YESUS SEBAGAI REFORMATOR

Pdt. Budi Asali, M.Div.

Bacaan Alkitab Yohanes 2:12-25

Hal-hal lain yang bisa kita pelajari dari peristiwa ini.
YESUS SEBAGAI REFORMATOR
gadget, bisnis, otomotif
1) Penyucian Bait Allah oleh Yesus ini merupakan penggenapan sebagian dari Maleakhi 3:1b-3.

Bible Knowledge Commentary: “Malachi predicted that One would come suddenly to the temple to purify the religion of the nation (Maleakhi 3:1-3).” [= Maleakhi meramalkan bahwa ‘Seseorang’ akan datang dengan mendadak ke Bait Allah untuk memurnikan agama dari bangsa itu (Mal 3:1-3).].

J. C. Ryle: “I am inclined to see in this visit of our Lord to the temple at His first appearance in Jerusalem after beginning His ministry, a partial though very imperfect fulfilment of Malachi’s prophecy: ‘The Lord whom ye seek shall suddenly come to his temple.’ (Mal. 3:1.) While the Jewish nation was expecting the appearance of a conquering Messiah with power and great glory, the true Messiah suddenly appeared in the temple, and declared His presence, not by exhibiting temporal power, but by insisting on greater purity in the temple worship, as the first thing which the nation needed.” [= Saya condong untuk melihat dalam kunjungan Tuhan kita ke Bait Allah pada penampilanNya yang pertama di Yerusalem setelah memulai pelayananNya ini, penggenapan sebagian sekalipun sangat tidak sempurna / lengkap dari nubuat Maleakhi: ‘Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke baitNya!’ (Mal 3:1). Sementara bangsa Yahudi sedang mengharapkan penampilan dari seorang Mesias yang menang / mengalahkan dengan kuasa dan kemuliaan yang besar, Mesias yang sebenarnya dengan mendadak muncul dalam Bait Allah, dan menyatakan kehadiranNya, bukan dengan menunjukkan / memamerkan kuasa sementara, tetapi dengan berkeras tentang kemurnian yang lebih besar dalam ibadah Bait Allah, sebagai hal pertama yang dibutuhkan bangsa itu.] - ‘Expository Thoughts on the Gospels: John vol I’ (Libronix).

Mal 3:1-3 - “(1) Lihat, Aku menyuruh utusanKu, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapanKu! Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke baitNya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN semesta alam. (2) Siapakah yang dapat tahan akan hari kedatanganNya? Dan siapakah yang dapat tetap berdiri, apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu. (3) Ia akan duduk seperti orang yang memurnikan dan mentahirkan perak; dan Ia mentahirkan orang Lewi, menyucikan mereka seperti emas dan seperti perak, supaya mereka menjadi orang-orang yang mempersembahkan korban yang benar kepada TUHAN.”.

Barnes’ Notes (tentang Maleakhi 3:2): “Malachi seems to blend, as Joel, the first and second coming of our Lord.” [= Maleakhi kelihatannya mencampur / menyatukan, seperti Yoel, kedatangan pertama dan kedua dari Tuhan kita.].

Jamieson, Fausset & Brown (tentang Mal 3:2): “His mission is here regarded as a whole, from the first to the second advent; the process of refining and separating the godly from the ungodly, beginning during Christ’s stay on earth, going on ever since, and about to continue until the final separation (Matt 25:31-46).” [= MissiNya di sini dianggap sebagai suatu keseluruhan / keutuhan, dari kedatangan yang pertama sampai kedatangan kedua; proses pemurnian dan pemisahan orang-orang saleh dari orang-orang jahat, dimulai selama Kristus ada di bumi, berlangsung terus sejak saat itu, dan akan berlanjut sampai pemisahan terakhir (Matius 25:31-46).].

Calvin (tentang Mal 3:1): “Malachi then promises here to the Jews both a king and a reconciler, - a king under the title of Lord, - and a reconciler under the title of the messenger of the covenant: and we know it was the main thing in the whole doctrine of the law, that a Redeemer was to come, to reconcile the Church to God and to rule it.” [= Jadi Maleakhi menjanjikan di sini kepada orang-orang Yahudi baik seorang Raja dan seorang Pendamai, - seorang Raja di bawah gelar ‘Tuhan’, - dan seorang Pendamai di bawah gelar seorang Utusan / Malaikat Perjanjian: dan kita tahu bahwa itu adalah hal utama dalam seluruh ajaran hukum Taurat, bahwa seorang Penebus akan datang, untuk memperdamaikan Gereja dengan Allah dan untuk memerintahnya.].

Calvin (tentang Mal 3:1): “And he says that the Mediator was sought and expected by the Jews; and through him God was to be propitious to them: but this was not said but ironically.” [= Dan ia berkata bahwa Sang Pengantara dicari dan diharapkan oleh orang-orang Yahudi; dan melalui Dia Allah akan menjadi baik kepada mereka: tetapi ini dikatakan secara ironis.].

Calvin (tentang Mal 3:2): “And when he says that the coming of Christ would be intolerable, what is said is to be confined to the ungodly; for we know that nothing is more delightful and sweeter to us than when Christ is nigh us:” [= Dan pada waktu ia berkata bahwa kedatangan Kristus akan tidak tertahankan, apa yang dikatakan harus dibatasi pada orang-orang jahat; karena kita tahu bahwa tak ada yang lebih menyenangkan dan manis bagi kita dari pada pada waktu Kristus dekat dengan kita:].

Calvin (tentang Mal 3:2): “The power of the fire, we know, is twofold; for it burns and it purifies; it burns what is corrupt; but it purifies gold and silver from their dross. The Prophet no doubt meant to include both, for in the next verse he says, that Christ will be as fire to purify and to refine the sons of Levi as gold and silver. With regard then to the people of whom he has been hitherto speaking, he shows that Christ will be like fire, to burn and consume their filth; for though they boasted with their mouth of their religion, yet we know that the Church of God had many defilements and pollutions; they were therefore to perish by fire. But Malachi teaches us at the same time, that the whole Church was not to perish, for the Lord would ‘purify the sons of Levi.’” [= Kuasa / kekuatan dari api, kita tahu, adalah rangkap dua; karena api membakar dan api memurnikan; api membakar apa yang busuk / bejat; tetapi api memurnikan emas dan perak dari sampah mereka. Sang Nabi tidak diragukan mencakup keduanya, karena di ayat selanjutnya ia berkata, bahwa Kristus akan menjadi seperti api untuk menyucikan dan memurnikan anak-anak Lewi seperti emas dan perak. Jadi berkenaan dengan orang-orang tentang siapa Ia sampai saat ini berbicara, ia menunjukkan bahwa Kristus akan menjadi seperti api, membakar dan menghabiskan kotoran mereka; karena sekalipun mereka membanggakan dengan mulut mereka tentang agama mereka, tetapi kita tahu bahwa Gereja Allah mempunyai banyak kotoran dan polusi; karena itu mereka harus binasa oleh api. Tetapi pada saat yang sama Maleakhi mengajar kita, bahwa seluruh Gereja tidak akan binasa, karena Tuhan akan ‘memurnikan anak-anak Lewi’.].

Jadi, tindakan Yesus ini merupakan suatu pernyataan bahwa Ia adalah Mesias.

The Biblical Illustrator: “Designed to be a revelation to the ecclesiastical authorities of His Messiahship (Ps 69:9; Mal 3:2-6).” [= Dirancang sebagai suatu wahyu bagi otoritas-otoritas gereja tentang ke-Mesias-anNya (Maz 69:10; Mal 3:2-6).].

The Biblical Illustrator: “He needed to appear as the reformer of religion. The temple was the centre of religious life: here then the reformation must begin.” [= Ia perlu untuk muncul sebagai reformator dari agama. Bait Allah adalah pusat dari kehidupan agamawi: maka di sini reformasi itu harus mulai.].

Secara sama, pada zaman sekarang reformasi harus dimulai di gereja!

Bdk. 1Petrus 4:17-18 - “(17) Karena sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai, dan pada rumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi. Dan jika penghakiman itu dimulai pada kita, bagaimanakah kesudahannya dengan mereka yang tidak percaya pada Injil Allah? (18) Dan jika orang benar hampir-hampir tidak diselamatkan, apakah yang akan terjadi dengan orang fasik dan orang berdosa?”.

Apa yang Yesus lakukan di sini adalah reformasi secara revolusioner / drastis. Padahal apa yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi di Bait Allah itu sudah menjadi tradisi!

Kebanyakan orang melakukan reformasi secara pelan-pelan / ‘bijak­sana’ (atau ‘bijaksini’?), apalagi kalau menyangkut kesalahan yang sudah membudaya / menjadi tradisi. Sekalipun ini tidak selalu salah, tetapi pasti juga tidak selalu benar! Beranikah saudara berkata bahwa di sini Yesus bertindak tidak bijaksana?

Bandingkan dengan Reformasi yang dilakukan oleh Martin Luther, yang akan kita peringati minggu depan.

2) Sikap, tindakan dan kata-kata Yesus ini bukan menyerang seluruh sistim korban dalam Perjanjian Lama!

Leon Morris (NICNT): “It is sometimes said that this represents an attack on the whole sacrificial system, for it would not have been possible to maintain the sacrifices unless people from afar could purchase the necessary victims in a convenient place. But that is just the point. A ‘convenient’ place need not be within the temple precincts. It is to this that Jesus makes his objection, and not to anything else.” [= Kadang-kadang dikatakan bahwa ini menggambarkan suatu serangan pada seluruh sistim korban, karena tidaklah mungkin untuk mempertahankan korban-korban kecuali orang-orang dari jauh bisa membeli korban-korban yang diperlukan di suatu tempat yang nyaman. Tetapi itu justru adalah persoalannya. Suatu tempat yang ‘nyaman’ tidak perlu ada di dalam daerah-daerah / batasan-batasan Bait Allah. Terhadap hal inilah Yesus keberatan, dan bukan terhadap hal yang lain.].

Catatan: salah satu yang menganggap ini menyerang seluruh sistim pengorbanan adalah William Barclay, dan ini memang sangat bodoh dan tidak masuk akal, karena pengorbanan memang diperintahkan.

William Barclay: “(2) Jesus acted as he did in order to show that the whole paraphernalia of animal sacrifice was completely irrelevant. For centuries the prophets had been saying exactly that.” [= (2) Yesus bertindak seperti yang Ia lakukan untuk menunjukkan bahwa seluruh peralatan dari korban binatang sama sekali tidak relevan. Selama berabad-abad nabi-nabi telah mengatakan persis seperti itu.].

Catatan: ini salah secara total!

Barclay lalu memberikan beberapa ayat sebagai ‘dasar ajarannya’.

Yesaya 1:11-13 - “(11) ‘Untuk apa itu korbanmu yang banyak-banyak?’ firman TUHAN; ‘Aku sudah jemu akan korban-korban bakaran berupa domba jantan dan akan lemak dari anak lembu gemukan; darah lembu jantan dan domba-domba dan kambing jantan tidak Kusukai. (12) Apabila kamu datang untuk menghadap di hadiratKu, siapakah yang menuntut itu dari padamu, bahwa kamu menginjak-injak pelataran Bait SuciKu? (13) Jangan lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh, sebab baunya adalah kejijikan bagiKu. Kalau kamu merayakan bulan baru dan sabat atau mengadakan pertemuan-pertemuan, Aku tidak tahan melihatnya, karena perayaanmu itu penuh kejahatan.”.

Yeremia 7:22 - “Sungguh, pada waktu Aku membawa nenek moyangmu keluar dari tanah Mesir Aku tidak mengatakan atau memerintahkan kepada mereka sesuatu tentang korban bakaran dan korban sembelihan;”.

Hosea 5:6 - “Dengan korban kambing domba dan lembu sapinya mereka akan pergi untuk mencari TUHAN, tetapi tidak akan menjumpai Dia; Ia telah menarik diri dari mereka.”.

Hosea 8:13 - “Mereka mencintai korban sembelihan; mereka mempersembahkan daging dan memakannya; tetapi TUHAN tidak berkenan kepada mereka. Sekarang Ia akan mengingat kesalahan mereka dan akan menghukum dosa mereka; mereka harus kembali ke Mesir!”.

Baca Juga: Yesus Sang Reformator Revolusioner

Mazmur 51:18 - “Sebab Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan; sekiranya kupersembahkan korban bakaran, Engkau tidak menyukainya.”.

Catatan: semua ayat dasar dari Barclay ini jelas ditafsirkan secara salah.

Barclay melanjutkan lagi.

William Barclay: “There was a chorus of prophetic voices telling of the sheer irrelevance of the burnt offerings and the animal sacrifices which smoked continuously upon the altar at Jerusalem. Jesus acted as he did to show that no sacrifice of any animal can ever put a person right with God.” [= Disana ada suatu paduan suara dari suara-suara nabi yang memberitahu ketidak-relevanan yang sepenuhnya dari korban bakaran dan korban binatang yang berasap secara terus menerus di mezbah di Yerusalem. Yesus bertindak seperti yang Ia lakukan untuk menunjukkan bahwa tidak ada korban dari binatang apapun yang pernah bisa membetulkan hubungan seseorang dengan Allah.].

Catatan: Adalah mustahil kalau Yesus menentang sistim pengorbanan binatang yang diberikan oleh Tuhan sendiri, dan masih berlaku pada saat itu. Semua ini baru dibuang pada saat Yesus mati di salib (Efesus 2:15).

Barclay melanjutkan lagi.

William Barclay: “We are not totally free from this very tendency today. True, we will not offer animal sacrifice to God. But we can identify his service with the installation of stained-glass windows, the obtaining of a more sonorous organ, the lavishing of money on stone and lime and carved wood, while real worship is far away. It is not that these things are to be condemned - far from it. They are often - thank God - the lovely offerings of the loving heart. When they are aids to true devotion they are God-blessed things; but when they are substitutes for true devotion they make God sick at heart.” [= Sekarang ini kita tidak sepenuhnya bebas dari kecenderungan ini. Memang, kita tidak mengorbankan binatang kepada Allah. Tetapi kita bisa menyamakan pelayananNya / kebaktianNya dengan pemasangan dari jendela-jendela dengan kaca yang berwarna-warni, mendapatkan suatu organ yang menghasilkan suara yang lebih indah, pemborosan uang pada batu dan kapur dan kayu berukir, sementara ibadah / penyembahan yang sejati jauh sekali. Bukan bahwa hal-hal ini dikecam, jauh dari itu. Mereka seringkali - syukur kepada Allah - merupakan persembahan-persembahan / korban-korban yang indah dari hati yang mengasihi. Pada waktu mereka merupakan bantuan-bantuan pada pembaktian yang sungguh-sungguh maka mereka adalah hal-hal yang diberkati Allah; tetapi pada waktu mereka merupakan pengganti-pengganti dari pembaktian yang sungguh-sungguh mereka membuat Allah sedih / kecewa.].

Pembangunan gedung-gedung gereja yang besar, sangat indah dan mewah, bisa mempunyai macam-macam motivasi:

a) Karena kasih kepada Tuhan.

b) Untuk mencari nama bagi diri sendiri.

c) Untuk menyesuaikan dengan Theologia Kemakmuran yang mereka ajarkan.

d) Untuk ‘mengusir’ orang miskin (yang sangat bisa menjadi sungkan untuk masuk ke dalam gedung gereja yang sangat mewah itu), dan sebaliknya untuk ‘mengundang’ orang kaya, yang sangat bisa merasa gereja mewah itu cocok dengan keadaan dirinya yang kaya.

3) Yesus pasti tahu bahwa orang-orang Yahudi itu akan memberikan reaksi yang negatif, tetapi sekalipun demikian Ia tetap melakukan reformasi itu!

Tindakan yang benar harus tetap dilakukan sekalipun hasilnya negatif! Ingat bahwa kita melakukan kebenaran bukan dengan tujuan mendapat keuntungan / manfaat, tetapi karena itu memang tindakan yang benar.

4) Perbedaan kata-kata Yesus dalam penyucian pertama dan kedua dari Bait Allah.

Yohanes 2:16: “Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: ‘Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah BapaKu menjadi tempat berjualan.’”.

Matius 21:12-13 - “(12) Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Ia membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati (13) dan berkata kepada mereka: ‘Ada tertulis: RumahKu akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun.’”.

J. C. Ryle: “The fact that the profane custom which our Lord here reproved was resumed by the Jews, and that two or three years afterward our Lord found the same thing going on again in the temple, and again cast out the buyers and sellers, ought not to be overlooked. It is a striking proof of the desperate wickedness and fallen condition of the priests and rulers of the temple. They were deaf to all counsel and reproof, and given over to a reprobate mind. - The difference between our Lord’s language at the second visit and that used at the first, ought also to be noticed. At the first visit He only says, ‘Make not my Father’s house a house of merchandise,’ a place of buying and selling. At the second visit He says, ‘Ye have made it a den of thieves.’ (Matt. 21:13.) The more wicked and hardened men are, the louder must be our protest, and the sharper our rebuke.” [= Fakta bahwa kebiasaan yang tidak hormat terhadap hal-hal keramat yang di sini ditegur / dimarahi oleh Tuhan kita dilanjutkan lagi oleh orang-orang Yahudi, sehingga dua atau tiga tahun setelahnya Tuhan kita mendapati hal yang sama berjalan / terjadi lagi dalam Bait Allah, dan mengusir lagi pembeli-pembeli dan penjual-penjual, tidak boleh diabaikan. Itu merupakan suatu bukti yang menyolok tentang kejahatan yang sangat buruk / hebat dan kondisi yang memalukan / tidak bermoral dari imam-imam dan penguasa-penguasa dari Bait Allah. Mereka tuli terhadap semua nasehat dan teguran, dan diserahkan pada suatu pikiran yang jahat / bejat. - Perbedaan antara bahasa / kata-kata Tuhan kita pada kunjungan kedua dan yang digunakan pada kunjungan yang pertama, juga harus diperhatikan. Pada kunjungan yang pertama Ia hanya berkata, ‘Jangan membuat rumah BapaKu suatu rumah perdagangan’, suatu tempat dari penjualan dan pembelian. Pada kunjungan yang kedua Ia berkata, ‘Kamu telah membuatnya sarang pencuri / penyamun’. (Matius 21:13). Makin jahat dan makin dikeraskan manusia itu, harus makin keras protes kita, dan makin tajam kemarahan / celaan kita.] - ‘Expository Thoughts on the Gospels: John vol I’ (Libronix).

Baca Juga: Yesus Marah (Yohanes 2:15-16)

Calvin: “‘Make not my Father’s house a house of merchandise.’ At the second time that he drove the traders out of the Temple, the Evangelists relate that he used sharper and more severe language; for he said, that they had made the Temple of God ‘a den of robbers,’ (Matthew 21:13;) and this was proper to be done, when a milder chastisement was of no avail.” [= ‘Jangan membuat rumah Bapa-Ku menjadi suatu rumah perdagangan’. Pada kedua kalinya Ia mengusir pedagang-pedagang keluar dari Bait Allah, Penginjil-penginjil menceritakan bahwa Ia menggunakan bahasa / kata-kata yang lebih tajam dan lebih keras; karena Ia berkata, bahwa mereka telah membuat Bait Allah ‘sarang penyamun’, (Matius 21:13); dan ini adalah tepat untuk dilakukan, pada waktu kritikan yang lebih lembut / moderat tak berguna.].

5) Haruskah / bolehkah kita meniru tindakan Yesus ini?

Calvin (tentang Matius 21:12): “That zeal, indeed, by which Christ was animated to do this, ought to be held in common by all the godly; but lest any one, under the pretense of imitation, should rush forward without authority, we ought to see what our calling demands, and how far we may proceed according to the commandment of God. If the Church of God have contracted any pollutions, all the children of God ought to burn with grief; but as God has not put arms into the hands of all, let private individuals groan, till God bring the remedy. I do acknowledge that they are worse than stupid who are not displeased at the pollution of the temple of God, and that it is not enough for them to be inwardly distressed, if they do not avoid the contagion, and testify with their mouth, whenever an opportunity presents itself, that they desire to see a change for the better. But let those who do not possess public authority oppose by their tongue, which they have at liberty, those vices which they cannot remedy with their hands.” [= Memang semangat itu, dengan mana Kristus digerakkan untuk melakukan hal ini, harus dipegang / dipertahankan bersama oleh semua orang saleh; tetapi supaya jangan ada siapapun, dengan alasan peniruan, maju tergesa-gesa tanpa otoritas, kita harus melihat apa tuntutan dari panggilan kita, dan seberapa jauh kita boleh maju sesuai dengan perintah Allah. Jika Gereja Allah telah mendapat / terkena polusi apapun, semua anak-anak Allah harus terbakar dengan kesedihan; tetapi karena Allah tidak meletakkan senjata-senjata ke dalam tangan semua orang, hendaklah orang-orang secara pribadi mengeluh, sampai Allah membawa obatnya. Saya memang mengakui bahwa mereka adalah lebih dari bodoh yang tidak merasa tidak senang pada polusi dari Bait Allah, dan bahwa adalah tidak cukup bagi mereka untuk merasa sedih dalam batin, jika mereka tidak menghindari penularan, dan menyaksikan dengan mulut mereka, kapanpun ada kesempatan, bahwa mereka menginginkan untuk melihat suatu perubahan ke arah yang lebih baik. Tetapi hendaklah mereka yang tidak mempunyai otoritas umum menentang dengan lidah mereka, dimana mereka mempunyai kebebasan, kejahatan-kejahatan itu yang mereka tidak bisa betulkan dengan tangan mereka.].

J. C. Ryle: “A remark of Dyke on our Lord’s conduct in this place, is worth noticing. ‘This act of Christ is not to be drawn into imitation, because He did it as Lord of the temple by virtue of His Sonship. ... As for ministers, the only whip they may use is their tongue, in powerful preaching against abuses. - As for private persons, God hath not tied their tongues, though He hath their hands. As occasion is offered, they may show their detestation and dislike of corruption.’” [= Suatu pernyataan dari Dyke tentang tindakan Tuhan kita di tempat ini, layak diperhatikan. ‘Tindakan Kristus ini tidak boleh ditiru, karena Ia melakukannya sebagai Tuhan dari Bait Allah sebagai akibat dari ke-Anak-anNya. ... Berkenaan dengan pendeta-pendeta, satu-satunya cambuk yang mereka boleh gunakan adalah lidah mereka, dalam khotbah yang secara kuat menentang penyalah-gunaan. - Berkenaan dengan orang-orang secara pribadi, Allah tidak mengikat lidah mereka, sekalipun Ia mengikat tangan mereka. Pada waktu ada kesempatan mereka boleh menunjukkan kejijikan dan ketidak-senangan mereka terhadap kebusukan / kebejatan’.] - ‘Expository Thoughts on the Gospels: John vol I’ (Libronix).
Next Post Previous Post