Makna Dan Tujuan Disiplin Rohani Orang Kristen

Pendahuluan

Setiap orang Kristen perlu mengalami disiplin rohani agar mereka dapat memahami kehendak Allah dan hidup semakin serupa dengan Kristus. Disiplin rohani akan melatih kehidupan orang Kristen untuk menguatkan iman mereka dan memperbaiki setiap kekurangan yang ada dalam diri mereka. Disiplin rohani adalah cara rekonsiliasi relasi yang rusak antara Allah dan manusia, rekonsiliasi ini adalah inisiatif Allah pada mulanya, dan manusia bertanggung jawab untuk mengerjakannya. Kehidupan kristiani perlu disiplin rohani sehingga mereka memahami tujuan hidupnya di dalam Allah. Tujuan itu adalah mengakhiri kehidupan dengan mempertahankan iman dan menuju kekekalan Ilahi (surga).
Makna Dan Tujuan Disiplin Rohani Orang Kristen
A. Pengertian Disiplin Rohani

Disiplin rohani adalah gabungan dari dua kata yaitu disiplin dan rohani. Pengertian disiplin menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah merupakan latihan batin dan karakter agar supaya segala perbuatannya menaati tata tertib. Sedangkan rohani adalah roh; yang berkaitan dengan hal bersifat roh; yang tidak memiliki wujud jasmani.

1. Perspektif Umum

Disiplin diambil dari kata latin yaitu discere yang artinya belajar, lalu dikembangkan menjadi disciplina yang berkaitan dengan pendidikan dan pelatihan. Bahasa Inggris menggunakan turunan kata disciple yang berarti pengikut. Kerja keras akan melahirkan mental yang kuat dan pantang menyerah walaupun dalam keadaan yang sulit. Disiplin harus menjiwai setiap aspek kehidupan setiap orang.

Disiplin rohani dapat dijelaskan sebagai semua tindakan manusia untuk meningkatkan kualitas pertumbuhan rohaninya hingga menjadikannya dapat bertumbuh dewasa secara rohani.4 Secara umum disiplin rohani dapat diartikan sebagai latihan diri dalam dimensi roh untuk mematuhi aturan atau hukum tertentu.

Sedangkan dalam tatanan kristiani maksud disiplin rohani adalah latihan yang dilakukan atau diberikan kepada orang percaya untuk mempertahankan iman sampai akhir di dalam Kristus. Dallas berpendapat bahwa disiplin rohani adalah segala hal atau aktivitas yang didasari pada kasih Kristus. Yaitu cara untuk menerima kasih karunia yang lebih besar sebagai dasar dalam pengharapan akan kemuliaan Allah. Secara garis besar disiplin rohani adalah segala aktivitas yang dilakukan manusia untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik dalam dimensi kerohanian mereka.

2. Perspektif Alkitab

Alkitab memiliki pandangan yang utuh dalam tatanan pendisiplinan Rohani. Alkitab juga menjelaskan disiplin rohani dalam segala aspek kehidupan manusia, namun dalam skripsi ini peneliti hanya mengambil beberapa ayat Alkitab yang menjelaskan pendisiplinan secara rohani dari aspek subyek atau orang, aspek keadaan serta kehendak Allah.

Dalam 1 Timotius 4:7b-8 dinyatakan bahwa manusia perlu melatih diri untuk beribadah, karena latihan badani terbatas tetapi ibadah itu berguna untuk hidup di masa sekarang dan mendatang. Paulus memberikan pesan kepada Timotius untuk melatih beribadah, mengingat pada waktu itu Timotius diperhadapkan dengan banyak pengajar-pengajar sesat. 

Pesan tersebut sangat relevan dalam kehidupan masa sekarang karena melatih beribadah berarti membiasakan diri, melakukan ibadah dengan konsisten akan dapat memahami janji Allah dalam kehidupan di dunia. Paulus secara tersirat memberi definisi dari disiplin rohani adalah membiasakan untuk melatih diri beribadah kepada Tuhan

Disiplin Rohani berarti menujukan keterlibatan Tuhan dalam setiap keadaan manusia. Roma 8: 28 menjelaskan bahwa dalam segala hal Allah turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi yang mengasihi Dia, sesuai rencana Allah. Berdasarkan ayat tersebut Paulus juga menjelaskan bahwa sebuah disiplin dapat datang dari keadaan setiap orang, namun disiplin tersebut didalam kendali Allah dalam kebesaran-Nya. Keadaan yang Allah ijinkan akan menolong setiap orang percaya untuk tetap berada dalam kasih Allah.

Amsal 27:17: “Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya.” Penulis Amsal memperjelas identitas setiap orang sebagai makhluk sosial yang selalu membutuhkan bantuan orang lain. Istilah orang menajamkan sesamanya dapat diartikan sebagai orang yang lebih kuat dan memiliki kapasitas lebih, misalnya: Guru, dosen, orang tua, atasan, murid atau bahkan musuh. Mereka akan mengambil bagian dalam kehidupan orang percaya untuk semakin mempertajam kehidupan orang percaya.

B. Jenis-jenis Disiplin Rohani

Disiplin rohani dapat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan dua sumber pelaku disiplin. Yaitu disiplin atas kehendak Allah dan disiplin atas kehendak manusia.

1. Kehendak Allah

Disiplin yang dilakukan atas kehendak Allah berarti disiplin yang diberikan kepada manusia dengan maksud dan tujuan yang baik. Jerry Bridges menyebutnya dengan disiplin anugerah. Yohanes 3:16 menyebutkan bahwa kasih Allah terlalu besar kepada dunia hingga Ia merelakan Anak-Nya supaya manusia memperoleh keselamatan yaitu hidup kekal. Allah memahami bahwa dengan perbuatan manusia ataupun Hukum Taurat tidak menjadikan manusia dapat kembali kepada Allah Yang Kudus. Ini adalah inisiatif Allah untuk menyelamatkan manusia melalui Yesus Kristus yang telah mati di kayu salib untuk menebus dosa manusia.

Kemarahan Allah kepada manusia dilampiaskan melalui pengorbanan Yesus, sehingga bagi orang yang percaya pada Kristus akan diselamatkan dari hukuman kekal. Maka anugerah yang telah menyelamatkan orang percaya melatih mereka juga untuk menjalankan hidup yang menyenangkan Allah. Pendisiplinan Allah kepada orang percaya yang meleset dari kehendak Allah dilakukan dengan cara Tuhan untuk merangkul kembali kepada tujuan Allah (Ibrani 12:10).

Disiplin atas kehendak Allah bertujuan untuk menyatakan keadilan dan kasih-Nya. Allah ingin menyatakan keadilan-Nya bagi orang percaya yang tidak menggunakan dengan baik kasih karunia yang telah diberikan, serta Allah ingin menyatakan kasih-Nya bagi orang percaya supaya mereka semakin serupa dengan Kristus. Maka Allah mendisiplin mereka agar mereka kembali kedalam anugerah yang telah diberikan baginya

2. Kehendak Manusia

Disiplin atas kehendak manusia berarti orang tersebut memiliki kesadaran bahwa mereka harus melatih dirinya untuk bisa menjadi berkenan bagi Allah. Mendisiplin diri perlu dilakukan agar orang percaya dapat mengerti kehendak Allah, dengan mendisiplin diri maka akan menjadi gaya hidup yang menyenangkan Tuhan.

Dalam Mazmur 119:106 mengatakan bahwa Daud berkomitmen untuk menepatinya, dan berpegang pada hukum-hukum-Mu yang adil.” Ayat tersebut merupakan sebuah komitmen dan disiplin diri yang dilakukan oleh Pemazmur. Pemazmur bukan hanya berjanji untuk berpegang pada hukum Allah, tetapi juga berjanji untuk menepati. Pemazmur menjadi contoh bagi orang-orang percaya masa sekarang untuk mengikrarkan janji kepada Allah yaitu untuk berpegang pada firman Tuhan dan melakukannya. Dalam Alkitab ada beberapa contoh tokoh yang mendisiplin diri sebagai ketaatannya kepada Allah.

C. Tujuan Disiplin Rohani

1. Memahami Kehendak Allah

Pada mulanya Allah menciptakan segala sesuatu menurut kehendak-Nya, termasuk manusia diciptakan untuk mengerjakan kehendak Allah. namun dalam kenyataannya manusia gagal memahami kehendak Allah dan manusia memilih untuk melaksanakan kehendaknya sendiri. Alkitab sering mengibaratkan umat pilihan Allah atau orang-orang percaya dengan beberapa gambaran. Termasuk Yesus sendiri mengibaratkan orang-orang percaya sebagai domba. 

Hal ini dapat dilihat jelas dari perkataan Yesus kepada Petrus dalam Yohanes 21:15- 17:”Gembalakanlah domba-Ku.” Domba adalah binatang peliharaan yang jinak dan bersih, domba tidak merusak atau merugikan, tetapi memiliki kelemahan yaitu sifatnya yang dungu, sehingga domba mudah hilang atau tersesat.

Gambaran tersebut sangat umum dan tepat dipakai oleh sifat manusia yang cenderung “dungu” tidak memperhatikan perintah Allah bagi mereka. Sejak Perjanjian Lama umat pilihan Allah sering hidup menurut kehendaknya sendiri dan mereka tidak percaya akan kehadiran Allah. Tidak jauh berbeda dengan kehidupan orang percaya masa kini, kecenderungan orang percaya lebih menuruti kehendak-Nya sendiri dari pada menjalankan kehendak Allah. setiap orang percaya sulit untuk memahami kehendak Allah karena lebih tertarik dengan hal-hal yang bersifat duniawi.

Kebenaran yang terbalik bahwa semua kehormatan dan fasilitas di dunia itu harus dapat dikuasai oleh manusia, tetapi justru dunialah yang menguasai manusia itu. Sementara itu kesadaran bahwa manusia ada di bawah otoritas Allah. Dia yang harus menguasai kita bukan sebaliknya manusia yang mengatur Allah

Hal tersebut tidaklah salah seutuhnya tetapi jika orang percaya hanya berfokus pada kehendaknya sendiri itu akan mempersulit mereka untuk bisa mendengar kehendak Allah. Allah memiliki tujuan bagi orang percaya dan Dia mengharapkan orang percaya dapat melakukan kehendak-Nya. Karena orang percaya terkadang sulit untuk mengerti kehendak Allah maka Allah mendisiplin mereka dengan cara Allah yaitu dengan kasih dan keadilan-Nya untuk menuntun kembali orang percaya kepada jalan yang benar.

Disiplin rohani dapat membuat orang yang sibuk tidak sekedar sibuk saja tetapi menjadi orang yang sesuai kehendak Allah. Melalui disiplin yang Allah berikan, rasul Petrus dalam suratnya 1 Petrus 2:19 mengatakan bahwa, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung, adalah kasih karunia. Rasul Petrus mengingatkan kepada setiap orang percaya yang sudah mengerti kehendak Allah namun mengalami disiplin, bahwa disiplin yang Allah berikan bagi orang percaya adalah bentuk kasih karunia yang Allah berikan. Maksudnya adalah bahwa Allah menginginkan setiap orang percaya meneladani Yesus dalam kehidupannya.

Disiplin rohani ditujukan bagi semua orang percaya dengan semua kegiatannya. Tetapi bagaimana mereka melaksanakannya dan mempertahankannya di tengah kegiatan mereka, mereka harus mendengarkan Tuhan dan menerapkan disiplin Rohani

2. Melatih Iman

Di dalam Perjanjian Lama, kata iman berasal dari kata kerja aman, yang berarti berpegang teguh dan percaya penuh. Sedangkan dalam Perjanjian Baru kata iman berarti mengamini dengan seluruh kepribadian dan cara hidupnya terhadap janji Allah. Kesimpulannya bahwa iman adalah keyakinan yang teguh terhadap janji Allah. 

Ibrani 11:1: “Iman itu adalah dasar dari segala sesuatu pengharapan dan bukti dari segala sesuatu yang terlihat.” Berdasarkan ayat tersebut menunjukkan bahwa setiap orang percaya memiliki pengharapan, dan setiap orang percaya harus membuktikan iman tersebut. Pengharapan pada janji Allah yang tidak dapat dilihat adalah hal yang sulit bagi orang percaya, sehingga sebagai orang percaya lebih cenderung dengan hal-hal yang dapat dilihat atau janji-janji yang dapat dilihat.

Di dalam Alkitab tokoh Abraham adalah orang yang dilatih imannya oleh Allah. Abraham adalah orang yang diberi janji oleh Tuhan dengan menjadi bangsa yang besar, tetapi kenyataannya Sara isteri Abraham mandul. Ketika Abraham mendapatkan keturunan yaitu Ishak, Allah pun menyuruh Abraham untuk menyembelih anaknya (Kejadian 21). 

Yang dilakukan Abraham dalam melatih dirinya adalah dengan ketaatan. Setiap orang percaya harus taat pada Allah untuk melatih imannya, dengan ketaatan maka orang percaya akan semakin kuat mempertahankan iman mereka dari tantangan-tantangan terhadap imannya. Disiplin dalam melatih iman berarti melakukan kegiatan tertentu yang dirancang oleh seseorang tertentu dalam melatih ketrampilan. Maka orang percaya perlu melatih imannya dengan Disiplin rohani

3. Berkenan bagi Allah

Terdapat dua jenis disiplin rohani, yaitu atas kehendak Allah dan kehendak manusia. Jenis-jenis disiplin sama-sama memiliki fokus pada Kristus. Disiplin atas kehendak Allah berarti Allah menginginkan setiap orang percaya untuk berkenan bagi-Nya, demikian disiplin yang dilakukan oleh manusia hendaknya bertujuan supaya dirinya berkenan bagi Allah. Ibrani 12:7:” Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak”. Disiplin yang diberikan Allah menunjukkan bahwa Allah mengasihi setiap orang percaya.

Kata memperlakukan yang dimaksud penulis Ibrani dapat dimaknai sebagai menganggap. Maka jika setiap orang memahami bahwa dirinya adalah anak-anak Allah tentu hidup mereka harus berkenan bagi Bapa. Bapa tidak ingin anak-anaknya gagal dalam kehidupan mereka, oleh karena itu setiap kesalahan yang dilakukan oleh anak-anak, maka Allah memperlakukan disiplin rohani bagi mereka. Sebab Allah tidak memilih orang percaya karena mereka layak untuk dipilih, tetapi Allah yang menjadikan setiap orang percaya berkenan kepada-Nya.

Demikian pula disiplin atas kehendak manusia adalah sebuah komitmen yang seharusnya bertujuan agar Allah berkenan kepada-Nya, orang percaya perlu menyadari bahwa mereka bukan milik mereka sendiri, tetapi milik Allah. Untuk berkenan kepada Allah orang percaya perlu pemberesan atas dosa-dosa mereka, namun setiap perbuatan dan usaha mereka tidak membuat mereka berkenan bagi Allah, oleh sebab itu melalui disiplin Allah yaitu dengan pengorbanan Yesus maka setiap orang percaya dapat berkenan bagi Allah. 

Namun demikian meskipun seseorang telah berkenan karena pengorbanan Yesus, mereka juga harus mempertahankannya dengan perbuatan-perbuatan untuk tetap berkenan sebagai wujud syukur atas pengorbanan-Nya.

Kesimpulan

Disiplin rohani menjadi fondasi untuk menyelaraskan kehidupan orang Kristen dengan kehendak Tuhan. Dalam perspektif Alkitab, pengertian disiplin rohani mencakup latihan batin dan karakter untuk patuh pada tata tertib ilahi. Pentingnya disiplin ini tercermin dalam pelbagai ayat, seperti 1 Timotius 4:7b-8 dan Amsal 27:17.

Berbeda dengan pandangan umum, disiplin rohani dalam kekristenan tidak hanya sebagai latihan pribadi untuk pertumbuhan rohani, tetapi juga sebagai respons terhadap inisiatif kasih Tuhan. Baik disiplin atas kehendak Allah maupun manusia memiliki tujuan yang sama: membuat orang percaya berkenan kepada-Nya (Ibrani 12:7).

Baca Juga: Disiplin Rohani Sebagai Ibadah Pribadi

Dalam perjalanan menuju kesempurnaan dan pemahaman lebih dalam terhadap kehendak Tuhan, disiplin rohani menjadi pedoman berharga. Dengan melihat contoh-contoh Alkitab, seperti kisah Abraham, kita belajar bahwa disiplin rohani melibatkan ketaatan dan konsistensi dalam menjalani kehidupan yang berkenan kepada Allah.

Semua ini membentuk gambaran holistik tentang bagaimana disiplin rohani bukan hanya sekadar latihan spiritual, tetapi juga suatu cara hidup yang membawa dampak positif dalam hubungan dengan Tuhan dan sesama. Semoga pemahaman ini memberikan inspirasi dan arahan dalam menjalani kehidupan rohani yang lebih bermakna dan kaya akan keberkahan.

Next Post Previous Post