PARA ROHANIWAN YANG TIDAK MEMPEDULIKAN KRISTUS (MATIUS 2:4-7)

Pdt. Budi Asali, M.Div.

Herodes mengumpulkan para tokoh agama Yahudi dan menanyakan hal itu kepada mereka.
PARA ROHANIWAN YANG TIDAK MEMPEDULIKAN KRISTUS (MATIUS 2:4-7)
bisnis, otomotif, gadget
Matius 2:4: “Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan.”.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang sikap Herodes yang ditunjukkan dalam ayat ini:

a) Herodes mau belajar Firman Tuhan dari tokoh-tokoh Yahudi, tetapi:

1. Ia hanya mau belajar tentang topik yang dia ingin ketahui.

Ada 2 hal yang perlu saudara ketahui:

a. Kalau saudara adalah orang yang selalu pilih-pilih topik (hanya ke gereja kalau topiknya menyenangkan / menarik), maka saudara tidak terlalu berbeda dengan Herodes!

b. Orang yang selalu memilih topik adalah seperti anak yang memilih makanannya sendiri. Pikirkan: apakah itu lebih buruk atau lebih baik dari pada anak yang dipilihkan makanannya oleh orang tuanya?

2. Ia belajar dengan motivasi / tujuan yang sama sekali salah!

Ia mencari tahu dimana Yesus dilahirkan (ay 4-6), dan belakangan ia juga bertanya kapan Yesus dilahirkan (Matius 2:7), hanya dengan tujuan membunuh Yesus.

C. H. Spurgeon: “Think of this vile wretch taking to studying his Bible. Yet there are some who do the like still. Reckoning that gain is godliness and therefore turning godliness into gain for sinister motives, they would be religious, and wish to be instructed in the truths of the Bible.” [= Pikirkan tentang orang hina / rendah yang menjijikkan ini memulai kebiasaan mempelajari Alkitabnya. Tetapi disana ada beberapa / sebagian orang yang tetap melakukan hal seperti itu. Menganggap / memperhitungkan bahwa keuntungan adalah kesalehan dan karena itu mengubah kesalehan menjadi keuntungan untuk motivasi-motivasi yang jahat, mereka mau menjadi religius, dan ingin untuk diajar dalam kebenaran-kebenaran dari Alkitab.] - ‘Spurgeon’s Expository Encyclopedia’, vol 3, hal 33-34.

C. H. Spurgeon: “Herod is very particular in getting all the information that he can about that star; and now he sends for the doctors of divinity, and the scribes, and the priests, and he says, ‘When ought this Messiah that you talk about to be born, and where ought he to be born? Tell me.’ Herod, you see, is a wonderful disciple, is he not? He is sitting at the feet of the doctors; he is willing to be instructed by the magi; and then he finishes up by saying to the wise men, ‘Go now; you go and worship the new-born King; you are quite right to have come all this distance to worship this Child. Be particular, too, to take notes as to where you find him, and then come and tell me about him, that I also may go and worship him.’ So we always find that where Christ is, there is a Judas somewhere about.” [= Herodes sangat spesifik / terperinci dalam mendapatkan semua informasi yang ia bisa tentang bintang itu; dan sekarang ia mengutus / mengirimkan para doktor theologia, dan ahli-ahli Taurat, dan imam-imam, dan ia berkata, ‘Kapan seharusnya sang Mesias yang kamu bicarakan ini akan dilahirkan, dan dimana Ia harus dilahirkan? Beritahu aku’. Kamu lihat bahwa Herodes adalah seorang murid yang luar biasa, bukankah begitu? Ia sedang duduk di kaki dari para doktor; ia mau untuk diajar oleh orang-orang Majus; dan lalu ia menyelesaikannya dengan berkata kepada orang-orang bijaksana itu, ‘Pergilah sekarang; kamu pergi dan menyembah Raja yang baru dilahirkan itu; kamu cukup benar untuk datang dari jauh untuk menyembah Anak ini. Juga jadilah spesifik / terperinci untuk mencatat berkenaan dengan dimana kamu menemukan Dia, dan lalu datanglah dan beritahu aku tentang Dia, supaya aku juga bisa pergi dan menyembah Dia’. Demikianlah kita selalu mendapati bahwa dimana Kristus ada, disana ada seorang Yudas di sekitarnya.] - ‘Spurgeon’s Expository Encyclopedia’, vol 3, hal 30.

3. Di satu sisi Herodes percaya nubuat Firman Tuhan itu, tetapi di sisi lain ia tidak percaya kepada Mesias yang diberitakan oleh Firman Tuhan itu!

Pulpit Commentary: “He consults the priests and scribes. We see another strange inconsistency - strange, but very common - belief in the letter of Holy Scripture joined with practical unbelief. ... Mere bibliolatry is little better than unbelief: ‘the letter killeth.’ The Bible is precious exceedingly to the faithful: ‘the Spirit giveth life;’ but to men like Herod, who make use of religion merely for political or selfish purposes, it is a savour of death unto death.” [= Ia menanyakan kepada imam-imam dan ahli-ahli Taurat. Kita melihat ketidak-konsistenan aneh yang lain - aneh, tetapi sangat umum - kepercayaan pada huruf dari Kitab Suci digabungkan dengan ketidak-percayaan praktis. ... Semata-mata bibliolatry / pemberhalaan / pendewaan terhadap Alkitab hanya sedikit lebih baik dari pada ketidak-percayaan: ‘huruf membunuh’. Alkitab itu sangat berharga bagi orang-orang beriman / setia: ‘Roh memberi kehidupan’; tetapi bagi orang-orang seperti Herodes, yang menggunakan agama semata-mata untuk tujuan-tujuan politik dan yang bersifat egois, itu merupakan bau kematian pada kematian.].

2Korintus 3:6 - “Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan.”.

KJV: ‘for the letter killeth, but the spirit giveth life.’ [= karena huruf membunuh, tetapi roh / arti sebenarnya memberi kehidupan].

2Korintus 2:14-16 - “(14) Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di jalan kemenanganNya. Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman pengenalan akan Dia di mana-mana. (15) Sebab bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus di tengah-tengah mereka yang diselamatkan dan di antara mereka yang binasa. (16) Bagi yang terakhir kami adalah bau kematian yang mematikan dan bagi yang pertama bau kehidupan yang menghidupkan. Tetapi siapakah yang sanggup menunaikan tugas yang demikian?”.

KJV: ‘To the one we are the savour of death unto death’ [= bagi yang satu kami adalah bau kematian pada kematian].

Pulpit Commentary: “Observe, in Herod’s inquiry and subsequent action, the combination of superstition and irreligion. He was willing to accept the witness of stars and of prophecies, but not willing to allow himself to be morally influenced by it.” [= Perhatikan, dalam pertanyaan / penyelidikan dan tindakan selanjutnya dari Herodes, kombinasi dari takhyul dan ketidak-pedulian / permusuhan terhadap agama. Ia mau menerima kesaksian dari bintang-bintang dan dari nubuat-nubuat, tetapi tidak mau mengizinkan dirinya sendiri untuk dipengaruhi secara moral olehnya.].

b) Orang-orang Majus bertanya tentang Raja orang Yahudi (ay 2), dan sama sekali tidak berbicara tentang Mesias / Kristus, tetapi Herodes bertanya dimana Mesias / Kristus itu akan dilahirkan (ay 4).

Matius 2:1-4: “(1) Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem (2) dan bertanya-tanya: ‘Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintangNya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia.’ (3) Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem. (4) Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan.”.

Mungkin sekali bahwa nubuat tentang Mesias dan bahwa Mesias itu akan menjadi Raja (seperti Mazmur 2:1-12 Daniel 9:25-27), sudah begitu populer di kalangan orang Yahudi sampai Herodespun tahu akan hal itu.

Matthew Poole: “The stating of the question to them, not where the King of the Jews, but where Christ should be born, makes it manifest, that although (that we read of) the wise men said nothing of Christ, yet Herod presently conceived that this King of the Jews, that was born, must be the Messiah prophesied of Ps 2:1-12 and in Da 9:1-27; he therefore desired to know of them the place in which, according to their received tradition, and sense of the prophecies of holy writ, the Messiah whom they expected (that is, Christ) should be born.” [= Pernyataan dari pertanyaan kepada mereka, bukan dimana Raja orang-orang Yahudi, tetapi dimana Kristus harus dilahirkan, membuat jelas, bahwa sekalipun dari yang kita baca tentangnya, orang-orang bijaksana tidak berkata apa-apa tentang Kristus, tetapi Herodes segera mengerti bahwa Raja orang-orang Yahudi yang telah dilahirkan ini, harus adalah sang Mesias yang dinubuatkan dalam Mazmur 2:1-12 dan dalam Daniel 9:1-27; karena itu ia ingin mengetahui dari mereka, tempat dimana, sesuai dengan tradisi yang mereka terima, dan arti dari nubuat-nubuat dari tulisan kudus, sang Mesias yang mereka harapkan (yaitu, Kristus) harus dilahirkan.].

Bible Knowledge Commentary: “He therefore called the Jewish scholars together and inquired where the Christ was to be born (Matt 2:4). Interestingly Herod connected the One ‘born king of the Jews’ (v. 2) with ‘the Christ,’ the Messiah. Obviously Israel had a messianic hope and believed that the Messiah would be born.” [= Karena itu ia memanggil sarjana-sarjana Yahudi bersama-sama dan menanyakan dimana Kristus harus dilahirkan (Matius 2:4). Secara menarik Herodes menghubungkan Orang yang ‘dilahirkan sebagai raja orang-orang Yahudi’ (ay 2) dengan ‘sang Kristus’, sang Mesias. Jelas bahwa Israel mempunyai suatu pengharapan mesianik dan percaya bahwa sang Mesias akan dilahirkan.].

4) Jawaban para tokoh agama Yahudi kepada Herodes.

Matius 2:5-6: “(5) Mereka berkata kepadanya: ‘Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi: (6) Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umatKu Israel.’”.

a) Saat ini mereka masih bagus, belakangan mereka berubah.

Calvin mengatakan bahwa pada saat ini ahli-ahli Taurat dan imam-imam menjawab dengan jujur dari Kitab Suci / Perjanjian Lama. Mengapa? Karena Kristus dan InjilNya belum memberikan ketidak-tenangan / ketidak-nyamanan. Tetapi belakangan, pada waktu Kristus dan InjilNya menekan mereka, mereka menyemburkan bisa (venom) pemberontakan mereka. Ini merupakan sesuatu yang biasa terjadi di mana-mana! Banyak orang jahat mau ‘tunduk’ kepada Allah dan FirmanNya selama itu tidak merugikan mereka. Tetapi begitu Kristus datang dan bertentangan dengan ambisi, ketamakan, kesombongan, kemunafikan, penipuan mereka, mereka segera menjadi marah!

Calvin: “At a later period, the scribes and high priests labored with fury to corrupt the whole of the Scripture, that they might not give any countenance to Christ. But on the present occasion they reply honestly out of the Scripture, and for this reason, that Christ and his Gospel have not yet given them uneasiness. And so all ungodly persons find no difficulty in giving their assent to God on general principles; but when the truth of God begins to press them more closely, they throw out the venom of their rebellion. We have a striking instance of this, in our own day, among the Papists. They freely own, that he is the only-begotten Son of God, clothed with our flesh, and acknowledge the one person of God-man, as subsisting in the two natures. But when we come to the power and office of Christ, a contest immediately breaks out; because they will not consent to take a lower rank, and much less to be reduced to nothing. In a word, so long as wicked men think that it is taking nothing from themselves, they will yield to God and to Scripture some degree of reverence. But when Christ comes into close conflict with ambition, covetousness, pride, misplaced confidence, hypocrisy, and deceit, they immediately forget all modesty, and break out into rage. Let us therefore learn, that the chief cause of blindness in the enemies of truth is to be found in their wicked affections, which change light into darkness.” [= Pada masa belakangan, ahli-ahli Taurat dan imam-imam kepala / besar, berjerih payah dengan kemarahan untuk merusakkan / menyimpangkan seluruh Kitab Suci, sehingga mereka bisa tidak memberi dukungan / persetujuan apapun bagi / kepada Kristus. Tetapi pada peristiwa saat ini mereka menjawab dengan jujur dari Kitab Suci, dan alasannya adalah, karena Kristus dan InjilNya belum memberi mereka ketidak-nyamanan. Dan demikianlah semua orang-orang jahat tidak mendapati kesukaran dalam memberi persetujuan mereka kepada Allah tentang prinsip-prinsip umum; tetapi pada waktu kebenaran Allah mulai menekan mereka dengan lebih dekat, mereka menyemburkan bisa pemberontakan mereka. Kami mempunyai suatu contoh yang menyolok tentang ini, pada zaman kami sendiri, di antara para pengikut Paus. Mereka dengan bebas mengakui bahwa Ia adalah Anak Tunggal Allah, dipakaiani dengan daging kita, dan mengakui satu pribadi dari manusia-Allah, sebagai berada dalam dua hakekat. Tetapi pada waktu kita datang pada kuasa dan jabatan dari Kristus, suatu pergumulan segera muncul / menyebar; karena mereka tidak mau menyetujui untuk mengambil suatu kedudukan yang lebih rendah, dan lebih-lebih lagi untuk direndahkan menjadi nihil. Singkatnya, selama orang-orang jahat berpikir bahwa itu tidak mengambil apa-apa dari diri mereka sendiri, mereka mau memberikan kepada Allah dan kepada Kitab Suci tingkat hormat tertentu. Tetapi pada waktu Kristus datang ke dalam konflik yang dekat dengan ambisi, ketamakan kesombongan, keyakinan yang salah letak, kemunafikan, dan penipuan, mereka segera melupakan semua kesopanan, dan meledak ke dalam kemarahan. Karena itu hendaklah kita belajar, bahwa penyebab utama dari kebutaan dalam musuh-musuh dari kebenaran harus ditemukan dalam perasaan / prasangka jahat mereka, yang mengubah terang menjadi kegelapan.].

b) Mengapa para tokoh agama memberikan kutipan yang berbeda dengan sumber kutipan mereka?

Matius 2:5-6: “(5) Mereka berkata kepadanya: ‘Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi: (6) Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umatKu Israel.’”.

Mikha 5:1 - “Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagiKu seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.”.

1. Betlehem Efrata (Mikha 5:1) vs Betlehem di tanah Yudea / Yehuda (Matius 2:5-6).

Calvin: “For ‘Ephratah’ Matthew has put ‘Judah,’ but the meaning is the same; for Micah only intended, by this mark, to distinguish the Bethlehem of which he speaks, from another Bethlehem, which was in the tribe of Zebulun.” [= Untuk ‘Efrata’ Matius telah menuliskan ‘Yehuda’, tetapi artinya adalah sama; karena Mikha hanya memaksudkan, oleh ciri / tanda ini, untuk membedakan Betlehem tentang mana ia berbicara, dari Betlehem yang lain, yang ada di dalam suku Zebulon.].

2. Betlehem adalah yang terkecil (Mikha 5:1) vs Betlehem bukanlah yang terkecil (Matius 2:6).

Calvin: “There is greater difficulty in what follows: for the Prophet says, that Bethlehem is little, when reckoned among the governments of Judah, while Matthew, on the contrary: speaks highly of its rank as one of the most distinguished: ‘thou art by no means the least among the princes of Judah.’ This reason has induced some commentators to read the passage in the prophet as a question, ‘Art thou little among the thousands of Judah’? But I rather agree with those who think that Matthew intended, by this change of the language, to magnify the grace of God in making an inconsiderable and unknown town the birth-place of the highest King.” [= Ada kesukaran yang lebih besar dalam kata-kata berikutnya: karena sang nabi berkata bahwa Betlehem adalah ‘kecil’, pada waktu diperhitungkan dalam pemerintahan Yehuda, sementara Matius, sebaliknya: berbicara secara meninggikan kedudukannya sebagai salah satu yang paling terkemuka: ‘engkau sama sekali bukanlah yang terkecil di antara pangeran-pangeran Yehuda’. Alasan ini telah menyebabkan beberapa penafsir untuk membaca text dalam nabi itu (Mikha) sebagai suatu pertanyaan, ‘Apakah engkau kecil di antara ribuan dari Yehuda’? Tetapi saya lebih setuju dengan mereka yang berpikir / menganggap bahwa Matius memaksudkan, oleh perubahan kata-kata ini, untuk meninggikan kasih karunia Allah dalam menjadikan suatu kota yang tidak berarti dan tidak dikenal sebagai tempat kelahiran dari Raja yang tertinggi.].

Tetapi ada problem dengan pandangan ini, karena yang mengatakan ‘bukanlah yang terkecil’ dalam Mat 2:6 itu bukanlah Matius, tetapi tokoh-tokoh agama Yahudi (Sanhedrin) yang ditanyai oleh Herodes. Matius hanya mencatat kata-kata mereka. Mungkinkah Sanhedrin menganggap Betlehem menjadi bukan lagi yang terkecil karena kelahiran Kristus? Bukankah mereka tidak percaya kepada Kristus?

Jawab: Kalau para tokoh Yahudi itu bisa mengatakan ‘bukanlah yang terkecil’ mungkin karena mereka mengetahui bahwa Daud (dan banyak raja-raja lain) dilahirkan di sana, dan juga bahwa Mesias AKAN dilahirkan di sana. Apakah mereka mengakui Yesus sebagai Mesias atau tidak, itu urusan lain.

Barnes’ Notes (tentang Mikha 5:1): “Both words are true here. Micah speaks of Bethlehem, as it was in the sight of men; the chief priests, whose words Matthew approves, speak of it as it was in the sight of God, and as, by the Birth of Christ, it should become.” [= Kedua kata-kata adalah benar. Mikha berbicara tentang Betlehem, sebagaimana itu ada dalam pandangan manusia; imam-imam kepala, yang kata-katanya disetujui oleh Matius, berbicara tentangnya dalam pandangan Allah, dan sebagaimana, oleh kelahiran Kristus, kota itu akan jadi.].

Calvin: “The scribes quoted faithfully, no doubt, the words of the passage in their own language, as it is found in the prophet. But Matthew reckoned it enough to point out the passage; and, as he wrote in Greek, he followed the ordinary reading. This passage, and others of the same kind, readily suggest the inference, that Matthew did not compose his Gospel in the Hebrew language. It ought always to be observed that, whenever any proof from Scripture is quoted by the apostles, though they do not translate word for word, and sometimes depart widely from the language, yet it is applied correctly and appropriately to their subject. Let the reader always consider the purpose for which passages of Scripture are brought forward by the Evangelists, so as not to stick too closely to the particular words, but to be satisfied with this, that the Evangelists never torture Scripture into a different meaning, but apply it correctly in its native meaning.” [= Ahli-ahli Taurat mengutip dengan benar, tak diragukan, kata-kata dari text dalam bahasa mereka sendiri, sebagaimana itu ditemukan dalam sang nabi. Tetapi Matius menganggapnya cukup untuk menunjukkan text itu; dan, karena ia menulis dalam bahasa Yunani, ia mengikuti pembacaan biasa. Text ini, dan text-text lain dari jenis yang sama, dengan mudah menyatakan kesimpulan / anggapan, bahwa Matius tidak menyusun Injilnya dalam bahasa Ibrani. Harus selalu diperhatikan bahwa kapanpun bukti apapun dikutip dari Kitab Suci oleh rasul-rasul, sekalipun mereka tidak menterjemahkan kata demi kata, dan kadang-kadang menyimpang jauh dari bahasa / kata-katanya, tetapi itu diterapkan secara benar dan secara cocok dengan pokoknya. Hendaklah pembaca selalu mempertimbangkan tujuan untuk mana text-text dari Kitab Suci diajukan oleh para Penginjil, sehingga tidak berpegang terlalu ketat pada kata-kata tertentu, tetapi untuk puas dengan ini, bahwa para Penginjil tidak pernah menyimpangkan Kitab Suci ke dalam suatu arti yang berbeda, tetapi menerapkannya secara benar dalam arti aslinya.].

c) Para tokoh Yahudi ini adalah orang-orang yang mengerti Alkitab, tetapi acuh tak acuh / asing terhadap Yesusnya sendiri.

Orang-orang ini adalah orang-orang yang belajar Kitab Suci (Perjanjian Lama) mati-matian. Tetapi waktu mereka mendengar bahwa Mesias telah dilahirkan, dan mereka tahu dimana Mesias itu seharusnya dilahirkan, mereka tidak ikut bersama dengan orang-orang Majus itu untuk mencari Mesias itu!

Mereka adalah rohaniwan-rohaniwan yang tidak peduli kepada Yesus! Dan zaman sekarang ada banyak rohaniwan yang seperti itu. Mereka bisa adalah pendeta, penginjil, misionaris, dosen theologia, anggota / ketua sinode, majelis, maupun pelayan-pelayan gereja yang lain! Orang-orang seperti ini, sekalipun sepintas lalu kelihatannya adalah orang-orang yang pro Kristus, tetapi sebetulnya adalah musuh-musuh Kristus!

The Biblical Illustrator: “Near in privilege, far from piety: - Some that are best acquainted with the gospel are practical strangers to it. They are like one who should pore over a map, mastering its geography; marking each sea, lake, river; understanding the position of every range of mountains; learning the names of all the localities indicated, but never visiting them. A living author, describing his journey to the falls of Niagara, says: ‘I met with a gentleman who told me that he had walked from Boston, a distance of seven hundred miles, to see Niagara. When within seven miles, he heard what he thought might be the roar of the torrent, and asked a man who was at work on the road if this was so. The man replied that he didn’t know; it might be, but he had never been there himself. Yet he had lived within sound of it all his life!’ Wonderful stupidity, this! Who does not reprobate such folly? Nevertheless, it is nothing - absolutely nothing - compared with the direr folly which may be witnessed any day that we choose to look around us. Numbers are within sound of ‘the river of the water of life’ without an actual, personal experience of its benefit.” [= Dekat dalam hak yang istimewa, jauh dari kesalehan: - Beberapa / sebagian orang yang paling mengenal injil secara praktis adalah orang-orang asing terhadapnya. Mereka adalah seperti seseorang yang membaca suatu peta dengan rajin, menguasai geografinya; menandai setiap laut, danau, sungai; mengerti posisi dari setiap barisan gunung-gunung; mempelajari nama-nama dari semua lokasi yang ditunjukkan, tetapi tidak pernah mengunjunginya. Seorang pengarang yang masih hidup, menggambarkan perjalanannya ke air terjun Niagara, dan berkata: ‘Saya bertemu dengan seorang laki-laki yang memberitahu saya bahwa ia telah berjalan dari Boston, suatu jarak dari 700 mil, untuk melihat Niagara. Pada waktu ada dalam jarak 7 mil, ia mendengar apa yang ia pikirkan merupakan gemuruh dari aliran air yang deras itu, dan bertanya kepada seseorang yang sedang bekerja di jalan itu apakah itu memang demikian. Orang itu menjawab bahwa ia tidak tahu; itu bisa saja, tetapi ia sendiri tidak pernah berada di sana jika itu memang demikian. Tetapi ia telah hidup dalam bunyi / suaranya seumur hidupnya!’ Ini merupakan ketololan yang mengherankan / luar biasa! Siapa yang tidak mengecam ketololan seperti ini? Tetapi, itu tidak ada apa-apanya - sama sekali tidak ada apa-apanya - dibandingkan dengan ketololan yang menghancurkan / menakutkan yang bisa disaksikan kapanpun pada waktu kita memilih untuk melihat ke sekitar kita. Banyak orang berada di dalam bunyi / suara dari ‘sungai dari air kehidupan’ tanpa suatu pengalaman yang sungguh-sungguh dan bersifat pribadi tentang manfaatnya.].

C. H. Spurgeon: “THERE ARE FAR-OFF ONES BROUGHT NIGH. God saveth whom he wills to save; his grace is most sovereign. You cannot see, as I do, so many persons brought to Christ without often wondering why they were brought. I have often seen the last first, and the first last; people of whose conversion I should hardly have dreamed become converted, while other persons, for whom I have hoped, and over whom I have prayed, remain unconverted. It is very delightful, as well as very wonderful, to notice the strange way in which the grace of God singles out men, and the marvellous measures which the God of grace uses to bring these men to the feet of Jesus.” [= ADA ORANG-ORANG YANG JAUH DIBAWA MENDEKAT. Allah menyelamatkan siapa yang Ia kehendaki untuk selamatkan; kasih karuniaNya paling berdaulat. Kamu tidak bisa melihat, seperti yang saya lihat, begitu banyak orang dibawa kepada Kristus tanpa sering bertanya-tanya mengapa mereka dibawa. Saya telah sering melihat yang terakhir menjadi yang pertama, dan yang pertama menjadi yang terakhir; orang-orang yang pertobatannya sukar dibayangkan telah bertobat, sedangkan orang-orang lain, untuk siapa saya telah berharap, dan tentang siapa saya telah berdoa, tetap tidak bertobat. Adalah sangat menyenangkan, dan juga sangat ajaib / luar biasa, untuk memperhatikan cara / jalan yang aneh dalam mana Allah dari kasih karunia gunakan untuk membawa orang-orang ini kepada kaki Yesus.] - ‘Spurgeon’s Expository Encyclopedia’, vol 3, hal 24.

C. H. Spurgeon: “But there were other characters beside the hypocrite who were troubled; and they were the men who displayed their learning. These were the scribes and the chief priests who looked in their Bibles, and turned up that passage of the prophet which said where Jesus was to be born. Now, I like these people for looking up their Bibles, and studying the Scriptures; but what I do not like in them is that, while they told Herod that Christ was to be born at Bethlehem, none of them said that they would go to Bethlehem and worship him. Not a living soul of them, not a scribe or a chief priest said, ‘If this is the Messiah, who was to be born at Bethlehem, - and this remarkable star makes us believe that it is even so, - we will go with the wise men, and worship him.’ No, not they; they were quite content to have the sacred roll, and read it, and know all about the truth, and yet to leave it there.” [= Tetapi disana ada orang-orang lain disamping orang munafik yang terganggu / gelisah; dan mereka adalah orang-orang yang menunjukkan pengetahuan mereka. Mereka adalah ahli-ahli Taurat dan imam-imam kepala yang melihat dalam Alkitab-Alkitab mereka, dan menemukan text dari sang nabi itu, yang mengatakan dimana Yesus harus dilahirkan. Saya senang orang-orang ini karena mencari dalam Alkitab-Alkitab mereka, dan mempelajari Kitab Suci; tetapi apa yang tidak saya senangi dalam diri mereka adalah bahwa, sementara / sekalipun mereka memberitahu Herodes bahwa Kristus harus dilahirkan di Betlehem, tak seorangpun dari mereka berkata bahwa mereka akan pergi ke Betlehem dan menyembah Dia. Tidak seorangpun dari mereka, tidak seorangpun ahli Taurat atau seorang imam kepala berkata, ‘Jika ini adalah sang Mesias, yang harus dilahirkan di Betlehem, - dan bintang yang luar biasa ini membuat kami percaya bahwa itu memang demikian, - kami akan pergi bersama orang-orang bijaksana itu, dan menyembah Dia’. Tidak, tidak dengan mereka; mereka cukup puas mempunyai gulungan kudus (Kitab Suci), dan membacanya, dan mengetahui semua tentang kebenaran, tetapi membiarkannya disana.] - ‘Spurgeon’s Expository Encyclopedia’, vol 3, hal 31.

C. H. Spurgeon: “But nowadays I meet people ‘mighty in the Scriptures,’ yes, and very keen too upon doctrine, who - ‘Could a hair divide Betwixt the west and northwest side,’ as regards points of divinity; but as to charity to the poor, as to visiting the needy, as to caring for the souls of men, as to holy living, and as to prevalence in prayer with God, they are nowhere at all. I do pray you to dread a religion which is all in the book. You must have it in the heart; you must have it in the life; or else this Child that was born at Bethlehem will only affect you so far that you turn over the Books of Scripture, and there is an end of the matter so far as you are concerned. Yes, yes, yes, know your Bible, that is good: but practice what your Bible tells you, for that is better. Yes, yes, yes, understand the doctrines of grace, be clear upon them; but love them, live them, for that is better far. Yes, yes, yes, be a sound divine; but let us see a holy humanity about you as well. God grant that it may be so! Otherwise, I tell you, your book-learning will only leave you still an enemy of Christ.” [= Tetapi sekarang saya bertemu orang-orang yang ‘hebat dalam Kitab Suci’, ya, dan sangat tajam juga tentang doktrin, yang - ‘Bisa membelah sehelai rambut di antara barat dan barat laut’, berkenaan dengan pokok-pokok tentang keilahian; tetapi berkenaan dengan kasih kepada orang-orang miskin, berkenaan dengan kunjungan kepada orang-orang yang ada dalam kebutuhan, berkenaan dengan kepedulian untuk jiwa-jiwa manusia, berkenaan dengan kehidupan yang kudus, dan berkenaan dengan kebiasaan dalam doa bersama Allah, mereka tidak berada dimana-mana / berada sangat jauh. Saya berdoa supaya kamu takut pada suatu agama yang semuanya ada dalam buku / kitab. Kamu harus mempunyainya di dalam hati; kamu harus mempunyainya dalam kehidupan; atau Anak yang dilahirkan di Betlehem hanya akan mempengaruhi kamu sejauh yang kamu membalik kitab-kitab dari Kitab Suci, dan disana ada suatu akhir dari persoalan sejauh kamu yang dipersoalkan. Ya, ya, ya, ketahuilah Alkitabmu, itu baik: tetapi praktekkan apa yang Alkitabmu beritahukan kepadamu, karena itu lebih baik. Ya, ya, ya, mengertilah doktrin-doktrin tentang kasih karunia, mengertilah dengan jelas tentang mereka; tetapi kasihilah mereka, jalanilah mereka / hiduplah sesuai dengan mereka, karena itu jauh lebih baik. Ya, ya, ya, jadilah seorang ahli theologia yang sehat; tetapi biarlah kami juga melihat suatu kemanusiaan yang kudus tentang kamu. Kiranya Allah mengaruniakan itu sehingga terjadi demikian! Kalau tidak, saya memberitahu kamu, pembelajaran-kitabmu hanya akan membiarkan kamu tetap sebagai seorang musuh Kristus.] - ‘Spurgeon’s Expository Encyclopedia’, vol 3, hal 31.

C. H. Spurgeon: “The saddest point is that none of these people, sought Christ; not Herod with his hypocrisy, nor Jerusalem with its troubles, nor the scribes and priests with their ancient knowledge; none of them sought Christ.” [= Hal yang paling menyedihkan adalah bahwa tak ada dari orang-orang ini, mencari Kristus; tidak Herodes dengan kemunafikannya, atau Yerusalem dengan kesukaran / problemnya, atau ahli-ahli Taurat dan imam-imam dengan pengetahuan kuno mereka; tak ada dari mereka yang mencari Kristus.] - ‘Spurgeon’s Expository Encyclopedia’, vol 3, hal 32.

Baca Juga: Raja Yang Terganggu Oleh Bayi Yesus (Matius 2:3)

Pulpit Commentary: “The chief priests and scribes. They knew the Scriptures; they could answer Herod’s question at once; they told him where the Christ should be born. But they were blind guides; they knew and did not. Their religion was a lifeless theology, a dead orthodoxy. They showed others the way to Christ; they sought him not themselves. They taught the Gentile Magians; the disciples profited, the teachers were callous and unmoved. It is a sad thing when the preacher does not feel the saving power of the words which, by the grace of God, bring life to the listener. The deepest, the most accurate knowledge of the letter or Scripture is a very poor thing compared with that inner knowledge of the heart, which may be granted to the ignorant as well as to the learned; which leads learned and ignorant alike to him who is the only Saviour of the world, the Lord Jesus Christ.” [= Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat. Mereka tahu Kitab Suci; mereka bisa menjawab pertanyaan Herodes dengan segera; mereka memberitahu dia dimana Kristus harus dilahirkan. Tetapi mereka adalah pembimbing-pembimbing buta; mereka tahu dan tidak melakukannya. Agama mereka adalah suatu theologia yang tak bernyawa, suatu keortodoxan yang mati. Mereka menunjukkan kepada orang-orang lain jalan kepada Kristus; mereka sendiri tidak mencariNya. Mereka mengajar orang-orang Majus non Yahudi; murid-murid itu mendapatkan manfaat, guru-gurunya keras / tak punya perasaan dan tak tergerakkan. Merupakan sesuatu yang menyedihkan pada waktu sang pengkhotbah tidak merasakan kuasa yang menyelamatkan dari kata-kata / firman, yang oleh kasih karunia Allah, membawa kehidupan kepada para pendengar. Pengetahuan yang terdalam, paling akurat, dari huruf atau Kitab Suci adalah sesuatu yang sangat miskin dibandingkan dengan pengetahuan di dalam dari hati, yang bisa dianugerahkan kepada orang-orang yang tak berpengetahuan maupun kepada orang-orang terpelajar; yang membimbing orang yang terpelajar dan orang yang tak berpengetahuan secara sama kepada Dia yang adalah satu-satunya Juruselamat dunia, Tuhan Yesus Kristus.] - hal 40-41.

Renungkan: apakah saudara seperti para tokoh agama itu dalam hal agama / pengetahuan, dan hubungan dengan Kristus??
Next Post Previous Post