1 PETRUS 1:1-2 (DIPILIH SUPAYA TAAT)
Pdt. Budi Asali, M.Div.
otomotif, gadget, bisnis |
1 Petrus 1: 1-2: “(1) Dari Petrus, rasul Yesus Kristus, kepada orang-orang pendatang, yang tersebar di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia, (1 Petrus 1:2) yaitu orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darahNya. Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah atas kamu”.
1) ‘Dari Petrus, rasul Yesus Kristus’ (1 Petrus 1:1a).
Dari sini bisa diketahui dengan jelas bahwa surat ini ditulis oleh Petrus.
2) ‘Kepada orang-orang pendatang yang tersebar’ (1 Petrus 1:1a).
Ada bermacam-macam terjemahan tentang bagian ini.
KJV: the strangers scattered (= orang-orang asing yang tersebar)
RSV: the exiles of the Dispersion (= orang-orang buangan dari Diaspora).
NASB: those who reside as aliens, scattered (= mereka yang tinggal sebagai orang asing, tersebar)
NIV: strangers in the world, scattered (= orang-orang asing dalam dunia, tersebar).
Catatan: kata ‘Dispersion’ / ‘Diaspora’ artinya ‘penyebaran’. Istilah ini menunjuk kepada orang-orang Yahudi yang tersebar setelah pembuangan Babilonia. Tetapi pada jaman rasul-rasul, istilah ini menunjuk kepada orang-orang Yahudi yang hidup di luar Palestina (Webster’s New World Dictionary).
a) Siapa orang-orang ini?
1. Kata-kata ‘orang-orang pendatang’ berasal dari kata Yunani PAREPIDEMOI, yang menekankan:
a. alien nationality (= kebangsaan asing).
b. temporary residence (= tempat tinggal sementara).
Kata ini digunakan hanya 3 x dalam Perjanjian Baru, yaitu dalam Ibrani 11:13 1Petrus 1:1 1Petrus 2:11. Dalam LXX / Septuaginta (Perjanjian Lama dalam bahasa Yunani) digunakan dalam Kejadian 23:4 dan Mazmur 39:13.
2. Kata ‘tersebar’ berasal dari kata Yunani DIASPORA, yang menunjuk kepada orang-orang Yahudi yang hidup di luar Palestina (bdk. Yohanes 7:35 yang juga menggunakan kata Yunani yang sama).
Dari sini, dan juga dari fakta bahwa Petrus adalah rasul untuk orang-orang Yahudi (Galatia 2:7-9), maka bisa ditarik kesimpulan bahwa tujuan utama yang orisinil dari surat ini adalah orang-orang Yahudi Kristen, yang tersebar di luar Palestina.
b) Bahwa orang-orang Yahudi Kristen ini tersebar di luar Palestina, menunjukkan bahwa mereka sedang menderita.
Dan memang seluruh surat 1Petrus ini membahas secara khusus penderitaan yang dialami oleh orang kristen.
3) ‘di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia Kecil dan Bitinia’ (1 Petrus 1: 1b).
Ini menunjuk pada gereja-gereja di Galatia dan Asia, yang di antaranya ada yang didirikan oleh Rasul Paulus. Tetapi Petrus toh menulis surat untuk memberitakan Firman Tuhan kepada mereka. Ini menunjukkan bahwa seorang hamba Tuhan mempunyai kewajiban dan hak untuk mengajar jemaat dari gereja yang lain!
a) Adanya ‘hak’ perlu diingat oleh gereja lain tersebut. Mereka tidak boleh berkata: ‘jangan ikut campur urusan kami’.
b) Adanya ‘kewajiban’ perlu diingat oleh hamba Tuhan dan jemaat gerejanya. Mereka tidak boleh acuh tak acuh terhadap kerohanian jemaat gereja lain.
Ingat akan kata-kata ‘Gereja yang kudus dan am’ dalam 12 Pengakuan Iman Rasuli!
4) ‘Yaitu orang-orang yang dipilih’ (1 Petrus 1: 2a).
NIV: ‘To God’s elect’ (= kepada orang pilihan Allah).
a) Dalam Perjanjian Lama, istilah ‘orang / bangsa pilihan’ ditujukan kepada Israel (Ulangan 7:6 -14: Mazmur 105:6,43 Yesaya 45:4). Tetapi karena Israel menolak dan bahkan membunuh Kristus, maka istilah itu lalu dipindahkan kepada gereja (Matius 21:41 / Markus 12:9 / Lukas 20:16).
Tetapi perlu diperhatikan bahwa bagaimanapun pemilihan Allah terhadap kita saat ini berbeda dengan pemilihan Allah terhadap Israel pada jaman dahulu.
Bedanya adalah:
1. Israel dipilih untuk menjadi bangsa yang menurunkan Mesias; tetapi kita dipilih supaya selamat.
2. Pemilihan / penentuan selamat bagi kita sekarang ini tidak bisa gagal atau dialihkan kepada orang lain karena alasan apa pun juga! Bdk. Kisah Para Rasul 13:48 Roma 8:29-30!
b) Ini merupakan penghiburan bagi mereka.
Mereka adalah orang yang tersebar di negeri asing, dan bagi penduduk negeri itu mungkin sekali mereka dianggap sebagai gangguan. Semua ini mungkin sekali menyebabkan mereka menderita. Tetapi sekarang mereka diingatkan, bahwa dari sudut Allah, mereka adalah orang pilihan Allah.
Penerapan: kalau saudara sedang menderita, apa pun penderitaan saudara itu, ingatlah bahwa sebagai orang Kristen, saudara adalah orang pilihan Allah.
5) ‘sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita’ (1 Petrus 1: 2a).
a) Terjemahan.
Kata ‘rencana’ sebetulnya merupakan terjemahan yang kurang tepat. Istilah Yunaninya adalah PROGNOSIN, dan KJV/NIV/NASB memberikan terjemahan hurufiah, yaitu ‘foreknowledge’ (= pengetahuan lebih dulu).
b) Arti yang salah.
Bagian ini sering disalah-artikan seakan-akan Allah memilih kita karena Ia sudah tahu bahwa kita bakal menjadi baik. Kalau diartikan begini, maka pemilihan Allah itu tergantung kepada kita, dan ‘baiknya kita’ merupakan alasan mengapa Allah memilih kita.
Ini bertentangan dengan:
1. 1 Petrus 1: 2 ini sendiri.
1 Petrus 1: 2: “yaitu orang-orang yang dipilih, sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan yang dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darahNya. Kiranya kasih karunia dan damai sejahtera makin melimpah atas kamu”.
Kalau 1 Petrus 1:2a berbicara tentang pemilihan, maka 1 Petrus 1: 2b berbicara tentang tujuan pemilihan, yaitu supaya ‘taat kepada Yesus Kristus’.
Jadi, terlihat bahwa ‘taat’ atau ‘menjadi baik’ bukanlah alasan pemilihan, tetapi tujuan pemilihan.
2. Efesus 1:4 yang berbunyi: ‘Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapanNya’.
Ini lagi-lagi menunjukkan bahwa ‘kudus’ merupakan tujuan, dan bukan alasan, dari pemilihan.
3. Roma 9:10-18, yang secara explicit mengatakan bahwa pemilihan Allah tidak tergantung pada perbuatan, kehendak, ataupun usaha kita, tetapi tergantung pada kehendak dan kemurahan hati Allah.
Roma 9:10-18 - “(10) Tetapi bukan hanya itu saja. Lebih terang lagi ialah Ribka yang mengandung dari satu orang, yaitu dari Ishak, bapa leluhur kita. (11) Sebab waktu anak-anak itu belum dilahirkan dan belum melakukan yang baik atau yang jahat, - supaya rencana Allah tentang pemilihanNya diteguhkan, bukan berdasarkan perbuatan, tetapi berdasarkan panggilanNya - (12) dikatakan kepada Ribka: ‘Anak yang tua akan menjadi hamba anak yang muda,’ (13) seperti ada tertulis: ‘Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau.’ (14) Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah Allah tidak adil? Mustahil! (15) Sebab Ia berfirman kepada Musa: ‘Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati.’ (16) Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah. (17) Sebab Kitab Suci berkata kepada Firaun: ‘Itulah sebabnya Aku membangkitkan engkau, yaitu supaya Aku memperlihatkan kuasaKu di dalam engkau, dan supaya namaKu dimasyhurkan di seluruh bumi.’ (18) Jadi Ia menaruh belas kasihan kepada siapa yang dikehendakiNya dan Ia menegarkan hati siapa yang dikehendakiNya”.
c) Arti yang benar.
Kata ‘know’ (= tahu / kenal) bisa diartikan adanya hubungan intim, atau adanya kasih.
Bdk. Kejadian 4:1 (KJV): ‘And Adam knew Eve his wife; and she conceived’ (= Dan Adam tahu / kenal Hawa istrinya; dan ia mengandung).
Jadi artinya adalah: Allah memilih kita karena Ia telah mengasihi kita lebih dulu.
Efesus 1:5 - “Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anakNya, sesuai dengan kerelaan kehendakNya”.
Kalau ditanya lebih jauh, mengapa Allah mengasihi kita sehingga lalu memilih kita, dan bukannya orang lain? Maka jawabnya adalah: karena itulah yang Allah kehendaki (Efesus 1:5b). Jadi, ini merupakan kedaulatan Allah yang ditekankan dalam Roma 9:15-18.
Jadi, jelas bahwa bagian ini merupakan dasar dari Predestinasi.
6) ‘Dan yang dikuduskan oleh Roh’ (1 Petrus 1: 2a).
Istilah ‘dikuduskan’ di sini, pada umumnya tidak diartikan ‘disucikan hidupnya’, tetapi ‘dipisahkan dari dunia untuk Allah’.
Ingat bahwa arti sebenarnya dari kata ‘kudus’ adalah ‘terpisah dari’.
BACA JUGA: PENGERTIAN ANUGERAH ALLAH
Jadi, orang-orang yang dipilih oleh Allah itu, oleh Roh Kudus dipisahkan dari yang lain (Catatan: tentu bukan dipisahkan secara jasmani), dan dikhususkan bagi Allah.
7) ‘Supaya taat kepada Yesus Kristus’ (1 Petrus 1: 2b).
Bagian ini berhubungan dengan:
a) Pemilihan Allah atas diri mereka.
Allah memilih untuk menyelamatkan mereka dengan tujuan supaya mereka taat kepada Yesus Kristus.
Kalau ada orang yang mengaku percaya kepada Yesus, yang menunjukkan bahwa ia dipilih oleh Allah, tetapi tidak punya keinginan untuk taat, maka itu jelas adalah omong kosong!
b) Penderitaan orang-orang itu (1 Petrus 1:1 - ‘tersebar’).
Ini menunjukkan bahwa orang yang sedang menderita pun tidak lepas dari kewajiban untuk taat. Hal ini penting ditekankan, karena kalau kita sedang menderita, kita sering menjadikan hal itu sebagai alasan untuk berbuat dosa / tidak taat.
8) ‘Dan menerima percikan darah-Nya’ (1 Petrus 1:2b).
a) Ini menunjuk pada pengampunan dosa. Kita bisa diampuni hanya karena pengorbanan Yesus di atas kayu salib.
b) Perhatikan bahwa di sini digunakan istilah ‘percik’ dan bukannya ‘selam / celup’!
1. Saya berpendapat bahwa ini menunjukkan hebatnya kuasa darah Yesus Kristus. Hanya dengan sedikit percikan darah Kristus, semua dosa bisa diampuni.
2. Ini perlu diperhatikan oleh orang yang menentang baptisan percik. Kalau pengampunan dosa kita hanya membutuhkan percikan darah Kristus, lalu mengapa harus disimbolkan dengan baptisan selam?
3. Perhatikan juga istilah ‘percik’ itu dalam ayat-ayat di bawah ini:
· Keluaran 24:8 - “Kemudian Musa mengambil darah itu dan menyiramkannya pada bangsa itu serta berkata: ‘Inilah darah perjanjian yang diadakan TUHAN dengan kamu, berdasarkan segala firman ini.’”.
Kata ‘menyiramkannya’ dalam Kitab Suci Indonesia seharusnya adalah ‘memercikkannya’ (KJV/NIV/NASB: sprinkled).
· Ibrani 9:13-14,19,21 - “(13) Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah, (14) betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diriNya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup. ... (19) Sebab sesudah Musa memberitahukan semua perintah hukum Taurat kepada seluruh umat, ia mengambil darah anak lembu dan darah domba jantan serta air, dan bulu merah dan hisop, lalu memerciki kitab itu sendiri dan seluruh umat, ... (Ibrani 9:21) Dan juga kemah dan semua alat untuk ibadah dipercikinya secara demikian dengan darah”.
· Ibrani 12:24 - “dan kepada Yesus, Pengantara perjanjian baru, dan kepada darah pemercikan, yang berbicara lebih kuat dari pada darah Habel”.
Catatan: kata-kata ‘lebih kuat’ seharusnya adalah ‘lebih baik’.
Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div: meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
-o0o-