HIDUP BENAR DI TENGAH PENDERITAAN: RUT 2:1-23 (1)

Pdt. Budi Asali, M.Div.

Bacaan: Rut 2:1-23.

Dalam Rut 1 kita telah melihat bagaimana Rut dengan setia mengikuti Naomi dan Allah, sekalipun ia tidak mempunyai harapan apa-apa (suami, kekayaan, dsb). Ini mengakibatkan ia mende­rita. Bayangkan! Ia adalah seorang janda, miskin, dan hidup sebagai seorang asing di Israel, dan ia harus bekerja berat.
HIDUP BENAR DI TENGAH PENDERITAAN: RUT 2:1-23 (1)
Sekarang, mari kita perhatikan kehidupan Rut di tengah-tengah penderitaannya itu.

I) Kehidupan Rut di tengah-tengah penderitaan.

1) Rut adalah orang yang rajin.


Rut 2: 2: “Maka Rut, perempuan Moab itu, berkata kepada Naomi: ‘Biarkanlah aku pergi ke ladang memungut bulir-bulir jelai di belakang orang yang murah hati kepadaku.’ Dan sahut Naomi kepadanya: ‘Pergilah, anakku.’”.

a) Menurut undang-undang di sana pada jaman itu, apa yang Rut lakukan ini bukan pencurian. Ini adalah pekerjaan yang jujur, bukan pencurian!

1. Ladang yang belum dituai.

Ulangan 23:25 - “Apabila engkau melalui ladang gandum sesamamu yang belum dituai, engkau boleh memetik bulir-bulirnya dengan tanganmu, tetapi sabit tidak boleh kauayunkan kepada gandum sesamamu itu.’”.

2. Hukum penuaian ladang, dan orang miskin yang memunguti di ladang yang sedang / sudah dituai.

Imamat 19:9-10 - “(9) Pada waktu kamu menuai hasil tanahmu, janganlah kausabit ladangmu habis-habis sampai ke tepinya, dan janganlah kaupungut apa yang ketinggalan dari penuaianmu. (10) Juga sisa-sisa buah anggurmu janganlah kaupetik untuk kedua kalinya dan buah yang berjatuhan di kebun anggurmu janganlah kaupungut, tetapi semuanya itu harus kautinggalkan bagi orang miskin dan bagi orang asing; Akulah TUHAN, Allahmu.”.

Imamat 23:22 - “Pada waktu kamu menuai hasil tanahmu, janganlah kausabit ladangmu habis-habis sampai ke tepinya dan janganlah kaupungut apa yang ketinggalan dari penuaianmu, semuanya itu harus kautinggalkan bagi orang miskin dan bagi orang asing; Akulah TUHAN, Allahmu.’”.

Ul 24:19-21 - “(19) Apabila engkau menuai di ladangmu, lalu terlupa seberkas di ladang, maka janganlah engkau kembali untuk mengambilnya; itulah bagian orang asing, anak yatim dan janda - supaya TUHAN, Allahmu, memberkati engkau dalam segala pekerjaanmu. (20) Apabila engkau memetik hasil pohon zaitunmu dengan memukul-mukulnya, janganlah engkau memeriksa dahan-dahannya sekali lagi; itulah bagian orang asing, anak yatim dan janda. (21) Apabila engkau mengumpulkan hasil kebun anggurmu, janganlah engkau mengadakan pemetikan sekali lagi; itulah bagian orang asing, anak yatim dan janda.”.

The Bible Exposition Commentary: “Whenever they reaped a harvest, God’s people were to consider the poor and leave gleanings for them. After all, God gave the harvest; and He had every right to tell the people how to use it.” [= Kapanpun mereka memungut suatu panen / tuaian, umat / bangsa Allah harus mempertimbangkan orang-orang miskin dan meninggalkan ceceran-ceceran untuk mereka. Bagaimanapun juga Allah yang memberi panen / tuaian; dan Ia mempunyai semua hak untuk memerintahkan bangsa itu tentang bagaimana menggunakannya.].

Tetapi tentu saja ini tidak bisa diberlakukan untuk negara-negara lain, yang mempunyai undang-undang yang berbeda. Sekalipun hukum ini tidak berlaku bagi kita, tetapi prinsipnya bisa diberlakukan. Prinsip dari hukum ini jelas adalah: Tuhan ingin kita memperhatikan dan berbelas-kasihan kepada orang-orang miskin.

Galatia 2:10 - “hanya kami harus tetap mengingat orang-orang miskin dan memang itulah yang sungguh-sungguh kuusahakan melakukannya.”.

Tetapi Tuhan tidak menghendaki kita menolong seadanya orang miskin, dan ini terlihat dari:

a. 2Tes 3:10b - “jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan.”.

b. Amsal 3:27 - “Janganlah menahan kebaikan dari pada orang-orang yang berhak menerimanya, padahal engkau mampu melakukannya.”.

Karena itu jangan memberi kepada pengemis yang sehat walafiat tetapi tidak mau bekerja! Ingat bahwa bantuan kepada orang miskin merupakan tindakan kasih. Kalau bantuan itu menyebabkan ia menjadi malas / tak mau bekerja, maka bantuan itu merusak dia, dan ini jelas bukan kasih!

b) Sikap orang-orang Israel terhadap hukum ini.

1. Orang-orang Israel / Yahudi ingin menghapus hukum ini supaya mereka tidak rugi, atau setidaknya mengurangi hukum ini supaya mereka tidak rugi terlalu banyak.

Ay 2: “Maka Rut, perempuan Moab itu, berkata kepada Naomi: ‘Biarkanlah aku pergi ke ladang memungut bulir-bulir jelai di belakang orang yang murah hati kepadaku.’”.

Jamieson, Fausset & Brown: “The right of gleaning was conferred by a positive law on the widow, the poor, and the stranger ... But liberty to glean behind the reapers was not a right that could be claimed: it was a privilege granted or refused according to the good-will or favour of the owner.” [= Hak memungut / mengumpulkan diberikan oleh suatu hukum yang positif untuk janda, orang miskin, dan orang asing ... Tetapi kebebasan untuk memungut / mengumpulkan di belakang penuai-penuai bukanlah suatu hak yang bisa dituntut: itu merupakan suatu hak yang diberikan atau ditolak sesuai dengan kehendak baik atau kebaikan dari sang pemilik.].

Adam Clarke: “The words seem to intimate that, notwithstanding the law of Moses, the gleaners might be prevented by the owner of the field.” [= Kata-kata ini kelihatannya mengisyaratkan bahwa, sekalipun ada hukum Musa, para pemungut bisa dihalangi oleh pemilik dari ladang.] - hal 196.

Pulpit Commentary: “The later Jews had a set of fantastic by-laws concerning gleaning, detailed by Maimonides. One of them was that if only one or two stalks fell from the sickle or hand of the reaper, these should be left lying for the gleaners; but if three stalks fell, then the whole of them belonged to the proprietor” [= Orang-orang Yahudi belakangan mempunyai satu kumpulan penerapan hukum yang fantastis mengenai pemungutan (gandum / jelai), diperinci oleh Maimonides. Salah satu darinya adalah bahwa jika hanya satu atau dua batang / tangkai jatuh dari sabit atau tangan dari penyabit / penuai, ini harus ditinggalkan untuk para pemungut (gandum / jelai); tetapi jika tiga batang / tangkai jatuh, maka seluruhnya menjadi milik dari pemilik (ladang)] - hal 30.

Catatan: Maimonides (1135-1204 M.) adalah seorang ahli filsafat Yahudi kelahiran Spanyol. Jadi, penafsiran yang ia berikan tentu tak ada hubungannya dengan Rut. Tetapi apa yang ia lakukan, yaitu membengkokkan Firman Tuhan / hukum Taurat, merupakan suatu hal yang bisa dilakukan oleh siapa saja dan pada jaman manapun.

Ini merupakan suatu contoh kekurang-ajaran manusia terhadap Firman Tuhan, khususnya pada saat Firman Tuhan itu kelihatannya merugikan mereka dalam keuangan! Jaman sekarangpun banyak orang ingin menawar Firman Tuhan, khususnya yang berhubungan dengan keuangan.

Misalnya:

a. Dengan memberikan hanya 5 %, bukan 10 %, dari penghasilannya kepada Tuhan.

b. Dengan memelihara Sabat hanya ½ hari, atau bahkan hanya 1 jam, lalu bekerja lagi.

2. Tetapi tetap ada orang-orang Israel yang mentaati hukum ini.

Bible Knowledge Commentary: “Some generous landowners were known to have left as much as one-fourth of their crop for the needy and aliens.” [= Sebagian pemilik tanah yang murah hati diketahui telah meninggalkan sebanyak seperempat dari hasil panen mereka untuk orang-orang miskin dan orang-orang asing.].

Boas tidak termasuk orang yang ingin menghapus atau mengurangi hukum ini, dan ini menunjukkan kesalehannya. Ia bukan hanya membiarkan Rut, tetapi juga semua pemungut yang lain untuk memungut jelai di ladangnya. Padahal perlu diingat bahwa orang-orang Israel waktu itu baru bebas dari masa kelaparan selama lebih dari 10 tahun. Tetapi Boas tetap mentaati hukum Tuhan ini!

Penerapan: kalau bisnis saudara baru sepi atau merugi, dan sekarang mulai bangkit kembali, apakah saudara memberikan persembahan persepuluhan?

c) Ay 2 menunjukkan bahwa ia yang berinisiatif untuk beker­ja. Ia tidak dipaksa / disuruh oleh Naomi, tetapi ia sendiri yang mau. Ini menunjukkan ia orang yang rajin.

Sebaliknya, orang yang malas selalu punya alasan, bahkan yang tidak masuk akal, untuk tidak berkerja.

Amsal 22:13 - “Si pemalas berkata: ‘Ada singa di luar, aku akan dibunuh di tengah jalan.’”.

Amsal 26:13 - “Berkatalah si pemalas: ‘Ada singa di jalan! Ada singa di lorong!’”.

Kerajinan Rut lebih terlihat lagi dari ay 7,15,17.

Rut 2: 7,15,17: “(7) Tadi ia berkata: Izinkanlah kiranya aku memungut dan mengumpulkan jelai dari antara berkas-berkas jelai ini di belakang penyabit-penyabit. Begitulah ia datang dan terus sibuk dari pagi sampai sekarang dan seketikapun ia tidak berhenti.’ … (15) Setelah ia bangun untuk memungut pula, maka Boas memerintahkan kepada pengerja-pengerjanya: ‘Dari antara berkas-berkas itupun ia boleh memungut, janganlah ia diganggu; … (17) Maka ia memungut di ladang sampai petang; lalu ia mengirik yang dipungutnya itu, dan ada kira-kira seefa jelai banyaknya.”.

The Bible Exposition Commentary: “A Latin proverb says, ‘Providence assists not the idle.’ Since Ruth was not the kind of woman who could long remain idle, she asked Naomi’s permission to glean in the fields so they would have food to eat.” [= Suatu pepatah bahasa Latin mengatakan, ‘Providensia tidak membantu orang malas / menganggur / tidak melakukan apa-apa’. Karena Rut bukanlah jenis perempuan yang bisa tetap menganggur untuk waktu yang lama, ia meminta ijin Naomi untuk memungut di ladang sehingga mereka punya makanan untuk dimakan.].

Penerapan: Apakah saudara adalah orang yang rajin? Dalam bekerja? Dalam belajar / study? Dalam melayani suami? Dalam melayani Tuhan? Jadilah orang yang rajin! Tuhan tidak senang kalau saudara malas / menganggur dan hidup santai!

Kolose 3:23 - “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.”.

Amsal 6:6-11 - “(6) Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak: (7) biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya atau penguasanya, (8) ia menyediakan rotinya di musim panas, dan mengumpulkan makanannya pada waktu panen. (9) Hai pemalas, berapa lama lagi engkau berbaring? Bilakah engkau akan bangun dari tidurmu? (10) ‘Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring’ - (11) maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata.”.

Amsal 21:25 - “Si pemalas dibunuh oleh keinginannya, karena tangannya enggan bekerja.”.

Kerajinan jelas juga harus diterapkan dalam pelayanan / pemberitaan Injil.

Roma 12:11 - “Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.”.

2) Rut adalah orang yang sopan.


Rut 2:2 menunjukkan bahwa ia meminta ijin dari mertuanya untuk bekerja, dan ay 7 menunjukkan bahwa ia meminta ijin dari pengawas.

Ay 2: “Maka Rut, perempuan Moab itu, berkata kepada Naomi: ‘Biarkanlah aku pergi ke ladang memungut bulir-bulir jelai di belakang orang yang murah hati kepadaku.’ Dan sahut Naomi kepadanya: ‘Pergilah, anakku.’”.

Rut 2:7: “Tadi ia berkata: Izinkanlah kiranya aku memungut dan mengumpulkan jelai dari antara berkas-berkas jelai ini di belakang penyabit-penyabit. Begitulah ia datang dan terus sibuk dari pagi sampai sekarang dan seketikapun ia tidak berhenti.’”.

Penerapan: apakah saudara memperhatikan kesopanan / etika dalam kehidupan saudara? Di tempat saudara bekerja? Di sekolah saudara? Di rumah saudara? Dalam pergaulan saudara? Di gereja saudara? Di restoran? Di jalanan (pada waktu menyetir mobil / sepeda motor)?

Jangan meremehkan kesopanan / etika karena sikap tidak sopan bisa merusak kesaksian kita sebagai orang kristen!

3) Rut adalah orang yang rendah hati.

Kerendahan hatinya terlihat dari beberapa hal:

a) Ia tidak malu melakukan pekerjaan yang rendah / kasar.

Dari Imamat 19:9-10, Im 23:22 dan Ulangan 24:19-21 di atas, terlihat dengan jelas bahwa apa yang ia lakukan adalah pekerjaan orang miskin / orang asing / anak yatim / janda. Tetapi ia tidak malu melakukannya.

Matthew Henry: “It is also an example to poor people to work for their living, and not beg that which they are able to earn. We must not be shy of any honest employment, though it be mean,” [= Itu juga merupakan suatu contoh bagi orang-orang miskin untuk bekerja untuk hidup mereka, dan bukannya mengemis apa yang bisa mereka dapatkan dengan bekerja. Kita tidak boleh malu tentang pekerjaan jujur apapun, sekalipun itu rendah / hina,].

Amsal 12:9 - “Lebih baik menjadi orang kecil, tetapi bekerja untuk diri sendiri, dari pada berlagak orang besar, tetapi kekurangan makan.”.

KJV: ‘He that is despised, and hath a servant, is better than he that honoureth himself, and lacketh bread’ [= Ia yang dihina, dan mempunyai seorang pelayan, lebih baik dari pada ia yang menghormati dirinya sendiri, dan kekurangan roti].

Adam Clarke (tentang Amsal 12:9): “‘He that is despised, and hath a servant.’ I believe the Vulgate gives the true sense of this verse: MELIOR EST PAUPER, ET SUFFICIENS SIBI; QUAM GLORIOSUS, ET INDIGENS PANE. ‘Better is the poor man who provides for himself, than the proud who is destitute of bread.’ The versions in general agree in this sense. This needs no comment. There are some who, through pride of birth, etc., would rather starve, than put their hands to menial labour. Though they may be lords, how much to be preferred is the simple peasant, who supports himself and family by the drudgery of life!” [= ‘Ia yang dihina, dan mempunyai seorang pelayan’. Saya percaya bahwa Vulgate memberikan arti yang benar dari ayat ini: MELIOR EST PAUPER, ET SUFFICIENS SIBI; QUAM GLORIOSUS, ET INDIGENS PANE. ‘Lebih baik orang miskin yang menyediakan untuk dirinya sendiri, dari pada orang sombong yang kekurangan roti’. Versi-versi pada umumnya setuju dengan arti ini. Ini tidak membutuhkan komentar. Ada orang-orang yang, melalui kesombongan dari kelahiran, dsb, lebih memilih untuk mati kelaparan, dari pada menggunakan tangan mereka untuk pekerjaan yang rendah / hina. Sekalipun mereka bisa adalah tuan, jauh lebih dipilih petani yang sederhana, yang menyuplai dirinya sendiri dan keluarganya oleh pekerjaan berat / rendah / kasar dari kehidupan!].

Catatan: sebetulnya ada kemungkinan lain untuk menafsirkan ayat ini tetapi tidak saya bahas di sini.

b) Ia sujud kepada Boas (Rut 2:10).

Dalam Perjanjian Baru, sujud / sembah hanya boleh diberikan kepada Tuhan, tidak kepada manusia, dan bahkan tidak kepada malaikat (Mat 4:10 Kis 10:25-26 Kis 14:11-18 Wah 19:10 Wah 22:8-9). Karena itu, apa yang Rut lakukan di sini tidak boleh kita tiru pada jaman sekarang!

Tetapi dalam jaman Perjanjian Lama, sembah / sujud sering dilakukan terhadap manusia, dan ini masih dibiarkan / ditoleransi karena kata-kata Yesus dalam Mat 4:10 belum dikeluarkan.

Matius 4:10 - “Maka berkatalah Yesus kepadanya: ‘Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!’”.

Bdk. Ulangan 6:13 - “Engkau harus takut akan TUHAN, Allahmu; kepada Dia haruslah engkau beribadah dan demi namaNya haruslah engkau bersumpah.”.

Matius 4:10 itu mengutip Ul 6:13. Sebetulnya karena TUHAN / YHWH itu hanya satu maka artinya hanya boleh beribadah / menyembah YHWH itu. Tetapi apa yang hanya ada secara implicit dalam Ul 6:13, oleh Yesus dibuat jadi explicit dalam Mat 4:10.

Penyembahan ini lagi-lagi menunjukkan kerendahan hati Rut!

c) Tanggapan Rut terhadap perhatian Boas lagi-lagi menunjukkan kerendahan hatinya.

Dari ay 8-9 terlihat bahwa Boas sangat ‘memperhati­kan’ Rut; tetapi lihat jawaban Rut dalam ay 10.

Rut 2: 8-10: “(8) Sesudah itu berkatalah Boas kepada Rut: ‘Dengarlah dahulu, anakku! Tidak usah engkau pergi memungut jelai ke ladang lain dan tidak usah juga engkau pergi dari sini, tetapi tetaplah dekat pengerja-pengerja perempuan. (9) Lihat saja ke ladang yang sedang disabit orang itu. Ikutilah perempuan-perempuan itu dari belakang. Sebab aku telah memesankan kepada pengerja-pengerja lelaki jangan mengganggu engkau. Jika engkau haus, pergilah ke tempayan-tempayan dan minumlah air yang dicedok oleh pengerja-pengerja itu.’ (10) Lalu sujudlah Rut menyembah dengan mukanya sampai ke tanah dan berkata kepadanya: ‘Mengapakah aku mendapat belas kasihan dari padamu, sehingga tuan memperhatikan aku, padahal aku ini seorang asing?’”.

Ini memang bisa ditafsirkan bahwa Rut itu bodoh! Tetapi saya berpendapat bahwa lebih benar kalau ditafsirkan bahwa ini menunjukkan kerendahan hati Rut. Ia sadar siapa dirinya. Ia adalah orang asing dan ia adalah seorang janda. Dan dari panggilan ‘anakku’ dalam ay 8, kelihatannya Boas jauh lebih tua dari Rut. Karena itu, ia tidak mengerti mengapa Boas begitu memperhatikan dirinya yang tidak layak untuk diper­hatikan itu.

Penerapan:

Apakah saudara adalah orang yang rendah hati? Renungkan dalam hal apa saudara sombong, dan bertobatlah dari segala bentuk kesombongan! Allah tidak senang pada orang sombong!

1Pet 5:5b - “Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: ‘Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.’”.

Dari semua kesombongan, kesombongan rohani adalah yang paling parah.

Bdk. Lukas 18:9-14 - “(9) Dan kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini: (10) ‘Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai. (11) Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepadaMu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; (12) aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. (13) Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. (14) Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.’”.

4) Rut adalah seorang yang tahan menderita.

Ini ia tunjukkan dengan cara tidak pernah bersungut-sungut! Dalam Rut 1, kita melihat bahwa Naomi bersungut-sungut. Tetapi Rut tidak pernah bersungut-sungut di tengah-tengah penderitaan yang bagaimanapun hebatnya! Bandingkan dengan bangsa Israel pada waktu di padang gurun, dimana mereka begitu sering bersungut-sungut, dan bahkan ingin kembali ke Mesir. Tetapi Rut tidak pernah bersungut-sungut dan ingin kembali ke Moab!

Penerapan: bagaimana dengan saudara? Apakah saudara sering bersungut-sungut seperti bangsa Israel pada waktu di padang gurun? Ingat bahwa hal itu termasuk sesuatu yang mempermalukan Allah, dan juga merupakan sesuatu yang bertentangan dengan pengakuan kita bahwa Allah bekerja dalam segala hal untuk kebaikan kita (Ro 8:28). Karena itu, Allah tidak senang kita bersungut-sungut.

1Korintus 10:10 - “Dan janganlah bersungut-sungut, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka dibinasakan oleh malaikat maut.”.

Sebaliknya, Ia ingin kita selalu bersyukur dan memuji Dia.

Filipi 4:6 - “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.”.

1Tesalonika 5:18 - “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.”.

Mazmur 100:4-5 - “(4) Masuklah melalui pintu gerbangNya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataranNya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepadaNya dan pujilah namaNya! (5) Sebab TUHAN itu baik, kasih setiaNya untuk selama-lamanya, dan kesetiaanNya tetap turun-temurun.”.

5) Rut adalah seorang yang setia (Rut 2: 23b).

Dalam Rut 1:16-17, ia bersumpah untuk setia kepada Naomi dan Allahnya.

Rut 1:16-17 - “(16) Tetapi kata Rut: ‘Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; (17) di mana engkau mati, akupun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan. Beginilah kiranya TUHAN menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apapun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut!’”.

Baca Juga: Titik Terang Dalam Kehidupan Rut (Rut 2:17-22)

Dan di sini terlihat bahwa ia menepati sumpah itu! Bandingkan dengan banyak orang yang punya motto seperti ini: “Much money, good boy. No money, good bye!” [= Banyak uang, anak yang baik. Tidak ada uang, selamat tinggal!].

Penerapan: Renungkan! Apakah saudara sering melanggar janji saudara? Jangan menjadi orang kristen yang sembarangan dalam berjanji, baik kepada manusia maupun kepada Tuhan! Itu sama dengan dusta, dan itu mempermalukan Tuhan!

Kesimpulan: Dalam penderitaanpun, Rut tetap hidup saleh / taat kepada Tuhan. Bagaimana dengan saudara? Kalau saudara mende­rita, apakah saudara justru sengaja lari kepada dosa? Dan apakah penderitaan itu saudara jadikan alasan untuk boleh berbuat dosa?
Next Post Previous Post