AMSAL 6:12-19. TUJUH KEKEJIAN
Matthew Henry (1662 – 1714)
BAHASAN : AMSAL 6:12-19. TUJUH KEKEJIAN.
BAHASAN : AMSAL 6:12-19. TUJUH KEKEJIAN.
Dalam perikop di atas Salomo memberi tahu kita:
[I]. Sifat-sifat dari orang yang jahat terhadap sesamanya dan yang berbahaya untuk dihadapi.
Jika orang malas, yang tidak berbuat apa-apa, harus dikutuk, terlebih lagi orang-orang yang berbuat jahat, dan berusaha untuk melakukan segala kejahatan yang dapat mereka lakukan. Orang fasiklah yang dibicarakan di sini, atau dalam bahasa Ibrani hamba Belial. Demikianlah saya pikir kata itu seharusnya diterjemahkan, karena ini merupakan istilah yang sering kali digunakan dalam Kitab Suci, dan itulah yang merupakan penjelasannya.
Amatilah:
1. Bagaimana seorang hamba Belial digambarkan di sini. Ia adalah orang jahat, yang pekerjaannya melakukan kejahatan, terutama dengan lidahnya, sebab ia berjalan dan mengerjakan rancangan-rancangannya dengan mulut serong (Amsal 6:12), dengan dusta dan kesesatan, dan dengan perlawanan langsung terhadap Allah dan manusia. Dia mengatakan dan melakukan segala sesuatu,
(a). Dengan amat lihai dan penuh rancangan. Dia memiliki kecerdikan si ular, dan melaksanakan rencana-rencananya dengan keahlian dan pengaturan yang amat lihai (Amsal 6:13),dengan matanya, dengan kakinya, dan dengan jarinya. Dia mengungkapkan kebenciannya dengan semua itu apabila ia tidak berani berbicara (begitu menurut sebagian orang), atau, lebih tepatnya, demikianlah ia melaksanakan rencananya.
Orang-orang di sekelilingnya, yang dimanfaatkannya sebagai alat-alat kejahatannya, memahami arti jahat dari kedipan matanya, ketukan kakinya, dan gerakan-gerakan terkecil dari jarinya. Dia memberikan perintah-perintah untuk melakukan kejahatan, namun dia sendiri tidak mau dianggap melakukannya. Ia mempunyai cara-cara untuk menyembunyikan apa yang dilakukannya, supaya ia tidak dicurigai.
Dia orang yang tertutup, dan menyimpan rahasia. Orang-orang yang akan diberi tahu rahasianya hanyalah mereka yang mau melakukan apa saja yang diinginkannya dari mereka. Dia orang yang licik, dan menyimpan tipu muslihat. Ia mempunyai bahasa tersendiri, yang tidak diketahui, dan tidak mau diketahui, oleh orang jujur.
(b). Dengan amat keji dan dengan maksud jahat. Bukanlah ambisi atau ketamakan yang ada di dalam hatinya, melainkan terlebih tipu muslihat, kebencian, dan sifat jahat yang sejadi-jadinya. Yang ditujunya bukanlah untuk memperkaya dan memajukan dirinya sendiri, melainkan terlebih untuk berbuat kejahatan kepada orang-orang di sekitarnya. Dia terus-menerus merancangkan satu kejahatan dan kejahatan lain, semata-mata demi kejahatan. Sungguh ia seorang Belial, hamba Iblis, yang menyerupainya bukan hanya dalam kelicikan, melainkan juga dalam kebencian.
2. Apa hukuman yang akan menimpanya (Amsal 6:15): ia akan ditimpa kebinasaan dan akan diremukkan. Barang siapa merancangkan kejahatan akan jatuh ke dalam kejahatan. Kehancurannya akan datang,
(a). Tanpa peringatan. Kehancuran itu akan datang tiba-tiba: sesaat saja ia diremukkan, untuk menghukumnya atas segala tipu muslihat jahat yang dirancangnya untuk menjebak orang ke dalam jerat-jeratnya.
(b). Tanpa kelegaan. Dia akan diremukkan tanpa bisa diperbaiki lagi, dan tidak pernah bisa utuh lagi: ia diremukkan tanpa dapat dipulihkan lagi. Kelegaan apa yang dapat diharapkan oleh orang yang sudah membahayakan semua umat manusia? Ia akan menemui ajalnya dan tidak ada seorang pun yang menolongnya (Daniel 11:45).
[
[
II]. Rincian tentang hal-hal yang secara khusus menjijikkan bagi Allah, yang kesemuanya itu pada umumnya ditemukan pada hamba-hamba Belial yang sudah digambarkan Salomo dalam ayat-ayat sebelumnya. Dan hal yang terakhir merupakan bagian dari sifatnya, yaitu bahwa ia menimbulkan pertengkaran saudara (hal yang terakhir ini, karena berada pada urutan ketujuh, tampak sebagai apa yang terutama dimaksudkan, sebab ia berkata ada enam, bahkan tujuh).
Allah membenci dosa. Ia membenci setiap dosa, Ia tidak akan pernah bisa berdamai dengannya. Tidak ada hal lain yang dibenci-Nya selain dosa. Tetapi ada beberapa dosa yang secara khusus dibenci-Nya. Semua hal yang disebutkan di sini adalah dosa-dosa yang menyakiti sesama kita. Adalah bukti dari kehendak baik Allah terhadap umat manusia bahwa dosa-dosa yang secara khusus membangkitkan amarah-Nya adalah dosa-dosa yang merugikan kenyamanan hidup manusia dan masyarakat.
Oleh sebab itu, hamba-hamba Belial harus sadar bahwa kehancuran mereka akan datang dengan tiba-tiba, dan tanpa dapat dipulihkan lagi, karena perbuatan-perbuatan mereka dibenci Tuhan dan menjadi kekejian bagi hati-Nya (Amsal 6:16). Hal-hal yang dibenci Allah bukanlah dimaksudkan untuk menjadi yang kita benci dalam diri orang lain, melainkan terlebih harus menjadi yang kita benci dalam diri kita sendiri.
1. Kepongahan, keangkuhan diri, dan penghinaan terhadap orang lain – mata sombong. Ada tujuh hal yang dibenci Allah, dan kesombongan adalah yang pertama, karena itu merupakan dasar dari banyak dosa, dan yang menimbulkannya. Allah melihat kesombongan di dalam hati dan membencinya di sana.
Tetapi, ketika kesombongan itu sudah menjadi sedemikian rupa sehingga wajah mereka sendiri memberi kesaksian tentang mereka bahwa mereka berlebihan dalam menghargai diri sendiri dan merendahkan semua orang di sekeliling mereka, maka hal ini secara khusus dibenci oleh-Nya, sebab dengan demikian kesombongan itu bangga akan dirinya sendiri dan tidak mengenal rasa malu.
2. Dusta, penipuan, dan kepura-puraan. Setelah mata sombong, tidak ada lagi yang merupakan kekejian bagi Allah melebihi lidah dusta. Tidak ada yang lebih suci daripada kebenaran, atau yang lebih penting bagi perkataan daripada menyampaikan kebenaran. Allah dan semua orang baik membenci dusta dan jijik terhadapnya.
3. Kekejaman dan haus darah. Iblis itu, sejak awalnya, adalah pendusta dan pembunuh (Yohanes 8:44), dan oleh sebab itu, sama seperti lidah yang berdusta, demikian pula tangan yang menumpahkan darah orang yang tidak bersalah dibenci Allah, karena hal-hal ini menampakkan gambar dan rupa Iblis dan hal-hal ini menjadi bukti pelayanan kepada Iblis.
4. Kelicikan dalam merancangkan dosa, hikmat untuk melakukan kejahatan, hati yang membuat rancangan dan kepala yang membuat rencana-rencana yang jahat, yang mengenal kedalaman-kedalaman Iblis dan tahu bagaimana menjalankan secara berhasil persekongkolan yang didasarkan pada ketamakan, iri hati, dan balas dendam. Semakin banyak tipu muslihat dan rancangan yang terkandung di dalam dosa, semakin dosa itu menjadi kekejian bagi Allah.
5. Semangat dan ketekunan dalam menjalankan dosa – kaki yang segera lari menuju kejahatan, seolah-olah takut kehilangan waktu atau tidak sabar menunggu apa yang ingin mereka lahap dengan rakusnya. Kebijakan dan kewaspadaan, kesungguhan dan ketekunan orang-orang berdosa, dalam mengejar-ngejar hal-hal berdosa, dapat memper-malukan kita yang melakukan kebaikan sehingga dapat membuat kita merasa canggung dan dingin.
BACA JUGA: AMSAL 6:6-11. KEMALASAN DITEGUR
6. Bersaksi palsu, yang merupakan salah satu kejahatan terbesar yang dapat dirancangkan oleh pikiran yang jahat. Untuk melawan kejahatan terbesar ini, kita hanya mempunyai benteng terkecil. Pasti tidak ada penghinaan yang lebih besar bagi Allah (yang kepada-Nya orang bersumpah) atau yang lebih menyakitkan sesama kita (yang semua kepentingannya di dunia ini, bahkan yang paling berharga, rentan terhadap serangan semacam ini) yang dapat dibandingkan dengan memberikan kesaksian palsu dengan sengaja. Ada tujuh hal yang dibenci Allah, dan dusta melibatkan dua dari antaranya. Ia membencinya, dan amat membencinya.
7. Membuat kejahatan di antara sesama saudara dan tetangga, dan menggunakan segala sarana kejahatan yang mungkin digunakan, bukan hanya untuk mengasingkan perasaan yang satu terhadap yang lain, melainkan juga untuk memancing amarah satu sama lain. Allah sumber kasih dan damai membenci orang yang menimbulkan pertengkaran di antara saudara-saudara, sebab Ia suka dengan kerukunan.
Orang-orang yang dengan bergunjing dan memfitnah menyebarkan cerita-cerita tidak pantas, membesar-besarkan segala sesuatu yang dikatakan dan dilakukan, membangkitkan rasa iri hati serta prasangka-prasangka buruk, dan meniup bara pertikaian, hanyalah mempersiapkan api dari semua hal tersebut bagi diri mereka sendiri.