu pelanggaran yang luar biasa kurang ajar? Seperti demikian kita boleh mengerti Musa memecahkan batu yang diatasnya tercantum Sepuluh Perintah yang ditulis Tuhan Allah sendiri. Tetapi heran, Tuhan tidak marah kepada Musa. Mengapa? Karena Musa sedang marah seperti Tuhan Allah marah; dia sedang marah sesuai dengan kemarahan Tuhan.

Pada waktu Tuhan mengasihi manusia, banyak orang mau menjadi pendeta yang menyatakan cinta kasih, mengutarakan berita kasih. Namun pada saat Allah marah kepada satu bangsa, tidak ada yang mau menjadi hamba-Nya untuk membawa berita murka Allah. Karena kemarahan membuat hubungan menjadi tidak baik, membuat orang membenci kita, maka kita enggan melakukannya. Ketika Tuhan mau memakai kita menjadi saluran kasih, kita semua mau menjadi hamba-Nya. Pada waktu Tuhan mau memakai kita menjadi saluran cemburu ilahi dan kemarahan yang suci, jarang ada orang mau mulutnya dipakai oleh Tuhan. 

Itu sebabnya Tuhan sangat memakai Yohanes Pembaptis, Paulus, John Sung, Charles Finney, dan John Wesley. Mereka berani marah dengan kemarahan yang bersifat ilahi. Saya tidak menyebut Billy Graham karena dalam hal ini dia sangat kurang memberitakan murka Allah atas orang berdosa. Tetapi lihatlah pengorbanan yang harus mereka alami. Yohanes Pembaptis dipenggal kepalanya. John Wesley berkhotbah 1.000 kali dalam setahun sehingga lelah luar biasa. John Sung meninggal dunia pada usia 43 tahun karena kanker tulang dan karena terlalu lelah. Mereka menyatakan kemarahan ilahi pada zaman mereka, berani menegur dosa, bukan hanya penghiburan. Bertobatlah! Karena Allah itu suci adanya.

Setiap zaman memerlukan orang yang mempunyai kecemburuan ilahi, kemarahan suci, keberanian untuk menyatakan dosa untuk membalikkan bangsa dan generasinya kepada Tuhan. Musa mengatakan, “Barangsiapa memihak Tuhan, bunuhlah saudaramu!” Sepuluh Perintah baru saja mencatat, “Jangan membunuh.” Tapi Musa yang telah memberikan Sepuluh Perintah yang di dalamnya tercatat perintah jangan membunuh, sekarang menyuruh orang membunuh? Apakah pendeta plin-plan, bicaranya tidak konsisten? Kita sesungguhnya tidak mengerti rencana Allah yang jauh lebih tinggi daripada rencana manusia. Kadang kitahanya mau memakai ucapan yang pernah disampaikan oleh seorang pendeta untuk melawan pendeta itu sendiri.

Ketika Jakarta Oratorio Society yang saya pimpin merencanakan untuk mengadakan konser keliling ke beberapa negara, seorang jemaat saya menulis surat kepada saya, “Mengapa Pak Tong memakai satu miliar dalam empat hari untuk membawa koor keliling? Begitu banyak uang yang dipakai, tahukah bahwa ada banyak hamba Tuhan di pedalaman yang kekurangan uang?” Saya tidak memakai uang satu rupiah pun dari kas gereja. Di dalam empat hari, begitu berat biayanya, yaitu satu miliar. 

Tetapi ini bukan berarti dalam empat hari memakai satu miliar, seolah-olah Pak Tong seorang diri dalam empat hari membuang satu miliar. Tidak! Itu adalah latihan bertahun-tahun dengan orang-orang yang telah melatih diri untuk memuji Tuhan di negara-negara lain supaya merangsang kemajuan musik gerejawi. Mereka membutuhkan biaya yang begitu banyak, dan akhirnya Tuhan memberkati pekerjaan ini. 

Tidak ada satu rupiah pun uang dari gereja Indonesia yang dipakai, tetapi Tuhan memberi kecukupan karena mereka yang menghadirinya selain membeli tiket juga memberi uang persembahan, termasuk sebagian dari anggota sendiri. Sisa uang yang saya bawa pulang sudah masuk ke kas STEMI. Ada hamba-hamba Tuhan yang salah mengerti saya. Saya tidak pernah memakai uang dari kas gereja untuk membiayai satu konser pun. Ada orang-orang yang digerakkan Tuhan membeli tiket yang mahal, sehingga mencukupi perongkosannya.

Musa menghancurkan kedua batu loh itu, lalu memerintahkan, “Bunuhlah saudaramu.” Bukankah ini suatu pelanggaran? Bukankah Tuhan tidak mau manusia membunuh? Justru terbalik, saat itu adalah perintah Tuhan dengan cemburu ilahi dan kemarahan yang suci: “Bunuhlah saudaramu.” Saat itu hanya satu suku yang berani keluar membunuh saudara-saudaranya yang berzinah menyembah patung. 

Jikalau hari itu hal itu tidak dilakukan, maka hari ini tidak ada Sepuluh Perintah yang sungguh-sungguh mengatakan, “Jangan engkau menyembah patung berhala karena Aku Allahmu adalah Allah yang cemburu.” Iman kepada Allah monotheistik, ibadah monotheistic, juga system agama monotheistik, bisa terus berlangsung sampai hari ini karena pada hari itu Tuhan menyatakan kemarahan-Nya.

Setelah selesai, mayat yang dibunuh terhitung 3.000 orang. Itulah hari waktu turunnya Taurat. Pada saat Taurat diturunkan ke dunia, 3.000 orang mati. Waktu Roh Kudus turun ke dunia, 3.000 orang dibaptiskan dan diselamatkan. Inilah Perjanjian lama dan Perjanjian baru. Hukuman Tuhan sangat diperlukan. Jikalau tidak ada sifilis atau penyakit kelamin selama 500 tahun lamanya, manusia tidak akan menghormati kesucian seks. 

Tuhan membiarkan manusia menunggu sampai 500 tahun baru ditemukan penisilin, manusia melampiaskan nafsu lagi dengan berhubungan sembarangan dengan pelacur, main dengan banyak perempuan. Apakah Tuhan tidak tahu? Sekarang Tuhan membiarkan AIDS datang, dan belum ditemukan penyembuhan untuk AIDS. Apakah obat AIDS juga akan ditemukan setelah 500 tahun? Sekarang mungkin Korea Utara dan Saddam Hussein di Irak memiliki senjata biologis pemusnah massal, yang kalau dilepaskan akan memusnahkan dunia dalam waktu 30 tahun. Di dalam sepuluh tahun saja mungkin separuh dunia akan terjangkit penyakit yang begitu keras dan tidak bisa diobati.

Semua yang mengatakan jangan perang mungkin hatinya baik karena mereka menganggap bahwa damai itu lebih baik. Tetapi jika negara-negara yang memiliki sejata biologis dibiarkan, dalam 10 tahun kemudian, cacar akan kembali melanda seluruh dunia. Cacar yang selama ini dikontrol senjata medis akan terlepas lagi. Bibit cacar besar dimiliki oleh Rusia, Irak, dan Korea Utara. Bedanya adalah ada negara yang mengerti control diri dan ada Negara yang tidak. 

Saya bertanya kepada seorang Islam, jika Osama Bin Laden memiliki bom atom hari ini, apakah dia akan menggunakannya atau tidak? Pasti digunakan! Tetapi jangan lupa, Amerika sudah memiliki bom atom sejak 58 tahun yang lalu, namun hanya dipakai pada saat Hiroshima dan Nagasaki. Mungkinkah orang seperti Saddam Hussein atau Osama, kalau memiliki bom atom, bisa bertahan selama 58 tahun untuk tidak memakainya? Belum tentu. Kita berada diambang pintu kebahayaan luar biasa. Tetapi apakah itu memang diizinkan Tuhan sebagai kemarahan cemburu ilahi menghukum manusia? Saya tidak tahu. Dalam kasus di mana Musa berkata, “Bunuhlah saudaramu.” Ini, setelah 3.000 orang dibunuh, kemarahan Tuhan baru berhenti, karena Tuhan adalah Tuhan yang cemburu.

3. Kasus Ayub dan Pemahaman Elihu

Kasus ketiga adalah Elihu. Elihu adalah seorang muda yang terus mendengarkan perdebatan ketiga kawan Ayub dengan Ayub. Semula tiga kawan itu begitu simpatik, duduk mendampingi Ayub tujuh hari tujuh malam tanpa mengatakan satu kalimat pun. Di dalam pembesukan kita, kita sering kali memakai 3 menit mengatakan ayat-ayat yang kita anggap hebat lalu kita pergi. Kadang-kadang apa yang kita kerjakan itu tidak ada gunanya. 

Ketiga kawan Ayub tidak berbicara sepatah kata pun. Mereka membesuk dan duduk mendampingi Ayub tujuh hari tujuh malam tanpa berbicara. Ketika melihat seluruh tubuh Ayub, kawan akrab mereka itu, berbisul dari kepala sampai kaki, mereka tercengang tidak bisa bicara. Mungkin mereka memikirkan, bagaimana kalau itu terjadi pada saya? Mereka hanya tahu simpati, belas kasihan, dan tidak bisa bicara. Setelah lewat 8, 9, 10 hari, sudah biasa melihat Ayub menggaruk-garuk, mereka mulai bosan dan mulai menuding, “Ayub, engkau berdosa terhadap Allah.” Simpati manusia sangat terbatas. Pada saat simpati itu sudah lewat, manusia mulai mengomel, marah, dan berdebat.

Perdebatan mereka didengar seorang muda yang pintar luar biasa, yaitu Elihu. Elihu bagaikan gambaran orang yang berbijaksana dalam sejarah, sebab setelah tiga orang berdebat dengan Ayub, Tuhan marah kepada ketiga orang itu, tetapi tidak ada satu kalimat pun dari Tuhan yang mencela Elihu. 

Ini membuat saya tercengang. Siapa Elihu? Apakah dia malaikat yang berbentuk manusia? Apakah dia seorang nabi yang namanya tidak tercantum didalam peristiwa yang lain? Tetapi dia adalah seorang yang berani marah kepada ketiga kawan Ayub seolah-olah dia adalah Allah. Seolah-olah dia mengerti banyak daripada orang-orang tua yang mempunyai pengalaman yang lebih banyak. Katanya,“Ayub tidak benar, ketiga kawannya juga tidak benar. Aku sudah menunggu-nunggu adakah kalimat berbijaksana yang keluar dari mulut ketiga orang ini. Aku tidak menemukan, itu sebabnya baru aku bicara sekarang.”

Elihu mempunyai etika yang sangat baik, dia menunggu sampai orang tua selesai bicara semua, baru dia bicara. Kelemahan anak muda biasanya sudah cerewet sebelum mendengar sampai selesai. Baru belajar sedikit sudah banyak mengkritik. Banyak pemuda baru mendapat gelar theology sudah berkata, “Ini salah, itu salah.” Kiranya kita bisa belajar mendengar dahulu, belajar dahulu, selesaikan dahulu. Kalau kamu memang lebih hebat, Tuhan akan memakai kamu, tetapi ada waktunya. Elihu menjadi kasus ketiga di mana cemburu ilahi dikeluarkan dari mulut yang bertanggungjawab. Semua kalimat yang ditulis itu dicantumkan di dalam Alkitab sebagai salah satu yang diizinkan Tuhan untuk menjadi sebagian dari wahyu yang diberikan kepada Musa.

4. Kasus Berjualan di Bait Allah dan Murka Kristus

Kasus keempat, yaitu ketika Yesus Kristus, Anak Allah sendiri, berada di dalam dunia. Yesus masuk ke dalam Bait Allah, lalu Dia mengusir para pedagang keluar, “Ini bukan sarang penyamun, ini adalah Bait Tuhan Allah.” (band. Matius 21:12-13). Ini semua merupakan penerusan nabi-nabi sejak Musa, Elias, Yesaya, Yeremia, Hosea, Daniel, Yehezkiel, dan semua nabi yang lain. Mereka mempunyai cemburu ilahi untuk memecut, mendidik, mendisiplin anak Tuhan agar tidak menyeleweng dan hidup suci, agar berada dijalur yang benar. 

Yesus Kristus sebagai perwujudan Allah sendiri datang kedalam dunia dan dengan cemburu ilahi yang begitu hebat. Dia sampai rela di paku di atas kayu salib. Cemburu ilahi lain dengan iri hati. Cemburu ilahi tidak memperhitungkan untung rugi, hidup mati, sehat sakitnya sendiri. Pada saat diperlukan, dia mengeluarkan kalimat yang tegas, suci, adil, yang mewakili Tuhan untuk memberikan pencerahan kepada anak-anak Tuhan. Dengan demikian, orang-orang yang dididik dan melihat kemarahan Tuhan akan sadar bahwa Tuhan hadir.

Pada suatu saat, Dr. Stanley Yu, bercerita kepada saya. Pernah suatu ketika dia berkhotbah di Medan, dia mengatakan kalimat-kalimat yang keras, “Allah yang adil dan suci tidak mau kamu korupsi atau berzinah!” Pada waktu dia berkhotbah dengan dipenuhi Roh Kudus, tangannya menuding. Semua tahu dia sedang menuding satu orang dan memang orang itu melakukan korupsi. Tetapi Dr. Stanley sendiri tidak tahu; ia hanya tahu taat kepada Tuhan dan mengatakan kalimat-kalimat yang penting. 

Akibatnya orang itu benar-benar malu luar biasa, karena ia memang melakukan korupsi di dalam sekolah Kristen sehingga mendapat banyak uang untuk dirinya sendiri. Akhirnya orang itu bertobat. Dr. Stanley mengatakan, “Stephen, waktu itu ada orang yang berkata bahwa pada malam saya berkhotbah itu, orang-orang merasa Allah hadir. Seolah-olah penghakiman kiamat Tuhan dipercepat terjadinya di Medan pada hari itu.” Saya sekarang mengerti, itu namanya penyertaan Tuhan.

Baca Juga: Simpati Pada Sesama Orang Percaya

Kita selalu mengerti penyertaan Tuhan seperti ini: kalau kita susah, Tuhan menyertai; kalau kita sakit, Tuhan menyertai; kalau kita tersendiri, Tuhan menyertai; kalau kita takut Tuhan menyertai. Tetapi penyertaan Tuhan tidak terbatas hanya begitu saja. Tuhan menyertai pada waktu kamu menjadi saksi Kristus, waktu kamu sedang membicarakan cemburu ilahi, pada waktu kamu menegur jemaat. Di situ ada kuasa keadilan Tuhan menaungimu, dan takhta Tuhan berada di sini. “Tuhan, biar Engkau yang menjadi visiku. Engkau yang menjadi takhtaku, di mana aku melihat kuasa-Mu dan menyatakankehendak-Mu.”

Kita sangat memerlukan cemburu ilahi. Paulus berkata, ”Aku mempertunangkan kamu dengan Kristus sebagai seorang perawan suci. Jagalah kesucianmu, jangan menyeleweng seperti Hawa digoda oleh ular, sehingga tidak lagi setia kepada Tuhan Allah yang menciptakannya.”

Kiranya Tuhan memberkati kita dan memberi kita cemburu ilahi yang suci untuk menghadapi diri, menghadapi gereja, menghadapi generasi kita, dan menghadapi anak-anak yang diserahkan Tuhan kepada kita. Amin.
Next Post Previous Post