5 CARA MEMBANGUN SPIRITUAL KRISTEN
Menjadi orang Kristen bukan suatu jaminan seseorang memiliki spiritual/kerohanian yang baik/dewasa. Untuk memeiliki spiritual kristen sejati perlu usaha untuk membangunya tentunya dengan pertolongan Roh Kudus. Setiap orang kristen harus mengupayakan dan berjuang keras untuk dapat bertumbuh dalam iman kepada Allah. Allah mengendaki umatnya memiliki kedewasaan rohani. Alkitab menyatakan bahwa Kristus akan datang menjemput mempelainya, yakni orang-orang percaya yang memiliki iman yang dewasa.
gadget, otomotif, bisnis |
Iman yang dewasa diperoleh dengan membangun hubungan dengan Allah dan disiplin rohani. Membangun hubungan dengan Allah tanpa komitmen dan disiplin rohani tidak akan membawa manfaat, bisa dikatakan akan sia-sia. Disiplin diperlukan untuk “memaksa” diri kita tertip membangun hubungan dengan Tuhan, karena tubuh kita cenderung mengalami pemberontakan, keinginan roh dan danging bertolak belakang. Disiplin rohani meliputi setiap aktifitas yang bisa membantu kita memperoleh kekuatan untuk menjalani hidup seperti yang diajarkan dan dicontohkan Kristus.
Ada 5 (lima) hal yang dapat dilakukan untuk membangun spiritual Kristen, antara lain:
1. Mencintai Firman Allah/Alkitab
Pada bab sebelumnya telah dibahas bahwa firman Tuhan/Alkitab adalah dasar hidup orang Kristen. Supaya firman Tuhan bisa menjadi dasar hidup Kristen, orang Kristen harus memiliki firman Tuhan. Firman Tuhan dapat dimiliki melalui baca dan mendengar firman Tuhan/Alkitab. Hal ini dapat dilakukan secara pribadi atau dalam persekutuan. Firman Tuhan harus menjadi kesukaan bagi setiap orang Kristen.
Beberapa ayat berikut menunjukkan betapa perlu mencintai firman Allah. Mazmur 1:2 “tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.” 1 Timotius 4:13 “Sementara itu, sampai aku datang bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan mengajar.”
Ada 5 (lima) hal yang dapat dilakukan untuk membangun spiritual Kristen, antara lain:
1. Mencintai Firman Allah/Alkitab
Pada bab sebelumnya telah dibahas bahwa firman Tuhan/Alkitab adalah dasar hidup orang Kristen. Supaya firman Tuhan bisa menjadi dasar hidup Kristen, orang Kristen harus memiliki firman Tuhan. Firman Tuhan dapat dimiliki melalui baca dan mendengar firman Tuhan/Alkitab. Hal ini dapat dilakukan secara pribadi atau dalam persekutuan. Firman Tuhan harus menjadi kesukaan bagi setiap orang Kristen.
Beberapa ayat berikut menunjukkan betapa perlu mencintai firman Allah. Mazmur 1:2 “tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.” 1 Timotius 4:13 “Sementara itu, sampai aku datang bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan mengajar.”
Mazmur 119:159 “Lihatlah, betapa aku mencintai titah-titah-Mu! Ya TUHAN, hidupkanlah aku sesuai dengan kasih setia-Mu.” Yosua 1:8 Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.”
Mazmur 40:8 “Aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada dalam dadaku.” Mazmur 119:16 “Aku akan bergemar dalam ketetapan-ketetapan-Mu; firman-Mu tidak akan kulupakan.” Mazmur 119:24 Ya, peringatan-peringatan-Mu menjadi kegemaranku, menjadi penasihat-penasihatku.” Mazmur 119:35 Biarlah aku hidup menurut petunjuk perintah-perintah-Mu, sebab aku menyukainya.”
2. Beribadah
Paulus mengatakan ibadah memiliki banyak manfaat. 1 Timotius 4:8 “Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.” Dalam membangun rohani, orang Kristen harus aktif dalam beribadah. Tidak cukup ibadah hanya satu kali dalam satu seminggu.
2. Beribadah
Paulus mengatakan ibadah memiliki banyak manfaat. 1 Timotius 4:8 “Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.” Dalam membangun rohani, orang Kristen harus aktif dalam beribadah. Tidak cukup ibadah hanya satu kali dalam satu seminggu.
Jika gereja tidak memiliki ibadah selain hanya pada hari Munggu, orang Kristen dapat mengadakan ibadah keluarga yang membantu pertumbuhan rohani. Ibadah tidak harus diikuti oleh banyak orang, yang intinya dalam ibadah atau persekutuan itu Tuhan hadir (Matius 18:20).
Beribadah bukan sekedar hadir di gereja atau tempat ibadah, tapi bicara tentang hubungan dan kesungguhan mencari Allah. Ibadah bukan sekedar bicara tentang liturgi tapi juga komunitas-komunitas yang dimaksud adalah komunitas Kristen. Banyak hal yang dilakukan dalam komunitas Kristen, di mana tujuannya saling membangun satu dengan yang lain. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan misalnya, saling mendoakan, saling mengingatkan, saling menasehati, saling membangun, saling berbagi, dan bertumbuh bersama. Ibrani 10:24-25 “Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.
Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.” Pemazmur berkata “Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari pada diam di kemah-kemah orang fasik” (Mazmur 84:11). Mazmur 122:1 “Nyanyian ziarah Daud. Aku bersukacita, ketika dikatakan orang kepadaku: "Mari kita pergi ke rumah TUHAN.” Mazmur 92:13 “Mereka yang ditanam di bait TUHAN akan bertunas di pelataran Allah kita.”
3. Berdoa
Doa adalah nafas hidup orang percaya. Doa adalah komunikasi manusia dengan Allah. Dalam membangun kerohanian dibutuhkan ketekunan dalam doa. Melalui doa kita dapat mengerti kehendak Allah. Paulus menasihatkan bahwa orang percaya harus bertekun dalam doa. 1 Tesalonika 5:17 ‘Tetaplah berdoa.” Dalam suratnya kepada orang-orang Filipi, Paulus memerintahkan kita untuk jangan kuatir “tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur” (Filipi 4:6). Orang percaya harus bertekun dalam doa (Kolose 4:2), doa merupakan senjata dalam peperangan rohani (Efesus 6:18). Doa mengajari orang bersyukur kepada Allah. Doa membawa kekuatan
4. Melakukan Firman
Orang Kristen harus menjadi pelaku firman Allah. Seseorang yang mengaku Kristen tetapi tidak melakukan firman Allah maka ia bukanlah seorang Kristen. Yesus berkata: bukan setiap orang yang berseru-seru Tuhan, Tuhan masuk dalam kerajaan Allah, tetapi ia yang melakukan kehendak Bapa (Matius 7:21).
3. Berdoa
Doa adalah nafas hidup orang percaya. Doa adalah komunikasi manusia dengan Allah. Dalam membangun kerohanian dibutuhkan ketekunan dalam doa. Melalui doa kita dapat mengerti kehendak Allah. Paulus menasihatkan bahwa orang percaya harus bertekun dalam doa. 1 Tesalonika 5:17 ‘Tetaplah berdoa.” Dalam suratnya kepada orang-orang Filipi, Paulus memerintahkan kita untuk jangan kuatir “tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur” (Filipi 4:6). Orang percaya harus bertekun dalam doa (Kolose 4:2), doa merupakan senjata dalam peperangan rohani (Efesus 6:18). Doa mengajari orang bersyukur kepada Allah. Doa membawa kekuatan
4. Melakukan Firman
Orang Kristen harus menjadi pelaku firman Allah. Seseorang yang mengaku Kristen tetapi tidak melakukan firman Allah maka ia bukanlah seorang Kristen. Yesus berkata: bukan setiap orang yang berseru-seru Tuhan, Tuhan masuk dalam kerajaan Allah, tetapi ia yang melakukan kehendak Bapa (Matius 7:21).
Jadi Allah bukan mencari orang yang hanya berseru tetapi mencari orang yang melakukan firman Allah. firman Allah yang dibaca, didengar harus di lakukan dan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Yakobus menasihatkan supaya setiap orang percaya menjadi pelaku firman Allah dan bukan hanya pendengar saja. Lanjutnya, sebab orang yang hanya mendengar dan tidak melakukannya, ia menipu dirinya sendiri (Yakobus 1:22).
Melakukan firman Allah dibutuhkan disiplin, tekad, kerinduan dan kesadaran penuh. Disiplin rohani merupakan sarana utama kita mempersembahkan tubuh kita kepada Tuhan sebagai persembahan yang hidup. Kita melakukan apa yang Allah firmankan. Akar masalah disiplin rohani bukanlah disiplin dan tekad, melainkan hasrat dan kerinduan. Orang Kristen harus memiliki dan memupuk hasrat dan kerinduan untuk terus melakukan firman Allah.
5. Tergabung dalam Komunitas
Komunitas yang dimaksud di sini adalah komunitas yang mendorong pertumbuhan rohani, seperti komsel, persekutuan doa, komisi-komisi gereja. Selain itu komunitas lain seperti persekutuan Kristen di sekolah-sekolah, Perguruan Tinggi, perusahaan dan lain sebagainya. Tergabung dalam suatu komunitas itu penting, karena dalam kominutas bisa saling berbagi, saling mendorong, saling menguatkan, berbagi beban, saling mendoakan dan lain-lain.
Pengajaran Paulus tentang pertumbuhan rohani diberikan dalam konteks komunitas (Tubuh Kristus). Kita saling menolong dan mendorong dalam kasih dan dan pekerjaan baik. Karunia rohani diberikan bukan untuk keperluan diri pribadi, melainkan agar kita dapat menjadi sarana kasih karunia satu sama lain, untuk membangun tubuh Kristus, di mana kita merupakan satu bagian di dalamnya.
Melakukan firman Allah dibutuhkan disiplin, tekad, kerinduan dan kesadaran penuh. Disiplin rohani merupakan sarana utama kita mempersembahkan tubuh kita kepada Tuhan sebagai persembahan yang hidup. Kita melakukan apa yang Allah firmankan. Akar masalah disiplin rohani bukanlah disiplin dan tekad, melainkan hasrat dan kerinduan. Orang Kristen harus memiliki dan memupuk hasrat dan kerinduan untuk terus melakukan firman Allah.
5. Tergabung dalam Komunitas
Komunitas yang dimaksud di sini adalah komunitas yang mendorong pertumbuhan rohani, seperti komsel, persekutuan doa, komisi-komisi gereja. Selain itu komunitas lain seperti persekutuan Kristen di sekolah-sekolah, Perguruan Tinggi, perusahaan dan lain sebagainya. Tergabung dalam suatu komunitas itu penting, karena dalam kominutas bisa saling berbagi, saling mendorong, saling menguatkan, berbagi beban, saling mendoakan dan lain-lain.
Pengajaran Paulus tentang pertumbuhan rohani diberikan dalam konteks komunitas (Tubuh Kristus). Kita saling menolong dan mendorong dalam kasih dan dan pekerjaan baik. Karunia rohani diberikan bukan untuk keperluan diri pribadi, melainkan agar kita dapat menjadi sarana kasih karunia satu sama lain, untuk membangun tubuh Kristus, di mana kita merupakan satu bagian di dalamnya.
Baca Juga: 5 Prinsip Spiritualitas Zakharia
Efesus 4:16 “Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, yang rapi tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota, menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.” M. Robert Mulholland Jr mengatakan: Kita tidak dapat menjadi semakin serupa dengan Kristus di luar menjalani kehidupan rohani bersama, sebagaimana bara tidak dapat terus menyala di luar perapian.
Pertumbuhan rohani menuju hidup yang memuliakan Tuhan bukan hanya menjadi sasaran tetapi juga sarana. Melalui pertumbuhan rohani kita dimampukan untuk menjadi kehadiran Kristus bagi orang lain dan melakukan tindakan kasih bagi dunia. Orang Kristen harus terus membangun rohaninya sepanjang hidupnya. Tidak ada kata cukup untuk pertumbuhan rohani.
Pertumbuhan rohani menuju hidup yang memuliakan Tuhan bukan hanya menjadi sasaran tetapi juga sarana. Melalui pertumbuhan rohani kita dimampukan untuk menjadi kehadiran Kristus bagi orang lain dan melakukan tindakan kasih bagi dunia. Orang Kristen harus terus membangun rohaninya sepanjang hidupnya. Tidak ada kata cukup untuk pertumbuhan rohani.