MATIUS 7:21-23 (NASIB AKHIR NABI-NABI PALSU)
Pdt. Budi Asali, M.Div.
Matius 7:21 Bukan setiap orang yang berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak BapaKu yang di sorga. (22) Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi namaMu, dan mengusir setan demi namaMu, dan mengadakan banyak mujizat demi namaMu juga? (Matius 7:23) Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari padaKu, kamu sekalian pembuat kejahatan!’”. Matius 7:21-23
III) Nasib akhir nabi-nabi palsu (Matius 7:21-23).
Pulpit Commentary: “Vers. 21–23. - These verses stand in close connexion with vers. 15–20. Seeing that external actions are the result of internal life, it is they, not words nor even miracles (since these may in themselves not be dependent on the inner life, though permitted by the Divine power), by which the true followers of Christ will be finally distinguished from others, and which therefore will alone secure admission to abiding with Christ in the kingdom of heaven.” [= Ay 21-23. - Ayat-ayat ini berada dalam hubungan yang dekat dengan Matius 7: 15-20. Melihat bahwa tindakan-tindakan lahiriah merupakan hasil dari kehidupan di dalam, adalah mereka, bukan kata-kata atau bahkan mujizat-mujizat (karena hal-hal ini dalam diri mereka sendiri bisa tidak tergantung pada kehidupan di dalam, sekalipun diijinkan oleh kuasa Ilahi), dengan mana pengikut-pengikut sejati dari Kristus akhirnya akan dibedakan dari orang-orang lain, dan yang karena itu hanya mereka sendiri yang memastikan hak masuk / penerimaan untuk tinggal bersama Kristus dalam kerajaan surga.].
Lenski: “In verses 21–23 Jesus does an astonishing thing: he speaks of himself as the Judge and Lord before whom even the false prophets and their followers must appear at the last day.” [= Dalam Matius 7: 21-23 Yesus melakukan suatu hal yang mengherankan: Ia berbicara tentang diriNya sendiri sebagai Hakim dan Tuhan di hadapan siapa bahkan nabi-nabi palsu dan para pengikut mereka harus hadir (sebagai terdakwa) pada hari terakhir.].
1) Nabi-nabi palsu tidak akan masuk surga.
Matius 7:21: “Bukan setiap orang yang berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak BapaKu yang di sorga.”.
Ada beberapa hal yang ingin saya bahas dari ay 21 ini.
a) Pengaku-pengaku dalam ay 21 ini sama dengan nabi-nabi palsu dari Matius 7:15.
Pulpit Commentary: “Ver. 21. - The self-deception of professors. The professors here are the ‘prophets’ cf ver. 15. But the sadness of their condition comes out in a very striking way when they are seen to be both deceivers and self-deceivers. There may be a designed allusion to the characteristic teachers of the day, some of whom were hypocrites, and some of whom were self-deceived.” [= Ay 21. - Penipuan diri sendiri dari pengaku-pengaku. Pengaku-pengaku di sini adalah ‘nabi-nabi’ bdk. ay 15. Tetapi hal yang menyedihkan dari kondisi mereka dinyatakan dengan suatu cara yang sangat menyolok pada waktu mereka terlihat sebagai baik penipu-penipu dan penipu-penipu diri sendiri. Di sana bisa / mungkin ada rancangan referensi tidak langsung pada ciri-ciri dari guru-guru / pengajar-pengajar dari masa itu, sebagian dari mereka adalah orang-orang munafik, dan sebagian adalah orang-orang yang menipu diri sendiri.].
b) Matius 7:21 ini tidak mengajarkan ‘keselamatan melalui perbuatan baik’!
Penafsiran terhadap ay 21 ini tidak boleh bertentangan dengan Ef 2:8-9 - “(8) Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, (9) itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.”.
Jadi, ay 21 itu menunjuk pada orang-orang yang tidak membuktikan ‘iman’nya dengan perbuatan baik. Mereka tidak masuk surga dengan ‘iman’ seperti itu.
Bdk. Yak 2:17,26 - “(17) Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati. ... (26) Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.”.
Bdk. 1Yohanes 2:4 - “Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintahNya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran.”.
Calvin: “This doctrine embraces all hypocrites, whatever may be their rank or station, but at present he refers particularly to pretended teachers, who seem to excel others.” [= Ajaran ini mencakup semua orang-orang munafik, tak peduli apapun kedudukan / jabatan mereka, tetapi pada saat ini Ia menunjuk secara khusus kepada orang-orang yang berpura-pura menjadi guru-guru / pengajar-pengajar, yang kelihatannya lebih menonjol dari yang lain.].
Lenski: “Mere prodigality in the use of such an address is not a ticket of admission. The two durative present participles λέγων and ποιῶν describe customary actions. "Saying, ‘Lord, Lord!’" means to claim the relation to Jesus that is expressed in the title ‘Lord.’” [= Semata-mata keberlebihan dalam penggunaan suatu penyebutan seperti itu bukanlah suatu tiket masuk. Dua present participle yang kontinyu λέγων [LEGON / saying / berkata] dan ποιῶν [POION / does / melakukan] menggambarkan tindakan-tindakan yang bersifat kebiasaan. “Mengatakan, ‘Tuhan, Tuhan!’” berarti mengklaim hubungan dengan Yesus yang dinyatakan dalam gelar ‘Tuhan’.].
Calvin: “In a word, he declares that, so soon as the doctrine of the Gospel shall have begun to bear fruit by obtaining many disciples, there will not only be very many of the common people who falsely and hypocritically submit to it, but even in the rank of pastors there will be the same treachery, so that they will deny by their actions and life what they profess with the mouth. Whoever then desires to be reckoned among the disciples, must labor to devote himself, sincerely and honestly, to the exercises of a new life.” [= Singkatnya, Ia menyatakan bahwa, begitu ajaran Injil mulai menghasilkan buah dengan mendapatkan banyak murid-murid, di sana bukan hanya akan ada sangat banyak dari orang-orang biasa yang secara palsu / menipu dan secara munafik tunduk kepadanya, tetapi bahkan dalam kedudukan / jabatan dari pendeta-pendeta di sana akan ada pengkhianatan yang sama, sehingga mereka akan menyangkal oleh tindakan-tindakan dan kehidupan mereka apa yang mereka akui dengan mulut mereka. Maka siapapun ingin untuk dianggap / diperhitungkan di antara murid-murid, harus berjerih payah untuk membaktikan dirinya sendiri, dengan tulus / sungguh-sungguh dan dengan jujur, pada tindakan untuk mempraktekkan suatu kehidupan yang baru.].
c) Ayat ini tidak mengajarkan bahwa semua orang yang menyebut Yesus ‘Tuhan’ tidak masuk surga. Tafsiran konyol ini sering dimunculkan oleh orang seberang.
Lenski: “"Not everyone saying to me, ‘Lord, Lord!’" ... means that some who address Jesus thus will, indeed, enter the kingdom, some but not all.” [= “Bukan setiap orang yang berkata kepadaKu, ‘Tuhan, Tuhan!’” ... berarti bahwa sebagian yang menyebut / memanggil Yesus demikian, memang akan masuk kerajaan, sebagian tetapi bukan semua.].
d) Apa artinya ‘melakukan kehendak BapaKu yang di sorga’?
Matthew Henry: “The will of God, as Christ’s Father, is his will in the gospel, for there he is made known, as the Father of our Lord Jesus Christ: and in him our Father. Now this is his will, that we believe in Christ, that we repent of sin, that we live a holy life, that we love one another. This is his will, even our sanctification.” [= Kehendak Allah, sebagai Bapa dari Kristus, adalah kehendakNya dalam injil, karena di sana Ia dinyatakan sebagai Bapa dari Tuhan kita Yesus Kristus: dan dalam Dia Bapa kita. Sekarang ini adalah kehendakNya, supaya kita percaya kepada Kristus, supaya kita bertobat dari dosa, supaya kita menjalani suatu kehidupan yang kudus, supaya kita saling mengasihi. Ini adalah kehendakNya, yaitu pengudusan kita.].
Calvin: “‘To do the will of the Father’ not only means, to regulate their life and manners, (as philosophers talked) by the rule of virtues, but also to believe in Christ, according to that saying, ‘This is the will of him that sent me, that every one which seeth the Son, and believeth on him, may have everlasting life,’ (John 6:40.) These words, therefore, do not exclude faith, but presuppose it as the principle from which other good works flow.” [= ‘Melakukan kehendak Bapa’ bukan hanya berarti, menyesuaikan kehidupan dan cara-cara mereka, (seperti ahli-ahli filsafat berbicara) oleh peraturan kebaikan / kebenaran, tetapi juga percaya kepada Kristus, menurut kata-kata itu, ‘Inilah kehendak BapaKu, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepadaNya bisa mendapatkan hidup yang kekal’, (Yoh 6:40). Karena itu, kata-kata ini, tidak mengeluarkan / membuang iman, tetapi menganggapnya sebagai kebenaran dasar dari mana perbuatan-perbuatan baik yang lain mengalir.].
Yoh 6:40 - “Sebab inilah kehendak BapaKu, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang PERCAYA KEPADANYA beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman.’”.
Benarkah ini? Iman tercakup? Bagi saya ini sangat meragukan karena:
1. Seluruh kontextnya, yaitu Matius 7:15-23, membicarakan ketaatan, dan bukan iman.
2. Ayat paralelnya, yaitu Lukas 6:46, juga menekankan ketaatan. Dan di sini kata-kata ‘kehendak Bapa’ itu tidak ada!
Bdk. Luk 6:46 - “‘Mengapa kamu berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan?”.
Bahwa ini adalah ayat paralel dari Mat 7:21 bisa terlihat dengan jelas kalau kita membaca kontext dari Luk 6:46 itu (Lukas 6:43-46).
3. Kalau kita membaca Yoh 6:40 itu dengan seksama, ‘kehendak Bapa’ di sana bukan berarti percaya kepada Yesus, tetapi supaya semua yang percaya mendapat hidup yang kekal dan dibangkitkan pada akhir zaman. Ini jadi lebih jelas lagi kalau kita membaca Yoh 6 itu mulai ay 39-nya.
Yoh 6:39-40 - “(39) Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikanNya kepadaKu jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. (40) Sebab inilah kehendak BapaKu, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang PERCAYA KEPADANYA beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman.’”.
Jadi, yang ditekankan oleh text ini adalah ‘keselamatan tidak bisa hilang’!
Tetapi bagaimana dengan Yoh 6:29-nya?
Yohanes 6:29 - “Jawab Yesus kepada mereka: ‘Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.’”.
Lagi-lagi untuk tahu arti yang benar dari Yoh 6:29-nya kita harus melihat kontextnya.
Yohanes 6:27-29 - “(27) Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meteraiNya.’ (28) Lalu kata mereka kepadaNya: ‘Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?’ (29) Jawab Yesus kepada mereka: ‘Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.’”.
a. Karena Yesus berbicara tentang ‘bekerja / work’ (ay 27), maka dalam ay 28 orang-orang Yahudi itu langsung berpikir tentang ‘good works’ [= ketaatan / perbuatan-perbuatan baik].
Ini memang cukup logis dan natural, tetapi ini tetap menunjukkan ketidak-mengertian mereka tentang konsep Yesus bahwa keselamatan / hidup kekal adalah suatu free gift [= pemberian cuma-cuma / gratis]. Bdk. Ro 3:24.
b. Kata ‘pekerjaan’ dalam ay 28 ada dalam bentuk jamak [ERGA = works], tetapi kata ‘pekerjaan’ dalam ay 29 ada dalam bentuk tunggal [ERGON = work]. Jadi, Yesus memaksudkan: hanya satu hal yang Allah kehendaki untuk kamu lakukan, yaitu percaya kepada Yesus!
c. Calvin berkata bahwa pada waktu Yesus menyebut iman sebagai work / pekerjaan, Ia tidak berbicara dengan akurasi yang ketat.
Tentu bukan maksud Calvin untuk mengatakan bahwa Yesus salah bicara! Maksudnya Ia menggunakan kata itu bukan dalam arti teologis yang ketat.
Alasan Calvin adalah: Ro 3:27-28 mengatakan bahwa iman tidak termasuk sebagai work / pekerjaan.
Calvin (tentang Yoh 6:29): “it is plain enough that Christ does not speak with strict accuracy, when he calls faith a work, just as Paul makes a comparison between the law of faith and the law of works, (Romans 3:27.)” [= adalah cukup jelas bahwa Kristus tidak berbicara dengan keakuratan yang ketat, pada waktu ia menyebut iman suatu pekerjaan, sama seperti Paulus membuat suatu perbandingan antara hukum iman dan hukum pekerjaan-pekerjaan, (Ro 3:27).].
Roma 3:27 - “Jika demikian, apakah dasarnya untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan apa? Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan iman!”.
Dengan demikian, kalau kristen menekankan ‘keselamatan karena iman’, maka ini tidak bisa disamakan dengan ‘keselamatan karena pekerjaan / perbuatan baik’ dengan alasan bahwa iman merupakan pekerjaan.
Perlu juga diingat bahwa iman kita adalah pemberian Allah (Filipi 1:29 Kis 11:18 Yohanes 6:65 Yeremia 24:7 1Korintus 12:3), sehingga keselamatan tetap bukan hasil usaha kita tetapi pemberian cuma-cuma dalam Yesus Kristus (Ef 2:8-9 Roma 3:24).
e) Jelas bahwa nabi-nabi palsu / pengaku-pengaku munafik ini tidak masuk surga. Dan tidak masuk surga berarti masuk neraka!
Bdk. ay 19: “Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.”.
Jadi, sekalipun hidup di dunia ini mereka enak, tetapi nasib akhirnya sangat mengerikan. Kalau nabi asli, sebaliknya yang terjadi. Bdk. Mazmur 73:17.
Tentang masuk nerakanya nabi-nabi palsu ini akan saya bahas dengan lebih mendetail dalam pembahasan Matius 7:23 nanti.
Kalau melihat nabi-nabi palsu itu, apalagi yang sangat munafik, seringkali kita jadi sangat jengkel. Tetapi kalau melihat hal ini, mereka sebetulnya juga perlu dikasihani. Karena itu, nabi-nabi palsu juga harus diinjili, diajak debat dsb, dengan harapan moga-moga mereka bertobat dan masuk surga.
2) Protes / dalih yang tidak berguna.
Matius 7:22: “Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi namaMu, dan mengusir setan demi namaMu, dan mengadakan banyak mujizat demi namaMu juga?”.
a) Ada 3 hal yang harus diperhatikan tentang ay 22 ini:
1. Kata-kata ‘Pada hari terakhir’ jelas menunjuk pada hari penghakiman. Ini kelewat jelas kalau kita membaca Matius 7:21-23.
William Barclay: “At the back of this passage is the idea of judgment. All through it there runs the certainty that the day of reckoning comes. Some people may succeed over a period in maintaining the pretences and the disguises, but there comes a day when the pretences are shown for what they are, and the disguises are stripped away. We may deceive others with our words, but we cannot deceive God. ‘You discern my thoughts from far away,’ said the psalmist (Psalm 139:2). No one can ultimately deceive the God who sees the heart.” [= Di belakang text ini ada gagasan tentang penghakiman. Dalam sepanjang / seluruh text ini mengalir kepastian bahwa hari perhitungan itu datang. Sebagian orang-orang bisa berhasil dalam suatu jangka waktu dalam mempertahankan kepura-puraan dan penyamaran, tetapi akan datang suatu hari pada saat kepura-puraan ditunjukkan sebagai apa adanya, dan penyamaran-penyamaran dibukakan / ditelanjangi. Kita bisa menipu orang-orang lain dengan kata-kata kita, tetapi kita tidak bisa menipu Allah. ‘Engkau mengerti pikiran-pikiranku dari jauh’, kata sang pemazmur (Maz 139:2). Tak seorangpun pada akhirnya bisa menipu Allah yang melihat hati.].
Maz 139:2 - “Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh.”.
Calvin: “‘Many will say to me.’ Christ again summons hypocrites to his judgment-seat, ... So long as they hold a place in his Church, they both flatter themselves and deceive others. He therefore declares, that a day is coming, when he will cleanse his barn, and separate the chaff and straw from the pure wheat.” [= ‘Banyak orang akan berkata kepadaKu’. Kristus memanggil bersama-sama orang-orang munafik ke kursi penghakimanNya, ... Selama mereka memegang suatu tempat dalam GerejaNya, mereka mengumpak / menjilat diri mereka sendiri dan menipu orang-orang lain. Karena itu Ia menyatakan, bahwa satu hari sedang mendatang, pada waktu Ia akan membersihkan lumbungNya, dan memisahkan sekam dan jerami dari gandum yang murni.].
2. Sama seperti dalam ay 21, ada lagi penyebutan ‘Tuhan, Tuhan’ dalam Matius 7:22 ini.
Pulpit Commentary: “Zeal in the cause of religion is no substitute for religion. The repetition of the word ‘Lord’ suggests earnestness.” [= Semangat dalam perkara agama bukanlah pengganti untuk agama. Pengulangan kata ‘Tuhan’ menyatakan kesungguhan / keseriusan.].
Bdk. 2Tim 2:19 - “Tetapi dasar yang diletakkan Allah itu teguh dan meterainya ialah: ‘Tuhan mengenal siapa kepunyaanNya’ dan ‘Setiap orang yang menyebut nama Tuhan hendaklah meninggalkan kejahatan.’”.
3. Sekalipun mereka bernubuat, mengusir setan, dan melakukan banyak mujizat, dan sekalipun mereka melakukan semua itu demi nama Yesus, mereka tetap adalah nabi-nabi palsu.
Jadi, janganlah menganggap kata-kata ‘demi nama Yesus’ sebagai jaminan keaslian dari kekristenan / kenabian seseorang. Kalau saya tidak salah, Gilbert yang menganggap mustahil orang berdoa dalam nama Yesus, tetapi setan yang mengabulkan. Mengapa mustahil kalau orangnya memang hanya orang kristen KTP / nabi palsu?
b) Apakah tindakan mereka dalam bernubuat, mengusir setan dan melakukan mujizat itu asli atau palsu?
Ada banyak penafsir yang mengatakan bahwa semua tindakan mereka ini tidak harus palsu, jadi memang bisa dari Tuhan.
Alasan-alasan yang diberikan adalah:
1. Tentang bernubuat:
a. Raja Saul, Bileam, dan Kayafas juga bernubuat.
(1) Tentang raja Saul ada dalam 1Sam 19:20-24.
1Samuel 19:20-24 - “(20) maka Saul mengirim orang-orang suruhan untuk mengambil Daud. Tetapi orang-orang ini melihat sekumpulan nabi kepenuhan, dengan dikepalai oleh Samuel. Dan Roh Allah hinggap pada orang-orang suruhan Saul, sehingga merekapun kepenuhan seperti nabi. (21) Lalu hal itu diberitahukan kepada Saul; ia mengirim orang-orang suruhan yang lain, tetapi orang-orang itupun juga kepenuhan seperti nabi. Saul mengirim sekali lagi orang-orang suruhan, rombongan yang ketiga, dan orang-orang inipun juga kepenuhan. (22) Lalu ia sendiri pergi ke Rama. Sesampainya ke dekat perigi besar yang di Sekhu, bertanyalah ia, katanya: ‘Di mana Samuel dan Daud?’ Jawab orang: ‘Ada di Nayot, dekat Rama.’ (23) Lalu pergilah ia ke sana, ke Nayot, dekat Rama dan pada diapun hinggaplah Roh Allah, dan selama ia melanjutkan perjalanannya ia kepenuhan seperti nabi, hingga ia sampai ke Nayot dekat Rama. (24) Iapun menanggalkan pakaiannya, dan iapun juga kepenuhan di depan Samuel. Ia rebah terhantar dengan telanjang sehari-harian dan semalam-malaman itu. Itulah sebabnya orang berkata: ‘Apakah juga Saul termasuk golongan nabi?’”.
Catatan: semua kata-kata yang saya garis-bawahi salah terjemahan. Seharusnya ‘bernubuat’. Cek Bible Works 8.
IVP Bible Background Commentary: “The miracles Jesus mentions are not necessarily false; it is possible to prophesy by the Spirit’s inspiration and yet be disobedient to God and unsaved (1 Sam 19:20-24).” [= Mujizat-mujizat yang Yesus sebutkan tidak harus palsu; adalah mungkin untuk bernubuat oleh ilham Roh tetapi tidak taat kepada Allah dan tidak diselamatkan (1Samuel 19:20-24).].
(2) Tentang Kayafas ada dalam Yohanes 11:49-51, dan tentang Bileam ada dalam Bil 22-24.
Yohanes 11:49-52 - “(49) Tetapi seorang di antara mereka, yaitu Kayafas, Imam Besar pada tahun itu, berkata kepada mereka: ‘Kamu tidak tahu apa-apa, (50) dan kamu tidak insaf, bahwa lebih berguna bagimu, jika satu orang mati untuk bangsa kita dari pada seluruh bangsa kita ini binasa.’ (51) Hal itu dikatakannya bukan dari dirinya sendiri, tetapi sebagai Imam Besar pada tahun itu ia bernubuat, bahwa Yesus akan mati untuk bangsa itu, (52) dan bukan untuk bangsa itu saja, tetapi juga untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai-berai.”.
Pulpit Commentary: “(1) ‘Workers of iniquity’ may prophesy. True prophecy came from Balaam. So from Caiaphas. They may teach; write excellent books; preach excellent sermons; give good advice. A finger-post points out a road it never travels.” [= (1) ‘Pembuat-pembuat kejahatan’ bisa bernubuat. Nubuat yang benar datang dari Bileam. Demikian juga dari Kayafas. Mereka bisa mengajar; menulis buku-buku yang sangat bagus; mengkhotbahkan khotbah-khotbah yang sangat bagus; memberikan nasehat yang baik. Sesuatu yang berfungsi sebagai pembimbing pada pengetahuan mengarahkan dengan menunjuk pada suatu jalan yang ia sendiri tak pernah jalani.].
b. Hubungan ‘bernubuat’ dengan ‘mengusir setan’ dan ‘melakukan mujizat’ tidak memungkinkan nubuat itu pasti palsu.
Pulpit Commentary: “The connexion of ‘prophesied’ with the two other words seems to forbid this being only false prophesying (ver.15; cf. especially Jer. 27:15 [34:12, LXX]; 14:14). Rather does the verse teach that spiritual results can be effected by unspiritual men.” [= Hubungan ‘bernubuat’ dengan dua kata yang lain kelihatannya membuat mustahil bahwa ini hanyalah nubuat yang palsu {ay 15; bdk. khususnya Yer 27:15 (34:12, LXX); 14:14}. Sebaliknya ayat itu mengajar bahwa hasil-hasil rohani bisa dihasilkan oleh orang-orang yang tidak rohani.].
Yeremia 27:15 - “Sebab Aku tidak mengutus mereka, demikianlah firman TUHAN, tetapi mereka bernubuat palsu demi namaKu, sehingga kamu Kuceraiberaikan dan menjadi binasa bersama-sama dengan nabi-nabi yang bernubuat kepadamu itu.’”.
Yeremia 14:14 - “Jawab TUHAN kepadaku: ‘Para nabi itu bernubuat palsu demi namaKu! Aku tidak mengutus mereka, tidak memerintahkan mereka dan tidak berfirman kepada mereka. Mereka menubuatkan kepadamu penglihatan bohong, ramalan kosong dan tipu rekaan hatinya sendiri.”.
Saya heran bagaimana ia bisa memberi dua ayat ini sebagai referensi, karena kedua ayat ini jelas-jelas menunjukkan nubuat-nubuat palsu.
Dan apa sebabnya hubungan antara ‘bernubuat’ dengan ‘mengusir setan’ dan ‘melakukan mujizat’ tidak memungkinkan bahwa nubuatnya pasti palsu semua? Kata-kata penafsir itu hanya benar kalau dua tindakan terakhir itu dijamin asli. Tetapi tidak mungkinkah ketiga tindakan yang dibicarakan ini palsu semua?
2. Tentang mengusir setan dan mujizat-mujizat kesembuhan, perhatikan komentar William Barclay di bawah ini.
William Barclay: “We must remember what the ancient world was like. Miracles were common events. The frequency of miracles came from the ancient idea of illness. In the ancient world, all illness was held to be the work of demons. People became ill because a demon had succeeded in exercising some malign influence over them or in winning a way into some part of their bodies. Cures were therefore brought about by exorcism. The result of all this was that a great deal of illness was what we would call psychological, as were a great many cures. If people succeeded in convincing - or deluding - themselves into a belief that demons were in them or had them in their power, they would undoubtedly be ill. And if someone could convince them that the hold of the demons was broken, then quite certainly they would be cured.” [= Kita harus ingat bagaimana dunia kuno itu. Mujizat-mujizat merupakan peristiwa-peristiwa yang umum. Frekuensi dari mujizat-mujizat datang dari gagasan / pandangan kuno tentang penyakit. Dalam dunia kuno, semua penyakit dianggap sebagai pekerjaan dari setan-setan. Orang-orang menjadi sakit karena satu setan telah berhasil dalam melaksanakan suatu pengaruh jahat atas mereka atau dalam memenangkan suatu jalan ke dalam beberapa bagian dari tubuh mereka. Karena itu penyembuhan-penyembuhan dilakukan dengan pengusiran setan. Akibat dari semua ini adalah bahwa sejumlah besar penyakit adalah apa yang kita sebut bersifat psikologis, sama banyaknya dengan penyembuhan-penyembuhan. Jika orang-orang berhasil dalam meyakinkan - atau menipu - diri mereka sendiri ke dalam suatu kepercayaan bahwa setan-setan ada di dalam diri mereka atau mempunyai mereka dalam kuasa mereka, mereka tak diragukan akan menjadi sakit. Dan jika seseorang bisa meyakinkan mereka bahwa cengkeraman dari setan-setan sudah dihancurkan, maka pasti mereka akan disembuhkan.].
William Barclay: “The leaders of the Church never denied pagan miracles. In answer to the miracles of Christ, the Roman philosopher Celsus quoted the miracles attributed to Aesculapius and Apollo. Writing in the third century, the biblical scholar Origen, who met his arguments, did not for a moment deny these miracles. He simply answered: ‘Such curative power is of itself neither good nor bad, but within the reach of godless as well as of honest people’ (Origen, Against Celsus, 3:22). Even in the New Testament, we read of Jewish exorcists who added the name of Jesus to their repertoire and who banished devils by its aid (Acts 19:13). There was many an impostor who rendered lip-service to Jesus Christ and who used his name to produce wonderful effects on demon-possessed people. What Jesus is saying is that if anyone uses his name under false pretences, the day of reckoning will come. The real motives will be exposed, and that person will be banished from the presence of God.” [= Pemimpin-pemimpin Gereja tidak pernah menyangkal mujizat-mujizat kafir. Sebagai jawaban terhadap mujizat-mujizat Kristus, ahli filsafat Romawi yang bernama Celsus mengutip mujizat-mujizat yang dianggap berasal dari Aesculapius dan Apollo. Menulis pada abad ketiga, sarjana Alkitab Origen, yang melawan argumentasi-argumentasinya, tidak pernah menyangkal mujizat-mujizat ini. Ia hanya menjawab: ‘Kuasa yang menyembuhkan seperti itu dari dirinya sendiri tidaklah baik ataupun buruk, tetapi ada dalam jangkauan dari orang-orang jahat maupun orang-orang jujur’ (Origen, Against Celsus, 3:22). Bahkan dalam Perjanjian Baru, kita membaca pengusir-pengusir setan Yahudi yang menambahkan nama Yesus pada stok mereka dan yang mengusir setan-setan dengan pertolongannya (Kis 19:13). Di sana ada banyak penipu yang memberikan kesetiaan yang hanya dinyatakan dengan kata-kata kepada Yesus Kristus dan yang menggunakan namaNya untuk menghasilkan efek-efek yang luar biasa pada orang-orang yang kerasukan setan. Apa yang Yesus sedang katakan adalah bahwa jika siapapun yang menggunakan namaNya dengan tindakan-tindakan yang dimaksudkan untuk menipu, hari perhitungan itu akan datang. Motivasi yang sesungguhnya akan dinyatakan, dan orang itu akan dibuang dari hadirat Allah.].
Kis 19:11-17 - “(11) Oleh Paulus Allah mengadakan mujizat-mujizat yang luar biasa, (12) bahkan orang membawa saputangan atau kain yang pernah dipakai oleh Paulus dan meletakkannya atas orang-orang sakit, maka lenyaplah penyakit mereka dan keluarlah roh-roh jahat. (13) Juga beberapa tukang jampi Yahudi, yang berjalan keliling di negeri itu, mencoba menyebut nama Tuhan Yesus atas mereka yang kerasukan roh jahat dengan berseru, katanya: ‘Aku menyumpahi kamu demi nama Yesus yang diberitakan oleh Paulus.’ (14) Mereka yang melakukan hal itu ialah tujuh orang anak dari seorang imam kepala Yahudi yang bernama Skewa. (15) Tetapi roh jahat itu menjawab: ‘Yesus aku kenal, dan Paulus aku ketahui, tetapi kamu, siapakah kamu?’ (16) Dan orang yang dirasuk roh jahat itu menerpa mereka dan menggagahi mereka semua dan mengalahkannya, sehingga mereka lari dari rumah orang itu dengan telanjang dan luka-luka. (17) Hal itu diketahui oleh seluruh penduduk Efesus, baik orang Yahudi maupun orang Yunani, maka ketakutanlah mereka semua dan makin masyhurlah nama Tuhan Yesus.”.
Jelas bahwa penggunaan Kis 19:13 itu sangat tidak cocok, karena orang yang menggunakan nama Yesus itu tidak berhasil mengusir setannya, malah mereka yang dipukuli oleh orang yang dirasuk setan itu.
Ada penafsir lain yang menggunakan ayat-ayat di bawah ini.
Markus 9:38-40 - “(38) Kata Yohanes kepada Yesus: ‘Guru, kami lihat seorang yang bukan pengikut kita mengusir setan demi namaMu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita.’ (39) Tetapi kata Yesus: ‘Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak seorang pun yang telah mengadakan mujizat demi namaKu, dapat seketika itu juga mengumpat Aku. (40) Barang siapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita.”.
Lukas 9:49-50 - “(49) Yohanes berkata: ‘Guru, kami lihat seorang mengusir setan demi namaMu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita.’ (50) Yesus berkata kepadanya: ‘Jangan kamu cegah, sebab barangsiapa tidak melawan kamu, ia ada di pihak kamu.’”.
Menurut saya, kedua text yang paralel di atas ini juga tidak cocok, karena orang itu dikatakan ‘bukan pengikut kita’ dalam arti ia tak masuk dalam grup yang terus ikut Yesus seperti 12 rasul itu. Tetapi ia jelas adalah orang kristen yang sejati. Kalau tidak, Yesus tidak akan mengatakan orang itu ada di pihakNya.
Mungkin ayat di bawah ini lebih cocok.
Matius 12:27 - “Jadi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, dengan kuasa siapakah pengikut-pengikutmu mengusirnya? Sebab itu merekalah yang akan menjadi hakimmu.”.
Rupa-rupanya pada jaman itu ada orang-orang Yahudi yang menjadi pengusir setan. Dan orang-orang Farisi mengakui bahwa orang-orang itu mengusir setan dengan kuasa Allah.
3. Ada yang menggunakan Origen, yang menceritakan adanya orang-orang kristen yang jahat yang bisa mengusir setan.
Ini bagi saya tidak jelas karena saya tidak membacanya dari tulisan Origen sendiri.
Pulpit Commentary: “(2) ‘Workers of iniquity’ may cast out devils. Origen relates that devils were sometimes cast out by wicked men, using the name of Jesus (cf. ch. 12:27; Mark 9:39; Acts 19:13). The truth, though ministered by ungodly men, may be made the power of God to the salvation of the hearer. The minister of saving truth may himself become a castaway (cf. 1 Cor. 9:27). (3) ‘Workers of iniquity’ may perform ‘many wonderful works.’ There may be faith-miracles without love (cf. 1 Cor. 13:1, 2). ‘Grace may bring a man to heaven without miracles, but miracles will never bring a man to heaven without grace’ (Henry).” [= (2) ‘Pembuat-pembuat kejahatan’ bisa mengusir setan-setan. Origen menceritakan bahwa setan-setan kadang-kadang diusir oleh orang-orang yang jahat, menggunakan nama Yesus (bdk. psl 12:27; Mark 9:39; Kis 19:13). Kebenaran, sekalipun disebarkan oleh orang-orang yang jahat, bisa dijadikan kuasa Allah pada keselamatan dari pendengar. Pelayan dari kebenaran yang menyelamatkan sendiri bisa menjadi seorang yang terbuang (bdk. 1Kor 9:27). (3) ‘Pembuat-pembuat kejahatan’ bisa melaksanakan ‘banyak perbuatan-perbuatan ajaib’. Di sana bisa ada iman mujizat tanpa kasih (bdk. 1Kor 13:1,2). ‘Kasih karunia bisa membawa seseorang ke surga tanpa mujizat-mujizat, tetapi mujizat-mujizat tidak akan pernah membawa seseorang ke surga tanpa kasih karunia’ (Henry).].
Matius 12:27 - “Jadi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, dengan kuasa siapakah pengikut-pengikutmu mengusirnya? Sebab itu merekalah yang akan menjadi hakimmu.”.
Markus 9:38-40 - “(38) Kata Yohanes kepada Yesus: ‘Guru, kami lihat seorang yang bukan pengikut kita mengusir setan demi namaMu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita.’ (39) Tetapi kata Yesus: ‘Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak seorangpun yang telah mengadakan mujizat demi namaKu, dapat seketika itu juga mengumpat Aku. (40) Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita.”.
Kis 19:13 - “Juga beberapa tukang jampi Yahudi, yang berjalan keliling di negeri itu, mencoba menyebut nama Tuhan Yesus atas mereka yang kerasukan roh jahat dengan berseru, katanya: ‘Aku menyumpahi kamu demi nama Yesus yang diberitakan oleh Paulus.’”.
1Korintus 9:27 - “Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.”.
1Kor 13:1-2 - “(1) Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing. (2) Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.”.
4. Matthew Henry menambahkan Yudas Iskariot sebagai orang yang mengusir setan.
Matthew Henry: “They put in their plea with great importunity, Lord, Lord; and with great confidence, appealing to Christ concerning it; Lord, does thou not know, (1.) That we have prophesied in thy name? Yes, it may be so; Balaam and Caiaphas were overruled to prophesy, and Saul was against his will among the prophets, yet that did not save them. These prophesied in his name, but he did not send them; they only made use of his name to serve a turn. Note, A man may be a preacher, may have gifts for the ministry, and an external call to it, and perhaps some success in it, and yet be a wicked man; may help others to heaven, and yet come short himself. (2.) That in thy name we have cast out devils? That may be too; Judas cast out devils, and yet was a son of perdition. Origen says, that in his time so prevalent was the name of Christ to cast out devils, that sometimes it availed when named by wicked Christians. A man might cast devils out of others, and yet have a devil, nay, be a devil himself. (3.) That in thy name we have done many wonderful works. There may be a faith of miracles, where there is no justifying faith; none of that faith which works by love and obedience. Gifts of tongues and healing would recommend men to the world, but it is real holiness or sanctification that is accepted of God.” [= Mereka membuat permohonan mereka dengan sangat mendesak, Tuhan, Tuhan; dan dengan keyakinan yang besar, naik banding kepada Kristus berkenaan dengannya; Tuhan, tidakkah Engkau tahu, (1.) Bahwa kami telah bernubuat dalam / demi namaMu? Ya, itu bisa memang demikian; Bileam dan Kayafas dikuasai untuk bernubuat, dan Saul berada di antara nabi-nabi bertentangan dengan kehendaknya, tetapi itu tidak menyelamatkan mereka. Orang-orang ini bernubuat dalam / demi namaNya, tetapi Ia tidak mengutus mereka; mereka hanya menggunakan namaNya untuk memenuhi tujuan / kebutuhan mereka. Perhatikan, Seseorang bisa adalah seorang pengkhotbah, bisa mempunyai karunia-karunia untuk pelayanan, dan suatu panggilan lahiriah padanya, dan mungkin kesuksesan di dalamnya, tetapi ia adalah seorang yang jahat; bisa menolong orang-orang lain ke surga, tetapi ia sendiri gagal mencapainya. (2.) Bahwa dalam / demi namaMu kami telah mengusir setan-setan? Itu juga bisa; Yudas mengusir setan-setan, tetapi ia adalah anak kebinasaan. Origen berkata, bahwa pada jamannya begitu sering praktek menggunakan nama Kristus untuk mengusir setan-setan, sehingga kadang-kadang itu berguna pada waktu disebutkan oleh orang-orang Kristen yang jahat. Seseorang bisa mengusir setan-setan dari orang-orang lain, tetapi ia sendiri mempunyai setan, tidak, ia sendiri adalah seorang setan. (3.) Bahwa dalam / demi namaMu kami telah melakukan banyak pekerjaan-pekerjaan yang luar biasa. Di sana bisa ada suatu iman tentang mujizat-mujizat, di mana di sana tidak ada iman yang membenarkan; tidak ada apa pun dari iman itu yang bekerja dengan kasih dan ketaatan. Karunia-karunia bahasa roh dan kesembuhan merekomendasikan orang-orang kepada dunia, tetapi adalah kekudusan dan pengudusan yang sejati yang diterima oleh Allah.].
Benarkah Yudas Iskariot juga mengusir setan? Alkitab tidak menyebutkan secara explicit.
Lukas 9:1 - “Maka Yesus memanggil kedua belas muridNya, lalu memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-setan dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit.”.
Mat 10:1 - “Yesus memanggil kedua belas muridNya dan memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk melenyapkan segala penyakit dan segala kelemahan.”.
Markus 6:7 - “Ia memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat,”.
Lukas 10:1 - “Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahuluiNya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungiNya.”.
Lukas 10:17 - “Kemudian ketujuh puluh murid itu kembali dengan gembira dan berkata: ‘Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi namaMu.’”.
c) Protes mereka tidak ada gunanya.
Dari kata-kata dalam ay 22 ini kelihatannya mereka mengira mereka selamat, atau, mereka memprotes / memberi dalih dalam usaha mereka supaya selamat / tidak jadi binasa (bdk. Mat 25:44), tetapi semua ini sia-sia!
Protes / dalih pada waktu berhadapan dengan sesama orang Kristen, atau bahkan pendeta, bisa berguna / berhasil, karena baik orang Kristen maupun pendeta tidak maha tahu. Tetapi protes / dalih pada saat berhadapan dengan Tuhan sama sekali tidak ada gunanya, karena Ia maha tahu, sehingga Ia tahu semua kemunafikan dan kejahatan mereka.
Matthew Henry: “The hypocrite’s plea against the strictness of this law, offering other things in lieu of obedience, v. 22. ... Christ knows the strength of their cause, and it is but weakness;” [= Permohonan orang-orang munafik terhadap keketatan dari hukum ini, menawarkan hal-hal lain alih-alih dari ketaatan, ay 22. ... Kristus mengetahui kekuatan dari perkara mereka, dan itu hanyalah kelemahan.].
Dalam Matius 25:41-46 juga ada semacam protes, dan juga tidak ada gunanya!
Mat 25:41-46 - “(41) Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiriNya: Enyahlah dari hadapanKu, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. (42) Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; (43) ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku. (44) Lalu merekapun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau? (45) Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. (46) Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal.’”.
William Barclay: “What Jesus is saying is that if anyone uses his name under false pretences, the day of reckoning will come. The real motives will be exposed, and that person will be banished from the presence of God.” [= Apa yang Yesus sedang katakan adalah bahwa jika siapapun menggunakan namaNya untuk mengatakan sesuatu yang tidak benar / dengan berpura-pura, hari perhitungan akan datang. Motivasi-motivasi yang sesungguhnya akan dinyatakan, dan bahwa orang itu akan dibuang dari hadirat Allah.].
William Barclay: “There is only one way in which people’s sincerity can be proved, and that is by their practice. Fine words can never be a substitute for fine deeds. There is only one proof of love, and that proof is obedience. There is no point in saying that we love a person and then doing things which break that person’s heart. When we were young, maybe we used sometimes to say to our mothers: ‘Mother, I love you.’ And maybe our mothers sometimes smiled a little wistfully and said: ‘I wish you would show it a little more in the way you behave.’ So often we confess God with our lips and deny him with our lives. It is not difficult to recite a creed, but it is difficult to live the Christian life. Faith without practice is a contradiction in terms, and love without obedience is an impossibility.” [= Hanya ada satu cara dengan mana ketulusan orang-orang bisa dibuktikan, dan itu adalah oleh praktek mereka. Kata-kata yang bagus tidak pernah bisa menjadi suatu pengganti untuk tindakan-tindakan yang bagus. Hanya ada satu bukti dari kasih, dan bukti itu adalah ketaatan. Tidak ada gunanya mengatakan bahwa kita mengasihi seseorang dan lalu melakukan hal-hal yang menyakiti hati orang itu. Pada waktu kita masih muda, mungkin kita terbiasa untuk kadang-kadang berkata kepada ibu kita: ‘Ibu, aku mengasihimu’. Dan mungkin ibu kita kadang-kadang tersenyum dengan penuh harapan dan berkata: ‘Aku ingin / berharap kamu menunjukkannya sedikit lebih banyak dalam caramu bertingkah laku’. Begitu sering kita mengakui Allah dengan bibir kita dan menyangkalNya dengan kehidupan kita. Tidak sukar untuk mengucapkan suatu pengakuan iman, tetapi sukar untuk menjalani kehidupan Kristen. Iman tanpa praktek merupakan suatu istilah yang kontradiksi, dan kasih tanpa ketaatan merupakan suatu kemustahilan.].
3) Nabi-nabi palsu masuk neraka.
Matius 7:22-23: “(22) Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi namaMu, dan mengusir setan demi namaMu, dan mengadakan banyak mujizat demi namaMu juga? (23) Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari padaKu, kamu sekalian pembuat kejahatan!’”.
a) Ay 22-23 ini mirip dengan Luk 13:26-27.
Lukas 13:26-27 - “(26) Maka kamu akan berkata: Kami telah makan dan minum di hadapanMu dan Engkau telah mengajar di jalan-jalan kota kami. (27) Tetapi Ia akan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu datang, enyahlah dari hadapanKu, hai kamu sekalian yang melakukan kejahatan!”.
Barnes’ Notes: “‘We have eaten ...’ ... To have eaten with one is evidence of acquaintanceship or friendship. So the sinner may allege that he was a professed follower of Jesus, and had some evidence that Jesus was his friend.” [= ‘Kami telah makan ...’. Telah makan dengan seseorang adalah bukti dari hubungan atau persahabatan. Jadi orang berdosa itu bisa menyatakan bahwa ia adalah seorang yang mengaku sebagai pengikut Yesus, dan mempunyai beberapa bukti bahwa Yesus adalah sahabatnya.].
Barnes’ Notes: “‘Thou hast taught.’ Thou didst favor us, as though thou didst love us. Thou didst not turn away from us, and we did not drive thee away. All this is alleged as proof of friendship.” [= ‘Engkau telah mengajar’. Engkau telah melakukan kebaikan kepada kami, seakan-akan Engkau mengasihi kami. Engkau tidak menolak kami, dan kami tidak mengusir Engkau. Semua ini dinyatakan sebagai bukti dari persahabatan.].
Barnes’ Notes: “It shows us: 1. On how slight evidence people will suppose themselves ready to die. How slender is the preparation which even many professed friends of Jesus have for death! How easily they are satisfied about their own piety! A profession of religion, attendance on the preaching of the word or at the sacraments, or a decent external life, is all they have and all they seek. With this they go quietly on to eternity - go to disappointment, wretchedness, and woe! 2. None of these things will avail in the day of judgment. It will be only true love to God, a real change of heart, and a life of piety, that can save the soul from death. And oh! how important it is that all should search themselves and see what is the real foundation of their hope that they shall enter into heaven!” [= Ini menunjukkan kita: 1. Betapa pada sedikit bukti orang-orang menganggap diri mereka sendiri siap untuk mati. Betapa kecil / tipis persiapan yang bahkan banyak pengaku sahabat-sahabat Yesus punyai untuk kematian! Betapa dengan mudah mereka puas tentang kesalehan mereka sendiri! Suatu pengakuan agama, kehadiran pada pemberitaan firman atau pada sakramen-sakramen, atau suatu kehidupan lahiriah yang sopan / baik, adalah semua yang mereka punyai dan semua yang mereka usahakan. Bersama ini mereka terus pergi dengan tenang pada kekekalan - pergi pada kekecewaan, keadaan yang sangat buruk, dan kesialan / kesedihan! 2. Tidak ada dari hal-hal ini akan berguna / menolong pada hari penghakiman. Hanyalah kasih yang sungguh-sungguh kepada Allah, suatu perubahan hati yang sungguh-sungguh, dan suatu kehidupan yang saleh, yang bisa menyelamatkan jiwa dari kebinasaan. Dan oh! betapa penting bahwa semua orang menyelidiki diri mereka sendiri dan melihat apa dasar yang sebenarnya dari pengharapan mereka bahwa mereka akan masuk ke surga!].
J. C. Ryle: “They will even plead earnestly, that ‘they have eaten and drunk in Christ’s presence, and that he has taught in their streets.’ - But their plea will be unavailing. They will receive the solemn answer, ‘I know you not whence ye are; depart from me all ye workers of iniquity.’ Religious profession, and formal knowledge of Christ will save none who have served sin and the world.” [= Mereka bahkan akan memohon dengan sungguh-sungguh, bahwa ‘mereka telah makan dan minum pada kehadiran Kristus, dan bahwa Ia telah mengajar di jalan-jalan mereka’. - Tetapi permohonan mereka akan tidak berguna. Mereka akan menerima jawaban yang khidmat / serius, ‘Aku tidak tahu dari mana kamu datang; enyahlah dari padaKu kamu semua pembuat kejahatan’. Pengakuan agamawi, dan pengakuan formil tentang Kristus tidak akan menyelamatkan siapapun yang telah melayani dosa dan dunia.] - ‘Expository Thoughts on the Gospels: Luke vol II’ (Libronix).
J. C. Ryle: “There is something peculiarly striking in our Lord’s language in this prophecy. It reveals to us the awful fact, that men may see what is right when it is too late for them to be saved. There is a time coming when many will repent too late, and believe too late, - sorrow for sin too late, and begin to pray too late, - be anxious about salvation too late, and long for heaven too late. Myriads shall wake up in another world, and be convinced of truths which on earth they refused to believe. Earth is the only place in God’s creation where there is any infidelity. Hell itself is nothing but truth known too late.” [= Disana ada sesuatu yang menarik perhatian secara khusus dalam kata-kata Tuhan kita dalam nubuat ini. Itu menyatakan kepada kita fakta yang sangat buruk / mengerikan, bahwa orang-orang bisa melihat apa yang benar pada waktu sudah terlambat bagi mereka untuk diselamatkan. Disana ada suatu saat yang mendatang pada waktu banyak orang akan terlambat bertobat, dan terlambat percaya, - terlambat menyesali dosa, dan terlambat untuk mulai berdoa, - terlambat menguatirkan / sangat menginginkan keselamatan, dan terlambat untuk menginginkan / merindukan surga. Sejumlah orang yang sangat banyak akan bangun di dunia yang lain, dan diyakinkan tentang kebenaran-kebenaran yang di bumi mereka tolak untuk percaya. Bumi adalah satu-satunya tempat dalam ciptaan Allah dimana ada ketidaksetiaan / kekurangan kepercayaan agamawi. Neraka sendiri bukan lain dari pada kebenaran yang terlambat untuk diketahui.] - ‘Expository Thoughts on the Gospels: Luke vol II’ (Libronix).
J. C. Ryle: “The recollection of this passage should help us to set a right estimate on things around us. Money, and pleasure, and rank, and greatness, occupy the first place now in the world. Praying, and believing, and holy living, and acquaintance with Christ, are despised, and ridiculed, and held very cheap. But there is a change coming one day! The last shall be first, and the first last. For that change let us be prepared.” [= Ingatan tentang text ini harus menolong kita untuk menetapkan suatu penilaian yang benar tentang hal-hal di sekitar kita. Uang, dan kesenangan, dan kedudukan / pangkat, dan kebesaran, menempati tempat pertama dalam dunia sekarang ini. Berdoa, dan percaya, dan hidup kudus, dan pengenalan terhadap Kristus, diremehkan, dan diejek, dan dianggap sangat murah / tak berharga. Tetapi suatu perubahan sedang mendatang suatu hari! Yang terakhir akan menjadi yang pertama, dan yang pertama akan menjadi yang terakhir. Hendaklah kita siap untuk perubahan itu!] - ‘Expository Thoughts on the Gospels: Luke vol II’ (Libronix).
b) Pengakuan Kristus vs pengakuan mereka.
Calvin: “‘And then will I confess to them.’ By using the word ὁμολογήσω, ‘I will confess,’ Christ appears to allude to the vain boasting, by which hypocrites now vaunt themselves. ‘They indeed have confessed me with the tongue, and imagine that they have fully discharged their duty. The confession of my name is now heard aloud from their tongue. But I too will confess on the opposite side, that their profession is deceitful and false.’ And what is contained in Christ’s confession? That he never reckoned them among his own people, even at the time when they boasted that they were the pillars of the church.” [= ‘Dan lalu Aku akan menyatakan / mengakui kepada mereka’. Dengan menggunakan kata HOMOLOGESO, ‘Aku akan menyatakan / mengakui’, Kristus kelihatannya membuat referensi tidak langsung pada pembanggaan / kesombongan yang sia-sia, dengan mana orang-orang munafik sekarang memegahkan diri mereka sendiri. ‘Mereka memang telah mengakui Aku dengan lidah, dan membayangkan bahwa mereka telah melaksanakan sepenuhnya kewajiban mereka. Pengakuan tentang namaKu sekarang didengar dengan keras dari lidah mereka. Tetapi Aku juga akan mengakui / menyatakan pada sisi sebaliknya, bahwa pengakuan mereka itu bersifat menipu dan palsu’. Dan apa yang terkandung dalam pengakuan / pernyataan Kristus? Bahwa Ia tidak pernah menganggap mereka termasuk di antara umatNya sendiri, bahkan pada saat mereka membanggakan bahwa mereka adalah pilar-pilar dari gereja.].
Calvin: “he declares that they were disowned by the Lord, though by a vain show they captivated the eyes of men. He then exhorts all those who wish to be reckoned among the disciples of Christ, to withdraw early from iniquity, that Christ may not drive them from his presence, when he shall ‘separate the sheep from the goats,’ (Matthew 25:33.)” [= Ia menyatakan bahwa mereka tidak diakui oleh Tuhan, sekalipun oleh suatu pameran yang sia-sia mereka menarik mata / pandangan manusia. Ia lalu menasehati semua mereka yang ingin untuk diakui di antara murid-murid Kristus, untuk cepat meninggalkan kejahatan, supaya Kristus tidak mengusir mereka dari hadiratNya, pada waktu Ia akan ‘memisahkan domba dari kambing’, (Mat 25:33).].
Matius 25:33 - “dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kananNya dan kambing-kambing di sebelah kiriNya.”.
C. H. Spurgeon: “Three times over the person is described as doing all ‘in thy name’; and yet the Lord, whose name he used so freely, so boldly, knew nothing of him, and would not suffer him to remain in his company. The Lord cannot endure the presence of those who call him ‘Lord, Lord’, and then work iniquity. They professed to him that they knew him; but he will ‘profess unto them, I never knew you.’” [= Tiga kali orang itu digambarkan sebagai melakukan semua hal ‘dalam namaMu’; tetapi Tuhan, yang namaNya ia gunakan dengan begitu bebas, dengan begitu berani, tidak mengenal apapun tentang dia, dan tidak mau / akan membiarkan dia untuk tinggal dalam kumpulanNya. Tuhan tidak bisa tahan dengan kehadiran dari mereka yang menyebutNya ‘Tuhan, Tuhan’, dan lalu melakukan kejahatan. Mereka mengaku kepadaNya bahwa mereka mengenal Dia; tetapi Ia akan ‘menyatakan secara terbuka kepada mereka, Aku tidak pernah mengenal kamu’.] - ‘Commentary on Matthew’, hal 80 (AGES).
c) Dari Matius 7:22-23 ini jelas terlihat bahwa nabi-nabi palsu ini masuk neraka tidak peduli protes atau dalih apapun yang mereka berikan.
Bdk. ay 19: “Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.”.
Pulpit Commentary: “‘Every tree that bringeth not forth good fruit is hewn down, and cast into the fire.’ A parenthesis expressing the terrible fate of those the general product ... of whose life is not good.” [= ‘Setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, ditebang dan dibuang ke dalam api’. Suatu interupsi / komentar yang menyimpang yang menyatakan nasib yang mengerikan dari mereka yang hasil umum ... dari kehidupannya tidak baik.].
Calvin: “‘Depart from me.’ He orders those persons to go out from his presence, who had stolen, under a false title, an unjust and temporary possession of his house. From this passage in our Lord’s discourse Paul seems to have taken what he says to Timothy, ‘The Lord knoweth who are his: and, let every one who calleth on the name of Christ depart from iniquity,’ (2 Timothy 2:19.)” [= ‘Enyahlah dari padaKu’. Ia memerintahkan orang-orang itu enyah / keluar dari hadiratNya, yang telah mencuri, di bawah suatu gelar yang palsu, suatu kepemilikan yang tidak benar dan sementara dari rumahNya. Dari text dalam percakapan Tuhan kita Paulus kelihatannya telah mengambil apa yang ia katakan kepada Timotius, ‘Tuhan mengenal siapa kepunyaanNya: dan, hendaklah setiap orang yang menyebut nama Kristus meninggalkan kejahatan’, (2Tim 2:19).].
Kalau nabi-nabi palsu itu tidak masuk surga, tetapi masuk neraka, maka demikian juga dengan para pengikutnya. Jadi, pastikanlah bahwa saudara tidak mengikuti nabi-nabi palsu itu!
d) Pengakuan nabi-nabi palsu itu vs realitanya.
Pengakuan mereka, mereka adalah nabi (ay 15), dan mereka melakukan banyak hal yang hebat-hebat dalam nama Yesus (ay 22), tetapi realitanya adalah bahwa ‘buah mereka tidak baik’ (ay 16-20), dan mereka dinyatakan oleh Kristus sebagai ‘pembuat kejahatan’ (ay 23).
Matius 7:23: “Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari padaKu, kamu sekalian pembuat kejahatan!’”.
Lenski (tentang ay 23): “The present participle ἐργαζόμενοι indicates constant character: ‘they who always work,’ etc.” [= Present participle ἐργαζόμενοι (ERGAZOMENOI) menunjukkan karakter yang terus menerus: ‘mereka yang selalu mengerjakan / melakukan’, dst.].
Matthew Henry: “He shows, by a plain remonstrance, that an outward profession of religion, however remarkable, will not bring us to heaven, unless there be a correspondent conversation, v. 21-23.” [= Ia menunjukkan, dengan suatu protes yang jelas, bahwa suatu pengakuan agama lahiriah, bagaimanapun hebatnya, tidak akan membawa kita ke surga, kecuali di sana ada tingkah laku yang sesuai, ay 21-23.].
e) Banyak orang secara bodoh menggunakan bagian ini (ay 21-23) untuk mengatakan bahwa orang Kristen bisa kehilangan keselamatan.
Tanggapan saya:
Matius 7:21-23 tidak mengajarkan bahwa keselamatan bisa hilang!
Ada 3 alasan:
1. Kontext (Matius 7:15-23) berbicara tentang nabi palsu, yang digambarkan sebagai serigala, yang menyamar sebagai domba!
2. Orang-orang itu dikatakan sebagai ‘pembuat kejahatan’ (Matius 7:23).
Jadi, iman mereka tidak dibuktikan dengan perbuatan baik, dan karena itu iman mereka mati / tidak ada (bdk. Yak 2:17,26). Jadi, mereka hanya orang Kristen KTP. Ini cocok dengan gambaran ‘serigala yang memakai pakaian domba’ (ay 15), yang menunjukkan bahwa mereka bukan domba yang sejati. Karena mereka cuma Kristen KTP, jelas bahwa mereka bukan kehilangan keselamatan, tetapi mereka memang tidak pernah selamat!
3. Dalam Matius 7:23 Yesus berkata: ‘Aku tidak pernah mengenal kamu!’.
Barnes’ Notes: “‘I never knew you.’ That is, I never approved of your conduct; never loved you; never regarded you as my friends. See Ps 1:6; 2 Tim 2:19; 1 Cor 8:3. This proves that, with all their pretensions, they had never been true followers of Christ. Jesus will not then say to false prophets and false professors of religion that he had once known them and then rejected them; that they had been once Christians and then had fallen away; that they had been pardoned and then had apostatized but that he had never known them - THEY HAD NEVER BEEN TRUE CHRISTIANS. ... I do not know of a more decided proof that Christians do not fall from grace than this text. It settles the question; and proves that whatever else such people had, they never had any true religion. See 1 John 2:19.” [= ‘Aku tidak pernah mengenal kamu’. Artinya, Aku tidak pernah menyetujui / merestui tingkah lakumu, tidak pernah mengasihimu; tidak pernah menganggap kamu sebagai sahabat-sahabatKu. Lihat Maz 1:6; 2Tim 2:19; 1Kor 8:3. Ini membuktikan bahwa, dengan semua kepura-puraan mereka, mereka tidak pernah merupakan pengikut-pengikut sejati dari Kristus. Maka Yesus tidak berkata kepada nabi-nabi palsu dan pengaku-pengaku agama yang palsu bahwa Ia pernah mengenal mereka dan lalu menolak mereka; bahwa mereka pernah menjadi orang-orang Kristen dan lalu murtad; bahwa mereka telah diampuni dan lalu tersesat / murtad, tetapi bahwa Ia tidak pernah mengenal mereka - MEREKA TIDAK PERNAH MENJADI ORANG-ORANG KRISTEN YANG SEJATI. ... Saya tidak tahu tentang suatu bukti yang lebih pasti, bahwa orang-orang Kristen tidak tersesat / murtad, dari pada text ini. Itu membereskan pertanyaan / persoalan itu; dan membuktikan bahwa apapun yang lain yang dipunyai orang-orang seperti itu, mereka tidak pernah mempunyai agama yang benar apapun. Lihat 1Yoh 2:19.].
1Yohanes 2:19 - “Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita.”.
Seandainya mereka pernah betul-betul percaya dan diselamatkan, maka pasti Yesus pernah mengenal mereka! Bandingkan dengan ayat-ayat ini:
1. Yohanes 10:27 - “Domba-dombaKu mendengarkan suaraKu dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku,”.
2. 2Tim 2:19a - “Tetapi dasar yang diletakkan Allah itu teguh dan meterainya ialah: ‘Tuhan mengenal siapa kepunyaanNya’”.
Maka seharusnya Yesus berkata: ‘Dulu Aku kenal kamu, sekarang tidak!’. Tetapi bukan itu yang Yesus katakan. Ia berkata ‘Aku TIDAK PERNAH mengenal kamu’.
Lenski: “The Lord knew all about these false prophets and their doings but he never knew that they bore any relation to him.” [= Tuhan tahu semua tentang nabi-nabi palsu dan tindakan-tindakan mereka tetapi Ia tidak pernah tahu bahwa mereka mempunyai hubungan apapun dengan Dia.].
BACA JUGA: MATIUS 7:16-20 (CIRI-CIRI NABI PALSU)
Matius 7:21 Bukan setiap orang yang berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak BapaKu yang di sorga. (22) Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi namaMu, dan mengusir setan demi namaMu, dan mengadakan banyak mujizat demi namaMu juga? (Matius 7:23) Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari padaKu, kamu sekalian pembuat kejahatan!’”. Matius 7:21-23
III) Nasib akhir nabi-nabi palsu (Matius 7:21-23).
Pulpit Commentary: “Vers. 21–23. - These verses stand in close connexion with vers. 15–20. Seeing that external actions are the result of internal life, it is they, not words nor even miracles (since these may in themselves not be dependent on the inner life, though permitted by the Divine power), by which the true followers of Christ will be finally distinguished from others, and which therefore will alone secure admission to abiding with Christ in the kingdom of heaven.” [= Ay 21-23. - Ayat-ayat ini berada dalam hubungan yang dekat dengan Matius 7: 15-20. Melihat bahwa tindakan-tindakan lahiriah merupakan hasil dari kehidupan di dalam, adalah mereka, bukan kata-kata atau bahkan mujizat-mujizat (karena hal-hal ini dalam diri mereka sendiri bisa tidak tergantung pada kehidupan di dalam, sekalipun diijinkan oleh kuasa Ilahi), dengan mana pengikut-pengikut sejati dari Kristus akhirnya akan dibedakan dari orang-orang lain, dan yang karena itu hanya mereka sendiri yang memastikan hak masuk / penerimaan untuk tinggal bersama Kristus dalam kerajaan surga.].
Lenski: “In verses 21–23 Jesus does an astonishing thing: he speaks of himself as the Judge and Lord before whom even the false prophets and their followers must appear at the last day.” [= Dalam Matius 7: 21-23 Yesus melakukan suatu hal yang mengherankan: Ia berbicara tentang diriNya sendiri sebagai Hakim dan Tuhan di hadapan siapa bahkan nabi-nabi palsu dan para pengikut mereka harus hadir (sebagai terdakwa) pada hari terakhir.].
1) Nabi-nabi palsu tidak akan masuk surga.
Matius 7:21: “Bukan setiap orang yang berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak BapaKu yang di sorga.”.
Ada beberapa hal yang ingin saya bahas dari ay 21 ini.
a) Pengaku-pengaku dalam ay 21 ini sama dengan nabi-nabi palsu dari Matius 7:15.
Pulpit Commentary: “Ver. 21. - The self-deception of professors. The professors here are the ‘prophets’ cf ver. 15. But the sadness of their condition comes out in a very striking way when they are seen to be both deceivers and self-deceivers. There may be a designed allusion to the characteristic teachers of the day, some of whom were hypocrites, and some of whom were self-deceived.” [= Ay 21. - Penipuan diri sendiri dari pengaku-pengaku. Pengaku-pengaku di sini adalah ‘nabi-nabi’ bdk. ay 15. Tetapi hal yang menyedihkan dari kondisi mereka dinyatakan dengan suatu cara yang sangat menyolok pada waktu mereka terlihat sebagai baik penipu-penipu dan penipu-penipu diri sendiri. Di sana bisa / mungkin ada rancangan referensi tidak langsung pada ciri-ciri dari guru-guru / pengajar-pengajar dari masa itu, sebagian dari mereka adalah orang-orang munafik, dan sebagian adalah orang-orang yang menipu diri sendiri.].
b) Matius 7:21 ini tidak mengajarkan ‘keselamatan melalui perbuatan baik’!
Penafsiran terhadap ay 21 ini tidak boleh bertentangan dengan Ef 2:8-9 - “(8) Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, (9) itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.”.
Jadi, ay 21 itu menunjuk pada orang-orang yang tidak membuktikan ‘iman’nya dengan perbuatan baik. Mereka tidak masuk surga dengan ‘iman’ seperti itu.
Bdk. Yak 2:17,26 - “(17) Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati. ... (26) Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.”.
Bdk. 1Yohanes 2:4 - “Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintahNya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran.”.
Calvin: “This doctrine embraces all hypocrites, whatever may be their rank or station, but at present he refers particularly to pretended teachers, who seem to excel others.” [= Ajaran ini mencakup semua orang-orang munafik, tak peduli apapun kedudukan / jabatan mereka, tetapi pada saat ini Ia menunjuk secara khusus kepada orang-orang yang berpura-pura menjadi guru-guru / pengajar-pengajar, yang kelihatannya lebih menonjol dari yang lain.].
Lenski: “Mere prodigality in the use of such an address is not a ticket of admission. The two durative present participles λέγων and ποιῶν describe customary actions. "Saying, ‘Lord, Lord!’" means to claim the relation to Jesus that is expressed in the title ‘Lord.’” [= Semata-mata keberlebihan dalam penggunaan suatu penyebutan seperti itu bukanlah suatu tiket masuk. Dua present participle yang kontinyu λέγων [LEGON / saying / berkata] dan ποιῶν [POION / does / melakukan] menggambarkan tindakan-tindakan yang bersifat kebiasaan. “Mengatakan, ‘Tuhan, Tuhan!’” berarti mengklaim hubungan dengan Yesus yang dinyatakan dalam gelar ‘Tuhan’.].
Calvin: “In a word, he declares that, so soon as the doctrine of the Gospel shall have begun to bear fruit by obtaining many disciples, there will not only be very many of the common people who falsely and hypocritically submit to it, but even in the rank of pastors there will be the same treachery, so that they will deny by their actions and life what they profess with the mouth. Whoever then desires to be reckoned among the disciples, must labor to devote himself, sincerely and honestly, to the exercises of a new life.” [= Singkatnya, Ia menyatakan bahwa, begitu ajaran Injil mulai menghasilkan buah dengan mendapatkan banyak murid-murid, di sana bukan hanya akan ada sangat banyak dari orang-orang biasa yang secara palsu / menipu dan secara munafik tunduk kepadanya, tetapi bahkan dalam kedudukan / jabatan dari pendeta-pendeta di sana akan ada pengkhianatan yang sama, sehingga mereka akan menyangkal oleh tindakan-tindakan dan kehidupan mereka apa yang mereka akui dengan mulut mereka. Maka siapapun ingin untuk dianggap / diperhitungkan di antara murid-murid, harus berjerih payah untuk membaktikan dirinya sendiri, dengan tulus / sungguh-sungguh dan dengan jujur, pada tindakan untuk mempraktekkan suatu kehidupan yang baru.].
c) Ayat ini tidak mengajarkan bahwa semua orang yang menyebut Yesus ‘Tuhan’ tidak masuk surga. Tafsiran konyol ini sering dimunculkan oleh orang seberang.
Lenski: “"Not everyone saying to me, ‘Lord, Lord!’" ... means that some who address Jesus thus will, indeed, enter the kingdom, some but not all.” [= “Bukan setiap orang yang berkata kepadaKu, ‘Tuhan, Tuhan!’” ... berarti bahwa sebagian yang menyebut / memanggil Yesus demikian, memang akan masuk kerajaan, sebagian tetapi bukan semua.].
d) Apa artinya ‘melakukan kehendak BapaKu yang di sorga’?
Matthew Henry: “The will of God, as Christ’s Father, is his will in the gospel, for there he is made known, as the Father of our Lord Jesus Christ: and in him our Father. Now this is his will, that we believe in Christ, that we repent of sin, that we live a holy life, that we love one another. This is his will, even our sanctification.” [= Kehendak Allah, sebagai Bapa dari Kristus, adalah kehendakNya dalam injil, karena di sana Ia dinyatakan sebagai Bapa dari Tuhan kita Yesus Kristus: dan dalam Dia Bapa kita. Sekarang ini adalah kehendakNya, supaya kita percaya kepada Kristus, supaya kita bertobat dari dosa, supaya kita menjalani suatu kehidupan yang kudus, supaya kita saling mengasihi. Ini adalah kehendakNya, yaitu pengudusan kita.].
Calvin: “‘To do the will of the Father’ not only means, to regulate their life and manners, (as philosophers talked) by the rule of virtues, but also to believe in Christ, according to that saying, ‘This is the will of him that sent me, that every one which seeth the Son, and believeth on him, may have everlasting life,’ (John 6:40.) These words, therefore, do not exclude faith, but presuppose it as the principle from which other good works flow.” [= ‘Melakukan kehendak Bapa’ bukan hanya berarti, menyesuaikan kehidupan dan cara-cara mereka, (seperti ahli-ahli filsafat berbicara) oleh peraturan kebaikan / kebenaran, tetapi juga percaya kepada Kristus, menurut kata-kata itu, ‘Inilah kehendak BapaKu, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepadaNya bisa mendapatkan hidup yang kekal’, (Yoh 6:40). Karena itu, kata-kata ini, tidak mengeluarkan / membuang iman, tetapi menganggapnya sebagai kebenaran dasar dari mana perbuatan-perbuatan baik yang lain mengalir.].
Yoh 6:40 - “Sebab inilah kehendak BapaKu, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang PERCAYA KEPADANYA beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman.’”.
Benarkah ini? Iman tercakup? Bagi saya ini sangat meragukan karena:
1. Seluruh kontextnya, yaitu Matius 7:15-23, membicarakan ketaatan, dan bukan iman.
2. Ayat paralelnya, yaitu Lukas 6:46, juga menekankan ketaatan. Dan di sini kata-kata ‘kehendak Bapa’ itu tidak ada!
Bdk. Luk 6:46 - “‘Mengapa kamu berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan?”.
Bahwa ini adalah ayat paralel dari Mat 7:21 bisa terlihat dengan jelas kalau kita membaca kontext dari Luk 6:46 itu (Lukas 6:43-46).
3. Kalau kita membaca Yoh 6:40 itu dengan seksama, ‘kehendak Bapa’ di sana bukan berarti percaya kepada Yesus, tetapi supaya semua yang percaya mendapat hidup yang kekal dan dibangkitkan pada akhir zaman. Ini jadi lebih jelas lagi kalau kita membaca Yoh 6 itu mulai ay 39-nya.
Yoh 6:39-40 - “(39) Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikanNya kepadaKu jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. (40) Sebab inilah kehendak BapaKu, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang PERCAYA KEPADANYA beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman.’”.
Jadi, yang ditekankan oleh text ini adalah ‘keselamatan tidak bisa hilang’!
Tetapi bagaimana dengan Yoh 6:29-nya?
Yohanes 6:29 - “Jawab Yesus kepada mereka: ‘Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.’”.
Lagi-lagi untuk tahu arti yang benar dari Yoh 6:29-nya kita harus melihat kontextnya.
Yohanes 6:27-29 - “(27) Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meteraiNya.’ (28) Lalu kata mereka kepadaNya: ‘Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?’ (29) Jawab Yesus kepada mereka: ‘Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.’”.
a. Karena Yesus berbicara tentang ‘bekerja / work’ (ay 27), maka dalam ay 28 orang-orang Yahudi itu langsung berpikir tentang ‘good works’ [= ketaatan / perbuatan-perbuatan baik].
Ini memang cukup logis dan natural, tetapi ini tetap menunjukkan ketidak-mengertian mereka tentang konsep Yesus bahwa keselamatan / hidup kekal adalah suatu free gift [= pemberian cuma-cuma / gratis]. Bdk. Ro 3:24.
b. Kata ‘pekerjaan’ dalam ay 28 ada dalam bentuk jamak [ERGA = works], tetapi kata ‘pekerjaan’ dalam ay 29 ada dalam bentuk tunggal [ERGON = work]. Jadi, Yesus memaksudkan: hanya satu hal yang Allah kehendaki untuk kamu lakukan, yaitu percaya kepada Yesus!
c. Calvin berkata bahwa pada waktu Yesus menyebut iman sebagai work / pekerjaan, Ia tidak berbicara dengan akurasi yang ketat.
Tentu bukan maksud Calvin untuk mengatakan bahwa Yesus salah bicara! Maksudnya Ia menggunakan kata itu bukan dalam arti teologis yang ketat.
Alasan Calvin adalah: Ro 3:27-28 mengatakan bahwa iman tidak termasuk sebagai work / pekerjaan.
Calvin (tentang Yoh 6:29): “it is plain enough that Christ does not speak with strict accuracy, when he calls faith a work, just as Paul makes a comparison between the law of faith and the law of works, (Romans 3:27.)” [= adalah cukup jelas bahwa Kristus tidak berbicara dengan keakuratan yang ketat, pada waktu ia menyebut iman suatu pekerjaan, sama seperti Paulus membuat suatu perbandingan antara hukum iman dan hukum pekerjaan-pekerjaan, (Ro 3:27).].
Roma 3:27 - “Jika demikian, apakah dasarnya untuk bermegah? Tidak ada! Berdasarkan apa? Berdasarkan perbuatan? Tidak, melainkan berdasarkan iman!”.
Dengan demikian, kalau kristen menekankan ‘keselamatan karena iman’, maka ini tidak bisa disamakan dengan ‘keselamatan karena pekerjaan / perbuatan baik’ dengan alasan bahwa iman merupakan pekerjaan.
Perlu juga diingat bahwa iman kita adalah pemberian Allah (Filipi 1:29 Kis 11:18 Yohanes 6:65 Yeremia 24:7 1Korintus 12:3), sehingga keselamatan tetap bukan hasil usaha kita tetapi pemberian cuma-cuma dalam Yesus Kristus (Ef 2:8-9 Roma 3:24).
e) Jelas bahwa nabi-nabi palsu / pengaku-pengaku munafik ini tidak masuk surga. Dan tidak masuk surga berarti masuk neraka!
Bdk. ay 19: “Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.”.
Jadi, sekalipun hidup di dunia ini mereka enak, tetapi nasib akhirnya sangat mengerikan. Kalau nabi asli, sebaliknya yang terjadi. Bdk. Mazmur 73:17.
Tentang masuk nerakanya nabi-nabi palsu ini akan saya bahas dengan lebih mendetail dalam pembahasan Matius 7:23 nanti.
Kalau melihat nabi-nabi palsu itu, apalagi yang sangat munafik, seringkali kita jadi sangat jengkel. Tetapi kalau melihat hal ini, mereka sebetulnya juga perlu dikasihani. Karena itu, nabi-nabi palsu juga harus diinjili, diajak debat dsb, dengan harapan moga-moga mereka bertobat dan masuk surga.
2) Protes / dalih yang tidak berguna.
Matius 7:22: “Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi namaMu, dan mengusir setan demi namaMu, dan mengadakan banyak mujizat demi namaMu juga?”.
a) Ada 3 hal yang harus diperhatikan tentang ay 22 ini:
1. Kata-kata ‘Pada hari terakhir’ jelas menunjuk pada hari penghakiman. Ini kelewat jelas kalau kita membaca Matius 7:21-23.
William Barclay: “At the back of this passage is the idea of judgment. All through it there runs the certainty that the day of reckoning comes. Some people may succeed over a period in maintaining the pretences and the disguises, but there comes a day when the pretences are shown for what they are, and the disguises are stripped away. We may deceive others with our words, but we cannot deceive God. ‘You discern my thoughts from far away,’ said the psalmist (Psalm 139:2). No one can ultimately deceive the God who sees the heart.” [= Di belakang text ini ada gagasan tentang penghakiman. Dalam sepanjang / seluruh text ini mengalir kepastian bahwa hari perhitungan itu datang. Sebagian orang-orang bisa berhasil dalam suatu jangka waktu dalam mempertahankan kepura-puraan dan penyamaran, tetapi akan datang suatu hari pada saat kepura-puraan ditunjukkan sebagai apa adanya, dan penyamaran-penyamaran dibukakan / ditelanjangi. Kita bisa menipu orang-orang lain dengan kata-kata kita, tetapi kita tidak bisa menipu Allah. ‘Engkau mengerti pikiran-pikiranku dari jauh’, kata sang pemazmur (Maz 139:2). Tak seorangpun pada akhirnya bisa menipu Allah yang melihat hati.].
Maz 139:2 - “Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh.”.
Calvin: “‘Many will say to me.’ Christ again summons hypocrites to his judgment-seat, ... So long as they hold a place in his Church, they both flatter themselves and deceive others. He therefore declares, that a day is coming, when he will cleanse his barn, and separate the chaff and straw from the pure wheat.” [= ‘Banyak orang akan berkata kepadaKu’. Kristus memanggil bersama-sama orang-orang munafik ke kursi penghakimanNya, ... Selama mereka memegang suatu tempat dalam GerejaNya, mereka mengumpak / menjilat diri mereka sendiri dan menipu orang-orang lain. Karena itu Ia menyatakan, bahwa satu hari sedang mendatang, pada waktu Ia akan membersihkan lumbungNya, dan memisahkan sekam dan jerami dari gandum yang murni.].
2. Sama seperti dalam ay 21, ada lagi penyebutan ‘Tuhan, Tuhan’ dalam Matius 7:22 ini.
Pulpit Commentary: “Zeal in the cause of religion is no substitute for religion. The repetition of the word ‘Lord’ suggests earnestness.” [= Semangat dalam perkara agama bukanlah pengganti untuk agama. Pengulangan kata ‘Tuhan’ menyatakan kesungguhan / keseriusan.].
Bdk. 2Tim 2:19 - “Tetapi dasar yang diletakkan Allah itu teguh dan meterainya ialah: ‘Tuhan mengenal siapa kepunyaanNya’ dan ‘Setiap orang yang menyebut nama Tuhan hendaklah meninggalkan kejahatan.’”.
3. Sekalipun mereka bernubuat, mengusir setan, dan melakukan banyak mujizat, dan sekalipun mereka melakukan semua itu demi nama Yesus, mereka tetap adalah nabi-nabi palsu.
Jadi, janganlah menganggap kata-kata ‘demi nama Yesus’ sebagai jaminan keaslian dari kekristenan / kenabian seseorang. Kalau saya tidak salah, Gilbert yang menganggap mustahil orang berdoa dalam nama Yesus, tetapi setan yang mengabulkan. Mengapa mustahil kalau orangnya memang hanya orang kristen KTP / nabi palsu?
b) Apakah tindakan mereka dalam bernubuat, mengusir setan dan melakukan mujizat itu asli atau palsu?
Ada banyak penafsir yang mengatakan bahwa semua tindakan mereka ini tidak harus palsu, jadi memang bisa dari Tuhan.
Alasan-alasan yang diberikan adalah:
1. Tentang bernubuat:
a. Raja Saul, Bileam, dan Kayafas juga bernubuat.
(1) Tentang raja Saul ada dalam 1Sam 19:20-24.
1Samuel 19:20-24 - “(20) maka Saul mengirim orang-orang suruhan untuk mengambil Daud. Tetapi orang-orang ini melihat sekumpulan nabi kepenuhan, dengan dikepalai oleh Samuel. Dan Roh Allah hinggap pada orang-orang suruhan Saul, sehingga merekapun kepenuhan seperti nabi. (21) Lalu hal itu diberitahukan kepada Saul; ia mengirim orang-orang suruhan yang lain, tetapi orang-orang itupun juga kepenuhan seperti nabi. Saul mengirim sekali lagi orang-orang suruhan, rombongan yang ketiga, dan orang-orang inipun juga kepenuhan. (22) Lalu ia sendiri pergi ke Rama. Sesampainya ke dekat perigi besar yang di Sekhu, bertanyalah ia, katanya: ‘Di mana Samuel dan Daud?’ Jawab orang: ‘Ada di Nayot, dekat Rama.’ (23) Lalu pergilah ia ke sana, ke Nayot, dekat Rama dan pada diapun hinggaplah Roh Allah, dan selama ia melanjutkan perjalanannya ia kepenuhan seperti nabi, hingga ia sampai ke Nayot dekat Rama. (24) Iapun menanggalkan pakaiannya, dan iapun juga kepenuhan di depan Samuel. Ia rebah terhantar dengan telanjang sehari-harian dan semalam-malaman itu. Itulah sebabnya orang berkata: ‘Apakah juga Saul termasuk golongan nabi?’”.
Catatan: semua kata-kata yang saya garis-bawahi salah terjemahan. Seharusnya ‘bernubuat’. Cek Bible Works 8.
IVP Bible Background Commentary: “The miracles Jesus mentions are not necessarily false; it is possible to prophesy by the Spirit’s inspiration and yet be disobedient to God and unsaved (1 Sam 19:20-24).” [= Mujizat-mujizat yang Yesus sebutkan tidak harus palsu; adalah mungkin untuk bernubuat oleh ilham Roh tetapi tidak taat kepada Allah dan tidak diselamatkan (1Samuel 19:20-24).].
(2) Tentang Kayafas ada dalam Yohanes 11:49-51, dan tentang Bileam ada dalam Bil 22-24.
Yohanes 11:49-52 - “(49) Tetapi seorang di antara mereka, yaitu Kayafas, Imam Besar pada tahun itu, berkata kepada mereka: ‘Kamu tidak tahu apa-apa, (50) dan kamu tidak insaf, bahwa lebih berguna bagimu, jika satu orang mati untuk bangsa kita dari pada seluruh bangsa kita ini binasa.’ (51) Hal itu dikatakannya bukan dari dirinya sendiri, tetapi sebagai Imam Besar pada tahun itu ia bernubuat, bahwa Yesus akan mati untuk bangsa itu, (52) dan bukan untuk bangsa itu saja, tetapi juga untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai-berai.”.
Pulpit Commentary: “(1) ‘Workers of iniquity’ may prophesy. True prophecy came from Balaam. So from Caiaphas. They may teach; write excellent books; preach excellent sermons; give good advice. A finger-post points out a road it never travels.” [= (1) ‘Pembuat-pembuat kejahatan’ bisa bernubuat. Nubuat yang benar datang dari Bileam. Demikian juga dari Kayafas. Mereka bisa mengajar; menulis buku-buku yang sangat bagus; mengkhotbahkan khotbah-khotbah yang sangat bagus; memberikan nasehat yang baik. Sesuatu yang berfungsi sebagai pembimbing pada pengetahuan mengarahkan dengan menunjuk pada suatu jalan yang ia sendiri tak pernah jalani.].
b. Hubungan ‘bernubuat’ dengan ‘mengusir setan’ dan ‘melakukan mujizat’ tidak memungkinkan nubuat itu pasti palsu.
Pulpit Commentary: “The connexion of ‘prophesied’ with the two other words seems to forbid this being only false prophesying (ver.15; cf. especially Jer. 27:15 [34:12, LXX]; 14:14). Rather does the verse teach that spiritual results can be effected by unspiritual men.” [= Hubungan ‘bernubuat’ dengan dua kata yang lain kelihatannya membuat mustahil bahwa ini hanyalah nubuat yang palsu {ay 15; bdk. khususnya Yer 27:15 (34:12, LXX); 14:14}. Sebaliknya ayat itu mengajar bahwa hasil-hasil rohani bisa dihasilkan oleh orang-orang yang tidak rohani.].
Yeremia 27:15 - “Sebab Aku tidak mengutus mereka, demikianlah firman TUHAN, tetapi mereka bernubuat palsu demi namaKu, sehingga kamu Kuceraiberaikan dan menjadi binasa bersama-sama dengan nabi-nabi yang bernubuat kepadamu itu.’”.
Yeremia 14:14 - “Jawab TUHAN kepadaku: ‘Para nabi itu bernubuat palsu demi namaKu! Aku tidak mengutus mereka, tidak memerintahkan mereka dan tidak berfirman kepada mereka. Mereka menubuatkan kepadamu penglihatan bohong, ramalan kosong dan tipu rekaan hatinya sendiri.”.
Saya heran bagaimana ia bisa memberi dua ayat ini sebagai referensi, karena kedua ayat ini jelas-jelas menunjukkan nubuat-nubuat palsu.
Dan apa sebabnya hubungan antara ‘bernubuat’ dengan ‘mengusir setan’ dan ‘melakukan mujizat’ tidak memungkinkan bahwa nubuatnya pasti palsu semua? Kata-kata penafsir itu hanya benar kalau dua tindakan terakhir itu dijamin asli. Tetapi tidak mungkinkah ketiga tindakan yang dibicarakan ini palsu semua?
2. Tentang mengusir setan dan mujizat-mujizat kesembuhan, perhatikan komentar William Barclay di bawah ini.
William Barclay: “We must remember what the ancient world was like. Miracles were common events. The frequency of miracles came from the ancient idea of illness. In the ancient world, all illness was held to be the work of demons. People became ill because a demon had succeeded in exercising some malign influence over them or in winning a way into some part of their bodies. Cures were therefore brought about by exorcism. The result of all this was that a great deal of illness was what we would call psychological, as were a great many cures. If people succeeded in convincing - or deluding - themselves into a belief that demons were in them or had them in their power, they would undoubtedly be ill. And if someone could convince them that the hold of the demons was broken, then quite certainly they would be cured.” [= Kita harus ingat bagaimana dunia kuno itu. Mujizat-mujizat merupakan peristiwa-peristiwa yang umum. Frekuensi dari mujizat-mujizat datang dari gagasan / pandangan kuno tentang penyakit. Dalam dunia kuno, semua penyakit dianggap sebagai pekerjaan dari setan-setan. Orang-orang menjadi sakit karena satu setan telah berhasil dalam melaksanakan suatu pengaruh jahat atas mereka atau dalam memenangkan suatu jalan ke dalam beberapa bagian dari tubuh mereka. Karena itu penyembuhan-penyembuhan dilakukan dengan pengusiran setan. Akibat dari semua ini adalah bahwa sejumlah besar penyakit adalah apa yang kita sebut bersifat psikologis, sama banyaknya dengan penyembuhan-penyembuhan. Jika orang-orang berhasil dalam meyakinkan - atau menipu - diri mereka sendiri ke dalam suatu kepercayaan bahwa setan-setan ada di dalam diri mereka atau mempunyai mereka dalam kuasa mereka, mereka tak diragukan akan menjadi sakit. Dan jika seseorang bisa meyakinkan mereka bahwa cengkeraman dari setan-setan sudah dihancurkan, maka pasti mereka akan disembuhkan.].
William Barclay: “The leaders of the Church never denied pagan miracles. In answer to the miracles of Christ, the Roman philosopher Celsus quoted the miracles attributed to Aesculapius and Apollo. Writing in the third century, the biblical scholar Origen, who met his arguments, did not for a moment deny these miracles. He simply answered: ‘Such curative power is of itself neither good nor bad, but within the reach of godless as well as of honest people’ (Origen, Against Celsus, 3:22). Even in the New Testament, we read of Jewish exorcists who added the name of Jesus to their repertoire and who banished devils by its aid (Acts 19:13). There was many an impostor who rendered lip-service to Jesus Christ and who used his name to produce wonderful effects on demon-possessed people. What Jesus is saying is that if anyone uses his name under false pretences, the day of reckoning will come. The real motives will be exposed, and that person will be banished from the presence of God.” [= Pemimpin-pemimpin Gereja tidak pernah menyangkal mujizat-mujizat kafir. Sebagai jawaban terhadap mujizat-mujizat Kristus, ahli filsafat Romawi yang bernama Celsus mengutip mujizat-mujizat yang dianggap berasal dari Aesculapius dan Apollo. Menulis pada abad ketiga, sarjana Alkitab Origen, yang melawan argumentasi-argumentasinya, tidak pernah menyangkal mujizat-mujizat ini. Ia hanya menjawab: ‘Kuasa yang menyembuhkan seperti itu dari dirinya sendiri tidaklah baik ataupun buruk, tetapi ada dalam jangkauan dari orang-orang jahat maupun orang-orang jujur’ (Origen, Against Celsus, 3:22). Bahkan dalam Perjanjian Baru, kita membaca pengusir-pengusir setan Yahudi yang menambahkan nama Yesus pada stok mereka dan yang mengusir setan-setan dengan pertolongannya (Kis 19:13). Di sana ada banyak penipu yang memberikan kesetiaan yang hanya dinyatakan dengan kata-kata kepada Yesus Kristus dan yang menggunakan namaNya untuk menghasilkan efek-efek yang luar biasa pada orang-orang yang kerasukan setan. Apa yang Yesus sedang katakan adalah bahwa jika siapapun yang menggunakan namaNya dengan tindakan-tindakan yang dimaksudkan untuk menipu, hari perhitungan itu akan datang. Motivasi yang sesungguhnya akan dinyatakan, dan orang itu akan dibuang dari hadirat Allah.].
Kis 19:11-17 - “(11) Oleh Paulus Allah mengadakan mujizat-mujizat yang luar biasa, (12) bahkan orang membawa saputangan atau kain yang pernah dipakai oleh Paulus dan meletakkannya atas orang-orang sakit, maka lenyaplah penyakit mereka dan keluarlah roh-roh jahat. (13) Juga beberapa tukang jampi Yahudi, yang berjalan keliling di negeri itu, mencoba menyebut nama Tuhan Yesus atas mereka yang kerasukan roh jahat dengan berseru, katanya: ‘Aku menyumpahi kamu demi nama Yesus yang diberitakan oleh Paulus.’ (14) Mereka yang melakukan hal itu ialah tujuh orang anak dari seorang imam kepala Yahudi yang bernama Skewa. (15) Tetapi roh jahat itu menjawab: ‘Yesus aku kenal, dan Paulus aku ketahui, tetapi kamu, siapakah kamu?’ (16) Dan orang yang dirasuk roh jahat itu menerpa mereka dan menggagahi mereka semua dan mengalahkannya, sehingga mereka lari dari rumah orang itu dengan telanjang dan luka-luka. (17) Hal itu diketahui oleh seluruh penduduk Efesus, baik orang Yahudi maupun orang Yunani, maka ketakutanlah mereka semua dan makin masyhurlah nama Tuhan Yesus.”.
Jelas bahwa penggunaan Kis 19:13 itu sangat tidak cocok, karena orang yang menggunakan nama Yesus itu tidak berhasil mengusir setannya, malah mereka yang dipukuli oleh orang yang dirasuk setan itu.
Ada penafsir lain yang menggunakan ayat-ayat di bawah ini.
Markus 9:38-40 - “(38) Kata Yohanes kepada Yesus: ‘Guru, kami lihat seorang yang bukan pengikut kita mengusir setan demi namaMu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita.’ (39) Tetapi kata Yesus: ‘Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak seorang pun yang telah mengadakan mujizat demi namaKu, dapat seketika itu juga mengumpat Aku. (40) Barang siapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita.”.
Lukas 9:49-50 - “(49) Yohanes berkata: ‘Guru, kami lihat seorang mengusir setan demi namaMu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita.’ (50) Yesus berkata kepadanya: ‘Jangan kamu cegah, sebab barangsiapa tidak melawan kamu, ia ada di pihak kamu.’”.
Menurut saya, kedua text yang paralel di atas ini juga tidak cocok, karena orang itu dikatakan ‘bukan pengikut kita’ dalam arti ia tak masuk dalam grup yang terus ikut Yesus seperti 12 rasul itu. Tetapi ia jelas adalah orang kristen yang sejati. Kalau tidak, Yesus tidak akan mengatakan orang itu ada di pihakNya.
Mungkin ayat di bawah ini lebih cocok.
Matius 12:27 - “Jadi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, dengan kuasa siapakah pengikut-pengikutmu mengusirnya? Sebab itu merekalah yang akan menjadi hakimmu.”.
Rupa-rupanya pada jaman itu ada orang-orang Yahudi yang menjadi pengusir setan. Dan orang-orang Farisi mengakui bahwa orang-orang itu mengusir setan dengan kuasa Allah.
3. Ada yang menggunakan Origen, yang menceritakan adanya orang-orang kristen yang jahat yang bisa mengusir setan.
Ini bagi saya tidak jelas karena saya tidak membacanya dari tulisan Origen sendiri.
Pulpit Commentary: “(2) ‘Workers of iniquity’ may cast out devils. Origen relates that devils were sometimes cast out by wicked men, using the name of Jesus (cf. ch. 12:27; Mark 9:39; Acts 19:13). The truth, though ministered by ungodly men, may be made the power of God to the salvation of the hearer. The minister of saving truth may himself become a castaway (cf. 1 Cor. 9:27). (3) ‘Workers of iniquity’ may perform ‘many wonderful works.’ There may be faith-miracles without love (cf. 1 Cor. 13:1, 2). ‘Grace may bring a man to heaven without miracles, but miracles will never bring a man to heaven without grace’ (Henry).” [= (2) ‘Pembuat-pembuat kejahatan’ bisa mengusir setan-setan. Origen menceritakan bahwa setan-setan kadang-kadang diusir oleh orang-orang yang jahat, menggunakan nama Yesus (bdk. psl 12:27; Mark 9:39; Kis 19:13). Kebenaran, sekalipun disebarkan oleh orang-orang yang jahat, bisa dijadikan kuasa Allah pada keselamatan dari pendengar. Pelayan dari kebenaran yang menyelamatkan sendiri bisa menjadi seorang yang terbuang (bdk. 1Kor 9:27). (3) ‘Pembuat-pembuat kejahatan’ bisa melaksanakan ‘banyak perbuatan-perbuatan ajaib’. Di sana bisa ada iman mujizat tanpa kasih (bdk. 1Kor 13:1,2). ‘Kasih karunia bisa membawa seseorang ke surga tanpa mujizat-mujizat, tetapi mujizat-mujizat tidak akan pernah membawa seseorang ke surga tanpa kasih karunia’ (Henry).].
Matius 12:27 - “Jadi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, dengan kuasa siapakah pengikut-pengikutmu mengusirnya? Sebab itu merekalah yang akan menjadi hakimmu.”.
Markus 9:38-40 - “(38) Kata Yohanes kepada Yesus: ‘Guru, kami lihat seorang yang bukan pengikut kita mengusir setan demi namaMu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita.’ (39) Tetapi kata Yesus: ‘Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak seorangpun yang telah mengadakan mujizat demi namaKu, dapat seketika itu juga mengumpat Aku. (40) Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita.”.
Kis 19:13 - “Juga beberapa tukang jampi Yahudi, yang berjalan keliling di negeri itu, mencoba menyebut nama Tuhan Yesus atas mereka yang kerasukan roh jahat dengan berseru, katanya: ‘Aku menyumpahi kamu demi nama Yesus yang diberitakan oleh Paulus.’”.
1Korintus 9:27 - “Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.”.
1Kor 13:1-2 - “(1) Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing. (2) Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.”.
4. Matthew Henry menambahkan Yudas Iskariot sebagai orang yang mengusir setan.
Matthew Henry: “They put in their plea with great importunity, Lord, Lord; and with great confidence, appealing to Christ concerning it; Lord, does thou not know, (1.) That we have prophesied in thy name? Yes, it may be so; Balaam and Caiaphas were overruled to prophesy, and Saul was against his will among the prophets, yet that did not save them. These prophesied in his name, but he did not send them; they only made use of his name to serve a turn. Note, A man may be a preacher, may have gifts for the ministry, and an external call to it, and perhaps some success in it, and yet be a wicked man; may help others to heaven, and yet come short himself. (2.) That in thy name we have cast out devils? That may be too; Judas cast out devils, and yet was a son of perdition. Origen says, that in his time so prevalent was the name of Christ to cast out devils, that sometimes it availed when named by wicked Christians. A man might cast devils out of others, and yet have a devil, nay, be a devil himself. (3.) That in thy name we have done many wonderful works. There may be a faith of miracles, where there is no justifying faith; none of that faith which works by love and obedience. Gifts of tongues and healing would recommend men to the world, but it is real holiness or sanctification that is accepted of God.” [= Mereka membuat permohonan mereka dengan sangat mendesak, Tuhan, Tuhan; dan dengan keyakinan yang besar, naik banding kepada Kristus berkenaan dengannya; Tuhan, tidakkah Engkau tahu, (1.) Bahwa kami telah bernubuat dalam / demi namaMu? Ya, itu bisa memang demikian; Bileam dan Kayafas dikuasai untuk bernubuat, dan Saul berada di antara nabi-nabi bertentangan dengan kehendaknya, tetapi itu tidak menyelamatkan mereka. Orang-orang ini bernubuat dalam / demi namaNya, tetapi Ia tidak mengutus mereka; mereka hanya menggunakan namaNya untuk memenuhi tujuan / kebutuhan mereka. Perhatikan, Seseorang bisa adalah seorang pengkhotbah, bisa mempunyai karunia-karunia untuk pelayanan, dan suatu panggilan lahiriah padanya, dan mungkin kesuksesan di dalamnya, tetapi ia adalah seorang yang jahat; bisa menolong orang-orang lain ke surga, tetapi ia sendiri gagal mencapainya. (2.) Bahwa dalam / demi namaMu kami telah mengusir setan-setan? Itu juga bisa; Yudas mengusir setan-setan, tetapi ia adalah anak kebinasaan. Origen berkata, bahwa pada jamannya begitu sering praktek menggunakan nama Kristus untuk mengusir setan-setan, sehingga kadang-kadang itu berguna pada waktu disebutkan oleh orang-orang Kristen yang jahat. Seseorang bisa mengusir setan-setan dari orang-orang lain, tetapi ia sendiri mempunyai setan, tidak, ia sendiri adalah seorang setan. (3.) Bahwa dalam / demi namaMu kami telah melakukan banyak pekerjaan-pekerjaan yang luar biasa. Di sana bisa ada suatu iman tentang mujizat-mujizat, di mana di sana tidak ada iman yang membenarkan; tidak ada apa pun dari iman itu yang bekerja dengan kasih dan ketaatan. Karunia-karunia bahasa roh dan kesembuhan merekomendasikan orang-orang kepada dunia, tetapi adalah kekudusan dan pengudusan yang sejati yang diterima oleh Allah.].
Benarkah Yudas Iskariot juga mengusir setan? Alkitab tidak menyebutkan secara explicit.
Lukas 9:1 - “Maka Yesus memanggil kedua belas muridNya, lalu memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-setan dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit.”.
Mat 10:1 - “Yesus memanggil kedua belas muridNya dan memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk melenyapkan segala penyakit dan segala kelemahan.”.
Markus 6:7 - “Ia memanggil kedua belas murid itu dan mengutus mereka berdua-dua. Ia memberi mereka kuasa atas roh-roh jahat,”.
Lukas 10:1 - “Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahuluiNya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungiNya.”.
Lukas 10:17 - “Kemudian ketujuh puluh murid itu kembali dengan gembira dan berkata: ‘Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi namaMu.’”.
c) Protes mereka tidak ada gunanya.
Dari kata-kata dalam ay 22 ini kelihatannya mereka mengira mereka selamat, atau, mereka memprotes / memberi dalih dalam usaha mereka supaya selamat / tidak jadi binasa (bdk. Mat 25:44), tetapi semua ini sia-sia!
Protes / dalih pada waktu berhadapan dengan sesama orang Kristen, atau bahkan pendeta, bisa berguna / berhasil, karena baik orang Kristen maupun pendeta tidak maha tahu. Tetapi protes / dalih pada saat berhadapan dengan Tuhan sama sekali tidak ada gunanya, karena Ia maha tahu, sehingga Ia tahu semua kemunafikan dan kejahatan mereka.
Matthew Henry: “The hypocrite’s plea against the strictness of this law, offering other things in lieu of obedience, v. 22. ... Christ knows the strength of their cause, and it is but weakness;” [= Permohonan orang-orang munafik terhadap keketatan dari hukum ini, menawarkan hal-hal lain alih-alih dari ketaatan, ay 22. ... Kristus mengetahui kekuatan dari perkara mereka, dan itu hanyalah kelemahan.].
Dalam Matius 25:41-46 juga ada semacam protes, dan juga tidak ada gunanya!
Mat 25:41-46 - “(41) Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiriNya: Enyahlah dari hadapanKu, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. (42) Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; (43) ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku. (44) Lalu merekapun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau? (45) Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. (46) Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal.’”.
William Barclay: “What Jesus is saying is that if anyone uses his name under false pretences, the day of reckoning will come. The real motives will be exposed, and that person will be banished from the presence of God.” [= Apa yang Yesus sedang katakan adalah bahwa jika siapapun menggunakan namaNya untuk mengatakan sesuatu yang tidak benar / dengan berpura-pura, hari perhitungan akan datang. Motivasi-motivasi yang sesungguhnya akan dinyatakan, dan bahwa orang itu akan dibuang dari hadirat Allah.].
William Barclay: “There is only one way in which people’s sincerity can be proved, and that is by their practice. Fine words can never be a substitute for fine deeds. There is only one proof of love, and that proof is obedience. There is no point in saying that we love a person and then doing things which break that person’s heart. When we were young, maybe we used sometimes to say to our mothers: ‘Mother, I love you.’ And maybe our mothers sometimes smiled a little wistfully and said: ‘I wish you would show it a little more in the way you behave.’ So often we confess God with our lips and deny him with our lives. It is not difficult to recite a creed, but it is difficult to live the Christian life. Faith without practice is a contradiction in terms, and love without obedience is an impossibility.” [= Hanya ada satu cara dengan mana ketulusan orang-orang bisa dibuktikan, dan itu adalah oleh praktek mereka. Kata-kata yang bagus tidak pernah bisa menjadi suatu pengganti untuk tindakan-tindakan yang bagus. Hanya ada satu bukti dari kasih, dan bukti itu adalah ketaatan. Tidak ada gunanya mengatakan bahwa kita mengasihi seseorang dan lalu melakukan hal-hal yang menyakiti hati orang itu. Pada waktu kita masih muda, mungkin kita terbiasa untuk kadang-kadang berkata kepada ibu kita: ‘Ibu, aku mengasihimu’. Dan mungkin ibu kita kadang-kadang tersenyum dengan penuh harapan dan berkata: ‘Aku ingin / berharap kamu menunjukkannya sedikit lebih banyak dalam caramu bertingkah laku’. Begitu sering kita mengakui Allah dengan bibir kita dan menyangkalNya dengan kehidupan kita. Tidak sukar untuk mengucapkan suatu pengakuan iman, tetapi sukar untuk menjalani kehidupan Kristen. Iman tanpa praktek merupakan suatu istilah yang kontradiksi, dan kasih tanpa ketaatan merupakan suatu kemustahilan.].
3) Nabi-nabi palsu masuk neraka.
Matius 7:22-23: “(22) Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi namaMu, dan mengusir setan demi namaMu, dan mengadakan banyak mujizat demi namaMu juga? (23) Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari padaKu, kamu sekalian pembuat kejahatan!’”.
a) Ay 22-23 ini mirip dengan Luk 13:26-27.
Lukas 13:26-27 - “(26) Maka kamu akan berkata: Kami telah makan dan minum di hadapanMu dan Engkau telah mengajar di jalan-jalan kota kami. (27) Tetapi Ia akan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu datang, enyahlah dari hadapanKu, hai kamu sekalian yang melakukan kejahatan!”.
Barnes’ Notes: “‘We have eaten ...’ ... To have eaten with one is evidence of acquaintanceship or friendship. So the sinner may allege that he was a professed follower of Jesus, and had some evidence that Jesus was his friend.” [= ‘Kami telah makan ...’. Telah makan dengan seseorang adalah bukti dari hubungan atau persahabatan. Jadi orang berdosa itu bisa menyatakan bahwa ia adalah seorang yang mengaku sebagai pengikut Yesus, dan mempunyai beberapa bukti bahwa Yesus adalah sahabatnya.].
Barnes’ Notes: “‘Thou hast taught.’ Thou didst favor us, as though thou didst love us. Thou didst not turn away from us, and we did not drive thee away. All this is alleged as proof of friendship.” [= ‘Engkau telah mengajar’. Engkau telah melakukan kebaikan kepada kami, seakan-akan Engkau mengasihi kami. Engkau tidak menolak kami, dan kami tidak mengusir Engkau. Semua ini dinyatakan sebagai bukti dari persahabatan.].
Barnes’ Notes: “It shows us: 1. On how slight evidence people will suppose themselves ready to die. How slender is the preparation which even many professed friends of Jesus have for death! How easily they are satisfied about their own piety! A profession of religion, attendance on the preaching of the word or at the sacraments, or a decent external life, is all they have and all they seek. With this they go quietly on to eternity - go to disappointment, wretchedness, and woe! 2. None of these things will avail in the day of judgment. It will be only true love to God, a real change of heart, and a life of piety, that can save the soul from death. And oh! how important it is that all should search themselves and see what is the real foundation of their hope that they shall enter into heaven!” [= Ini menunjukkan kita: 1. Betapa pada sedikit bukti orang-orang menganggap diri mereka sendiri siap untuk mati. Betapa kecil / tipis persiapan yang bahkan banyak pengaku sahabat-sahabat Yesus punyai untuk kematian! Betapa dengan mudah mereka puas tentang kesalehan mereka sendiri! Suatu pengakuan agama, kehadiran pada pemberitaan firman atau pada sakramen-sakramen, atau suatu kehidupan lahiriah yang sopan / baik, adalah semua yang mereka punyai dan semua yang mereka usahakan. Bersama ini mereka terus pergi dengan tenang pada kekekalan - pergi pada kekecewaan, keadaan yang sangat buruk, dan kesialan / kesedihan! 2. Tidak ada dari hal-hal ini akan berguna / menolong pada hari penghakiman. Hanyalah kasih yang sungguh-sungguh kepada Allah, suatu perubahan hati yang sungguh-sungguh, dan suatu kehidupan yang saleh, yang bisa menyelamatkan jiwa dari kebinasaan. Dan oh! betapa penting bahwa semua orang menyelidiki diri mereka sendiri dan melihat apa dasar yang sebenarnya dari pengharapan mereka bahwa mereka akan masuk ke surga!].
J. C. Ryle: “They will even plead earnestly, that ‘they have eaten and drunk in Christ’s presence, and that he has taught in their streets.’ - But their plea will be unavailing. They will receive the solemn answer, ‘I know you not whence ye are; depart from me all ye workers of iniquity.’ Religious profession, and formal knowledge of Christ will save none who have served sin and the world.” [= Mereka bahkan akan memohon dengan sungguh-sungguh, bahwa ‘mereka telah makan dan minum pada kehadiran Kristus, dan bahwa Ia telah mengajar di jalan-jalan mereka’. - Tetapi permohonan mereka akan tidak berguna. Mereka akan menerima jawaban yang khidmat / serius, ‘Aku tidak tahu dari mana kamu datang; enyahlah dari padaKu kamu semua pembuat kejahatan’. Pengakuan agamawi, dan pengakuan formil tentang Kristus tidak akan menyelamatkan siapapun yang telah melayani dosa dan dunia.] - ‘Expository Thoughts on the Gospels: Luke vol II’ (Libronix).
J. C. Ryle: “There is something peculiarly striking in our Lord’s language in this prophecy. It reveals to us the awful fact, that men may see what is right when it is too late for them to be saved. There is a time coming when many will repent too late, and believe too late, - sorrow for sin too late, and begin to pray too late, - be anxious about salvation too late, and long for heaven too late. Myriads shall wake up in another world, and be convinced of truths which on earth they refused to believe. Earth is the only place in God’s creation where there is any infidelity. Hell itself is nothing but truth known too late.” [= Disana ada sesuatu yang menarik perhatian secara khusus dalam kata-kata Tuhan kita dalam nubuat ini. Itu menyatakan kepada kita fakta yang sangat buruk / mengerikan, bahwa orang-orang bisa melihat apa yang benar pada waktu sudah terlambat bagi mereka untuk diselamatkan. Disana ada suatu saat yang mendatang pada waktu banyak orang akan terlambat bertobat, dan terlambat percaya, - terlambat menyesali dosa, dan terlambat untuk mulai berdoa, - terlambat menguatirkan / sangat menginginkan keselamatan, dan terlambat untuk menginginkan / merindukan surga. Sejumlah orang yang sangat banyak akan bangun di dunia yang lain, dan diyakinkan tentang kebenaran-kebenaran yang di bumi mereka tolak untuk percaya. Bumi adalah satu-satunya tempat dalam ciptaan Allah dimana ada ketidaksetiaan / kekurangan kepercayaan agamawi. Neraka sendiri bukan lain dari pada kebenaran yang terlambat untuk diketahui.] - ‘Expository Thoughts on the Gospels: Luke vol II’ (Libronix).
J. C. Ryle: “The recollection of this passage should help us to set a right estimate on things around us. Money, and pleasure, and rank, and greatness, occupy the first place now in the world. Praying, and believing, and holy living, and acquaintance with Christ, are despised, and ridiculed, and held very cheap. But there is a change coming one day! The last shall be first, and the first last. For that change let us be prepared.” [= Ingatan tentang text ini harus menolong kita untuk menetapkan suatu penilaian yang benar tentang hal-hal di sekitar kita. Uang, dan kesenangan, dan kedudukan / pangkat, dan kebesaran, menempati tempat pertama dalam dunia sekarang ini. Berdoa, dan percaya, dan hidup kudus, dan pengenalan terhadap Kristus, diremehkan, dan diejek, dan dianggap sangat murah / tak berharga. Tetapi suatu perubahan sedang mendatang suatu hari! Yang terakhir akan menjadi yang pertama, dan yang pertama akan menjadi yang terakhir. Hendaklah kita siap untuk perubahan itu!] - ‘Expository Thoughts on the Gospels: Luke vol II’ (Libronix).
b) Pengakuan Kristus vs pengakuan mereka.
Calvin: “‘And then will I confess to them.’ By using the word ὁμολογήσω, ‘I will confess,’ Christ appears to allude to the vain boasting, by which hypocrites now vaunt themselves. ‘They indeed have confessed me with the tongue, and imagine that they have fully discharged their duty. The confession of my name is now heard aloud from their tongue. But I too will confess on the opposite side, that their profession is deceitful and false.’ And what is contained in Christ’s confession? That he never reckoned them among his own people, even at the time when they boasted that they were the pillars of the church.” [= ‘Dan lalu Aku akan menyatakan / mengakui kepada mereka’. Dengan menggunakan kata HOMOLOGESO, ‘Aku akan menyatakan / mengakui’, Kristus kelihatannya membuat referensi tidak langsung pada pembanggaan / kesombongan yang sia-sia, dengan mana orang-orang munafik sekarang memegahkan diri mereka sendiri. ‘Mereka memang telah mengakui Aku dengan lidah, dan membayangkan bahwa mereka telah melaksanakan sepenuhnya kewajiban mereka. Pengakuan tentang namaKu sekarang didengar dengan keras dari lidah mereka. Tetapi Aku juga akan mengakui / menyatakan pada sisi sebaliknya, bahwa pengakuan mereka itu bersifat menipu dan palsu’. Dan apa yang terkandung dalam pengakuan / pernyataan Kristus? Bahwa Ia tidak pernah menganggap mereka termasuk di antara umatNya sendiri, bahkan pada saat mereka membanggakan bahwa mereka adalah pilar-pilar dari gereja.].
Calvin: “he declares that they were disowned by the Lord, though by a vain show they captivated the eyes of men. He then exhorts all those who wish to be reckoned among the disciples of Christ, to withdraw early from iniquity, that Christ may not drive them from his presence, when he shall ‘separate the sheep from the goats,’ (Matthew 25:33.)” [= Ia menyatakan bahwa mereka tidak diakui oleh Tuhan, sekalipun oleh suatu pameran yang sia-sia mereka menarik mata / pandangan manusia. Ia lalu menasehati semua mereka yang ingin untuk diakui di antara murid-murid Kristus, untuk cepat meninggalkan kejahatan, supaya Kristus tidak mengusir mereka dari hadiratNya, pada waktu Ia akan ‘memisahkan domba dari kambing’, (Mat 25:33).].
Matius 25:33 - “dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kananNya dan kambing-kambing di sebelah kiriNya.”.
C. H. Spurgeon: “Three times over the person is described as doing all ‘in thy name’; and yet the Lord, whose name he used so freely, so boldly, knew nothing of him, and would not suffer him to remain in his company. The Lord cannot endure the presence of those who call him ‘Lord, Lord’, and then work iniquity. They professed to him that they knew him; but he will ‘profess unto them, I never knew you.’” [= Tiga kali orang itu digambarkan sebagai melakukan semua hal ‘dalam namaMu’; tetapi Tuhan, yang namaNya ia gunakan dengan begitu bebas, dengan begitu berani, tidak mengenal apapun tentang dia, dan tidak mau / akan membiarkan dia untuk tinggal dalam kumpulanNya. Tuhan tidak bisa tahan dengan kehadiran dari mereka yang menyebutNya ‘Tuhan, Tuhan’, dan lalu melakukan kejahatan. Mereka mengaku kepadaNya bahwa mereka mengenal Dia; tetapi Ia akan ‘menyatakan secara terbuka kepada mereka, Aku tidak pernah mengenal kamu’.] - ‘Commentary on Matthew’, hal 80 (AGES).
c) Dari Matius 7:22-23 ini jelas terlihat bahwa nabi-nabi palsu ini masuk neraka tidak peduli protes atau dalih apapun yang mereka berikan.
Bdk. ay 19: “Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.”.
Pulpit Commentary: “‘Every tree that bringeth not forth good fruit is hewn down, and cast into the fire.’ A parenthesis expressing the terrible fate of those the general product ... of whose life is not good.” [= ‘Setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, ditebang dan dibuang ke dalam api’. Suatu interupsi / komentar yang menyimpang yang menyatakan nasib yang mengerikan dari mereka yang hasil umum ... dari kehidupannya tidak baik.].
Calvin: “‘Depart from me.’ He orders those persons to go out from his presence, who had stolen, under a false title, an unjust and temporary possession of his house. From this passage in our Lord’s discourse Paul seems to have taken what he says to Timothy, ‘The Lord knoweth who are his: and, let every one who calleth on the name of Christ depart from iniquity,’ (2 Timothy 2:19.)” [= ‘Enyahlah dari padaKu’. Ia memerintahkan orang-orang itu enyah / keluar dari hadiratNya, yang telah mencuri, di bawah suatu gelar yang palsu, suatu kepemilikan yang tidak benar dan sementara dari rumahNya. Dari text dalam percakapan Tuhan kita Paulus kelihatannya telah mengambil apa yang ia katakan kepada Timotius, ‘Tuhan mengenal siapa kepunyaanNya: dan, hendaklah setiap orang yang menyebut nama Kristus meninggalkan kejahatan’, (2Tim 2:19).].
Kalau nabi-nabi palsu itu tidak masuk surga, tetapi masuk neraka, maka demikian juga dengan para pengikutnya. Jadi, pastikanlah bahwa saudara tidak mengikuti nabi-nabi palsu itu!
d) Pengakuan nabi-nabi palsu itu vs realitanya.
Pengakuan mereka, mereka adalah nabi (ay 15), dan mereka melakukan banyak hal yang hebat-hebat dalam nama Yesus (ay 22), tetapi realitanya adalah bahwa ‘buah mereka tidak baik’ (ay 16-20), dan mereka dinyatakan oleh Kristus sebagai ‘pembuat kejahatan’ (ay 23).
Matius 7:23: “Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari padaKu, kamu sekalian pembuat kejahatan!’”.
Lenski (tentang ay 23): “The present participle ἐργαζόμενοι indicates constant character: ‘they who always work,’ etc.” [= Present participle ἐργαζόμενοι (ERGAZOMENOI) menunjukkan karakter yang terus menerus: ‘mereka yang selalu mengerjakan / melakukan’, dst.].
Matthew Henry: “He shows, by a plain remonstrance, that an outward profession of religion, however remarkable, will not bring us to heaven, unless there be a correspondent conversation, v. 21-23.” [= Ia menunjukkan, dengan suatu protes yang jelas, bahwa suatu pengakuan agama lahiriah, bagaimanapun hebatnya, tidak akan membawa kita ke surga, kecuali di sana ada tingkah laku yang sesuai, ay 21-23.].
e) Banyak orang secara bodoh menggunakan bagian ini (ay 21-23) untuk mengatakan bahwa orang Kristen bisa kehilangan keselamatan.
Tanggapan saya:
Matius 7:21-23 tidak mengajarkan bahwa keselamatan bisa hilang!
Ada 3 alasan:
1. Kontext (Matius 7:15-23) berbicara tentang nabi palsu, yang digambarkan sebagai serigala, yang menyamar sebagai domba!
2. Orang-orang itu dikatakan sebagai ‘pembuat kejahatan’ (Matius 7:23).
Jadi, iman mereka tidak dibuktikan dengan perbuatan baik, dan karena itu iman mereka mati / tidak ada (bdk. Yak 2:17,26). Jadi, mereka hanya orang Kristen KTP. Ini cocok dengan gambaran ‘serigala yang memakai pakaian domba’ (ay 15), yang menunjukkan bahwa mereka bukan domba yang sejati. Karena mereka cuma Kristen KTP, jelas bahwa mereka bukan kehilangan keselamatan, tetapi mereka memang tidak pernah selamat!
3. Dalam Matius 7:23 Yesus berkata: ‘Aku tidak pernah mengenal kamu!’.
Barnes’ Notes: “‘I never knew you.’ That is, I never approved of your conduct; never loved you; never regarded you as my friends. See Ps 1:6; 2 Tim 2:19; 1 Cor 8:3. This proves that, with all their pretensions, they had never been true followers of Christ. Jesus will not then say to false prophets and false professors of religion that he had once known them and then rejected them; that they had been once Christians and then had fallen away; that they had been pardoned and then had apostatized but that he had never known them - THEY HAD NEVER BEEN TRUE CHRISTIANS. ... I do not know of a more decided proof that Christians do not fall from grace than this text. It settles the question; and proves that whatever else such people had, they never had any true religion. See 1 John 2:19.” [= ‘Aku tidak pernah mengenal kamu’. Artinya, Aku tidak pernah menyetujui / merestui tingkah lakumu, tidak pernah mengasihimu; tidak pernah menganggap kamu sebagai sahabat-sahabatKu. Lihat Maz 1:6; 2Tim 2:19; 1Kor 8:3. Ini membuktikan bahwa, dengan semua kepura-puraan mereka, mereka tidak pernah merupakan pengikut-pengikut sejati dari Kristus. Maka Yesus tidak berkata kepada nabi-nabi palsu dan pengaku-pengaku agama yang palsu bahwa Ia pernah mengenal mereka dan lalu menolak mereka; bahwa mereka pernah menjadi orang-orang Kristen dan lalu murtad; bahwa mereka telah diampuni dan lalu tersesat / murtad, tetapi bahwa Ia tidak pernah mengenal mereka - MEREKA TIDAK PERNAH MENJADI ORANG-ORANG KRISTEN YANG SEJATI. ... Saya tidak tahu tentang suatu bukti yang lebih pasti, bahwa orang-orang Kristen tidak tersesat / murtad, dari pada text ini. Itu membereskan pertanyaan / persoalan itu; dan membuktikan bahwa apapun yang lain yang dipunyai orang-orang seperti itu, mereka tidak pernah mempunyai agama yang benar apapun. Lihat 1Yoh 2:19.].
1Yohanes 2:19 - “Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita.”.
Seandainya mereka pernah betul-betul percaya dan diselamatkan, maka pasti Yesus pernah mengenal mereka! Bandingkan dengan ayat-ayat ini:
1. Yohanes 10:27 - “Domba-dombaKu mendengarkan suaraKu dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku,”.
2. 2Tim 2:19a - “Tetapi dasar yang diletakkan Allah itu teguh dan meterainya ialah: ‘Tuhan mengenal siapa kepunyaanNya’”.
Maka seharusnya Yesus berkata: ‘Dulu Aku kenal kamu, sekarang tidak!’. Tetapi bukan itu yang Yesus katakan. Ia berkata ‘Aku TIDAK PERNAH mengenal kamu’.
Lenski: “The Lord knew all about these false prophets and their doings but he never knew that they bore any relation to him.” [= Tuhan tahu semua tentang nabi-nabi palsu dan tindakan-tindakan mereka tetapi Ia tidak pernah tahu bahwa mereka mempunyai hubungan apapun dengan Dia.].
BACA JUGA: MATIUS 7:16-20 (CIRI-CIRI NABI PALSU)
f) Kristus hanya mengundang orang datang kepadaNya selama orang hidup di dunia ini. Setelah seseorang mati, atau pada penghakiman akhir zaman / kedatangan Kristus yang keduakalinya, tidak ada lagi undangan untuk datang kepadaNya! Yang ada adalah pengusiran dari hadiratNya!
Matthew Henry: “They that would not ‘come to’ him to be saved, must ‘depart from’ him to be damned.” [= Mereka yang tidak mau ‘datang kepada’ Dia untuk diselamatkan, harus ‘pergi / enyah dari’ Dia untuk dihukum di neraka.].
Pulpit Commentary (tentang Matius 25:1-13): “Those who refused to accept the invitation to ‘come’ will have to obey the order to ‘go’” [= Mereka yang menolak untuk menerima undangan untuk ‘datang’ akan harus mentaati perintah untuk ‘pergi / enyah’] - hal 507.
-AMIN-
Matthew Henry: “They that would not ‘come to’ him to be saved, must ‘depart from’ him to be damned.” [= Mereka yang tidak mau ‘datang kepada’ Dia untuk diselamatkan, harus ‘pergi / enyah dari’ Dia untuk dihukum di neraka.].
Pulpit Commentary (tentang Matius 25:1-13): “Those who refused to accept the invitation to ‘come’ will have to obey the order to ‘go’” [= Mereka yang menolak untuk menerima undangan untuk ‘datang’ akan harus mentaati perintah untuk ‘pergi / enyah’] - hal 507.
-AMIN-