STUDI TERHADAP KATA KEHILANGAN DALAM ROMA 3:23

Adi Putra.

Roma 3:23 berbunyi: “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah”. Kata ὑστερέω diterjemahkan oleh LAI (TB) dengan kehilangan. 

Bauer’s Danker memberikan beberapa arti dari kata ini, yakni: untuk konteks Ibrani 4:1 dan 12:15, kata ὑστερέω sebaiknya dipahami sebagai melewatkan sesuatu [sebagai konsekuensi] dari kesalahan sendiri; ketinggalan atau gagal mencapai. Untuk konteks Yohanes 2:3 dan Markus 10:21, kata ini harus dipahami sebagai berada dalam pasokan yang kurang; gagal; memberikan; kekurangan. 
STUDI TERHADAP KATA ‘KEHILANGAN’ DALAM ROMA 3:23
Untuk konteks Lukas 22:35 dan Ibrani 11:37, kata ὑστερέω sebaiknya dipahami berada dalam keadaan membutuhkan, menjadi miskin, kurangnya. Untuk konteks 2 Korintus 11:5; 12:11; atau 1 Korintus 12:24; kata ini sebaiknya dipahami dalam status menjadi lebih rendah; kurang dari atau lebih rendah.

Dan terakhir untuk konteks Matius 19:20; 1 Korintus 1:7; 8:8; 12:24; Lukas 15:14; 2 Korintus 11:9; Filipi 4:12; dan Roma 3:23; kata ὑστερέω dipahami dalam pengertian mengalami kekurangan sesuatu yang menguntungkan atau seperti yang diinginkan; kurang; menjadi kekurangan; pergi tanpa; atau kekurangan, (band. BDAG, pp.1043-44).

Memang pengertian yang diberikan oleh Bauer dalam setiap konteks kitab atau perikop di mana kata ini digunakan; juga terlihat jelas dalam keragaman dari terjemahan yang LAI (TB) berikan terhadap kata ὑστερέω. Seperti dalam Matius 19:20, diterjemahkan dengan kurang; dalam Markus 10:21 juga diterjemahkan dengan kekurangan (band. dalam Lukas 15:14 – melarat; Lukas 22:35, Yohanes 2:3, 1 Korintus 1:7, 2 Korintus 11:5,9, Filipi 4:12, Ibrani 11:37 – kekurangan; 1 Korintus 12:24 – tidak mulia; dan Ibrani 12:15 – menjauhkan dari).

Pengertian dasar dari kata ὑστερέω adalah datang terlambat atau gagal mencapai; di mana muncul dua kali dalam Ibrani 4:1, berisi tentang sebuah peringatan eskatologis untuk tidak salah dalam mencapai hasil dari janji karena kekurangan iman. Dalam Ibrani 12:15, memperingatkan supaya melawan kegagalan untuk mencapai anugerah Allah karena tidak menjaga perdamaian dan mengejar pengudusan (ay.14). 

Sedangkan diskusi dalam Roma 1:18-3:20, Paulus menyimpulkannya, kita semua telah gagal dalam kemuliaan Allah (Roma 3:23) dan dengan demikian bergantung pada kasih karunia yang membenarkan melalui karya Kristus yang menjadikan baik setiap kerugian dan mencapai pemuliaan kita (band. 5:2; 8:17-18, 29-30; 9:23; 1 Tesalonika 2:12). Dalam Markus 10:21, Tuhan Yesus menegaskan juga tentang keadaan yang dimaksud dari kata ὑστερέω.

Dalam perikop itu, disebutkan bahwa ada seorang muda yang kaya namun tidak memiliki sesuatu yang dapat membawanya untuk masuk ke dalam kehidupan yang kekal (Kerajaan Surga). Dalam Matius 19:20-21, Tuhan Yesus berkata kepada orang muda yang kaya bahwa, masih ada sesuatu yang perlu untuk ditambahkan kepadanya supaya dapat masuk dalam Kerajaan Surga; bukan yang kurang itu menjadi absolut (band. Yohanes 2:3), (bdk. TDNT, p. 1241).

Berdasarkan pengertian leksikal dan penggunaan kata ὑστερέω dalam beberapa kitab khususnya dalam PB, maka untuk konteks Roma 3:23 [yang dipahami oleh Kittel sebagai sebuah kesimpulan dari uraian Paulus dari Roma 1:18-3:20], kata ὑστερέω sebaiknya dipahami bahwa telah terjadi kekurangan sesuatu yang menguntungkan bagi manusia yang disebabkan oleh dosa – sehingga pasca berdosa manusia berada dalam keadaan yang tidak sempurna karena telah kekurangan sesuatu (kemuliaan).

Apabila memperhatikan kisah seorang muda yang kaya dalam Matius 19:16-22; maka dapat disimpulkan bahwa kurangnya kemuliaan Allah pada manusia dapat menyebabkan putusnya persekutuan antara Allah dengan manusia – satu-satunya cara untuk dapat memulihkannya hanya melalui dan oleh Tuhan Yesus. 

Ketika kemuliaan itu kurang, maka semua kebaikan yang dilakukan oleh manusia tidak ada gunanya atau menjadi sia-sia. Sama seperti orang muda yang kaya di mana dia telah melakukan semua perbuatan baik berdasarkan tuntutan hukum Taurat – akan tetapi ternyata itu tidak mampu memulihkan kemuliaan Allah yang telah hilang atau rusak karena dosa pada dirinya. Kemuliaan Allah yang rusak itu hanya dapat dipulihkan melalui kasih karunia dari dan melalui karya Tuhan Yesus.

BACA JUGA: KEADILAN ALLAH, KARYA KRISTUS DAN KASIH ALLAH (ROMA 3:23-26)

Dengan demikian, kehilangan kemuliaan Allah dalam konteks Roma 3:23 harus dipahami sebagai “kurangnya kemuliaan Allah” dan berdampak pada rusaknya persekutuan antara Allah dengan manusia. Sehingga mengancam manusia mengalami kebinasaan dalam kuasa maut. Namun karena melalui kasih karunia Allah di dalam Tuhan Yesus, sehingga memulihkan kemuliaan itu melalui karya penebusan yang dikerjakan-Nya secara sempurna di atas kayu salib.

TANYA-JAWAB STUDI TERHADAP KATA KEHILANGAN DALAM ROMA 3:23

1. Apa implikasi dari kata "kehilangan" dalam Roma 3:23 terhadap kondisi manusia?

Kata "kehilangan" dalam Roma 3:23 mengacu pada keadaan semua manusia yang telah berdosa dan telah kehilangan kemuliaan Tuhan. Implikasi dari kata ini adalah bahwa manusia secara alami cenderung berdosa dan terpisah dari Tuhan. Namun, ayat ini juga menunjukkan bahwa keselamatan dapat ditemukan melalui iman dalam Yesus Kristus. Sebagai manusia yang berdosa, kita membutuhkan keselamatan yang hanya dapat diberikan oleh Tuhan melalui iman dalam Yesus Kristus.

2. Bagaimana kata "kehilangan" dalam Roma 3:23 berkaitan dengan doktrin dosa asal?

Kata "kehilangan" dalam Roma 3:23 merujuk pada keadaan manusia yang telah melakukan dosa dan terpisah dari kehadiran Allah. Hal ini berkaitan dengan doktrin dosa asal, yang menyatakan bahwa manusia dilahirkan dengan dosa karena keturunan dari Adam dan Hawa yang telah jatuh ke dalam dosa. Oleh karena itu, setiap manusia telah terpisah dari Allah dan membutuhkan keselamatan yang hanya dapat diberikan melalui iman kepada Yesus Kristus sebagai juru selamat. Penegasan ini ditekankan dalam ayat berikutnya, Roma 3:24, yang menyatakan bahwa keselamatan diberikan secara cuma-cuma melalui kasih karunia Allah dan penebusan yang ada di dalam Kristus Yesus.

3. Apa pesan moral yang dapat dipetik dari studi terhadap kata "kehilangan" dalam Roma 3:23?

Dalam studi terhadap kata "kehilangan" dalam Roma 3:23, pesan moral yang dapat dipetik adalah bahwa semua manusia telah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah. Namun, melalui iman dalam Yesus Kristus, manusia dapat ditebus dan mendapatkan keselamatan. Dengan demikian, penting bagi kita untuk mengakui dosa-dosa kita dan mempercayai Yesus Kristus sebagai juruselamat kita agar kita dapat mendapatkan hidup yang kekal.

4. Bagaimana pengertian tentang kata "kehilangan" dalam Roma 3:23 dapat mempengaruhi persepsi manusia tentang dosa dan keselamatan?

Kata "kehilangan" dalam Roma 3:23 merujuk pada keadaan manusia yang telah melakukan dosa dan kehilangan kemuliaan Allah. Dalam konteks ini, pengertian tentang kata "kehilangan" dapat mempengaruhi persepsi manusia tentang dosa dan keselamatan.

Jika seseorang memahami bahwa kehilangan kemuliaan Allah karena dosa adalah suatu keadaan yang tak terhindarkan dan tidak dapat dihindari, maka ia mungkin cenderung merasa putus asa dan tidak berharap untuk mendapatkan keselamatan. Namun, jika seseorang memahami bahwa kehilangan kemuliaan Allah karena dosa adalah suatu keadaan yang dapat diatasi melalui iman dan pertobatan, maka ia akan lebih termotivasi untuk mencari keselamatan.

Dalam hal ini, penting bagi setiap individu untuk memahami bahwa dosa dapat diatasi melalui iman dan pertobatan, dan bahwa keselamatan dapat dicapai melalui anugerah Allah. Hal ini akan membantu meningkatkan persepsi manusia tentang dosa dan keselamatan, serta membantu mereka mencari jalan menuju keselamatan.

5. Apa arti kata kehilangan dalam bahasa Yunani?

Kata "kehilangan" dalam bahasa Yunani pada Roma 3:23 adalah "ἁμαρτία" (hamartia), yang berarti "dosa". Dalam konteks ayat tersebut, Paulus menyatakan bahwa semua orang telah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah.

Literatur:

Kittel, Gerhard., Gerhard Friedrich (Editor). Theological Dictionary of The New Testament (TDNT). Michigan: Wm. B. Eerdmans Publishing Company, 1976 (Diterjemahkan oleh: Geoffrey W. Bromiley).

Bauer’s, Walter. A Greek-English Lexicon of the New Testament on Other Early Christian Literature. Chicago dan London: The University of Chicago Press, 1957. (Direvisi dan Diedit oleh: Frederick William Danker).

van den End, Thomas, Tafsiran Alkitab: Surat Roma, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006.

Next Post Previous Post