PENDERITAAN DALAM KEHIDUPAN ORANG KRISTEN : MANFAAT DAN SIKAP

Pendahuluan

Di tengah-tengah penderitaan, manusia dipaksa untuk menentukan sampai di mana dia bisa hidup oleh iman, dan seberapa jauh dapat ditolaknya keinginan hatinya untuk mendapati keterangan yang rasional. Iman sejati, bergulat menggumuli soal dan beban penderitaan, tidak menuntut untuk segera mengetahui lengkap mengapa Allah membiarkan penderitaannya. Iman sejati dapat menunggu kendati dalam keadaan paling gawat sekalipun. 
PENDERITAAN DALAM KEHIDUPAN ORANG KRISTEN : MANFAAT DAN SIKAP
Penderitaan mempunyai makna baru bagi orang-orang yang menjadi anggota tubuh Kristus. Mereka turut menderita dalam penderitaan Kristus ( 2 Korintus 1:5 ; Roma 8:17). Hal demikian karena tubuh Kristus harus berpautan dengan Kepala, baik dalam penderitaan ( Filipi 3:10 ; Roma 8 : 29) maupun dalam kemuliaan-Nya

Manfaat Penderitaan

Tentu saja, ketika orang benar menderita, penderitaan itu bermanfaat bagi kehidupan orang Kristen itu sendiri. Tidak mudah melihat penderitaan secara positif dalam hidup mereka. Penderitaan sangat diperlukan bagi orang Kristen untuk mencapai apa yang tidak dapat mereka capai dengan kehendak mereka sendiri. Penderitaan mengarah pada pemahaman bahwa orang percaya mengalami pertumbuhan rohani melaluinya.

1. Sederhana

Ketika hidup menjadi sulit, ketika ada banyak kesulitan dan masalah, inilah saatnya mengambil langkah penting untuk mengarahkan kembali hidup Anda kepada tuntunan Tuhan. Penderitaan yang dialaminya menyadarkannya bahwa sebagai orang percaya ia tidak dapat hidup tanpa Kristus (Yohanes 15: 5). Ini adalah kesempatan untuk merendahkan diri di hadapan Tuhan dan mengutamakan Dia. Kitab Mikha 6: Ayat 8 menunjukkan persyaratan Tuhan bagi manusia. 

Dan apa yang Tuhan tuntut dari Anda: Kecuali menjadi orang benar, mencintai integritas, dan berjalan dengan rendah hati di hadapan Tuhanmu. ” Penderitaan manusia menunjukkan betapa lemah dan tidak berdayanya manusia di mata Tuhan. Karena itu, jangan sombong dan jangan sombong (Mazmur 103:14 Manusia adalah debu, Yeremia 18:6, manusia seperti tanah liat). Ketika Tuhan bertindak, manusia bukanlah apa-apa. Rasul Paulus sendiri secara sadar mengalami duri di lambungnya agar tidak sombong (2 Korintus 12:17)

2. Membangun dan Memurnikan Iman.

Baca Ibrani pasal 11 dan Anda akan menemukan daftar nama orang beriman. Apa yang dapat kita pelajari dari mereka adalah bahwa ketika mereka hidup di bumi, mereka lebih banyak mengalami penderitaan daripada kegembiraan. Kesengsaraan dimaksudkan untuk memurnikan dan memperkuat iman kita kepada Tuhan. Mereka menyadari bahwa mereka hanyalah pemukim atau pengembara di dunia ini. Mereka adalah musafir, dan meskipun mengalami kesulitan, iman mereka tidak melemah (Ibrani 11: 8-14, Roma 4:19, Ibrahim).

Penderitaan melatih iman dan kesabaran, serta memperdalam kerinduan kita akan kerajaan Allah. Penderitaan menyucikan hidup (Wahyu 7:14) Untuk menguatkan iman, menanggung segala pencobaan, dan memimpin orang percaya memenuhi syarat untuk mahkota kehidupan (Yakobus 1:12). Penderitaan adalah untuk membuktikan sifat dan integritas seseorang serta objek dan kualitas iman seseorang. Bandingkan 1 Petrus 1:6-7 di mana istilah yang sama dipakai berkaitan dengan kata kerja dokimazo yang berarti, “diuji,” “membuktikan dengan menguji seperti menguji emas

3. Mengubah kehidupan

Rasul Petrus berkata, “Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamu pun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, — karena barang siapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa — , dengan cara ini penderitaan membantu orang percaya untuk melakukan hal yang tidak dapat dilakukan dengan kekuatan sendiri, penderitaan menjauhkannya dari dosa. 

Pertama-tama adalah mempersenjatai pikirannya dengan pikiran Kristus ( Filipi 2:5 menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus), Yesus sebagai Anak Ia telah belajar taat walaupun harus memikul salib dan mati di kayu salib. 

Kedua, tidak berbuat dosa lagi, walaupun sukar dilakukan ( Roma 7:15, perjuangan melawan dosa). Menjalani sisa hidup ini untuk kehendak Allah adalah tuntutan Allah yang harus ditaati, sekalipun tubuh jasmani semakin merosot tetapi manusia batiniahnya akan semakin diperbaharui dari hari ke sehari, sebab penderitaan sekarang ini mengerjakan kemuliaan yang kekal yang jauh lebih besar dari segala-galanya ( 2 Korintus 4:16-17).

4. Mengeluarkan buah

Penderitaan diijinkan Allah supaya anak-anak-Nya semakin banyak lagi berbuah. “Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah,” ( Yohanes 15:2). Hasil dari tindakan pembersihan yang didalamnya termasuk memotong ranting-ranting yang tidak berguna adalah supaya lebih banyak berbuah dan berbuah banyak, sehingga ketika ranting itu berbuah, Bapa dipermuliakan. Ibrani 12:11,” Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya

5. Menyempurnakan

Penderitaan pada akhirnya akan menyempurnakan, yang dimaksud adalah melalui penderitaan ini Allah membuat orang percaya kepada kedewasaan rohani.29 1 Petrus 5:10,” Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya.” Kata melengkapi (Yunani ) “ katartizo’ dalam bahasa Inggris “ perfect, complet, sempurna30. Penderitaan menghasilkan kehidupan Kristen yang lengkap, teguh, kuat dan kokoh, sehingga tidak lagi terombang-ambing imanya.

Sikap menghadapi penderitaan (1 Petrus 4:12-19)

Bagaimana menghadapi penderitaan.

a. Jangan khawatir, 1 Petrus 4:12 

Dalam Yohanes 16: "Aku mengatakan ini agar kamu tidak berkecil hati dan menolakku." Setiap orang percaya harus mengetahui dan memahami apa yang dikatakan Alkitab.

b. Bersukacitalah, bersukacitalah, 1 Petrus 4:13-14 

Mimbar Komentar: "Sukacita Kesengsaraan adalah kemajuan/jaminan dari sukacita besar dari mereka yang telah ditebus dengan wahyu mulia bahwa mereka sekarang menatap redup melalui kaca. Jangan berkabung atau bersedih. Sekarang Karena cahaya penderitaan Allah membawa kemuliaan kekal, yang melaluinya umat-Nya dipersiapkan untuk hidup bersama Allah selamanya.

c. Jangan malu 1 Petrus 4:16 

Seperti yang ditulis Rasul Paulus dalam Galatia 6, penderitaan demi kebenaran harus diperlakukan dengan bangga. Dia berkata, "Tetapi saya tidak akan pernah bermegah kecuali salib Tuhan kita Yesus Kristus. Rasul Paulus bermegah dalam penderitaannya. berserah kepada Tuhan, 1 Petrus 4:19 Menyerahkan jiwa kita kepada Tuhan tidak berarti bahwa kita harus bergandengan tangan dengan kemalasan, yang secara keliru kita sebut sebagai "iman". Tidak ada kesalahan yang lebih besar daripada berhenti bekerja karena sakit. Di samping/setelah Roh Tuhan, Dia adalah penghibur tertinggi. Ketika saya mencoba membantu saudara yang memikul beban berat, rasanya beban itu terangkat.

Berikut ini beberapa tambahan sikap kita dalam menanggapi penderitaan yang dijelaskan oleh Alkitab, antara lain: 

1. Mengandalkan Allah (2 Korintus 1:9-11; Mazmur 37:3-5) 

Sikap mengandalkan Allah adalah sikap yang menaruh kepercayaan penuh pada kedaulatan Allah atas apa yang dialami. Sikap ini membutuhkan perendahan diri dan meyakini bahwa kehidupan ini memiliki ke bergantungan yang mutlak hanya kepada Allah. Selain itu, memiliki keyakinan bahwa semua yang terjadi dapat dikendalikan oleh Allah sehingga tidak akan takut walaupun mengalami ancaman secara fisik, salah satu contoh tentang Daniel waktu diancam akan dibuang ke dalam gua singa, namum Daniel tetap mengandalkan Allah oleh karena rasa takut hanya kepada Allah (Dan. 6) 

2. Menyadari bahwa penderitaan sebagai kasih karunia Allah (Filipi 1:29) 

Allah bukan hanya memberikan keselamatan tetapi juga mengizinkan penderitaan sebagai bagian dari penggenapan Alkitab, seperti ungkapan Yesus bahwa, “barangsiapa mengikuti Aku ia harus memikul salib.” Jadi penderitaan dapat diterima sebagai suatu proses dalam mengerti akan kehendak Allah. 

3. Bersukacita atau mengucap syukur (Filipi 4:4; 1 Tesalonika 5:16 dan 1 Tesalonika 5:18) 

Manusia pada umumnya bersukacita atau mengucapkan syukur karena secara lahiriah mengalami hal-hal yang menyenangkan. Hal ini berbeda dengan pernyataan Alkitab bahwa dalam setiap keadaan orang percaya tetap mengucap syukur, contoh ketika Paulus di penjara karena memberitakan Injil (Filipi 4:4), ia tetap mengucapkan syukur karena itulah kehendak Allah. 

4. Sadar bahwa apa yang Allah izinkan tidak akan melebihi kekuatan kita (1 Korintus 10:13) 

Allah yang mengendalikan segala sesuatu yang terjadi termasuk penderitaan yang diizinkan-Nya maka Allah yang mengetahui kemampuan atau kekuatan setiap orang percaya maka penderitaan yang diizinkan-Nya tidak akan melebihi kekuatan dan Allah berkuasa memberikan perlindungan, pertolongan, dan hikmat serta kekuatan yang cukup dalam menghadapi atau mengalami penderitaan

KESIMPULAN

Meskipun ada banyak kelompok orang yang tidak menerima kenyataan ini sebagai fakta kehidupan yang secara konsisten mempengaruhi keberadaan manusia, penderitaan terjadi sebagai akibat dari faktor-faktor tersebut di atas; namun, harus dipahami bahwa hal itu tidak terjadi semata-mata dalam konteks pemahaman seseorang tentang hubungan seseorang dengan Allah dan itu terjadi sepanjang hidup seseorang. 

Karena itulah firma Tuhan tidak pernah menyatakan bahwa umat Tuhan akan bebas dari masalah apa pun, tidak peduli seberapa besar atau kecilnya, tetapi karena ini adalah satu-satunya mitos atau misteri firma bahwa umat Tuhan Tuhan punya, yang tidak bisa begitu saja dilepaskan begitu saja oleh umat Tuhan tanpa terlebih dahulu memahami makna Penyaliban Kristus dalam konteks sejarah umat manusia.

Di sini Tuhan mau membawa umat-Nya ke dalam suatu kedewasaan rohani, bahwa penderitaan merupakan bagian dari penderitaan-Nya, oleh sebab itu Allah ingin umat-Nya juga turut merasakan apa yang telah dialami-Nya. Sedemikian Tuhan sanggup untuk menghadapinya dan berakhir dengan suatu kemuliaan. Inilah inti terpenting dari Injil Kristus, yaitu supaya segenap suku dan bangsa bisa mengenal bahwa Tuhan Yesus rela menderita, mau berkorban, dan bahkan melepaskan status-Nya demi kemuliaan nama Tuhan dan untuk kepentingan umat-Nya di hadapan Allah. Demmaloga
Next Post Previous Post