KELUARAN 14:1-14 (3 HAL CARA MEMULIAKAN TUHAN)
Vik. Titus Ndoen, M.Div
Cerita ini sering kita dengar, setiap kali kita membacanya, kita akan mendapatkan suatu tension yang luar biasa. Orang Israel lari dari Mesir kemudian dikejar-kejar oleh orang Mesir dan di hadapan mereka ada laut. Orang Israel dalam keadaan terdesak, di belakang mereka dikejar-kejar oleh orang Mesir dan di depan mereka ada lautan.
bisnis, asuransi, otomotif |
Dua hal ini membuat orang Israel ketakutan. Kita berpikir mengapakah Tuhan mengatur semuanya itu seperti itu?, pada Keluaran 14: 2 dikatakan bahwa Tuhanlah yang menyuruh orang Israel balik kembali dan berkemah di depan Pi-Hahirot, antara Migdol dan laut. Namun di sini Allah mengatakan Dia akan mengeraskan hati Firaun dan akan menyatakan kemuliaan-Nya.
Kata kemuliaan di sini yang kita akan perhatikan. Kita sering kali mendengarkan kata memuliakan Tuhan, menyatakan kemuliaan Tuhan. Tujuan hidup manusia adalah untuk memuliakan Allah dan menikmati Dia. Sering kali juga kita bertanya bagaimanakah konkritnya cara untuk memuliakan Tuhan?.
Pertanyaan itu akan dijawab melalui bagian cerita ini. Tuhan mengatakan Aku akan mengeraskan hati Firaun dan mereka akan menyatakan kemuliaan-Ku dan mereka mengetahui bahwa Akulah Tuhan.
1.Hal pertama yang dapat kita lihat dalam hal ini adalah mengetahui dan memuliakan. Kita bisa memuliakan Tuhan jika kita mengetahui Tuhan, mengenal Tuhan adalah salah satu cara yang kongkrit untuk memuliakan Tuhan. Kita melihat orang Mesir dalam cerita ini baru mengetahuinya belakangan, karena terpaksa mengaku.
Hal ini sama seperti dalam Filipi 2:10-11 “supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: Yesus Kristus adalah Tuhan,” bagi kemuliaan Allah, Bapa!. Bagi kita orang Kristen Tuhan ingin kita memuliakan Dia dengan mengenal Dia. Yesus berkata, inilah hidup yang kekal itu, hidup yang kekal itu adalah mengenal Bapa dan mengenal Anak yang diutus oleh Bapa.
Tuhan mengenalkan dirinya bukan hanya melalui teologi tetapi melalui pengalaman berjalan bersama dengan Tuhan. Orang Mesir belajar tentang Tuhan yang benar melalui pekerjaan-Nya, karena melalui perkataan-Nya tidak cukup, Musa telah mengatakan firman Tuhan namun mereka tetap tidak mau percaya, akhirnya Tuhan memakai cara melalui pekerjaan-Nya, melalui tulah, kemudian tetap tidak mendengarkan maka Tuhan menenggelamkan orang Mesir dalam laut Teberau.
Orang Israel juga orang yang tidak mengenal Tuhan dengan benar dan cukup, Tuhan membawa mereka melalui firman, tetapi juga melalui pengalaman berjalan bersama dengan Tuhan. Pada waktu itu tentu saja belum ada kitab suci, Tuhan berbicara melalui Musa, dan mereka melihat bagaimana Tuhan bekerja. Dalam hidup kita, kita perlu melihat segala sesuatu dalam perspektif Tuhan sedang membawa kita mengenal Dia, bukan hanya firman tetapi pengalaman berjalan bersama dengan Tuhan, mengalami kedaulatan bersama Tuhan, mengatur segala sesuatu untuk kebaikan kita. Tuhan ingin kita belajar tentang Dia.
Mengenal Tuhan bukan hanya secara kognitif saja tetapi juga melibatkan seluruh aspek hidup kita. Kata know dalam bahasa Ibrani mengisyaratkan pengenalan suami istri, atau hubungan khusus suami istri, itulah pengenalan kita akan Tuhan sangat mendalam seperti relasi yang intim suami istri. Pentingnya pengenalan akan Tuhan, maka kita akan melihat begitu banyak dosa dilakukan, karena orang menghina pengenalan akan Tuhan.
Dalam Kitab Hosea, Nabi Hosea mengatakan: aku menolak imam-imam karena mereka menolak pengenalan akan Tuhan, pengenalan akan Tuhan tidak ada di negeri itu. Pengenalan akan Tuhan tidak ada, hal ini dimulai dari atas, karena hamba Tuhannya tidak menekankan pengenalan akan Tuhan, hingga banyak orang Israel hanya diajarkan moralitas, akhirnya putus asa karena manusia berdosa diminta untuk berbuat baik, sehingga mendapati diri mereka tidak dapat berbuat apa-apa, dan menyerah, hingga akhirnya berbuat dosa.
2.Hal yang kedua, selain tahu tentang Tuhan, maka dalam bagian pasal ini kemuliaan Tuhan dapat dinyatakan melalui apa?. Mengetahui tentang Tuhan itu tidak takut. Takut disini dibagi menjadi dua bagian yaitu takutnya orang Mesir dan takutnya orang Israel.
Apabila Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya, reaksinya bisa dua, yaitu orang yang sungguh-sungguh mengenal Tuhan dengan benar reaksinya mereka takut dengan Tuhan, hal ini dapat dilihat dalam reaksi orang Israel itu belakangan (lih. Keluaran 14:31) “Ketika dilihat oleh bangsa Israel, betapa besarnya perbuatan yang dilakukan TUHAN terhadap orang Mesir maka takutlah bangsa itu kepada Tuhan dan mereka percaya kepada TUHAN dan kepada Musa, hamba-Nya itu”.
Jika kita ingin memuliakan Tuhan maka kita harus takut akan Tuhan. Takut akan Tuhan maka kita taat kepada Dia, takut akan Tuhan maka kita tidak mungkin melakukan dosa, karena kita tahu mata Tuhan melihat dan Roh Tuhan ada dengan kita sehingga kita takut berbuat dosa. Namun disisi lain terdapat ketakutan yang negatif. Takut akan Tuhan seperti pada Keluaran 14: 31 maka kita dapat memuliakan Tuhan, tetapi bangsa Israel bukan takut kepada Tuhan tetapi takut kepada musuh. Takut dalam hal ini berbanding terbalik dengan takut akan Tuhan. Apabila takut akan Tuhan seharusnya tidak akan takut terhadap musuh.
Orang Israel tidak takut kepada Tuhan tetapi takut kepada orang Mesir, karena mereka dahulu bertahun-tahun di bawah perbudakan di Mesir, sehingga mereka mempunyai konsep tentang diri dan Tuhan banyak sekali menjadi rusak, dan mereka benar-benar dalam keadaan yang terjepit sekali. Namun dalam keadaan seperti ini, dalam ketakutan mereka, mereka berseru kepada Tuhan. Sebelum berseru-seru kepada Tuhan mereka juga mengeluh dan menyalahkan Musa.
Orang Israel takut akan musuh dan menyalahkan orang lain. Kita melihat takut yang seperti ini sama dengan yang di taman Eden. Sewaktu telah berbuat dosa, Tuhan datang Adam dan Hawa menjadi takut. Waktu takut kemudian reaksinya adalah menyalahkan orang lain. Waktu Adam takut kepada Tuhan maka dia mengatakan perempuan yang Engkau tempatkan di sisiku.
Demikian pula yang dilakukan oleh orang-orang Israel, mereka menyalahkan Musa, agar membiarkan mereka dalam dosa dan perbudakan di Mesir, membiarkan mereka menikmati 400 tahun perbudak tersebut sehingga mereka telah cukup nyaman dan menikmati dalam kondisi tersebut, dan tidak mau melakukan penerobosan untuk bebas dari perbudakan. Orang yang tidak mau berubah hanya ingin menjalankan sesuatu yang begitu-begitu saja, tidak peka dengan pimpinan Tuhan yang baru, maka kita harus berhati-hati.
Sifat manusia yang menyalahkan orang lain telah ada sejak Adam dan Hawa jatuh dalam dosa. Ketakutan, dan tidak takut Tuhan, lalu menyalahkan orang lain, hal itu yang terjadi pada orang Israel di perbatasan, depan laut Teberau. Orang Mesir takutnya belakangan, pada waktu mereka mengejar orang Israel.
Sewaktu mereka masuk laut Teberau itu, di tengah-tengah laut Tebarau, Tuhan membuat keretanya rusak dan jalannya miring, dan Alkitab menyatakan bahwa takutlah mereka, dan orang Mesir mengatakan inilah Tuhan orang Israel, ketika ingin berbalik arah, tetapi telah terlambat. Tuhan dimuliakan ketika orang Israel takut akan Tuhan dan Tuhan juga dimuliakan ketika orang kafir takut kepada Tuhan, namun takut yang terlambat.
3.Hal yang ketiga adalah Tuhan dipermuliakan dalam kepercayaan kepada Tuhan (ayat 31). Tuhan dipermuliakan ketika kita percaya kepada Tuhan. Percaya di sini merupakan iman. Orang Israel percaya kepada Tuhan itu terjadi belakangan. Percaya di sini bukan hanya percaya tetapi percaya itu bergantung total kepada Tuhan, untuk percaya kepada Tuhan bukanlah hal yang mudah karena kecenderungan orang berdosa adalah sulit percaya.
Alkitab mengatakan orang yang dipilih Tuhan menjadi percaya, untuk percaya total kepada Tuhan kita butuh anugerah dari Tuhan. Kita mau tahu kita diselamatkan oleh Tuhan, itu bukan karena tindakan iman kita, walaupun Alkitab menyatakan bahwa kita diselamatkan oleh iman, itu bukan hanya karena tindakan iman saja, yang menyelamatkan yaitu Yesus Kristus. Iman di sini sebagai penerima apa yang Tuhan kerjakan, jadi Objek dari iman itulah yang menyelamatkan kita. Firman Tuhan menyatakan bahwa imanmu menyelamatkan, maksudnya dalam hal ini bukanlah berpusat pada tindakan kita untuk dapat percaya tetapi anugerah Tuhan.
Percaya kepada Tuhan adalah memuliakan Tuhan, salah satu yang membuat Tuhan senang yaitu dengan sikap kita yang percaya total kepada-Nya. Percaya kepada Tuhan bukan hanya dalam keadaan lancar tetapi sebaliknya, di mana Tuhan menyatakan hal itu sebagai suatu proses membentuk kita. Tuhan telah melakukan hal itu dan dapat kita lihat dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Dalam Perjanjian baru kisah tentang Lazarus yang sakit, Tuhan menunda datang hingga dua hari, orang-orang berkata bahwa Tuhan harusnya Engkau hadir lebih awal supaya dia tidak mati. Yesus menjawab, biarkan dia mati, supaya kamu belajar untuk percaya. Kalimat yang keluar dari mulut Tuhan Yesus “supaya kamu belajar untuk percaya”, percaya bahwa Aku sanggup melakukan hal yang tidak mungkin menjadi mungkin, yang tidak ada menjadi ada.
Hal ini merupakan suatu pengalaman kita belajar berjalan bersama dengan Tuhan, dan merupakan suatu anugerah, seperti Lazarus orang yang dikasihi Tuhan, bukan hanya diberikan doktrin tetapi orang yang dikasihi ini diberikan pengalaman bersama dengan Tuhan. Berdoalah minta anugerah dari Tuhan agar kita dapat pengalaman berjalan bersama dengan Tuhan dengan kondisi yang Tuhan tempatkan saat segala sesuatu tidak ada jalan keluarnya, sehingga kita dapat belajar bahwa Tuhan adalah Tuhan yang dapat dipercaya.
Nampaknya Tuhan meninggalkan kita, menghadapi jalan buntu tetapi sebenarnya tidak!, Tuhan tidak pernah meninggalkan kita, Dia menyuruh kita maju dahulu baru kemudian kita melihat jalan terbuka. Pada saat murid-murid berada dalam badai, Tuhan Yesus berkata, di manakah imanmu, hai orang yang kurang percaya?, Tuhan minta mereka percaya kepada-Nya secara total. Tuhan sampai memberikan perintah jangan khawatir. Akar dari kekhawatiran itu adalah ketidakpercayaan. Kita khawatir karena kita memiliki proyek sendiri, yang tidak ada kaitannya dengan Kerajaan Allah.
Tuhan ingin kita percaya Dia dalam hidup yang sekarang atau hidup yang akan datang. Percaya Tuhan maka Tuhan akan pelihara, seperti Tuhan dipermuliakan selain kita tahu tentang Tuhan, kita takut akan Tuhan, kita percaya akan Tuhan tetapi juga dikatakan pada ayat ke 31 bahwa mereka percaya Musa, hamba-Nya. Peristiwa yang besar ini diadakan oleh Tuhan terjadi kepada orang Israel sehingga mereka pun bisa percaya kepada Musa hamba-Nya, mereka melihat pekerjaan Tuhan dan mengkonfirmasi Musa. Ini dua hal yang dikatakan di sini, apabila kita percaya kepada Tuhan maka percaya pula dengan hamba-Nya.
Dalam PL ada raja Uzia, seorang yang berhasil dalam segala hal, membangun bait Allah, benteng, dll, kemudian raja Uzia memberikan persembahan ungkupan, kemudian ditegur oleh para Imam karena itu bukanlah tugas raja, tetapi dia tidak peduli karena dia merasa raja dan berkuasa, dia tetap melakukannya maka Tuhan hukum dia dengan penyakit kusta sampai mati. Tuhan menetapkan adanya ordo dalam pelayanan, yaitu percaya kepada Tuhan dan hamba-Nya.
BACA JUGA: ORANG KRISTEN DAN HARTA DUNIA
Tuhan dipermuliakan dari semuanya ini ada dua hal yang terjadi yaitu dalam keselamatan orang Israel dan kebinasaan orang Mesir, dalam pemilihan maupun dalam penolakan. Tuhan mengeraskan hati Firaun bukan dalam pengertian bahwa hati Firaun sangat lembut kemudian dikeraskan oleh Tuhan. Dalam hal ini Tuhan tidak mendorong-dorong orang melakukan dosa, semua kita yang dilahirkan dari Adam dan Hawa mewarisi sifat dosa.
Demikian pula Firaun, dia telah keras hatinya, maka waktu Tuhan mengeraskan hatinya, Tuhan menarik sedikit topangan anugerah-Nya. Firaun dengan sendiri-Nya, dan alamiah dia memuaskan kebencian kemarahannya kepada orang-orang Israel, pada saat inilah Tuhan mengeraskan hati Firaun dan menarik sedikit anugerah-Nya. Pada waktu orang Israel diselamatkan semata-mata ingin menyatakan kemuliaan-Nya, demikian pula pada waktu Tuhan menghancurkan orang Mesir, dibinasakan oleh Tuhan, tidak hanya semata-mata melakukan keadilan yang kudus tetapi menyatakan kemuliaan-Nya.
Tuhan menyatakan kemuliaan Tuhan di dalam ketakutan orang Israel kepada Tuhan dan ketakutan orang Mesir kepada Tuhan. Tuhan menyatakan kemuliaan, orang Israel lari mendekat kepada Tuhan, dan orang Mesir lari menjauh dari Tuhan. Tuhan menyatakan kemuliaan-Nya membuat orang taat kepada Tuhan atau membuat mereka jauh daripada Tuhan. Pada akhirnya semua orang harus tetap harus mengaku bahwa Dia Tuhan. Maka untuk mempermuliakan Tuhan, kita belajar tahu tentang Tuhan, belajar untuk tidak takut, belajar untuk percaya, belajar untuk taat kepada Tuhan dan kepada hamba Tuhan yang Tuhan tetapkan untuk menggembalakan kita. KELUARAN 14:1-14 (3 HAL CARA MEMULIAKAN TUHAN). Amin-