MEMPERKENALKAN DOKTRIN KRISTEN
Pdt. Samuel T. Gunawan, M.Th.
Istilah “doktrin” berasal dari kata Yunani “didaskalia” dan “didakhe” yang berarti “ajaran” yang berasal dariakar kata “didaskô” yang berarti “mengajar atau mengajarkan”. Sehingga yang dimaksud dengan doktrin secara konseptual adalah hal-hal yang diajarkan. Perjanjian Baru menggunakan kata “didaskalia”ini sebanyak 21 kali, kata “didakhe” sebanyak 30 kali dan kata “didasko” sebanyak 97 kali. Salah satunya terdapat di dalam Kisah Para Rasul 2:42, di mana dikatakan bahwa para petobat gereja yang mula-mula bertekun dalam pengajaran (didakhe) para rasul.
gadget, otomotif, bisnis |
Jadi, kata doktrin berarti sesuatu yang diajarkan, pengajaran, instruksi; prinsip-prinsip agama yang diajarkan; atau lebih harfiah doktrin berarti mengajarkan yang dasar. Dari pengertian di atas maka doktrin dapat didefinisikan sebagai pengajaran-pengajaran dasar yang diajarkan. Dalam pengertian yang luas doktrin mencakup semua kebenaran firman Tuhan yang diajarkan. Doktrin itu sendiri bersumber dari Alkitab yang adalah Firman Allah. Sehingga untuk pemakaian Kristen, doktrin dapat di definisikan sebagai pengajaran-pengajaran dasar Kristen yang diajarkan yang bersumber dari Alkitab.
Jadi, dalam pengertian yang sempit doktrin dapat didefinisikan sebagai pengajaran-pengajaran dasar yang diajarkan; dan dalam pengertian yang luas doktrin mencakup semua kebenaran firman Tuhan yang diajarkan. Doktrin itu sendiri bersumber dari Alkitab. Sehingga untuk pemakaian Kristen, doktrin dapat di definisikan sebagai pengajaran-pengajaran dasar Kristen yang diajarkan yang bersumber dari Alkitab.
Di dalam teologi Kristen, upaya untuk menyusun secara logis dan sistematis semua doktrin yang sudah tersedia di Alkitab disebut dengan istilah “teologi sistematika”. Teologi sistematika adalah bidang kajian teologi yang berkaitan dengan pengajaran Alkitab yang sudah diformulasikan secara sistematis dan logis dalam doktrin-doktrin mengenai Allah, Kristus, Roh Kudus, Manusia, Malaikat, Dosa, Keselamatan, Gereja, Akhir Zaman, dan lain sebagainya. Teologi sistematika ini bertujuan untuk menemukan, merumuskan, dan mempertahankan dasar pengajaran iman Kristen yang sesuai dengan Alkitab.
2. Tujuan dan Pentingnya Doktrin
Tujuan doktrin sebagaimana yang disebutkan oleh Kevin J. Conner adalah sebagai berikut: ”Permulaan Injil Lukas berkaitan dengan maksud tujuan doktrin. Lukas 1:1-4 dikatakan : ”..berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita... supaya engkau dapat mengetahui, bahwa segala yang diajarkan kepadamu sungguh benar.” Berdasarkan ayat tersebut Conner memberikan penjelasan terhadap kata-kata dari ayat-ayat tersebut sebagai berikut:
(1) ”berusaha” adalah dengan upaya;
(2) ”Menyusun” berarti diatur secara berurutan;
(3) ”Suatu berita” berarti kabar yang lengkap, yang penuh dan menyeluruh;
(4) ”Peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita”, yaitu yang berkaitan dengan Injil Tuhan Yesus Kristus;
(5) ”Diajarkan” berarti diinstruksikan secara lisan. Kata ini berasal dari kata Yunani “katecheo” yang artinya menginstruksikan dengan cara bertanya dan mengoreksi jawaban-jawaban. (Kata katekisasi berasal dari kata ini, yang digunakan juga di dalam Kisah Para Rasul 18:25; dan Roma 2:18).
Kemudian Conner menyimpulkan bahwa maksud dan tujuan doktrinal teologi ialah “guna menyusun secara sistematis peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara orang-orang percaya yang sejati. Yakni untuk menginstruksikan orang percaya supaya ia dapat mengetahui bahwa apa yang diajarkan sungguh benar. Untuk memberikan dorongan pada orang percaya guna mempertahankan ”iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus” (lihat : Yudas 3).
Pentingnya doktrin (teologi) dijelaskan oleh Michael S. Horton sebagai berikut, “Kita perlu terlibat dalam teologi, yang mempelajari tentang Allah. Jika kita tertarik pada Allah, kita seharusnya tertarik pada teologi.
Doktrin Alkitab bukan hanya perjalanan kepala, melainkan sebuah kisah terbentang yang di dalamnya Allah mengundang kita untuk melakukan bagian yang Dia ciptakan untuk kita, sejak sebelum dia meletakan dasar bumi (Efesus 2:10). Alih-alih mengganggu, mengetahui yang anda percayai dan mengapa anda mempercayainya justru merupakan inti dari pengalaman, penyembahan, dan kehidupan Kristen anda sehari-hari.”
Namun pentingnya doktrin yang sehat juga ditegaskan oleh Kevin J. Conner, seorang teolog dan pengajar Kharismatik dari Gerakan Hujan Akhir (Later Rain Movement) yang menyerukan dengan lantang, “Dalam zaman relativisme, di mana tampak tidak ada yang mutlak, perlu diketahui bahwa Allah memiliki hal-hal yang mutlak.
Allah, Firman-Nya, kebenaran-Nya dan hukum-hukumnya menonjol sebagai kemutlakan yang kekal, tidak berubah dan tidak akan berubah, selamanya dapat dipercaya. Ateisme, agnotisisme, relativisme, etika situasional, eksistensialisme dan filsafat-filsafat manusia lainnya memenuhi generasi sekarang ini sehingga kehadiran suatu doktrin yang sehat sangat dibutuhkan secara nyata.”
3. Sumber Doktrin
Paul Enns dalam The Moody Handbook of Theology menyatakan bahwa sumber doktrin Kristen adalah Kitab Suci. Pengakuan ini didasarkan atas keyakinan bahwa Allah telah mewahyukan diriNya secara akurat di dalam Alkitab.
Selanjutnya Paul Enns menyebutkan sumber-sumber lainnya dalam penyusunan teologi dan doktrin Kristen, yaitu:
(1) Pengakuan-pengakuan doktrinal, seperti: Kredo Rasuli, Kredo Nicea, Kredo, dan pengakuan iman lain. Hal ini penting untuk mengerti bagaimana orang-orang Kristen sepanjang abad memahami konsep teologis dan memformulasi doktrin-doktrin Alkitab;
(2) Tradisi gereja, meskipun bisa salah, namun penting untuk dapat memahami afirmasi tentang iman Kristen. Apa yang individu, gereja-gereja, dan denominasi telah ajarkan merupakan pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam merumuskan pernyataan teologis;
(3) Penalaran, dibimbing oleh Roh Kudus, adalah juga suatu sumber teologi. Namun penalaran tetap harus takluk pada supranatural, daripada berusaha untuk menjelaskannya.
4. Fungsi Doktrin
J. Rodman Williams menjelaskan sejumlah fungsi dari doktrin atau teologi sistematika yaitu: klarifikasi, integrasi, koreksi, deklarasi, dan tantangan. Namun disini secara umum saya hanya menyebutkan dua fungsi dari doktrin Kristen, yaitu sebagai alat kedewasaan rohani dan sebagai alat apologetika.
(1) Sebagai alat kedewasaan spiritualitas orang Kristen. Teologi sistematika adalah esensi dari kebenaran orang Kristen; hal ini berarti bahwa teologi sistematika adalah kebenaran-kebenaran yang esensial bagi kedewasaan orang percaya (2 Timotius 3:16-17). Tulisan-tulisan Paulus menjelaskan bahwa doktrin (teologi) adalah dasar dari kedewasaan orang Kristen. Hal itu terlihat dari bagaimana Paulus membangun suatu dasar doktrinal dalam surat-suratnya (misalnya Efesus 4-6).
Banyak orang Kristen telah setia menghadiri kebaktian gereja selama bertahun-tahun, namun masih memiliki pengertian yang sedikit tentang doktrin mayor (penting) dari iman Kristen. Pada hal pengetahuan doktrin yang benar adalah penting untuk kedewasaan orang Kristen; lebih dari itu, hal itu untuk melindungi orang percaya dari kesalahan (lihat: 1 Yohanes 4:1; Yudas 4).
Wayne A. Grudem, seorang Injili Kharismatik yang tergabung dalam Gerakan Gelombang Ketiga (The Third Wave Movement) menyebutkan tiga manfaat dari mempelajari doktrin (teologi sistematika) yaitu: untuk mengatasi ide-ide yang salah, untuk menolong dalam pengambilan keputusan yang lebih baik dan untuk menolong pertumbuhan iman orang Kristen,
(2) Sebagai alat apalogetika bagi orang Kristen. Memahami doktrin memampukan orang Kristen untuk mempertahankan kepercayaan mereka secara rasional terhadap lawan-lawan dan orang-orang yang antagonis pada iman Kristen.
5. Kriteria dan persyaratan doktrin
Wayne A. Grudem menyebutkan tiga kriteria dalam menentukan doktrin yaitu:
(1) Doktrin itu sangat ditekankan dalam Kitab Suci;
(2) Doktrin itu sangat penting dan berpengaruh dalam ajaran Gereja sepanjang masa; dan
(3) Doktrin itu sangat berpengaruh bagi pengajaran gereja sepanjang masa. Karena kesesuaiannya dengan situasi kontemporer (perubahan), doktrin-doktrin itu lebih diterima pada hari ini, daripada buku-buku teks teologi sistematika.
6. Ciri-Ciri Doktrin Yang Benar
Pada akhir zaman kapasitas doktrin Iblis yang menyesatkan dan menghancurkan kehidupan manusia akan semakin meningkat. Doktrin ini bisa berupa filsafat, tahyul dan tradisi-tradisi manusia. (Matius 22:9; 24:3-13; Galatia 1:6-9). Untuk mengenal doktrin-doktrin yang palsu kita tidak harus mempelajari doktrin palsu tersebut. Hal yang terpenting adalah mengenal dan memahami doktrin yang benar. Dengan mengetahui yang benar kita dapat membedakannya dari yang palsu.
Berikut ini adalah ciri-ciri dari doktrin yang benar.
(1) Doktrin yang benar adalah doktrin yang Alkitabiah (2 Timotius 3:14-17).
Doktrin yang Alkitabiah adalah doktrin yang bersumber pada seluruh Firman Allah. Doktrin seperti ini tidak hanya bermanfaat untuk pengajaran tetapi juga untuk menyatakan kesalahan, mendidik dan memperbaiki agar orang percaya memiliki hidup yang berkenan kepada Allah. Untuk menghasilkan doktrin yang Alkitabiah diperlukan interpretasi yang tepat dan akurat berdasarkan prinsip-prinsip hermeneutika yang wajar, benar dan dapat dipertanggun-jawabkan sehingga menghasilkan doktrin yang sehat.
(2) Doktrin yang benar adalah doktrin yang sehat (1 Timotius 1:10; 2 Timotius 4:2-4; Titus 1:9; 2:1).
Doktrin yang benar adalah doktrin yang sehat. Doktrin yang sehat akan memelihara orang percaya agar tetap sehat dan terhindar dari kekeliruan. Doktrin yang sehat menghasilkan pertumbuhan dan perkembangan rohani yang sehat bagi orang percaya. Doktrin sehat menghasilkan paktek kehidupan yang kudus dan berkenan kepada Allah. Doktrin dan pengajaran yang sehat selalu diharapkan untuk menghasilkan kehidupan yang kudus. Doktrin yang sehat tidak hanya dinyatakan melalui pengakuan iman atau kredo, tetapi melalui kehidupan yang berbuah-buah.
(3) Doktrin yang benar adalah doktrin yang murni (2 Timotius 4:6).
Murni artinya bebas dari campuran. Kita tahu bahwa Alkitab dalam naskah aslinya itu benar, bebas dari kesalahan dan tanpa kekeliruan. Hal ini dikarenakan Alkitab itu adalah wahyu Allah melalui ilham kepada penulis-penulis Alkitab. Dengan demikian Alkitab itu murni dan keasliannya terjamin. Alkitab dikatakan asli karena memang ditulis penulis yang namanya dipakai untuk kitab dan tulisannya tepat pada zaman dimaksud. Doktrin yang murni bersumber hanya pada Firman Allah(Alkitab). Ujian dari kemurnian doktrin adalah kemurnian dan kekudusan hidup yang dihasilkannya.
(4) Doktrin yang benar adalah doktrin yang menghasilkan karakter yang kudus (Titus 2:1).
Merupakan fakta yang sudah terbukti bahwa doktrin mempengaruhi karakter. Apa yang dipercayai seseorang sangat besar mempengaruhi perbuatannya. Jika seseorang menerima dan mengikuti doktrin yang sehat maka doktrin itu akan menghasilkan karakter ilahi dan karakter Kristus. Paulus memberikan nasihat kepada Timotius agar “awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu” (1 Timotius 4:6,13,16). Selanjutnya Paulus berbicara tentang “ajaran yang sesuai dengan ibadah kita” (1 Timotius 6:1-3), yakni serupa dengan Allah dalam hal karakter dan kehidupan yang kudus.
DOKTRIN ALKITABIAH YANG UMUMNYA DIAKUI KHARISMATIK
Pada umumnya, pernyataan-pernyataan doktrin yang diambil dari Alkitab dikelompokkan dalam tiga (atau empat) kategori: (1) Doktrin Kristen, yaitu terkait dengan apa yang dipercayai orang Kristen; (2) Etika Kristen, yaitu terkait dengan bagaimana orang Kristen harus hidup dalam hubungan Allah dan dengan sesama; (3) Pengalaman dan praktik Kristen, yaitu terkait dengan apa yang dilakukan orang Kristen sebagai orang-orang yang beragama (rohani).
Di dalam kategori-kategori di atas kita selanjutnya dapat membedakan dua tingkat pernyataan doktrin yaitu: (1) pernyataan doktrin yang bersifat primer dan pernyataan doktrin yang bersifat sekunder. Pada tingkat primer terdapat pernyataan-pernyataan doktrin yang berasal dari perintah atau saran yang tegas dalam Alkitab, yaitu apa yang Alkitab bermaksud ajarkan. Sedangkan pada tingkat sekunder terdapat pernyataan-pernyataan yang diperoleh secara kebetulan, melalui implikasi atau melalui contoh.
Misalnya, dalam kategori teologi Kristen, pernyataan-pernyataan seperti Allah adalah Esa, Allah adalah kasih, semua orang telah berbuat dosa, Kristus mati karena dosa kita, keselamatan adalah karena kasih karunia yang diterima dengan iman, dan Yesus Kristus adalah Tuhan, berasal dari bagian-bagian Alkitab yang dengan sengaja mengajar hal-hal itu, dan karena itu bersifat primer. Namun pada tingkat sekunder terdapat pernyataan-pernyataan yang secara logis terbit dari pernyataan-pernyataan primer atau diperoleh secara implikasi dari Alkitab.
Jadi fakta tentang keilahian Kristus adalah primer, bagaimana kedua sifat itu bisa bertindak bersama-sama dalam kesatuan adalah sekunder. Perbedaan serupa dapat dibuat berkenaan dengan doktrin tentang Alkitab. Bahwa Alkitab itu firman Allah yang diilhamkan adalah primer, tetapi sifat tepat dari penghilhaman itu adalah sekunder. Ini tidak berarti bahwa pernyataan sekunder itu tidak penting.
Justru seringkali pernyataan-pernyataan tersebut mempunyai hubungan yang penting dengan iman seseorang berkenaan dengan pernyataan primer. Sebenarnya, nilai teologi pernyataan sekunder dapat dihubungkan dengan seberapa baiknya pernyataan itu memelihara integritas dari pernyataan-pernyataan primer.
Namun yang perlu diperhatikan di sini ialah bahwa hampir segala sesuatu yang diperoleh orang Kristen dari Alkitab melalui contoh berada dalam kategori yang ketiga, yaitu pengalaman atau praktik orang Kristen, dan selalu berada pada tingkat sekunder. Misalnya bahwa Perjamuan Tuhan (Perjamuan Kudus) menjadi praktik yang terus menerus dalam gereja adalah pernyataan primer. Yesus sendiri memerintahkannya; Surat-surat kiriman dan Kisah Para Rasul memberi kesaksian akan hal itu. Tetapi berapa kali upacara itu harus dilakukan, suatu hal yang menimbulkan perbedaan pendapat di antara orang Kristen, di dasarkan pada tradisi dan contoh; sudah pasti hal itu tidak mengikat. Alkitab tidak langsung berbicara mengenai hal itu.
Hal tersebut berlaku juga bagi perlunya Baptisan Air (primer) dan caranya (sekunder), atau praktik untuk orang Kristen berkumpul bersama-sama (primer) dan berapa kali atau harinya dalam seminggu (sekunder). Sekali lagi, hal ini tidak berarti pernyataan-pernyataan sekunder itu tidak penting. Misalnya, tidak mudah bagi kita untuk membuktikan apakah hari pertemuan orang Kristen untuk berbakti adalah hari Sabtu atau hari Minggu, tetapi dalam setiap hal itu kita mengatakan sesuatu yang penting secara teologis melalui praktik kita.
Sebagai seorang penganut teologi Injili dan Kharismatik Normatif, berikut ini ringkasan doktrin-doktrin Alkitab yang saya yakini dan pegang teguh hingga sekarang. Pada umumnya doktrin-doktrin ini juga diakui oleh hampir seluruh penganut Kharismatik. Memang ada beberapa bagian yang tidak sepakat, tetapi ketidaksepakatan disebabkan oleh perbedaan latar belakang teologi dan atau denominasi dari penganut Kharismatik tersebut.
Sebagaimana sudah saya jelaskan pada bagian akhir bab tiga, bahwa pada masa kini gerakan Kharismatik ini telah dianut oleh orang-orang dari berbagai denominasi, seperti: Kharismatik dengan latar belakang Pentakostal, Kharimatik dengan latar belakang Katolik, Kharismatik dengan latar belakang Protestan (injili), dan lain sebagainya. Selain itu, perbedaan tersebut pada umumnya bersifat sekunder.
Karena latar belakang denominasi yang berbeda dan beragam tersebut, maka dalam hal-hal tertentu terdapat ketidaksepahaman doktrinal yang bersifat sekunder di antara penganut Kharismatik. Misalnya: tentang baptisan air, penganut Kharismatik dari kalangan Pentakostal dan Baptis akan tetap menerapkan baptisan selam, sedangkan penganut Kharismatik dari latar belakang Protestan, Calvinik, Lutheran dan Prebysterian tetap menerapkan baptisan percik, beda lagi dengan penganut Kharismatik dari katolik. Contoh lainnya: tentang Kedatangan Kristus, para penganut Kharismatik juga ada yang tidak sepakat mengenai milenialisme dan tribulasi.
Karena latar belakang denominasi yang berbeda dan beragam tersebut, maka dalam hal-hal tertentu terdapat ketidaksepahaman doktrinal yang bersifat sekunder di antara penganut Kharismatik. Misalnya: tentang baptisan air, penganut Kharismatik dari kalangan Pentakostal dan Baptis akan tetap menerapkan baptisan selam, sedangkan penganut Kharismatik dari latar belakang Protestan, Calvinik, Lutheran dan Prebysterian tetap menerapkan baptisan percik, beda lagi dengan penganut Kharismatik dari katolik. Contoh lainnya: tentang Kedatangan Kristus, para penganut Kharismatik juga ada yang tidak sepakat mengenai milenialisme dan tribulasi.
Sekali lagi, hal ini dipengaruhi latar belakang denominasi dan pandangan teologi yang dianut. Tetapi uniknya, walaupun berbeda, dalam keanekaragaman ini para penganut Kharismatik bisa bersatu tentang karya-karya dan karunia-karunia Roh Kudus masa kini. Karena itu, pada bagian yang tidak sepakat tersebut dan bagian tertentu lainnya saya memberikan catatan tambahan.
1. Doktrin tentang Alkitab (Bibliologi)
Para penganut Kharismatik percaya bahwa Alkitab, yang terdiri dari Perjanjian Lama dan Baru, diinspirasikan, tanpa salah dan adalah Firman Allah yang berkuasa (Matius 5:18; 2 Timotius 3:16-17). Mereka juga mengakui bahwa Alkitab adalah tanpa salah dalam tulisan-tulisan aslinya, tanpa kekeliruan, dinapaskan oleh Allah, dan merupakan otoritas yang sempurna dan tertinggi dalam hal iman dan perbuatan (2 Timotius 3:16-17).
Sekalipun tetap menggunakan kepribadian dari setiap individu manusia yang menjadi penulis, Roh Kudus mengawasi mereka untuk memastikan bahwa mereka menuliskan tepat seperti apa yang Dia ingin tuliskan, tanpa salah atau mengurangi apa pun (2 Petrus 1:21).
2. Doktrin tentang Allah (Teologi Proper)
Para penganut Kharismatik percaya kepada Allah yang esa, yang adalah Pencipta dari segalanya (Ulangan 6:4; Kolose 1:16), yang telah mengungkapkan diri-Nya dalam tiga Pribadi yaitu: Bapa, Anak dan Roh Kudus (2 Korintus 13:14), namun adalah satu dalam keberadaan, esensi, dan kemuliaan (Yohanes 10:30).
Allah adalah Pencipta (Kejadian 1:1-2), kekal (Mazmur 90:2), tak terbatas (1 Timotius 1:17), dan berdaulat (Mazmur 93:1). Allah Mahatahu (Mazmur 139:1-6), Mahaada (Mazmur 139:7-13), Mahakuasa (Wahyu 19:6), dan tidak berubah (Maleakhi 3:6). Allah itu kudus (Yesaya 6:3), adil (Ulangan 32:4), benar (Keluaran 9:27). Allah itu kasih (1 Yohanes 4:8), penuh kasih karunia (Efesus 2:8), penyayang (1 Petrus 1:3), dan baik (Roma 8:28).
3. Doktrin tentang Yesus Kristus (Kristologi)
Para penganut Karismatik percaya akan keilahian Tuhan Yesus Kristus. Mereka percaya bahwa Yesus Kristus adalah Allah yang berinkarnasi, dalam rupa manusia, gambar wujud Allah, yang tanpa berhenti menjadi Allah, telah menjadi manusia supaya Dia dapat menyatakan siapakah Allah itu dan menyediakan jalan keselamatan bagi umat manusia (Matius 1:21; Yohanes 1:18; Kolose 1:15).
Mereka percaya bahwa Yesus Kristus dikandung oleh Roh Kudus dan lahir dari anak dara Maria; bahwa Dia adalah Allah yang sempurna dan manusia yang sempurna; bahwa Dia hidup secara sempurna dan tanpa dosa; bahwa segala pengajaran-Nya benar adanya (Yesaya 14; Matius 1:23). Mereka percaya bahwa Kristus mati di atas salib untuk segenap manusia (1 Yohanes 2:2) sebagai korban yang menggantikan (Yesaya 53:5-6).
Mereka juga percaya bahwa kematian-Nya cukup untuk menyediakan keselamatan bagi setiap orang yang menerima Dia sebagai Juruselamat (Yohanes 1:12; Efesus 1:17) dan bahwa itu dibuktikan dengan kebangkitan-Nya secara harafiah dan secara fisik dari antara orang mati (Matius 28:6; 1 Petrus 1:3). Mereka percaya bahwa Tuhan Yesus Kristus naik ke Surga dalam tubuh kemuliaan-Nya (Kisah Rasul 1:9-10) dan sekarang duduk di sebelah kanan Allah sebagai Imam Besar dan Pembela kita (Roma 8:34; Ibrani 7:25).
4. Doktrin tentang Roh Kudus (Pneumatologi)
Para penganut Kharismatik percaya akan keilahian dan kepribadian Roh Kudus (Kisah Rasul 5:3-4). Roh Kudus melahirkan kembali orang-orang berdosa yang percaya pada Kristus (Titus 3:5) dan mendiami orang-orang percaya tersebut (Roma 8:9). Melalui Dia Kristus membaptiskan semua orang percaya sebagai anggota-anggota tubuh-Nya (1 Korintus 12:12-14).
Melalui Dia Allah Bapa memeteraikan jaminan keselamatan orang-orang percaya pada hari penyelamatan (Efesus 1:13-14). Dia adalah Pengajar Illahi yang menerangi hati dan pikiran orang-orang percaya saat mereka mempelajari Firman Allah (1 Korintus 2:9-12).
Para penganut Kharismatik percaya bahwa Roh Kudus berdaulat penuh dalam membagikan karunia-karunia Roh (1 Korintus 12:11). Mereka percaya bahwa karunia-karunia ajaib dari Roh Kudus masih terus berfungsi dengan kadar yang sama dengan saat gereja baru saja berkembang (1 Korintus 12:4-11; 2 Korintus 12:12; Efesus 2:20; 4:7-12).
5. Doktrin tentang Malaikat dan Setan-Setan (Angelologi dan Demonologi)
Para penganut Kharismatikpercaya pada realitas, keberadaan dan kepribadian dari malaikat-malaikat. Mereka percaya bahwa Allah menciptakan para malaikat untuk menjadi pelayan dan utusanNya (Nehemia 9:6; Mazmur 148:2; Ibrani 1:14). Mereka mengakui keberadaan dan kepribadian dari Iblis dan setan-setan.
Iblis adalah malaikat yang jatuh yang memimpin sekelompok malaikat untuk memberontak melawan Allah (Bandingkan Yesaya 14:12-17; Yehezkiel 28:12-15). Iblis adalah musuh besar Allah dan manusia, dan setan-setan adalah para hambanya dalam kejahatan. Iblis dan para setan akan dihukum secara kekal dalam lautan api (Matius 25:41; Wahyu 20:10).
6. Doktrin tentang Manusia (Antropologi)
Para penganut Kharismatik percaya bahwa umat manusia ada karena ciptaan langsung Allah dan bahwa manusia diciptakan secara unik dalam gambar dan rupa Allah (Kejadian 1:26-27). Mereka percaya bahwa semua umat manusia, karena kejatuhan Adam, telah mewarisi natur dosa, dan bahwa semua orang memilih untuk berdosa (Roma 3:23), dan bahwa dosa adalah suatu kekejian di hadapan Allah (Roma 6:23). Umat manusia sama sekali tidak berdaya untuk mengatasi kejatuhan ini (Efesus 2:1-5, 12).
7. Doktrin tentang Keselamatan (Soteriologi)
Para penganut Kharismatik percaya bahwa keselamatan adalah anugerah Allah melalui iman kepada karya Yesus Kristus yang telah diselesaikan di atas kayu salib (Efesus 2:8-9). Kematian Kristus menyelesaikan pembenaran melalui iman dan penebusan dari dosa. Kristus mati menggantikan kita (Roma 5:8-9) dan menanggung dosa-dosa kita dalam diri-Nya (1 Petrus 2:24).
Mereka percaya bahwa keselamatan diterima hanya karena anugerah, melalui iman, di dalam Kristus. Perbuatan baik dan ketaatan adalah hasil dari keselamatan, bukan sebagai syarat untuk keselamatan. Karena keagungan, kecukupan dan kesempurnaan dari pengorbanan Kristus, semua yang telah benar-benar menerima Kristus sebagai Juru selamat terjamin keselamatannya secara kekal, dipelihara dengan kuasa Allah, dijamin dan dimeteraikan dalam Kristus untuk selamanya (Yohanes 6:37-40; 10:27-30; Roma 8:1, 38-39; Efesus 1:13-14; 1 Petrus 1:5; Yudas 24).
Sebagaimana keselamatan bukan hasil dari perbuatan baik, demikian pula keselamatan tidak dipertahankan dengan berbuat baik. Perbuatan baik dan hidup yang berubah adalah hasil yang tak terhindarkan dari keselamatan (Yakobus 2).
8. Doktrin tentang Gereja (Ekklesiologi)
Para penganut Kharismatik percaya bahwa Gereja, Tubuh Kristus, adalah organisme rohani yang terdiri dari semua orang-orang percaya pada zaman ini (1 Korintus 12:12-14; 2 Korintus 11:2, Efesus 1:22-23, 5:25-27). Mereka percaya pada ketetapan-ketetapan mengenai baptisan air bagi orang-orang percaya sebagai kesaksian bagi Kristus dan untuk mengidentifikasikan diri dengan-Nya, dan Perjamuan Kudus untuk mengingat kematian Kristus dan pencurahan darah-Nya (Matius 28:19-20; Kisah Rasul 2:41-42, 18:8; 1 Korintus 11:23-26).
Melalui gereja, orang-orang percaya diajar untuk taat kepada Tuhan dan menyaksikan iman mereka kepada Kristus sebagai Juru selamat, dan menghormati Dia dengan hidup suci. Mereka percaya pada Amanat Agung sebagai misi utama dari gereja. Adalah kewajiban semua orang percaya untuk bersaksi, melalui kata-kata dan hidup, untuk kebenaran Firman Allah. Injil kasih karunia Allah harus diberitakan di seluruh dunia (Matius 28:19-20; Kisah Rasul 1:8; 2 Korintus 5:19-20).
9. Doktrin Tentang Hal-Hal yang Akan Datang (Eskatologi)
Para penganut Kharismatik percaya pada pengharapan agung (Titus 2:13), kedatangan Tuhan Yesus Kristus secara pribadi dan segera untuk mengangkat orang-orang Kudus-Nya (1 Tesalonika 4:13-18). Mereka percaya akan kembalinya Kristus ke dunia secara kelihatan dan secara fisik bersama dengan orang-orang Kudus-Nya untuk mendirikan kerajaan seribu tahun yang dijanjikan (Zakaria 14:4-11; 1 Tesalonika 1:10; Wahyu 3:10, 19:11-16, 20:1-6).
Mereka percaya pada kebangkitan tubuh dari semua orang-orang suci untuk mendapatkan sukacita dan kebahagiaan kekal di Bumi Yang Baru, dan orang-orang jahat untuk hukuman yang kekal dalam lautan api (Matius 25:46; Yohanes 5:28-29; Wahyu 20:5-6, 12-13). Mereka percaya bahwa jiwa orang-orang percaya, pada saat kematian, meninggalkan tubuh dan pergi bersama dengan Tuhan, di mana mereka menantikan saat kebangkitan mereka ketika roh, jiwa dan tubuh akan dipersatukan kembali untuk dipermuliakan bersama dengan Tuhan (Lukas 23:43; 2 Korintus 5:8; Filipi 1:23, 3:21; 1 Tesalonika 4:16-17).
Mereka percaya bahwa jiwa orang-orang yang tidak percaya, pada saat kematian, tetap sadar dalam penderitaan sampai pada kebangkitan mereka ketika, dengan tubuh dan jiwa yang sudah dipersatukan kembali, mereka akan berdiri di hadapan Tahta Putih Penghakiman dan akan dibuang ke dalam lautan api untuk menderita hukuman untuk selamanya (Matius 25:41-46; Markus 9:43-48; Lukas 16:19-26; 2 Tesalonika 1:7-9; Wahyu 20:11-15).
DOKTRIN KHUSUS YANG MERUPAKAN CIRI KHAS KHARISMATIK
Jika diperhatikan, pada umumnya ajaran (doktrin) yang diakui oleh Kharismatik di atas kompatibel (selaras) dengan ajaran dan keyakinan Protestan Ortodoksi dan Injili Konservatif, serta gereja-gereja arus utama lainnya.
Walaupun demikian, ada ciri-ciri dari Kharismatik yang membedakannya dari gerakan-gerakan lainnya, yaitu penekanannya yang khusus terhadap hal-hal seperti berikut: (1) Karunia-karunia rohani masih bermanifestasi sampai saat ini; (2) Pujian penyembahan dalam ibadah yang selebratif dan ekspresif; (3) Keyakinan pada manfaat doa, syafaat dan doa konser; (4) Penekanan pada penginjilan dan misi; (5) Keyakinan bahwa Allah masih berbicara hari ini; dan (6) Keyakinan akan kuasa rohani bagi kehidupn dan pelayanan. Tentu saja selain enam karakteristik tersebut, ada lagi ciri-ciri lainnya, tetapi dalam pengamatan saya enam hal ini secara umum merupakan representatif dari ajaran dan praktek Kharismatik.
Namun yang harus diingat adalah bahwa perbedaan-perbedaan ini berada dalam wilayah isu-isu yang non esensial atau yang sifatnya sekunder. Karena itu seharusnya perbedaan itu dianggap sebagai kekayaan keanekaragaman dalam Kekristenan dan harus diberi ruang untuk sebuah toleransi dan kebebasan.
Namun sekali lagi yang harus diketahui, pada umumnya Kharismatik sepakat dengan kaum Injil tentang doktrin-doktrin esensial (primer) dan utama yaitu: Inspirasi dan otoritas Alkitab, Allah Tritunggal, Kepribadian Kristus yang hipostatik dengan dua natur. Keberdosaan manusia akibat kejatuhan dalam dosa, keselamatan hanya karena anugerah yang diterima melalui iman kepada Kristus saja, kebangkitan tubuh, kedatangan Kristus kembali, adanya surga dan neraka.
1. Karunia-Karunia Rohani Masih Berlangsung Sampai Saat ini.
Para penganut Kharismatik percaya bahwa karunia-karunia rohani atau kharismata seperti yang disebutkan dalam Roma 1:11; 5:15, 16; 6:23; 11:29; 12:6; 1 Korintus 1:7; 7:7; 12:4, 9, 28, 30, 31; 2Korintus 1:11; 1Timotius 4:14; 1Timotius 1:6; 1 Petrus 4:10, bukan hanya berlaku bagi gereja masa lalu tetapi juga untuk gereja masa kini. Karunia-karunia rohani harus menjadi bagian dari Gereja hingga Kristus datang kembali. Pengakuan akan eksistensi dan keberlangsungan Charismataini telah dianggap sebagai sine gua non (syarat utama) gerakan Kharismatik.
2. Pujian dan Penyembahan dalam Ibadah yang Selebratif dan Ekspresif.
Ciri-ciri ini terlihat hampir di setiap ibadah Kharismatik. Ibadah yang selebratif dan ekspresif, pujian yang bersemangat, dan penyembahan yang mengalir dari lubuk hati. Dasar teologis dari pujian dan penyembahan ini ditemukan dalam tata Ibadah di Kemah Daud (1 Tawarikh 13-16; 2 Samuel 6:17-19), yang dinyatakan dalam kitab Mazmur dan diteguhkan dalam Perjanjian Baru sebagaimana tertulis dalam Ibrani 13:15 yang mengatakan, “Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya”.
Pujian dan penyembahan dalam liturgi ibadah Kemah Daud bersifat selebratif dan ekspresif, seperti: Bertepuk tangan, bersorak-sorai, berseru-seru, menyanyi, menari, mengangkat tangan, bersujud, berlutut, dan disertai iring-iringan musik (1 Tawarikh 23:5; 25:5-6). Ibadah seperti ini dilakukan dengan tertib, teratur, dan tidak kacau. Karena tema pujian dan penyembahan yang selebratif dan ekspresif ini sangat penting dalam ibadah Kharismatik, maka dalam bab tersendiri saya akan membahasnya secara luas dengan menunjukkan dasar-dasar alkitabiah dan teologis dari kebenaran ini.
3. Doa, Syafaat dan Doa Konser.
Kharismatik percaya bahwa doa pribadi dan doa bersama mutlak diperlukan jika gereja ingin bertumbuh. Kharismatik melihat bahwa gereja Perjanjian Baru dilahirkan dalam doa (Kisah Para Rasul 1:14) dan terus bertekun dalam doa dan melakukan setiap aktivitas dan pelayanan di dalam doa (Kisah Para Rasul 2:42; 4:31; 6:4,6: 13:3). Kharismatik percaya bahwa gereja, yaitu tubuh Kristus adalah “rumah doa bagi segala bangsa” (Yesaya 56:7).
Dengan demikian, doa harus menjadi fokus utama bagi semua gereja, sehingga pemberitaan firman dan semua pelayanan lainnya mengalir dari urapan dan kuasa Roh Kudus (1 Korintus 2:4, 13). Di dalam ibadah Kharismatik seringkali ditemukan “doa konser”, yaitu doa yang diucapkan secara bersama-sama di dalam kesatuan Roh Kudus. Doa konser merupakan suatu tindakan iman bersama dengan kesatuan hati dan sepakat.
Doa konser ini dapat ditemukan dalam pernyataan Yesus bahwa, “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di surga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di surga. Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga. Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka” (Matius 18:18-20). Juga dapat ditemukan dalam pola Perjanjian Baru seperti dalam Kisah Para Rasul 4:24-31.
4. Penekanan Pada Penginjilan dan Misi.
Kharismatik menekankan pentingnya “Amanat Agung” Kristus, sebagai misi gereja. Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus adalah misi gereja yang merupakan kesinambungan dari misi Yesus Kristus (Matius 28:19,20 dan ayat-ayat paralel). Ciri gereja Perjanjian Baru adalah misioner, yaitu gereja yang mengemban Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus dan menekankan pentingnya “menjadikan semua bangsa murid Kristus”.
Kharismatik telah membantu membangkitkan kembali semangat untuk melaksanakan misi dan penginjilan dengan efektif. Roh Kudus yang memberi kuasa memampukan orang-orang percaya sehingga dengan keberanian yang baru berbicara kepada orang lain tentang Tuhan Yesus (Kisah Para Rasul 1:8; 4:31).
5. Keyakinan Bahwa Allah Masih Berbicara Hari Ini.
Kharismatik mengakui bahwa Allah masih berbicara hari ini kepada umatNya, baik sebagai pribadi maupun persekutuan. Tetapi, saat mengakui hal ini, maka Kharismatik bukanlah bermaksud menggantikan Alkitab dengan wahyu baru. Kharismatik meyakini bahwa Tuhan tidak hanya menuntun melalui Alkitab, tetapi juga berkomunikasi dan menuntun orang-orang percaya melalui berbagai cara, sama langsungnya dan seringnya seperti pada zaman rasul-rasul, Faktanya, meskipun bukan dalam rangka menciptakan Alkitab baru, Roh Kudus masih terus berbicara sampai sekarang (God speaking today).
Baca Juga: Doktrin Reformed
Namun perlu dipahami, bahwa ketika mengatakan dan mengajarkan “Allah masih berbicara saat ini”, penganut Kharismatik tidak pernah menganggap apa yang mereka dengar atau yang didengar oleh orang lain itu sejajar dengan Alkitab yang tertulis. Kharismatik mengakui bahwa apa yang Allah bicarakan kepada kita sekalipun tidak tertulis dalam Alkitab, tetapi tidak menyimpang atau bertentangan dengan Alkitab.
6. Kuasa Rohani.
Kuasa Rohani merupakan unsur yang mendasari seluruh aspek pandangan dan praktik gerakan Kharismatik. Kuasa Rohani berupa kemampuan memuji Allah, menginjili, kemampuan untuk melakukan mukjizat dan kesembuhan, mengusir setan-setan, serta mendemonstrasikan karunia-karunia Roh. Kharismatik tidak hanya percaya pada karya-karya Roh Kudus, tetapi mereka secara teratur mengundang Roh Kudus di tengah-tengah mereka guna membawa kuasa adikodrati.
Karena itu, melihat hal-hal seperti mukjizat, kesembuhan, jamahan kuasa Roh Kudus, pengusiran roh-roh jahat, peperangan rohani, nubuat dan profetik, doa konser dan syafaat merupakan hal yang umum di dalam aktivitas, pelayanan dan ibadah Karismatik. Kharismatik percaya bahwa kuasa Roh Kudus membuka jalan bagi penerapan kebenaran (1 Korintus 2:4, 13).