PENERIMAAN DAN PENOLAKAN TERHADAP INJIL (LUKAS 10:5-6)

Pdt. Budi Asali, M.Div.

Lukas 10:5-6: “(5) Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini. (6) Dan jikalau di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal atasnya. Tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu.”.
PENERIMAAN DAN PENOLAKAN TERHADAP INJIL (LUKAS 10:5-6)
otomotif, tutorial, gadget
a) ‘Kalau kamu memasuki suatu rumah,’ (Lukas 10:5a).

Memilih rumah atau masuk seadanya rumah?

Lenski: “The idea is not that any two of these messengers would enter any house in a town or village at random or without invitation; Matt. 10:11 corrects that idea as regards the Twelve. When they are preaching in a place, some person would extend the two men an invitation.” [= Artinya bukanlah bahwa yang manapun dari dua orang utusan ini akan memasuki seadanya rumah dalam suatu kota atau desa secara acak atau tanpa undangan; Matius 10:11 membetulkan pengertian itu berkenaan dengan 12 murid / rasul. Pada waktu mereka sedang berkhotbah di suatu tempat, beberapa orang akan menawarkan dua orang itu suatu undangan.].

Matius 10:11-12 - “(11) Apabila kamu masuk kota atau desa, carilah di situ seorang yang layak dan tinggallah padanya sampai kamu berangkat. (12) Apabila kamu masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka.”.

Kata-kata yang saya garis-bawahi dari Mat 10:11 itu tidak harus ditafsirkan seperti kata-kata Lenski. Dan penafsir di bawah ini memberikan pandangan yang berbeda dari apa yang Lenski katakan.

The Biblical Illustrator: “1. The ministers whom Christ here sends forth are supposed to enter into private houses; and that under the character of Christ’s ambassadors, and in the execution of their office. (1) Sometimes they were forced into such corners. Though the message they brought had everything in it to recommend them to an universal acceptance, yet it is probable in many places they were not permitted to preach in the synagogues; the rulers there who had a jealous eye upon them would take care to keep them thence; and they then retired into private houses, and preached to as many as would come to hear them there. Those who cannot do what they would for God and the souls of men, must do what they can, and God will accept of them.” [= 1. Pelayan-pelayan yang diutus Kristus di sini harus masuk ke rumah-rumah pribadi; dan itu sebagai duta-duta Kristus, dan dalam pelaksanaan tugas-tugas mereka. (1) Kadang-kadang mereka dipaksa ke dalam sudut-sudut seperti itu. Sekalipun pesan yang mereka bawa mempunyai segala sesuatu di dalamnya untuk membuat mereka diterima secara universal, tetapi adalah mungkin bahwa di banyak tempat mereka tidak diizinkan untuk berkhotbah di sinagog; pemimpin-pemimpin di sana yang cemburu kepada mereka akan berhati-hati untuk menjaga / mencegah mereka dari tempat itu. Mereka yang tidak bisa melakukan apa yang mereka inginkan untuk Allah dan jiwa-jiwa manusia, harus melakukan apa yang mereka bisa lakukan, dan Allah akan menerima mereka.].

Catatan: menurut saya pada saat itu mereka memang tidak diutus untuk berkhotbah di sinagog.

b) ‘katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini.’ (Lukas 10:5b).

Lenski: “Hence Jesus speaks about the remaining of this peace and also of its return to the messengers who extend it. This would be incomprehensible if Jesus referred only to the common Oriental greeting. ... All this could not happen in the case of a mere polite greeting.” [= Maka / Jadi Yesus berbicara tentang tinggalnya damai ini, dan juga tentang kembalinya damai itu kepada utusan-utusan yang menawarkannya. Ini akan merupakan sesuatu yang tidak bisa dimengerti seandainya Yesus hanya menunjuk pada salam orang Timur yang umum / biasa. ... Semua ini tidak bisa terjadi dalam kasus dari semata-mata suatu salam kesopanan.].

Adam Clarke (tentang Matius 10:12): “‘Peace,’ שלום, among the Hebrews, had a very extensive meaning: - it comprehended all blessings, spiritual and temporal. ... To wish peace to a family, in the name and by the authority of Christ, was in effect a positive promise, on the Lord’s side, of all the good implied in the wish.” [= ‘Damai’, SHALOM, di antara orang-orang Ibrani, mempunyai suatu arti yang luas: - itu mencakup semua berkat, rohani dan sementara. ... Menginginkan / memohonkan damai untuk suatu keluarga, dalam nama dan oleh otoritas Kristus, sesungguhnya merupakan suatu perintah positif, di pihak Tuhan, dan semua hal yang baik yang dinyatakan secara implicit dalam keinginan / permohonan itu.].

Penerapan: jangan menggunakan kata SHALOM (ataupun GBU, dsb) secara sembarangan!!

The Bible Exposition Commentary: “They were ambassadors of peace, bringing healing to the sick, deliverance to the possessed, and the Good News of salvation to lost sinners. Like Joshua’s army of old, they first proclaimed peace to the cities. If a city rejected the offer of peace, then it chose judgment (Deut. 20:10–18).” [= Mereka adalah duta-duta damai, membawa kesembuhan kepada orang sakit, pembebasan kepada orang-orang yang dirasuk setan, dan kabar baik tentang keselamatan kepada orang-orang berdosa yang terhilang. Seperti pasukan Yosua pada jaman dulu, mereka pertama-tama menyatakan damai kepada kota-kota. Jika suatu kota menolak tawaran damai itu, maka kota itu memilih penghakiman (Ul 20:10-18).].

Ulangan 20:10-18 - “(10) Apabila engkau mendekati suatu kota untuk berperang melawannya, maka haruslah engkau menawarkan perdamaian kepadanya. (11) Apabila kota itu menerima tawaran perdamaian itu dan dibukanya pintu gerbang bagimu, maka haruslah semua orang yang terdapat di situ melakukan pekerjaan rodi bagimu dan menjadi hamba kepadamu. (12) Tetapi apabila kota itu tidak mau berdamai dengan engkau, melainkan mengadakan pertempuran melawan engkau, maka haruslah engkau mengepungnya; (13) dan setelah TUHAN, Allahmu, menyerahkannya ke dalam tanganmu, maka haruslah engkau membunuh seluruh penduduknya yang laki-laki dengan mata pedang. (14) Hanya perempuan, anak-anak, hewan dan segala yang ada di kota itu, yakni seluruh jarahan itu, boleh kaurampas bagimu sendiri, dan jarahan yang dari musuhmu ini, yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, boleh kaupergunakan. (15) Demikianlah harus kaulakukan terhadap segala kota yang sangat jauh letaknya dari tempatmu, yang tidak termasuk kota-kota bangsa-bangsa di sini. (16) Tetapi dari kota-kota bangsa-bangsa itu yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu menjadi milik pusakamu, janganlah kaubiarkan hidup apapun yang bernafas, (17) melainkan kautumpas sama sekali, yakni orang Het, orang Amori, orang Kanaan, orang Feris, orang Hewi, dan orang Yebus, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, (18) supaya mereka jangan mengajar kamu berbuat sesuai dengan segala kekejian, yang dilakukan mereka bagi allah mereka, sehingga kamu berbuat dosa kepada TUHAN, Allahmu.”.

c) ‘Dan jikalau di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal atasnya. Tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu.’ (Lukas 10: 6).

KJV/Lit: ‘And if the son of peace be there, your peace shall rest upon it: if not, it shall turn to you again.’ [= Dan jika anak damai ada di sana, damaimu akan tinggal padanya: jika tidak, itu akan kembali kepadamu lagi.].

RSV/NIV/NASB mirip dengan KJV.

1. ‘Anak (dari) damai’.

Adam Clarke: “‘The son of peace.’ In the Jewish style, a man who has any good or bad quality is called the son of it. Thus, wise men are called the children of wisdom, Matt 11:19; Luke 7:35. So, likewise, what a man is doomed to, he is called the son of, as in Eph 2:3, wicked men are styled the children of wrath: so Judas is called the son of perdition, John 17:12; and a man who deserves to die is called, 2 Sam 12:5, a son of death. Son of peace in the text not only means a peaceable, quiet man, but one also of good report for his uprightness and benevolence. It would have been a dishonour to this mission, had the missionaries taken up their lodgings with those who had not a good report among them who were without.” [= ‘Anak dari damai’. Dalam gaya Yahudi, seseorang yang mempunyai kwalitet yang baik atau yang buruk apapun disebut anak darinya. Jadi orang-orang bijaksana / berhikmat disebut ‘anak dari hikmat’, Mat 11:19; Lukas 7:35. Juga, secara sama, seseorang disebut anak dari penghakiman / keputusan baginya, seperti dalam Efesus 2:3, orang-orang jahat disebut ‘anak-anak kemurkaan’: maka Yudas disebut ‘anak kehancuran / neraka’, Yohanes 17:12; dan seseorang yang layak / pantas untuk mati disebut, 2Samuel 12:5, seorang ‘anak dari kematian’. ‘Anak dari damai’ dalam text ini bukan hanya berarti seorang yang condong pada damai, orang yang tenang, tetapi juga orang yang mempunyai reputasi baik untuk kejujuran dan kebaikan / kemurahan hatinya. Itu akan merupakan suatu kehinaan bagi missi ini, seandainya para misionaris itu menginap dengan mereka yang tidak mempunyai reputasi yang baik di antara orang-orang di luaran.].

Matius 11:19 - “Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan mereka berkata: Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa. Tetapi hikmat Allah dibenarkan oleh perbuatannya.’”.

KJV: “But wisdom is justified of her children.” [= Tetapi hikmat dibenarkan oleh anak-anaknya.].

Lukas 7:35 - “Tetapi hikmat dibenarkan oleh semua orang yang menerimanya.’”.

KJV: “But wisdom is justified of all her children.” [= Tetapi hikmat dibenarkan oleh semua anaknya.].

Efesus 2:3 - “Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.”.

KJV: “and were by nature the children of wrath, even as others.” [= dan secara alamiah adalah anak-anak kemurkaan, sama seperti orang-orang lain.].

Yohanes 17:12 - “Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam namaMu, yaitu namaMu yang telah Engkau berikan kepadaKu; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorangpun dari mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci.”.

KJV: “but the son of perdition;” [= kecuali anak kebinasaan / neraka;].

2Samuel 12:5 - “Lalu Daud menjadi sangat marah karena orang itu dan ia berkata kepada Natan: ‘Demi TUHAN yang hidup: orang yang melakukan itu harus dihukum mati.”.

YLT: “surely a son of death is the man who is doing this,” [= pastilah seorang anak dari kematian adalah orang yang melakukan hal ini,].

Bagi saya rasanya tafsiran Adam Clarke di sini tidak sesuai dengan kontextnya, yang menekankan sikap / tanggapan orang itu terhadap salam yang diucapkan. Juga Yesus sendiri tidak memandang sebagai masalah untuk menginap di rumah Zakheus, yang sebagai seorang kepala pemungut cukai, jelas mempunyai reputasi yang buruk (Lukas 19:5-7).

Luk 19:5-7 - “(5) Ketika Yesus sampai ke tempat itu, Ia melihat ke atas dan berkata: ‘Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.’ (6) Lalu Zakheus segera turun dan menerima Yesus dengan sukacita. (7) Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: ‘Ia menumpang di rumah orang berdosa.’”.

Yang penting adalah bagaimana sikap orang itu terhadap Injil yang diberitakan. Karena itu saya lebih setuju dengan komentar dari Lenski di bawah ini.

Lenski: “‘If a son of peace be there,’ one who truly desires this peace that Jesus offers through his messengers, ‘your peace will rest upon him.’ ... It cannot stay where it is not desired; hence, ‘but if not ..., it will return to you’ like an object that is refused and handed back to the givers for them to take elsewhere.” [= ‘Jika seorang anak damai ada di sana’, seseorang yang sungguh-sungguh menginginkan damai yang Yesus tawarkan melalui utusan-utusanNya ini, ‘damaimu akan tinggal padanya’. ... Itu tidak bisa tinggal dimana itu tidak diinginkan; jadi, ‘jika tidak, ..., itu akan kembali kepadamu’ seperti suatu obyek yang ditolak dan dikembalikan kepada si pemberinya untuk mereka bawa ke tempat lain.].

2. Tanggapan pemilik rumah menentukan ‘shalom’ itu akan tinggal atas rumah itu atau kembali kepada para utusan Yesus ini.

a. Pertama-tama perlu diperhatikan siapa yang mengucapkan salam itu.

William Hendriksen: “Nevertheless it makes a difference who says it. In the mind of an unthinking person it may be no more than a conventional phrase. Among friends it was and is undoubtedly the expression of a sincere wish. In the present instance, however, ‘Peace be to this house’ is far more than a wish. In the name of their Sender these ‘apostles’ not only wish peace but actually bring it. Cf. Num. 6:24–26.” [= Tetapi yang membuat perbedaan adalah siapa yang mengatakannya. Dalam pikiran dari orang yang tak berpikir itu bisa tidak lebih dari suatu ungkapan kebiasaan. Di antara sahabat itu tak diragukan adalah pernyataan dari suatu keinginan yang sungguh-sungguh. Tetapi dalam peristiwa ini, ‘Damai bagi rumah ini’ adalah jauh lebih dari suatu keinginan. Dalam nama / otoritas dari Pengutus mereka ‘rasul-rasul / utusan-utusan’ ini bukan hanya menginginkan damai tetapi sungguh-sungguh membawanya. Bdk. Bil 6:24-26.].

Bilangan 6:22-27 - “(22) TUHAN berfirman kepada Musa: (23) ‘Berbicaralah kepada Harun dan anak-anaknya: Beginilah harus kamu memberkati orang Israel, katakanlah kepada mereka: (24) TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau; (25) TUHAN menyinari engkau dengan wajahNya dan memberi engkau kasih karunia; (26) TUHAN menghadapkan wajahNya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera. (27) Demikianlah harus mereka meletakkan namaKu atas orang Israel, maka Aku akan memberkati mereka.’”.

Calvin (tentang Bilangan 6:27): “The promise, which is finally subjoined, gives assurance that this was no empty or useless ceremony, when He declares that He will bless the people. And hence we gather, that whatsoever the ministers of the Church do by God’s command, is ratified by Him with a real and solid result; since He declares nothing by His ministers which He will not Himself fulfill and perform by the efficacy of His Spirit. But we must observe that He does not so transfer the office of blessing to His priests, as to resign this right to them; for after having entrusted this ministry to them, He claims the accomplishment of the thing for Himself alone.” [= Janji, yang akhirnya ditambahkan, memberikan keyakinan bahwa ini bukanlah upacara yang kosong dan tidak berguna, pada waktu Ia menyatakan bahwa Ia akan memberkati bangsa itu. Dan karena itu kami menyimpulkan, bahwa apapun yang para pelayan / pendeta dari Gereja lakukan oleh perintah Allah, diteguhkan olehNya dengan suatu hasil yang sungguh-sungguh dan teguh; karena Ia tidak menyatakan apapun oleh pelayan-pelayan / pendeta-pendetaNya yang Ia sendiri tidak akan menggenapi dan melaksanakan oleh kemujaraban dari RohNya. Tetapi kita harus memperhatikan bahwa Ia tidak memindahkan jabatan / tugas dari berkat kepada imam-imamNya, sehingga menyerahkan hak ini kepada mereka; karena setelah mempercayakan pelayanan ini kepada mereka, Ia mengclaim pelaksanaan dari hal ini untuk diriNya sendiri saja.].

Penerapan: berkat terakhir dalam suatu kebaktian, selama itu dilakukan oleh seorang hamba Tuhan yang sungguh-sungguh, tidak boleh dianggap hanya sebagai suatu formalitas!

b. Kalau yang mengucapkan salam adalah orang-orang yang betul-betul merupakan utusan Tuhan, maka tanggapan positif atau negatif membuat perbedaan yang luar biasa.

Adam Clarke (tentang Matius 10:12): “Whoever receives the messengers of God into his house confers the highest honour upon himself, and not upon the preacher, whose honour is from God, and who comes with the blessings of life eternal to that man and his family who receives him.” [= Siapapun menerima utusan-utusan Allah ke dalam rumahnya memberikan penghormatan tertinggi kepada diriNya sendiri, dan bukan kepada sang pengkhotbah, yang kehormatannya adalah dari Allah, dan yang datang dengan berkat-berkat dari kehidupan kekal kepada orang itu dan keluarganya yang menerima dia.].

Matius 10:40-42 - “(40) Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku. (41) Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang benar sebagai orang benar, ia akan menerima upah orang benar. (42) Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir sajapun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia muridKu, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya.’”.

Mazmur 105:15 - “‘Jangan mengusik orang-orang yang Kuurapi, dan jangan berbuat jahat kepada nabi-nabiKu!’”.

Ayat-ayat di atas berlaku untuk hamba-hamba Tuhan yang sejati. Untuk nabi-nabi palsu, berlaku ayat di bawah ini.

2Yoh 10-11 - “(10) Jikalau seorang datang kepadamu dan ia tidak membawa ajaran ini, janganlah kamu menerima dia di dalam rumahmu dan janganlah memberi salam kepadanya. (11) Sebab barangsiapa memberi salam kepadanya, ia mendapat bagian dalam perbuatannya yang jahat.”.

William Hendriksen: “When the men enter any house they must first pronounce their greeting upon it. They must say, ‘Peace be to this house!’ This reminds us of the familiar formula, ‘Peace to you,’ a customary greeting then (Gen. 43:23; Judg. 6:23; 19:20; I Sam. 25:6; I Chron. 12:18; Ps. 122:8; Dan. 4:1; 6:25; 10:19; Luke 24:36; John 20:19, 21, 26), as even today.” [= Pada waktu orang-orang itu memasuki rumah manapun mereka harus pertama-tama menyatakan / mengucapkan salam mereka padanya. Mereka harus berkata, ‘Damai bagi rumah ini!’ Ini mengingatkan kita pada formula yang akrab, ‘Damai bagimu’, suatu salam yang biasa pada saat itu (Kejadian 43:23; Habakuk 6:23; 19:20; 1Sam 25:6; 1Tawarikh 12:18; Mazmur 122:8; Daniel 4:1; 6:25; 10:19; Lukas 24:36; Yohanes 20:19, 21, 26), sama bahkan seperti pada jaman sekarang.].

Catatan: ayat-ayat referensi yang banyak di atas ini sebaiknya saudara baca dalam terjemahan bahasa Inggris, karena LAI banyak salah terjemahan dalam ayat-ayat ini.

The Bible Exposition Commentary: “It is a serious thing to reject the ambassadors God sends.” [= Merupakan suatu hal yang serius untuk menolak duta-duta yang Allah utus.].

William Hendriksen: “Yet, there was nothing magical about this. The special blessing was for those who by grace were worthy to receive it, not for others. If the home is undeserving ‘your peace … will return to you,’ says Jesus; that is, in that case no blessing will be bestowed.” [= Tetapi tidak ada apapun yang bersifat magic tentang hal ini. Berkat khusus ini adalah bagi mereka yang OLEH KASIH KARUNIA layak menerimanya, bukan bagi orang-orang lain. Jika rumah itu tidak layak ‘damaimu ... akan kembali kepadamu’, kata Yesus; artinya, dalam kasus itu tak ada berkat akan diberikan.].

Orang-orang Arminian pasti akan menganggap bahwa orang itu layak atau tidak layak tergantung pada free will / kehendak bebas mereka! Tetapi perhatikan kata-kata ‘oleh kasih karunia’ yang digunakan oleh William Hendriksen dalam kutipan di atas ini. Dalam Luk 10 istilah ‘oleh kasih karunia’ itu tidak ada karena itu memang merupakan ayat-ayat yang menekankan tanggung jawab manusia. Tetapi dalam ayat-ayat lain, jelas ditunjukkan bahwa tidak ada orang bisa memberikan tanggapan positif terhadap Injil, kecuali Allah memberikan kasih karunia kepadanya!

Baca Juga: Bahaya Dan Sifat Mendesak Dari Pelayanan (Lukas 10:3-4)

Matius 11:25-27 - “(25) Pada waktu itu berkatalah Yesus: ‘Aku bersyukur kepadaMu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. (26) Ya Bapa, itulah yang berkenan kepadaMu. (27) Semua telah diserahkan kepadaKu oleh BapaKu dan tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya.”.

Matius 16:15-17 - “(15) Lalu Yesus bertanya kepada mereka: ‘Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?’ (16) Maka jawab Simon Petrus: ‘Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!’ (17) Kata Yesus kepadanya: ‘Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan BapaKu yang di sorga.”.

Yohanes 6:44 - “Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepadaKu, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman.”.

Yohanes 6:65 - “Lalu Ia berkata: ‘Sebab itu telah Kukatakan kepadamu: Tidak ada seorangpun dapat datang kepadaKu, kalau Bapa tidak mengaruniakannya kepadanya.’”.

1Korintus 12:3 - “Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorangpun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: ‘Terkutuklah Yesus!’ dan tidak ada seorangpun, yang dapat mengaku: ‘Yesus adalah Tuhan’, selain oleh Roh Kudus.”.

Filipi 2:13 - “karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaanNya.”.

KJV: “For it is God which worketh in you both to will and to do of his good pleasure” [= Karena Allahlah yang bekerja dalam kamu baik untuk menghendaki maupun untuk melakukan dari kesenanganNya yang baik].

RSV: “for God is at work in you, both to will and to work for his good pleasure” [= karena Allah bekerja dalam kamu, baik untuk menghendaki maupun untuk mengerjakan untuk kesenanganNya yang baik].

NASB: “for it is God who is at work in you, both to will and to work for His good pleasure” [= karena Allahlah yang bekerja dalam kamu, baik untuk menghendaki maupun untuk mengerjakan untuk kesenanganNya yang baik].

NIV: “for it is God who works in you to will and to act according to his good purpose” [= karena Allahlah yang bekerja dalam kamu untuk menghendaki dan untuk berbuat menurut rencanaNya yang baik].

Kalau saudara bisa menjadi orang percaya yang sungguh-sungguh, maka bersyukurlah dan pujilah Tuhan senantiasa, karena itu adalah berkat terbesar dibandingkan berkat-berkat lain manapun!

Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
Next Post Previous Post