YESAYA 40:1-31 (3 PESAN NABI YESAYA)
Pdt Hengky Tjia.
Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah (Yesaya 40:31)
Kerentanan tubuh kita menghadapi covid-19 dan ketidakpastian kapan masalah ini akan berakhir dapat membuat kita takut dan kuatir. Beberapa orang kemudian menjadi ragu-ragu bahkan tak memercayai lagi kuasa dan kasih Tuhan. Beberapa orang lainnya menjadi kecewa dan marah kepada Tuhan karena merasa diperlakukan tidak adil.
Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah (Yesaya 40:31)
gadget, otomotif, bisnis |
Kesulitan yang mendera bisa membuat kita menjadi apatis, tidak peduli lagi kepada Tuhan ataupun hukum-hukum-Nya, lalu mulai mencari dan bergantung pada “Tuhan” yang lain yang dianggap bisa dipercayai dan diandalkan.
Perasaan seperti ini pernah dialami oleh bangsa Yehuda ketika mereka hidup dalam pembuangan di negeri Babel. Mereka telah dikalahkan oleh musuh, ditawan atau dipindahkan dengan paksa ke negeri Babel. Mereka diperlakukan sebagai budak yang harus melayani kehendak bangsa yang menguasai mereka.
Perasaan seperti ini pernah dialami oleh bangsa Yehuda ketika mereka hidup dalam pembuangan di negeri Babel. Mereka telah dikalahkan oleh musuh, ditawan atau dipindahkan dengan paksa ke negeri Babel. Mereka diperlakukan sebagai budak yang harus melayani kehendak bangsa yang menguasai mereka.
Padahal mereka percaya bahwa mereka adalah umat pilihan Allah sendiri. Mereka pun mulai meragukan Tuhan dan bahkan kehilangan kepercayaannya sehingga berucap, “Hidupku tersembunyi dari Tuhan, dan hakku tidak diperhatikan Allahku” (Yesaya 40:27). Mereka merasa telah ditinggalkan dan diabaikan oleh Tuhan.
Tetapi tahukah saudara bahwa kitab Yesaya ditulis oleh nabi Yesaya satu abad sebelum kejatuhan Yehuda, dan secara khusus pasal 40-66 berisi berita penghiburan dan janji pertolongan Tuhan untuk umat-Nya. Tulisan nabi Yesaya ini menjadi penghiburan dan pengharapan umat Tuhan di tengah dukacita. Ada tiga pesan yang penting yang disampaikan nabi Yesaya dalam pasal 40 ini. Pesan yang saya rangkum dalam tiga pertanyaan.
1. Pesan yang pertama, ke manakah kita menyendengkan telinga kita dalam situasi sulit yang kita hadapi? (Yesaya 40:1-11).
Dalam Yesaya 40:1-11, sang nabi mengajak umat Tuhan untuk mendengarkan suara Tuhan. Pada suara Tuhan itu ada penghiburan yang sejati. Dengan apa Tuhan menghibur umat-Nya? Dengan sebuah konfirmasi bahwa Tuhan tahu sampai di mana batasnya Dia mendisiplin kita.
Yesaya 40:1 Hiburkanlah, hiburkanlah umat-Ku, demikian firman Allahmu, Yesaya 40:2 tenangkanlah hati Yerusalem dan serukanlah kepadanya, bahwa perhambaannya sudah berakhir, bahwa kesalahannya telah diampuni, sebab ia telah menerima hukuman dari tangan TUHAN dua kali lipat karena segala dosanya.
Dengan apa Tuhan menghibur umat-Nya? Dengan sebuah jalan menuju pemulihan, jalan itu bernama pertobatan.
Yesaya 40:3 Ada suara yang berseru-seru: “Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita!
Sebuah pesan yang disuarakan kembali oleh Yohanes Pembaptis bahwa setiap orang berdosa yang bertobat dan menerima pengampunan dari Allah, akan dipulihkan. Pemulihan datang seiring dengan pertobatan kita, dan ini adalah sebuah harapan yang sangat menghiburkan. Untuk setiap petobat masih ada kesempatan untuk memulai hidup yang baru di dalam TUHAN.
Dengan apa Tuhan menghibur umat-Nya? Dengan sebuah janji pemulihan berdasarkan anugerah-Nya dan untuk kemuliaan nama-Nya.
Yesaya 40:4 Setiap lembah harus ditutup, dan setiap gunung dan bukit diratakan; tanah yang berbukit-bukit harus menjadi tanah yang rata, dan tanah yang berlekuk-lekuk menjadi dataran; Yesaya 40:5 maka kemuliaan TUHAN akan dinyatakan dan seluruh umat manusia akan melihatnya bersama-sama; sungguh, TUHAN sendiri telah mengatakannya.”
Nabi Yesaya mengajak umat Tuhan mendengarkan suara Tuhan bukan hanya untuk mendapatkan penghiburan, tetapi juga untuk mendapatkan keyakinan yang kokoh.
Yesaya 40:8 Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, tetapi firman Allah kita tetap untuk selama-lamanya.”
Meskipun ada kerapuhan dan ketidakpastian yang kita hadapi, kita masih bisa menjalani hidup yang berkemenangan dengan berpegang pada firman Allah. Firman-Nya tetap teguh selama-lamanya. Tuhan Yesus menegaskan hal ini dengan berkata: “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu” (Matius 24:35).
Dalam bagian ini nabi Yesaya nampaknya ingin berkata “Mendengarkan suara Tuhan itu sangat penting, tetapi yang juga tidak kalah pentingnya adalah memperdengarkan suara-Nya kepada orang lain!” Kita yang sudah memiliki penghiburan dan pengharapan di dalam Tuhan itu, juga dipanggil untuk menyampaikan berita penghiburan dan pengharapan itu kepada orang-orang di sekitar kita. Perhatikan ayat-ayat ini:
Yesaya 40:9 Hai Sion, pembawa kabar baik, naiklah ke atas gunung yang tinggi! Hai Yerusalem, pembawa kabar baik, nyaringkanlah suaramu kuat-kuat, nyaringkanlah suaramu, jangan takut! Katakanlah kepada kota-kota Yehuda: “Lihat, itu Allahmu!” Yesaya 40:10 Lihat, itu Tuhan ALLAH, Ia datang dengan kekuatan dan dengan tangan-Nya Ia berkuasa. Lihat, mereka yang menjadi upah jerih payah-Nya ada bersama-sama Dia, dan mereka yang diperoleh-Nya berjalan di hadapan-Nya. Yesaya 40:11 Seperti seorang gembala Ia menggembalakan kawanan ternak-Nya dan menghimpunkannya dengan tangan-Nya; anak-anak domba dipangku-Nya, induk-induk domba dituntun-Nya dengan hati-hati.
Di sini kita dipanggil untuk memberitakan kabar baik kepada orang lain. Tuhan mau berita penghiburan dan pengharapan itu, diberitakan dengan kuat oleh kesaksian hidup kita. Saudara, sekali lagi, kita perlu mendengarkan suara Tuhan sebelum kita memperdengarkan suara Tuhan. Kita perlu mengalami penghiburan dan pengharapan itu sebelum kita bagikan kepada orang lain. Karena itu, sendengkanlah telinga kita untuk mendengarkan suara firman-Nya.
3. Pesan yang kedua, ke mana kita memandang dalam situasi sulit yang kita hadapi ? (Yesaya 40:12-24)
Yesaya 40:15 Sesungguhnya, bangsa-bangsa adalah seperti setitik air dalam timba dan dianggap seperti sebutir debu pada neraca. Sesungguhnya, pulau-pulau tidak lebih dari abu halus beratnya . . . Yesaya 40:25 Dengan siapa hendak kamu samakan Aku, seakan-akan Aku seperti dia? firman Yang Maha kudus. Yesaya 40:26 Arahkanlah matamu ke langit dan lihatlah: siapa yang menciptakan semua bintang itu dan menyuruh segenap tentara mereka keluar, sambil memanggil nama mereka sekaliannya? Satu pun tiada yang tak hadir, oleh sebab Ia maha kuasa dan maha kuat.
Bagi bangsa Yehuda yang sedang dalam pembuangan, pulang ke Yehuda dan membangun kembali bangsa itu tampaknya merupakan hal mustahil bagi orang yang sedang dalam pembuangan. Tetapi Yeşaya mengajak mereka untuk memandang kepada kebesaran Tuhan. Nabi Yesaya mengingatkan mereka bahwa Tuhan jauh lebih besar daripada segala beban yang kita tanggung dan setiap tantangan yang kita hadapi.
Tetapi tahukah saudara bahwa kitab Yesaya ditulis oleh nabi Yesaya satu abad sebelum kejatuhan Yehuda, dan secara khusus pasal 40-66 berisi berita penghiburan dan janji pertolongan Tuhan untuk umat-Nya. Tulisan nabi Yesaya ini menjadi penghiburan dan pengharapan umat Tuhan di tengah dukacita. Ada tiga pesan yang penting yang disampaikan nabi Yesaya dalam pasal 40 ini. Pesan yang saya rangkum dalam tiga pertanyaan.
1. Pesan yang pertama, ke manakah kita menyendengkan telinga kita dalam situasi sulit yang kita hadapi? (Yesaya 40:1-11).
Dalam Yesaya 40:1-11, sang nabi mengajak umat Tuhan untuk mendengarkan suara Tuhan. Pada suara Tuhan itu ada penghiburan yang sejati. Dengan apa Tuhan menghibur umat-Nya? Dengan sebuah konfirmasi bahwa Tuhan tahu sampai di mana batasnya Dia mendisiplin kita.
Yesaya 40:1 Hiburkanlah, hiburkanlah umat-Ku, demikian firman Allahmu, Yesaya 40:2 tenangkanlah hati Yerusalem dan serukanlah kepadanya, bahwa perhambaannya sudah berakhir, bahwa kesalahannya telah diampuni, sebab ia telah menerima hukuman dari tangan TUHAN dua kali lipat karena segala dosanya.
Dengan apa Tuhan menghibur umat-Nya? Dengan sebuah jalan menuju pemulihan, jalan itu bernama pertobatan.
Yesaya 40:3 Ada suara yang berseru-seru: “Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita!
Sebuah pesan yang disuarakan kembali oleh Yohanes Pembaptis bahwa setiap orang berdosa yang bertobat dan menerima pengampunan dari Allah, akan dipulihkan. Pemulihan datang seiring dengan pertobatan kita, dan ini adalah sebuah harapan yang sangat menghiburkan. Untuk setiap petobat masih ada kesempatan untuk memulai hidup yang baru di dalam TUHAN.
Dengan apa Tuhan menghibur umat-Nya? Dengan sebuah janji pemulihan berdasarkan anugerah-Nya dan untuk kemuliaan nama-Nya.
Yesaya 40:4 Setiap lembah harus ditutup, dan setiap gunung dan bukit diratakan; tanah yang berbukit-bukit harus menjadi tanah yang rata, dan tanah yang berlekuk-lekuk menjadi dataran; Yesaya 40:5 maka kemuliaan TUHAN akan dinyatakan dan seluruh umat manusia akan melihatnya bersama-sama; sungguh, TUHAN sendiri telah mengatakannya.”
Nabi Yesaya mengajak umat Tuhan mendengarkan suara Tuhan bukan hanya untuk mendapatkan penghiburan, tetapi juga untuk mendapatkan keyakinan yang kokoh.
Yesaya 40:8 Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, tetapi firman Allah kita tetap untuk selama-lamanya.”
Meskipun ada kerapuhan dan ketidakpastian yang kita hadapi, kita masih bisa menjalani hidup yang berkemenangan dengan berpegang pada firman Allah. Firman-Nya tetap teguh selama-lamanya. Tuhan Yesus menegaskan hal ini dengan berkata: “Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu” (Matius 24:35).
Dalam bagian ini nabi Yesaya nampaknya ingin berkata “Mendengarkan suara Tuhan itu sangat penting, tetapi yang juga tidak kalah pentingnya adalah memperdengarkan suara-Nya kepada orang lain!” Kita yang sudah memiliki penghiburan dan pengharapan di dalam Tuhan itu, juga dipanggil untuk menyampaikan berita penghiburan dan pengharapan itu kepada orang-orang di sekitar kita. Perhatikan ayat-ayat ini:
Yesaya 40:9 Hai Sion, pembawa kabar baik, naiklah ke atas gunung yang tinggi! Hai Yerusalem, pembawa kabar baik, nyaringkanlah suaramu kuat-kuat, nyaringkanlah suaramu, jangan takut! Katakanlah kepada kota-kota Yehuda: “Lihat, itu Allahmu!” Yesaya 40:10 Lihat, itu Tuhan ALLAH, Ia datang dengan kekuatan dan dengan tangan-Nya Ia berkuasa. Lihat, mereka yang menjadi upah jerih payah-Nya ada bersama-sama Dia, dan mereka yang diperoleh-Nya berjalan di hadapan-Nya. Yesaya 40:11 Seperti seorang gembala Ia menggembalakan kawanan ternak-Nya dan menghimpunkannya dengan tangan-Nya; anak-anak domba dipangku-Nya, induk-induk domba dituntun-Nya dengan hati-hati.
Di sini kita dipanggil untuk memberitakan kabar baik kepada orang lain. Tuhan mau berita penghiburan dan pengharapan itu, diberitakan dengan kuat oleh kesaksian hidup kita. Saudara, sekali lagi, kita perlu mendengarkan suara Tuhan sebelum kita memperdengarkan suara Tuhan. Kita perlu mengalami penghiburan dan pengharapan itu sebelum kita bagikan kepada orang lain. Karena itu, sendengkanlah telinga kita untuk mendengarkan suara firman-Nya.
3. Pesan yang kedua, ke mana kita memandang dalam situasi sulit yang kita hadapi ? (Yesaya 40:12-24)
Yesaya 40:15 Sesungguhnya, bangsa-bangsa adalah seperti setitik air dalam timba dan dianggap seperti sebutir debu pada neraca. Sesungguhnya, pulau-pulau tidak lebih dari abu halus beratnya . . . Yesaya 40:25 Dengan siapa hendak kamu samakan Aku, seakan-akan Aku seperti dia? firman Yang Maha kudus. Yesaya 40:26 Arahkanlah matamu ke langit dan lihatlah: siapa yang menciptakan semua bintang itu dan menyuruh segenap tentara mereka keluar, sambil memanggil nama mereka sekaliannya? Satu pun tiada yang tak hadir, oleh sebab Ia maha kuasa dan maha kuat.
Bagi bangsa Yehuda yang sedang dalam pembuangan, pulang ke Yehuda dan membangun kembali bangsa itu tampaknya merupakan hal mustahil bagi orang yang sedang dalam pembuangan. Tetapi Yeşaya mengajak mereka untuk memandang kepada kebesaran Tuhan. Nabi Yesaya mengingatkan mereka bahwa Tuhan jauh lebih besar daripada segala beban yang kita tanggung dan setiap tantangan yang kita hadapi.
Bagi Tuhan, Babel hanyalah seperti setetes air di dalam ember! Tidak ada satu pun atau siapa pun yang berkuasa menghalangi pekerjaan Tuhan yang besar; karena itu, percayalah Dia mampu dan mau menyelesaikan setiap persoalan kita. Sebagai umat Tuhan pada masa kini, kita diberi anugerah dapat melihat kebesaran Tuhan dengan memandang pada salib Kristus dan kubur-Nya yang kosong. Jangan alihkan pandangan kita daripada-Nya!
3. Pesan yang ketiga, apa yang harus kita lakukan setelah mendengar suara-Nya dan memandang kebesaran Tuhan? (Yesaya 40:26-31)
Yesaya 40:27 Mengapakah engkau berkata demikian, hai Yakub, dan berkata begini, hai Israel: “Hidupku tersembunyi dari TUHAN, dan hakku tidak diperhatikan Allahku?” Yesaya 40:28 Tidakkah kautahu, dan tidakkah kaudengar? TUHAN ialah Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung; Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu, tidak terduga pengertian-Nya. Yesaya 40:29 Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya. Yesaya 40:30 Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung, Yesaya 40:31 tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.
Jika kita membaca Yesaya 40:31 kita menemukan sebuah gambaran tentang rajawali yang kuat, pelari yang prima, dan pengembara yang tekun; yang sangat kontras dengan penggambaran di ayat-ayat sebelumnya: rumput (Yesaya 40:6-8), domba (Yesaya 40:11), debu (Yesaya 40:15), belalang (Yesaya 40:22). Meskipun kita ibarat rumput, domba, debu dan belalang; kita akan laksana rajawali yang kuat, pelari yang prima, dan pengembara yang tekun . . . jika . . . kita menanti-nantikan TUHAN.
Apa artinya “menanti-nantikan” Tuhan? Kata ini berasal dari bahasa Ibrani kaw-vaw ( קָוָה ). Makna dari akar kata ini adalah “mengikat bersama” (to bind together). “Menanti-nantikan Tuhan” berarti bahwa kita “mengikatkan diri kita pada TUHAN”. Menanti-nantikan Tuhan berarti kita mempercayai Dia dan mempercayakan hidup kita kepada-Nya. Menanti-nantikan Tuhan berarti melekatkan diri kita kepada-Nya, sebagaimana gambaran carang yang melekat pada pokok anggur. Yesus berkata: “tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Barang siapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” (Yohanes 15:4-5).
Baca Juga: Yesaya 40:27-31 (3 Karakter Tuhan Kita)
3. Pesan yang ketiga, apa yang harus kita lakukan setelah mendengar suara-Nya dan memandang kebesaran Tuhan? (Yesaya 40:26-31)
Yesaya 40:27 Mengapakah engkau berkata demikian, hai Yakub, dan berkata begini, hai Israel: “Hidupku tersembunyi dari TUHAN, dan hakku tidak diperhatikan Allahku?” Yesaya 40:28 Tidakkah kautahu, dan tidakkah kaudengar? TUHAN ialah Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung; Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu, tidak terduga pengertian-Nya. Yesaya 40:29 Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya. Yesaya 40:30 Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung, Yesaya 40:31 tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.
Jika kita membaca Yesaya 40:31 kita menemukan sebuah gambaran tentang rajawali yang kuat, pelari yang prima, dan pengembara yang tekun; yang sangat kontras dengan penggambaran di ayat-ayat sebelumnya: rumput (Yesaya 40:6-8), domba (Yesaya 40:11), debu (Yesaya 40:15), belalang (Yesaya 40:22). Meskipun kita ibarat rumput, domba, debu dan belalang; kita akan laksana rajawali yang kuat, pelari yang prima, dan pengembara yang tekun . . . jika . . . kita menanti-nantikan TUHAN.
Apa artinya “menanti-nantikan” Tuhan? Kata ini berasal dari bahasa Ibrani kaw-vaw ( קָוָה ). Makna dari akar kata ini adalah “mengikat bersama” (to bind together). “Menanti-nantikan Tuhan” berarti bahwa kita “mengikatkan diri kita pada TUHAN”. Menanti-nantikan Tuhan berarti kita mempercayai Dia dan mempercayakan hidup kita kepada-Nya. Menanti-nantikan Tuhan berarti melekatkan diri kita kepada-Nya, sebagaimana gambaran carang yang melekat pada pokok anggur. Yesus berkata: “tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Barang siapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” (Yohanes 15:4-5).
Baca Juga: Yesaya 40:27-31 (3 Karakter Tuhan Kita)
Saudara yang terkasih, cara terbaik untuk menantikan pertolongan Tuhan adalah nantikanlah Dia dengan cinta. Kita tak bisa menolak masa pandemi ini, tapi kita masih bisa memilih untuk mendengar dan memperdengarkan suara Tuhan. Kita masih bisa memilih untuk tetap menaruh harapan kita kepada firman-Nya. Kita masih bisa memilih untuk mengasihi-Nya dan tetap melekat pada-Nya.
Benar bahwa pandemi menunjukkan bahwa kita adalah orang yang rapuh dalam ketidakpastian. Tapi Alkitab dan sejarah telah membuktikan bahwa Tuhan kita adalah Tuhan yang setia dan orang yang menanti-nantikan Tuhan akan mendapatkan kekuatan baru.
Benar bahwa pandemi menunjukkan bahwa kita adalah orang yang rapuh dalam ketidakpastian. Tapi Alkitab dan sejarah telah membuktikan bahwa Tuhan kita adalah Tuhan yang setia dan orang yang menanti-nantikan Tuhan akan mendapatkan kekuatan baru.
Dia sanggup menolong kita, tentang hal ini Rasul Paulus menuliskan demikian: Efesus 3:20 Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita, Efesus 3:21 bagi Dialah kemuliaan di dalam jemaat dan di dalam Kristus Yesus turun-temurun sampai selama-lamanya. YESAYA 40:1-31 (3 PESAN NABI YESAYA) Amin.