MANIFESTASI DARI SEMANGAT YANG BERKOBAR-KOBAR (YOHANES 2:17)

Pdt. Budi Asali, M.Div.

Bacaan Alkitab: Yohanes 2:12-25
MANIFESTASI DARI SEMANGAT YANG BERKOBAR-KOBAR (YOHANES 2:17)
gadget, bisnis, otomotif
3) Ayat yang diingat oleh murid-murid (Yohanes 2:17).

a) Para murid mengingat Mazmur 69:10.

Ay 17b: “‘Cinta untuk rumahMu menghanguskan Aku.’”.

Ini diambil dari Maz 69:10.

1. Kata ‘cinta’ salah terjemahan, baik dalam ay 17 maupun dalam Maz 69:10!

KJV/RSV/NIV/NASB/ASV/NKJV/YLT: “Zeal” [= Semangat].

Maz 69:10 - “sebab cinta untuk rumahMu menghanguskan aku, dan kata-kata yang mencela Engkau telah menimpa aku.”.

KJV/RSV/NIV/NASB/ASV/NKJV/YLT: “Zeal” [= Semangat].

2. Kata-kata ‘menghanguskan aku’ (Yohanes 2:17).

KJV: “hath eaten me up” [= telah memakan aku semuanya / menghabiskan aku].

RSV/NIV/NASB: “will consume me” [= akan menghabiskan aku].

a. Penterjemahan kata.

Dalam Maz 69:10 LAI juga menterjemahkan ‘menghanguskan aku’.

Catatan: menterjemahkan kata-kata ini sangat memusingkan bagi saya. Cek di Bible Works 8.

Jamieson, Fausset & Brown (tentang Maz 69:10): “‘For the zeal of thine house hath eaten me up’ - consumes me like a flame with its very intensity (Ps 119:139).” [= ‘Karena semangat untuk rumahMu telah menghabiskan aku’ - membakar habis aku seperti suatu nyala api dengan kekuatannya yang sangat besar (Maz 119:139).].

Mazmur 119:139 - “Nyala cintaku menghabiskan aku, sebab para lawanku melupakan segala firmanMu.”.

Barnes’ Notes (tentang Maz 69:10): “‘For the zeal of thine house hath eaten me up.’ My zeal - my ardor - in the cause of religion (that is, of thy pure worship) has been so great as to consume me. It has been like a devouring fire within me. Zeal is represented under the idea of heat - as it is in the Greek language; and the characteristics of heat or fire are here applied to it.” [= ‘Karena semangat untuk rumahMu telah menghabiskan aku’. Semangatku - perasaanku yang menyala-nyala - dalam perkara agama (yaitu, tentang ibadah / penyembahanMu) adalah begitu besar sehingga menghabiskan aku. Itu seperti suatu api yang membakar habis di dalam diriku. Semangat digambarkan dengan gagasan tentang panas - seperti apa adanya dalam bahasa Yunani; dan karakteristik dari panas dan api ada di sini untuk diterapkan padanya.].

Jadi terjemahan LAI ‘menghanguskan’ juga bisa diterima.

b. Tenses yang digunakan.

Untuk Yohanes 2:17, yang benar adalah bentuk future.

Tetapi dalam Maz 69:10 yang benar adalah bentuk perfect / lampau. Baik dalam bahasa Ibraninya maupun dalam bahasa Yunaninya (LXX / Septuaginta) digunakan bentuk lampau / perfect. Cek di Bible Works 8.

Mengapa tenses Yoh 2:17 dan Maz 69:10 bisa berbeda?

Mungkin perbedaan itu terjadi karena dalam Maz 69:10 hal itu sudah terjadi pada diri Daud, tetapi itu juga merupakan suatu nubuat yang akan digenapi dalam diri Kristus.

3. Kata ‘rumah’ (Bait Allah) merupakan suatu synecdoche; yang dimaksudkan adalah seluruh ibadah / penyembahan kepada Allah (Calvin).

Calvin: “By a figure of speech, in which a part is taken for the whole, David employs the name of the temple to denote the whole worship of God;” [= Oleh suatu gaya bahasa, dalam mana sebagian dianggap seluruhnya, Daud menggunakan nama / sebutan dari Bait Allah untuk menunjuk seluruh penyembahan Allah;].

b) Arti dari Maz 69:10.

Mazmur 69:10 - “sebab cinta untuk rumahMu menghanguskan aku, dan kata-kata yang mencela Engkau telah menimpa aku.”.

Maz 69:10a dikutip dalam Yohanes 2:17, sedangkan Maz 69:10b dikutip dalam Roma 15:3.

Roma 15:3 - “Karena Kristus juga tidak mencari kesenanganNya sendiri, tetapi seperti ada tertulis: ‘Kata-kata cercaan mereka, yang mencerca Engkau, telah mengenai aku.’”.

Calvin (tentang Yoh 2:17): “the entire verse runs thus: ‘the zeal of thy house hath eaten me up, and the reproaches of them who reproached thee have fallen on me,’ (Psalm 69:9.) The second clause corresponds to the first, or rather it is nothing else than a repetition explaining what had been said. The amount of both clauses is, that David’s anxiety about maintaining the worship of God was so intense, that he cheerfully laid down his head to receive all the reproaches which wicked men threw against God; and that he burned with such zeal, that this single feeling swallowed up every other. He tells us that he himself had such feelings; but there can be no doubt that he described in his own person what strictly belonged to the Messiah.” [= seluruh ayat berbunyi demikian: ‘semangat untuk rumahMu telah menghabiskan aku, dan celaan-celaan mereka yang mencela Engkau telah jatuh kepadaku’, (Maz 69:10). Anak kalimat yang kedua sesuai / mirip dengan yang pertama, atau itu bukan lain dari pada suatu pengulangan yang menjelaskan apa yang telah dikatakan. Arti dari kedua anak kalimat adalah, bahwa keinginan yang sungguh-sungguh dari Daud tentang memelihara / menjaga penyembahan Allah adalah begitu hebat sehingga ia dengan sukacita menaruh kepalanya untuk menerima semua celaan-celaan yang dilontarkan orang-orang jahat terhadap Allah; dan bahwa ia menyala-nyala dengan semangat sedemikian rupa, sehingga satu perasaan ini menelan habis semua perasaan yang lain. Ia memberitahu kita bahwa ia sendiri mempunyai perasaan-perasaan seperti itu; tetapi di sana tidak ada keraguan bahwa ia menggambarkan dalam dirinya sendiri apa yang secara ketat merupakan milik dari sang Mesias.].

Calvin (tentang Maz 69:10): “as David speaks in the name of the whole Church, whatever he says concerning himself behoved to be fulfilled in the supreme Head. It is, therefore, not surprising to find the Evangelists applying this passage to Christ, (John 2:17.)” [= karena Daud berbicara atas nama seluruh Gereja, apapun yang ia katakan berkenaan dengan dirinya sendiri harus digenapi dalam Kepala yang tertinggi. Karena itu, tidaklah mengherankan untuk mendapati sang Penginjil menerapkan text ini kepada Kristus (Yoh 2:17).].

Calvin (tentang Maz 69:10): “Since Christ, in whom there shines forth all the majesty of Deity, did not hesitate to expose himself to every species of reproach for the maintenance of his Father’s glory, how base and shameful will it be for us to shrink from a similar lot.” [= Karena Kristus, dalam siapa bersinar seluruh keagungan dari keAllahan, tidak ragu-ragu untuk membuka diriNya sendiri terhadap setiap jenis celaan untuk menjaga kemuliaan BapaNya, alangkah rendah / menjijikkan dan memalukan hal itu bagi kita untuk mundur dari nasib yang sama.].

c) Pembenaran dari apa yang Yesus lakukan berdasarkan Maz 69:10 itu menunjukkan bahwa kadang-kadang merupakan hal yang benar untuk meniru ‘tindakan extrim’ dari Kristus itu.

J. C. Ryle: “The text before us shows that it is sometimes justifiable to be entirely absorbed and eaten up, so to speak, by zeal for some object in which God’s glory is concerned. Moses, Phinehas, and Paul at Athens, are examples of such zeal. (Exodus 32:19; Numbers 25:11; Acts 17:16.)” [= Text di depan kita menunjukkan bahwa boleh dikatakan bahwa kadang-kadang bisa dibenarkan, untuk dikuasai perhatiannya sepenuhnya dan digunakan seluruhnya, oleh semangat untuk beberapa tujuan dalam mana kemuliaan Allah terlibat. Musa, Pinehas, dan Paulus di Atena, adalah contoh-contoh dari semangat seperti itu. (Kel 32:19; Bilangan 25:11; Kis 17:16).] - ‘Expository Thoughts on the Gospels: John vol I’ (Libronix).

Keluaran 32:19 - “Dan ketika ia dekat ke perkemahan itu dan melihat anak lembu dan melihat orang menari-nari, maka bangkitlah amarah Musa; dilemparkannyalah kedua loh itu dari tangannya dan dipecahkannya pada kaki gunung itu.”.

Kis 17:16 - “Sementara Paulus menantikan mereka di Atena, sangat sedih hatinya karena ia melihat, bahwa kota itu penuh dengan patung-patung berhala.”.

Bilangan 25:1-14 - “(1) Sementara Israel tinggal di Sitim, mulailah bangsa itu berzinah dengan perempuan-perempuan Moab. (2) Perempuan-perempuan ini mengajak bangsa itu ke korban sembelihan bagi allah mereka, lalu bangsa itu turut makan dari korban itu dan menyembah allah orang-orang itu. (3) Ketika Israel berpasangan dengan Baal-Peor, bangkitlah murka TUHAN terhadap Israel; (4) lalu berfirmanlah TUHAN kepada Musa: ‘Tangkaplah semua orang yang mengepalai bangsa itu dan gantunglah mereka di hadapan TUHAN di tempat terang, supaya murka TUHAN yang bernyala-nyala itu surut dari pada Israel.’ (5) Lalu berkatalah Musa kepada hakim-hakim Israel: ‘Baiklah masing-masing kamu membunuh orang-orangnya yang telah berpasangan dengan Baal-Peor.’ (6) Kebetulan datanglah salah seorang Israel membawa seorang perempuan Midian kepada sanak saudaranya dengan dilihat Musa dan segenap umat Israel yang sedang bertangis-tangisan di depan pintu Kemah Pertemuan. (7) Ketika hal itu dilihat oleh Pinehas, anak Eleazar, anak imam Harun, bangunlah ia dari tengah-tengah umat itu dan mengambil sebuah tombak di tangannya, (8) mengejar orang Israel itu sampai ke ruang tengah, dan menikam mereka berdua, yakni orang Israel dan perempuan itu, pada perutnya. Maka berhentilah tulah itu menimpa orang Israel. (9) Orang yang mati karena tulah itu ada dua puluh empat ribu orang banyaknya. (10) TUHAN berfirman kepada Musa: (11) ‘Pinehas, anak Eleazar, anak imam Harun, telah menyurutkan murkaKu dari pada orang Israel, oleh karena ia begitu giat membela kehormatanKu di tengah-tengah mereka, sehingga tidaklah Kuhabisi orang Israel dalam cemburuKu. (12) Sebab itu katakanlah: Sesungguhnya Aku berikan kepadanya perjanjian keselamatan yang dari padaKu (13) untuk menjadi perjanjian mengenai keimaman selama-lamanya bagi dia dan bagi keturunannya, karena ia telah begitu giat membela Allahnya dan telah mengadakan pendamaian bagi orang Israel.’”.

Kata ‘giat’ dalam Bilangan 25:13 diterjemahkan ‘zealous’ [= bersemangat] oleh KJV/NIV.

Kalau Pinehas dipuji OLEH TUHAN, karena hal seperti ini, adalah konyol kalau orang-orang GBIA Graphe mencela (ditambah memfitnah Calvin) karena ‘membunuh’ Servetus, padahal Calvin hanya melaporkan Servetus, dan pengadilanlah yang menjatuhkan hukuman mati terhadap Servetus!

Juga konyol kalau ada orang-orang yang mencela saya karena menggunakan kata-kata kasar berkenaan dengan penyesat-penyesat / bidat-bidat!

Tetapi tindakan meniru tindakan Kristus itu memang bisa punya resiko yang tinggi.

The Bible Exposition Commentary: “There was still a godly remnant in Israel who loved God and revered His temple (Luke 1:5-22; 2:25-38), but most religious leaders were false shepherds who exploited the people. When Jesus cleansed the temple, He ‘declared war’ on the hypocritical religious leaders (Matt 23), and this ultimately led to His death. Indeed, His zeal for God’s house did eat Him up!” [= Di sana tetap ada suatu sisa orang-orang saleh di Israel yang mengasihi Allah dan menghormati Bait AllahNya (Luk 1:5-22; 2:25-38), tetapi kebanyakan pemimpin-pemimpin agamawi adalah gembala-gembala palsu yang memeras bangsa itu. Pada waktu Yesus membersihkan Bait Allah, Ia ‘menyatakan perang’ terhadap pemimpin-pemimpin agamawi yang munafik itu (Mat 23), dan ini akhirnya membimbing pada kematianNya. Memang, semangatNya untuk rumah Allah sungguh-sungguh memakanNya habis!].

d) Ay 17 dan Maz 69:10 ini menunjukkan bahwa orang kristen, khususnya pendeta, tidak boleh bersikap acuh tak acuh terhadap kesalahan-kesalahan yang ada dalam gereja!

Sadarilah bahwa lawan dari semangat yang menyala-nyala yang digambarkan dalam ay 17 / Maz 69:10 itu adalah suam-suam kuku, yang jelas-jelas dikecam dan diancam oleh Tuhan dalam Wah 3:15-16!

Wahyu 3:15-16 - “(15) Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! (16) Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulutKu.”.

Barnes’ Notes: “‘It was written ....’ This is recorded in Ps 69:9. Its meaning is, that he was affected with great zeal or concern for the pure worship of God. ‘The zeal of thine house.’ ‘Zeal’ is intense ardor in reference to any object. The ‘zeal of thine house’ means extraordinary concern for the temple of God; intense solicitude that the worship there should be pure, and such as God would approve. ... Here is an example set for ministers and for all Christians. In Jesus this was the great commanding sentiment of his life. In us it should be also. In this manifestation of zeal he began and ended his ministry. In this we should begin and end our lives.” [= ‘Ada tertulis ...’. Ini dicatat dalam Maz 69:10. Artinya adalah, bahwa Ia dipengaruhi dengan semangat yang besar atau perhatian / kepedulian untuk penyembahan / ibadah yang murni kepada Allah. ‘Semangat untuk rumahMu’. ‘Semangat’ adalah kesungguhan / pembaktian yang hebat berkenaan dengan obyek apapun. ‘Semangat untuk rumahMu’ berarti perhatian / kepedulian untuk Bait Allah; perhatian / kepedulian supaya penyembahan / ibadah di sana murni, dan sedemikian rupa sehingga disetujui / diterima oleh Allah. ... Di sini ada suatu teladan yang diberikan untuk pendeta-pendeta / pelayan-pelayan dan semua orang-orang Kristen. Dalam Yesus ini adalah perasaan yang besar yang mengontrol / mendominasi hidupNya. Dalam diri kita juga harus seperti itu. Dalam manifestasi dari semangat ini Ia memulai dan mengakhiri pelayananNya. Dalam hal ini kita harus memulai dan mengakhiri hidup kita.].

Kalau saudara adalah seorang hamba Tuhan / pengkhotbah / pengajar Firman Tuhan yang ingin memurnikan gereja, maka khotbah saudara harus cocok dengan kata-kata di bawah ini:

Barnes’ Notes: “We learn, also, that ministers of religion should aim to purify the church of God. ... The preaching of every minister should be such that wicked men will feel that they must either become christians or leave the house of God, or spend their lives there in the consciousness of guilt and the fear of hell.” [= Kita belajar, juga, bahwa pendeta-pendeta / pelayan-pelayan agama harus bertujuan untuk memurnikan gereja Allah. ... Khotbah dari setiap pendeta seharusnya adalah sedemikian rupa sehingga orang-orang jahat akan merasa bahwa mereka harus menjadi orang-orang kristen, atau meninggalkan rumah Allah, atau menghabiskan hidup mereka di sana dalam kesadaran tentang kesalahan dan rasa takut pada neraka.].

The Biblical Illustrator: “Zeal for the doctrine implies mental hostility to error.” [= Semangat untuk doktrin / pengajaran secara implicit menunjukkan pikiran yang bermusuhan terhadap kesalahan.].

The Biblical Illustrator: “Whilst opposing heresy, our chief concern should be the vindication and exposition of truth. Zeal not for sect and party, but for the truth - particularly the cardinal truth of the cross.” [= Pada waktu menentang bidat, perhatian utama kita haruslah pembelaan dan exposisi / penjelasan dari kebenaran. Bersemangatlah bukan untuk kelompok, tetapi untuk kebenaran - khususnya kebenaran terpenting tentang salib.].

e) Satu penafsir ini menghubungkan semangat untuk Tuhan dengan pembangunan gedung gereja.

The Biblical Illustrator: “Ver. 17. The zeal of Thine house hath eaten Me up. - I. ZEAL FOR THE STRUCTURE OF THE HOUSE. 1. It is the duty of the Church to provide convenient places for the public worship of God. Over-building is a lamentable waste of strength; but under-building is a sin. ... Beauty is as cheap as ugliness. ... Our conscience, like David’s, should smite us when our house is better than God’s.” [= Ay 17. ‘Semangat untuk rumahMu telah menghabiskan Aku’. - I. SEMANGAT UNTUK PEMBANGUNAN RUMAH (Allah). 1. Merupakan kewajiban dari Gereja untuk menyediakan tempat-tempat yang nyaman untuk kebaktian umum dari Allah. Pembangunan yang berlebihan merupakan suatu pemborosan kekuatan yang menyedihkan; tetapi pembangunan yang terlalu kurang adalah suatu dosa. ... Keindahan sama tidak terhormatnya dengan keburukan. ... Hati nurani kita, seperti hati nurani Daud, harus memukul kita pada waktu rumah kita lebih baik / bagus dari rumah Allah.].

2Samuel 7:2 - “berkatalah raja kepada nabi Natan: ‘Lihatlah, aku ini diam dalam rumah dari kayu aras, padahal tabut Allah diam di bawah tenda.’”.

Ada orang-orang yang menyalahkan Salomo, karena ia membangun Bait Allah dalam 7 tahun (1Raja 6:38) tetapi ia membangun istananya sendiri dalam 13 tahun (1Raja 7:1). Tetapi menurut saya ini belum tentu benar. Ada 2 hal yang harus dipikirkan:

1. Untuk Bait Allah, Daud sudah mempersiapkan bahannya dsb selama banyak tahun (1Tawarik 22:2-dst), dan Salomo sendiri juga sudah mempersiapkan banyak hal (1Raja 5), sedangkan untuk istana Salomo belum / tidak ada persiapan.

2. Istana jauh lebih besar dan membutuhkan jauh lebih banyak hal dari pada Bait Allah.

Bdk. Hag 1:2-9 - “(2) ‘Beginilah firman TUHAN semesta alam: Bangsa ini berkata: Sekarang belum tiba waktunya untuk membangun kembali rumah TUHAN!’ (3) Maka datanglah firman TUHAN dengan perantaraan nabi Hagai, bunyinya: (4) ‘Apakah sudah tiba waktunya bagi kamu untuk mendiami rumah-rumahmu yang dipapani dengan baik, sedang Rumah ini tetap menjadi reruntuhan? (5) Oleh sebab itu, beginilah firman TUHAN semesta alam: Perhatikanlah keadaanmu! (6) Kamu menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit; kamu makan, tetapi tidak sampai kenyang; kamu minum, tetapi tidak sampai puas; kamu berpakaian, tetapi badanmu tidak sampai panas; dan orang yang bekerja untuk upah, ia bekerja untuk upah yang ditaruh dalam pundi-pundi yang berlobang! (7) Beginilah firman TUHAN semesta alam: Perhatikanlah keadaanmu! (8) Jadi naiklah ke gunung, bawalah kayu dan bangunlah Rumah itu; maka Aku akan berkenan kepadanya dan akan menyatakan kemuliaanKu di situ, firman TUHAN. (9) Kamu mengharapkan banyak, tetapi hasilnya sedikit, dan ketika kamu membawanya ke rumah, Aku menghembuskannya. Oleh karena apa? demikianlah firman TUHAN semesta alam. Oleh karena rumahKu yang tetap menjadi reruntuhan, sedang kamu masing-masing sibuk dengan urusan rumahnya sendiri.”.

f) Ay 17 & Maz 69:10 ini menunjukkan Yesus sebagai Mesias.

Leon Morris (NICNT): “The effect on the disciples was to remind them of Psalm 69:9. The action of Jesus gave evidence of a consuming zeal for the house of God. The ancient Scriptures found their fulfillment in what he did. ‘The action is not merely that of a Jewish reformer: it is a sign of the advent of the Messiah’ (Hoskyns). We should not miss the way this incident fits in with John’s aim of showing Jesus to be the Messiah. All his actions imply a special relationship with God. They proceed from his messianic vocation.” [= Efek / pengaruh pada murid-murid adalah mengingatkan mereka tentang Maz 69:10. Tindakan Yesus memberikan bukti tentang semangat yang menghabiskan untuk rumah Allah. Kitab Suci yang kuno mendapatkan penggenapan dalam apa yang Ia lakukan. ‘Tindakan itu bukanlah semata-mata tindakan dari seorang Reformator Yahudi: itu adalah tanda dari kedatangan sang Mesias’ (Hoskyns). Kita tidak boleh gagal untuk mengerti cara / jalan peristiwa ini sesuai dengan tujuan Yohanes dalam menunjukkan Yesus sebagai sang Mesias. Semua tindakan-tindakanNya menunjukkan secara implicit suatu hubungan khusus dengan Allah. Mereka keluar dari panggilan mesianikNya.].

Adam Clarke (tentang Roma 15:3): “That this Psalm refers to the Messiah and his sufferings for mankind is evident, not only from the quotation here, but also from John 19:28-29, when our Lord’s receiving the vinegar during his expiatory suffering is said to be a fulfilling of the Scripture, namely, of Ps 69:21;” [= Bahwa Mazmur ini menunjuk kepada sang Mesias dan penderitaan-penderitaanNya untuk umat manusia adalah jelas, bukan hanya dari kutipan di sini, tetapi juga dari Yoh 19:28-29, pada waktu penerimaan cuka Tuhan kita pada waktu penderitaan penebusanNya dikatakan sebagai suatu penggenapan dari Kitab Suci, yaitu, dari Maz 69:21;].

Catatan: Lihat Maz 69:9,10,21,22.

Maz 69:21-22 - “(21) Cela itu telah mematahkan hatiku, dan aku putus asa; aku menantikan belas kasihan, tetapi sia-sia, menantikan penghibur-penghibur, tetapi tidak kudapati. (22) Bahkan, mereka memberi aku makan racun, dan pada waktu aku haus, mereka memberi aku minum anggur asam.”.

Catatan: kata ‘racun’ seharusnya adalah ‘empedu’. Bdk. Matius 27:34.

Yoh 19:28-29 - “(28) Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Ia - supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci -: ‘Aku haus!’ (29) Di situ ada suatu bekas penuh anggur asam. Maka mereka mencucukkan bunga karang, yang telah dicelupkan dalam anggur asam, pada sebatang hisop lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus.”.

J. C. Ryle: “Whether, however, the disciples regarded the Psalm, of which they remembered this verse, as applicable to the Messiah, may be reasonably doubted.” [= Tetapi apakah murid-murid menganggap Mazmur, dari mana mereka mengingat ayat ini, sebagai cocok dengan sang Mesias, bisa diragukan secara masuk akal.] - ‘Expository Thoughts on the Gospels: John vol I’ (Libronix).

4) Para murid membandingkan kejadian sehari-hari dengan Kitab Suci.

Mereka melihat Yesus mengobrak-abrik Bait Allah dan mereka membandingkan hal itu dengan ayat Kitab Suci yang mereka ingat.

Hal ini yang jarang ada! Ada banyak orang yang mempunyai banyak pengetahuan tentang Kitab Suci, tetapi mereka tidak membandingkannya dengan kehidupan / pengalaman sehari-hari!

Kalau kita melihat orang yang sangat kaya, kita bisa iri hati. Tetapi bagaimana kalau kita membandingkan orang kaya itu dengan ayat-ayat Alkitab? Misalnya ayat-ayat ini:

Amsal 11:4 - “Pada hari kemurkaan harta tidak berguna, tetapi kebenaran melepaskan orang dari maut.”.

Cerita tentang Lazarus dan orang kaya (Lukas 16:19-31).

Kalau saudara berbicara soal bisnis, uang yang milyaran, kenikmatan dunia dsb, maka itu bisa menyebabkan saudara terlalu menghargai uang. Tetapi kalau saudara bisa membanding­kannya dengan Kitab Suci, itu bisa mencegah saudara dari sikap yang salah itu!

5) Bagaimana kita bisa meniru para murid Yesus dalam hal ini?

Kita hanya bisa mengingat firman Tuhan kalau kita pernah mempelajarinya.

Ini gunanya belajar / membaca Kitab Suci! Memang, kalaupun kita sudah belajar firman Tuhan, kita bisa lupa akan apa yang telah kita pelajari itu. Tetapi bagi kita, ada Roh Kudus, yang tugasNya bukan hanya mengajar kita firman Tuhan, tetapi juga mengingatkannya bagi kita.

Yohanes 14:26 - “tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam namaKu, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.”.

Tetapi kalau kita tidak pernah mempelajari firman Tuhan, tidak ada apapun yang Roh Kudus bisa ingatkan kepada kita!

Dan bahwa Roh Kudus berfungsi untuk mengingatkan kita, tidak berarti bahwa kita tidak perlu berusaha untuk menghafal / mengingat Kitab Suci! Apa yang saudara lakukan untuk bisa lebih mengingat Kitab Suci?

Baca Juga: Yesus Sebagai Reformator

Juga jangan tidak mau membaca text-text yang sukar, seperti kitab Wahyu. Baca saja, dan coba untuk mengingat, sekalipun sekarang kita tidak mengertinya. Misalnya tentang sang Anti Kristus, bilangan 666 dan sebagainya. Nanti kalau hal-hal itu tergenapi, kita akan mengertinya (bdk. ay 22 dimana para murid baru mengerti kata-kata Yesus setelah Yesus bangkit dari antara orang mati).

6) Para murid ikut Kristus, tetapi tetap menjadikan Kitab Suci sebagai penuntun!

Bdk. Yohanes 2: 22: “Kemudian, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh murid-muridNya bahwa hal itu telah dikatakanNya, dan merekapun percayalah akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus.”.

Perhatikan bahwa ‘Kitab Suci’ disebut lebih dulu dari ‘perkataan Yesus’!

Kalau saudara berhenti menjadikan Kitab Suci sebagai penuntun / pedoman hidup saudara, jangan mimpi bahwa saudara bisa mengikut Kristus!

Sebaliknya, kalau saudara memang belajar Kitab Suci secara serius dan benar, maka sama seperti murid-murid, saudara tidak akan menyalahkan orang yang mempunyai semangat berkobar-kobar untuk Tuhan, bahkan saudara akan mendukungnya!

Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
Next Post Previous Post