PEKERJA PATUT MENDAPAT UPAHNYA (LUKAS 10:7)

Pdt. Budi Asali, M.Div.

Lukas 10:7: “Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah.”.
PEKERJA PATUT MENDAPAT UPAHNYA (LUKAS 10:7)
otomotif, tutorial, gadget
a) Mereka dilarang berpindah-pindah rumah, pada waktu sudah diterima di satu rumah.

Lukas 10:7: “Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah.”.

A. T. Robertson: “‘Go not from house to house’ [μη μεταβαινετε ἐξ οἰκιας εἰς οἰκιαν (mē metabainete ex oikias eis oikian)]. As a habit, μη (mē) and the present imperative, and so avoid waste of time with such rounds of invitations as would come.” [= ‘Jangan pindah dari rumah ke rumah’ (MĒ METABAINETE EX OIKIAS EIS OIKIAN). Sebagai suatu kebiasaan, (MĒ) dan kata perintah bentuk present, dan dengan demikian hindarilah pemborosan waktu dengan rentetan undangan seperti itu yang akan datang.].

Lenski: “‘Eating and drinking the things from them’ ... means that they are to be content with whatever food and drink is set before them. ... The thing that Jesus forbids is that they keep going from house to house, hunting out the best quarters, casting reproach on their Lord and his message.” [= ‘Makan dan minum hal-hal dari mereka’ ... berarti bahwa mereka harus puas dengan makanan dan minuman apapun yang diberikan kepada mereka. ... Hal yang Yesus larang adalah bahwa mereka terus pindah dari rumah ke rumah, sampai menemukan tempat tinggal yang terbaik, menyebabkan celaan terhadap Tuhan mereka dan beritaNya.].

William Barclay: “The preacher must not be in the work for what can be got out of it, but eat whatever is offered and not think to move from house to house in search of better and more comfortable quarters. It was not long before the Church had its spongers. There is a work called ‘The Teaching of the Twelve Apostles.’ It was written about ad 100, and is the Church’s first book of order. In those days there were prophets who wandered from town to town. It is laid down that if a prophet wishes to stay in a place for more than three days without working, that prophet is false; and if a prophet in the Spirit asks for money or a meal, that prophet is false! Labourers are worthy of their hire, but the servants of a crucified Master cannot be seekers after luxury.” [= Sang pengkhotbah tidak boleh ada dalam pekerjaan untuk apa yang bisa didapatkan darinya, tetapi makan apapun yang ditawarkan dan tidak berpikir untuk pindah dari rumah ke rumah untuk mencari tempat tinggal yang lebih baik dan lebih nyaman. Tidak terlalu lama sebelum Gereja mempunyai parasit-parasit / orang-orang yang mengambil keuntungan dari orang-orang yang murah hati. Ada suatu pekerjaan / karya yang disebut ‘The Teaching of the Twelve Apostles’. Itu ditulis sekitar tahun 100 M., dan merupakan buku peraturan Gereja yang pertama. Pada zaman itu di sana ada nabi-nabi yang mengembara dari kota ke kota. Dinyatakan secara explicit bahwa jika seorang nabi ingin tinggal di suatu tempat untuk lebih dari 3 hari TANPA BEKERJA, nabi itu adalah nabi palsu; dan jika seorang nabi dalam Roh meminta uang atau makanan, nabi itu adalah nabi palsu! Pekerja-pekerja layak mendapat upah mereka, tetapi pelayan-pelayan dari seorang Tuan yang tersalib tidak bisa menjadi pencari-pencari dari kemewahan.].

Bagaimana dengan pengkhotbah-pengkhotbah zaman sekarang yang minta dijemput dengan mobil mewah, dan minta ditidurkan di hotel bintang lima???

Seandainya di Dubai, mungkin dia minta hotel bintang tujuh! Satu-satunya hotel bintang tujuh di dunia ada di Dubai, namanya BURJ AL ARAB. Tarif untuk Royal Suite room $ 24.000 / Rp 350 juta.

https://www.news.com.au/travel/travel-ideas/inside-the-24000-a-night-royal-suite-at-the-burj-al-arab-dubai/news-story/1151dd79cbf99174d172e35e43e81534

https://www.pandotrip.com/burj-al-arab-one-and-only-7-star-hotel-in-dubai-uae-9622/

J. C. Ryle: “Once let a preacher get the reputation of being fond of eating and drinking and worldly comforts, and his ministerial usefulness is at an end. The sermon about ‘things unseen’ will produce little effect when the life preaches the importance of the ‘things that are seen.’” [= Sekali seorang pengkhotbah mendapatkan reputasi tentang kesenangan yang kuat tentang makan dan minum dan kesenangan-kesenangan duniawi, maka kebergunaan pelayanannya berakhir. Khotbah tentang ‘hal-hal yang tidak kelihatan’ akan menghasilkan hasil yang kecil pada waktu kehidupannya ‘mengkhotbahkan’ pentingnya ‘hal-hal yang kelihatan’.] - ‘Expository Thoughts on the Gospels: Luke I’ (Libronix).

Barnes’ Notes: “The reason (for the command, ‘Go not from house to house’) is very obvious to one acquainted with Oriental customs. When a stranger arrives in a village or an encampment, the neighbors, one after another, must invite him to eat with them. ... it also consumes much time, causes unusual distraction of mind, leads to levity, and every way counteracts the success of a spiritual mission.” [= Alasan (untuk perintah, ‘Jangan pindah dari rumah ke rumah’) adalah sangat jelas bagi orang yang akrab dengan tradisi Timur. Pada waktu seorang asing tiba di suatu desa atau suatu perkemahan, tetangga-tetangga, secara berturut-turut, harus / pasti mengundangnya untuk makan bersama mereka. ... itu juga menghabiskan banyak waktu, menyebabkan pengalihan pikiran yang hebat, membawa pada tindakan bersenang-senang / ketidak-seriusan, dan dalam setiap cara bertindak menentang kesuksesan dari suatu missi rohani.].

Ilustrasi: kalau saudara pergi ke luar kota / luar negeri, apakah saudara berpindah-pindah hotel dalam satu kota? Ini pasti menghabiskan waktu, karena harus kemasi lagi barang-barang, dan juga check out, lalu check in lagi, dan sebagainya.

Barnes’ Notes (tentang Matius 10:11): “If ministers of the gospel are useful, it will be by not spending their time in idle chit-chat, and wandering around as if they had nothing to do, but in an honest and laborious improvement of their time in study, in prayer, in preaching, and in visiting their people.” [= Jika pelayan-pelayan dari injil adalah orang-orang yang berguna, itu akan dilakukan dengan tidak menghabiskan waktu mereka dalam obrolan yang sia-sia, berjalan-jalan keliling seakan-akan mereka tidak punya apapun untuk dilakukan, tetapi dalam kemajuan yang sungguh-sungguh dan bercirikan kerja keras dari waktu mereka dalam pembelajaran, dalam doa, dalam berkhotbah, dan dalam mengunjungi umat mereka.].

b) Tidak boleh sungkan dengan pemberian makan dan minum dari orang-orang, karena seorang pekerja patut mendapat upahnya / makanannya.

Lukas 10: 7: “Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah.”.

LAI: ‘upahnya’.

KJV: ‘his hire’ [= upahnya].

RSV/NIV/NASB: ‘his wages’ [= upahnya].

Yunani: MISTHOS.

Bdk. Matius 10:10 - “Janganlah kamu membawa bekal dalam perjalanan, janganlah kamu membawa baju dua helai, kasut atau tongkat, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya.”.

LAI: ‘upahnya’.

KJV: ‘his meat’ [= daging / makanannya].

RSV: ‘his food’ [= makanannya].

NIV: ‘his keep’ [= sokongannya].

NASB: ‘his support’ [= sokongannya].

Yunani: TROPHE.

A. T. Robertson: “For the labourer is worthy of his hire [ἀξιος γαρ ὁ ἐργατης του μισθου αὐτου (axios gar ho ergatēs tou misthou autou)]. In Matt. 10:10 we have της τροφης αὐτου [tēs trophēs autou] (his food).” [= ‘Sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya’ (AXIOS GAR HO ERGATĒS TOU MISTHOU AUTOU). Dalam Mat 10:10 kita mempunyai TĒS TROPHĒS AUTOU (makanannya).].

Jadi pekerja itu berhak baik atas makanan maupun upah (HR)!

Ulangan 25:4 - “Janganlah engkau memberangus mulut lembu yang sedang mengirik.’”.

Adam Clarke (tentang Ul 25:4): “While the oxen were at work some muzzled their mouths to hinder them from eating the corn, which Moses here forbids, instructing the people by this symbolical precept to be kind to their servants and labourers, but especially to those who ministered to them in holy things; so Paul applies it 1 Cor. 9:9 , etc.; 1 Tim 5:18.” [= Pada waktu lembu-lembu jantan sedang bekerja beberapa orang memberangus mulut mereka untuk mencegah mereka memakan jagung / gandum, yang Musa larang di sini, dengan mengajar bangsa itu oleh peraturan yang bersifat simbolis ini untuk bersikap baik kepada pelayan-pelayan dan pekerja-pekerja, tetapi secara khusus kepada mereka yang melayani mereka dalam hal-hal yang kudus; demikianlah Paulus menerapkannya 1Korintus 9:9-dst; 1Timotius 5:18.].

Jamieson, Fausset & Brown (tentang Ul 25:4): “Paul quotes this law (1 Cor 9:9; 1 Tim 5:18), and shows that God did not appoint it for the sake of oxen alone, but that every labourer is worthy of his hire; and hence, declares the obligation of men to exercise justice in properly rewarding those who labour for their advantage, and specially those who labour for the good of their souls.” [= Paulus mengutip hukum ini (1Kor 9:9; 1Tim 5:18), dan menunjukkan bahwa Allah tidak menetapkannya hanya demi lembu-lembu jantan, tetapi supaya setiap pekerja layak mendapatkan upahnya; dan karena itu, menyatakan kewajiban dari orang-orang untuk mempraktekkan keadilan dengan memberi upah secara tepat / benar mereka yang berjerih payah untuk keuntungan mereka, dan secara khusus mereka yang berjerih payah untuk kebaikan jiwa-jiwa mereka.].

Bible Knowledge Commentary (tentang Ul 25:4): “Paul’s use of this verse (1 Cor 9:9) did not imply that God did not care about oxen. Paul meant that if God cares about a working ox, how much more He cares about human laborers, especially those laboring for His kingdom (see the comments on 1 Cor 9:9-10).” [= Penggunaan Paulus tentang ayat ini (1Kor 9:9) tidak menunjukkan secara implicit bahwa Allah tidak peduli pada lembu-lembu jantan. Paulus memaksudkan bahwa jika Allah memperhatikan / mempedulikan tentang seekor lembu jantan yang sedang bekerja, betapa lebihnya Ia memperhatikan / mempedulikan mereka yang berjerih payah untuk KerajaanNya (lihat komentar tentang 1Korintus 9:9-10).].

Saya berpendapat ayat ini memang berlaku untuk lembu (bdk. Amsal 12:10).

Amsal 12:10 - “Orang benar memperhatikan hidup hewannya, tetapi belas kasihan orang fasik itu kejam.”.

Tetapi ayat ini terutama berlaku untuk pekerja gereja / pendeta dan sebagainya. Alasannya, itu dikutip 2 x oleh Paulus dalam 2 text di bawah ini.

1Timotius 5:17-18 - “(17) Penatua-penatua yang baik pimpinannya patut dihormati dua kali lipat, terutama mereka yang dengan jerih payah berkhotbah dan mengajar. (18) Bukankah Kitab Suci berkata: ‘Janganlah engkau memberangus mulut lembu yang sedang mengirik,’ dan lagi ‘seorang pekerja patut mendapat upahnya.’”.

1Korintus 9:3-14 - “(3) Inilah pembelaanku terhadap mereka yang mengeritik aku. (4) Tidakkah kami mempunyai hak untuk makan dan minum? (5) Tidakkah kami mempunyai hak untuk membawa seorang isteri Kristen, dalam perjalanan kami, seperti yang dilakukan rasul-rasul lain dan saudara-saudara Tuhan dan Kefas? (6) Atau hanya aku dan Barnabas sajakah yang tidak mempunyai hak untuk dibebaskan dari pekerjaan tangan? (7) Siapakah yang pernah turut dalam peperangan atas biayanya sendiri? Siapakah yang menanami kebun anggur dan tidak memakan buahnya? Atau siapakah yang menggembalakan kawanan domba dan yang tidak minum susu domba itu? (8) Apa yang kukatakan ini bukanlah hanya pikiran manusia saja. Bukankah hukum Taurat juga berkata-kata demikian? (9) Sebab dalam hukum Musa ada tertulis: ‘Janganlah engkau memberangus mulut lembu yang sedang mengirik!’ Lembukah yang Allah perhatikan? (10) Atau kitakah yang Ia maksudkan? Ya, untuk kitalah hal ini ditulis, yaitu pembajak harus membajak dalam pengharapan dan pengirik harus mengirik dalam pengharapan untuk memperoleh bagiannya. (11) JADI, JIKA KAMI TELAH MENABURKAN BENIH ROHANI BAGI KAMU, BERLEBIH-LEBIHANKAH KALAU KAMI MENUAI HASIL DUNIAWI DARI PADA KAMU? (12) Kalau orang lain mempunyai hak untuk mengharapkan hal itu dari pada kamu, bukankah kami mempunyai hak yang lebih besar? Tetapi kami tidak mempergunakan hak itu. Sebaliknya, kami menanggung segala sesuatu, supaya jangan kami mengadakan rintangan bagi pemberitaan Injil Kristus. (13) Tidak tahukah kamu, bahwa mereka yang melayani dalam tempat kudus mendapat penghidupannya dari tempat kudus itu dan bahwa mereka yang melayani mezbah, mendapat bahagian mereka dari mezbah itu? (14) Demikian pula Tuhan telah menetapkan, bahwa mereka yang memberitakan Injil, harus hidup dari pemberitaan Injil itu.”.

Leon Morris (Tyndale): “They are to have no compunction about receiving their meals free, for ‘the labourer deserves his wages’ (cf. 1 Tim. 5:18). This is a principle of wide application that has sometimes been overlooked in Christian activities.” [= Mereka tidak boleh mempunyai perasaan tidak nyaman / rasa bersalah tentang menerima makanan mereka secara gratis, karena ‘pekerja layak mendapat upahnya’ (bdk. 1Timotius 5:18). Ini merupakan suatu prinsip dengan penerapan yang luas yang kadang-kadang diabaikan dalam aktivitas-aktivitas Kristen.].

Penerapannya memang luas.

1. Pendeta berhak mendapatkan biaya hidup yang cukup dari gereja, dengan syarat:

a. Pendeta itu memang bekerja dengan benar dan dengan jerih payah, bukan pendeta yang hanya membuat khotbah asal-asalan atau hanya berkhotbah sebulan sekali di gerejanya sendiri!

b. Gereja memang punya cukup uang untuk membiayai pendeta itu secara cukup. Gereja yang mampu mencukupi pendeta, yang memang bekerja / melayani dengan baik, tetapi tidak mau melakukannya, adalah gereja yang bodoh dan kurang ajar!

2. Juga pendeta / pengkhotbah luar yang diundang berhak untuk makan dan minum atas biaya gereja yang mengundang, bukan biaya dari pendeta dari gereja yang mengundang.

3. Juga misalnya ada rapat di gereja (majelis, guru Sekolah Minggu, panitia Natal dsb) yang menabrak jam makan, maka mereka boleh makan atas biaya gereja, sepanjang itu adalah makanan yang wajar, dan bukan makanan yang mewah, yang menguras uang gereja.

Tetapi semua ini berbeda dengan tindakan kurang ajar seperti di bawah ini!

Ada suatu gereja yang mengadakan rapat majelis di luar kota, menginap di hotel, dan setiap majelis diizinkan membawa keluarganya, semua atas biaya gereja. Ini gereja atau DPR?

Baca Juga: Penerimaan Dan Penolakan Terhadap Injil (Lukas 10:5-6)

Calvin: “‘Eating and drinking those things which they shall give you.’ This is another circumstance expressly mentioned by Luke. By these words Christ not only enjoins them to be satisfied with ordinary and plain food, but allows them to eat at another man’s table. Their plain and natural meaning is: ‘you will be at liberty to live at the expense of others, so long as you shall be on this journey; for it is proper that those for whose benefit you labor should supply you with food.’” [= ‘Makan dan minum hal-hal itu yang mereka berikan kepadamu’. Ini adalah suatu keadaan lain yang disebutkan secara explicit oleh Lukas. Dengan kata-kata ini Kristus bukan hanya mengarahkan mereka untuk puas dengan makanan biasa dan sederhana, tetapi juga mengizinkan mereka untuk makan di meja orang lain. Arti yang jelas dan wajar adalah: ‘kamu akan bebas untuk hidup atas pengeluaran orang lain, selama kamu ada dalam perjalanan ini; KARENA ADALAH BENAR BAHWA MEREKA YANG MENDAPAT MANFAAT DARI JERIH PAYAHMU MENYUPLAI KAMU DENGAN MAKANAN’.].

Adam Clarke (tentang Matius 10:9): “If God have sent him, he is bound to support him, and will do it; anxiety therefore, in him, is a double crime, as it insinuates a bad opinion of the Master who has employed him.” [= Jika Allah telah mengutus dia, Ia pasti menyokongnya, dan akan melakukannya; karena itu kekuatiran di dalam dia merupakan suatu kejahatan ganda, karena itu menyatakan secara tak langsung suatu pandangan yang buruk tentang Tuan yang telah mempekerjakannya.].

Adam Clarke (tentang Matius 10:10): “It is a maintenance, and that only, which a minister of God is to expect, and that he has a divine right to; but not to make a fortune, or lay up wealth: besides, it is the workman, he that labours in the word and doctrine, that is to get even this. How contrary to Christ is it for a man to have vast revenues, as a minister of the Gospel, who ministers no Gospel, and who spends the revenues of the church to its disgrace and ruin!” [= Itu adalah suatu pemeliharaan, dan hanya itu, yang seorang pelayan dari Allah harus harapkan, dan bahwa ia mempunyai suatu hak ilahi untuk itu; tetapi bukan untuk membuat suatu kekayaan, atau menimbun kekayaan: DISAMPING ITU, ADALAH SANG PEKERJA, IA YANG BERJERIH PAYAH DALAM FIRMAN DAN AJARAN, YANG HARUS MENDAPATKAN INI. Betapa bertentangannya dengan Kristus bagi seseorang untuk memiliki penghasilan yang sangat banyak, sebagai seorang pelayan / pendeta dari Injil, yang tidak melayani Injil, dan yang menghabiskan penghasilan dari gereja bagi kehinaan dan kehancurannya!]

Catatan: Pdt. Budi Asali, M.Div:  meraih gelar Master of Divinity (M.Div) dari Reformed Theological Seminary (RTS), Jackson, Mississippi, United States of America
Next Post Previous Post