Pertobatan dan Hidup Baru dalam Kolose 3:1-17
Pendahuluan:
Dalam suratnya kepada jemaat Kolose 3:1-17, Rasul Paulus menggambarkan perjalanan spiritual dan panggilan hidup bagi orang percaya. Surat ini menyelami konsep pertobatan, penolakan terhadap perbuatan duniawi, serta hidup sebagai orang-orang pilihan Allah. Mari kita menjelajahi dengan ringkas pesan-pesan penting yang terkandung dalam pasal-pasal awal Kolose, di mana Paulus mengajak kita untuk merenungkan arti hidup yang sejati dalam Kristus
Dalam suratnya kepada jemaat Kolose 3:1-17, Rasul Paulus menggambarkan perjalanan spiritual dan panggilan hidup bagi orang percaya. Surat ini menyelami konsep pertobatan, penolakan terhadap perbuatan duniawi, serta hidup sebagai orang-orang pilihan Allah. Mari kita menjelajahi dengan ringkas pesan-pesan penting yang terkandung dalam pasal-pasal awal Kolose, di mana Paulus mengajak kita untuk merenungkan arti hidup yang sejati dalam Kristus
A. Pertobatan (Kolose 3:1-4)
Kehidupan manusia sebelum mengenal Yesus adalah berdosa. Tetapi, karena pengorbanan Yesus di atas kayu salib telah menebus manusia dari dosa. Sehingga, manusia tidak hidup lagi di dalam dosa.
Kehidupan manusia sebelum mengenal Yesus adalah berdosa. Tetapi, karena pengorbanan Yesus di atas kayu salib telah menebus manusia dari dosa. Sehingga, manusia tidak hidup lagi di dalam dosa.
Demikian halnya yang dikatakan Paulus kepada jemaat Tuhan yang ada di Kolose bahwa “Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah. Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamu pun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan.”
Untuk memahami perkataan Paulus ini, peneliti mengartikannya sesuai dengan kata aslinya dalam bahasa Yunani. Dalam teks Yunaninya Kolose 3:1-4 merupakan satu kalimat kompleks. Struktur komposisi mengungkapkan bahwa kata kerja utama dalam Kolose 3:1-4 adalah verba carilah (zĂȘteite) dan verba pikirkanlah (phroneite). Keduanya dalam bentuk kata kerja perintah. Artinya dua perintah sejajar tersebut harus terus-menerus dilakukan tanpa henti. Dasar pemberian perintah carilah adalah kenyataan bahwa jemaat Kolose telah dibangkitkan (synegerthete) bersama Kristus.
Bahwa ada tiga kenyataan yang sedang di alami oleh jemaat di Kolose pada saat itu, tiga kenyataannya yaitu jemaat di Kolose telah dibangkitkan bersama Kristus, telah mati bersama Kristus dan telah disembunyikan dalam Kristus. Kristus menjadi dasar otoritas Paulus untuk memberi perintah kepada jemaat-Nya.
Perintah pikirkanlah disebabkan dua kenyataan yang telah dan sedang di alami jemaat Kolose. Kata kerja telah mati (apethanete) dan verba telah disembunyikan (kekryptai) menjadi alasan mengapa jemaat Kolose harus memikirkan hal-hal di atas. Kata kerja telah disembunyikan dalam bentuk perfect menunjukkan suatu peristiwa yang telah terjadi di masa lampau dan masih terus berlangsung pengaruhnya.
Dalam hal ini, jemaat Tuhan yang ada di Kolose telah mengalami perubahan. Perubahan yang di dasari oleh Kristus. Paulus menyebutkan bahwa jemaat di Kolose telah dibangkitkan bersama dengan Kristus. Di bangkitkan bersama dengan Kristus artinya telah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Melalui kebangkitan Kristus membawa manusia mengalami pertobatan.
Seorang yang telah dibangkitkan bersama dengan Kristus, telah mati bersama Kristus dan disembunyikan dalam Kristus adalah seorang yang telah menyerahkan hidupnya kepada Tuhan. Tanda orang yang telah menyerahkan hidupnya kepada Tuhan adalah memberikan diri di Baptis. Makna kata baptis dalam bahasa Inggris berasal dari kata Yunani baptizo, yang berarti diselamkan, karena kata itu diambil dari kata kerja bapto, artinya “Diselamkan atau dimasukkan ke bawah. Artinya bahwa seorang yang akan di baptis akan diselamkan atau di masukkan ke bawah ke dalam air, dan di doakan dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.
Seorang yang telah memberi diri di baptis memberi diri untuk di pimpin Roh Kudus. Roh Kudus sebagai Penghibur dan Penolong berada serta bersama-sama dengan dia untuk memperbaharui hidup sesuai yang Tuhan inginkan. Roh Kudus akan menuntunnya untuk berperilaku setiap hari, berdoa dan menyembah Tuhan, serta memberikan sukacita dan damai sejahtera bagi sekelilingnya.
Peran Roh Kudus sangat penting bagi seorang yang telah menerima Yesus, karena tanpa Roh Kudus manusia tidak mampu melawan perbuatan-perbuatan duniawi dan keinginan-keinginan daging manusia. Dengan demikian, pertobatan adalah awal dari manusia mengalami kelahiran baru ketika menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, dengan menyerahkan hidupnya kepada Tuhan dan memberikan diri di baptis, dan peran Roh Kudus yang menuntun manusia dalam menjalani kehidupan selama masih di dunia
B. Mematikan Dalam Diri Perbuatan Duniawi (Kolose 3:5-11)
Seorang yang telah mengenal Yesus adalah seorang yang mau meninggalkan perbuatan-perbuatan duniawi. Dosa adalah penghalang terbesar untuk mencapai perkara-perkara yang di atas. Seorang yang telah mengalami pertobatan mengarahkan dirinya kepada perkara-perkara Sorgawi. Artinya lebih memusatkan hati dan pikirannya kepada perkara-perkara Sorgawi. Seorang yang menerima Yesus dalam hidupnya maka dia wajib mematikan dalam diri perbuatan-perbuatan duniawi.
Rasul Paulus menasihatkan jemaat Kolose untuk mematikan dalam diri perbuatan-perbuatan duniawi. Kata “Matikanlah”di dalam ayat yang kelima berasal dari kata kerja (nekrosate) yang secara harfiah memang bernada kuat dan dapat diartikan “Membuat mati” atau “Mematikan”. Jadi, semua hal yang didaftarkan Paulus di dalam ayat ini yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, bukan hanya perlu ditekan atau dikendalikan, melainkan dihapuskan sepenuhnya dari kehidupan orang percaya.
Pada ayat selanjutnya mengatakan bahwa jikalau perbuatan-perbuatan duniawi dalam diri manusia tidak dimatikan akan mendatangkan murka Allah atas orang-orang durhaka. Untuk lebih memahami daftar segala sesuatu yang duniawi yang Paulus tegaskan kepada jemaat Kolose, dapat dilihat dari akar kata Yunaninya.
Pertama, Kata “Percabulan” dalam bahasa aslinya adalah porneian) atau dalam bahasa Inggrisnya sexual immorality, yang memiliki arti “tunasusila, ketidaksopanan, pelanggaran susila atau perzinaan.” Kata selanjutnya “Kenajisan” berasal dari kata (akatharsian), yang memiliki arti “kotoran, kenajisan atau hal tidak bermoral.”
Untuk memahami perkataan Paulus ini, peneliti mengartikannya sesuai dengan kata aslinya dalam bahasa Yunani. Dalam teks Yunaninya Kolose 3:1-4 merupakan satu kalimat kompleks. Struktur komposisi mengungkapkan bahwa kata kerja utama dalam Kolose 3:1-4 adalah verba carilah (zĂȘteite) dan verba pikirkanlah (phroneite). Keduanya dalam bentuk kata kerja perintah. Artinya dua perintah sejajar tersebut harus terus-menerus dilakukan tanpa henti. Dasar pemberian perintah carilah adalah kenyataan bahwa jemaat Kolose telah dibangkitkan (synegerthete) bersama Kristus.
Bahwa ada tiga kenyataan yang sedang di alami oleh jemaat di Kolose pada saat itu, tiga kenyataannya yaitu jemaat di Kolose telah dibangkitkan bersama Kristus, telah mati bersama Kristus dan telah disembunyikan dalam Kristus. Kristus menjadi dasar otoritas Paulus untuk memberi perintah kepada jemaat-Nya.
Perintah pikirkanlah disebabkan dua kenyataan yang telah dan sedang di alami jemaat Kolose. Kata kerja telah mati (apethanete) dan verba telah disembunyikan (kekryptai) menjadi alasan mengapa jemaat Kolose harus memikirkan hal-hal di atas. Kata kerja telah disembunyikan dalam bentuk perfect menunjukkan suatu peristiwa yang telah terjadi di masa lampau dan masih terus berlangsung pengaruhnya.
Dalam hal ini, jemaat Tuhan yang ada di Kolose telah mengalami perubahan. Perubahan yang di dasari oleh Kristus. Paulus menyebutkan bahwa jemaat di Kolose telah dibangkitkan bersama dengan Kristus. Di bangkitkan bersama dengan Kristus artinya telah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Melalui kebangkitan Kristus membawa manusia mengalami pertobatan.
Seorang yang telah dibangkitkan bersama dengan Kristus, telah mati bersama Kristus dan disembunyikan dalam Kristus adalah seorang yang telah menyerahkan hidupnya kepada Tuhan. Tanda orang yang telah menyerahkan hidupnya kepada Tuhan adalah memberikan diri di Baptis. Makna kata baptis dalam bahasa Inggris berasal dari kata Yunani baptizo, yang berarti diselamkan, karena kata itu diambil dari kata kerja bapto, artinya “Diselamkan atau dimasukkan ke bawah. Artinya bahwa seorang yang akan di baptis akan diselamkan atau di masukkan ke bawah ke dalam air, dan di doakan dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.
Seorang yang telah memberi diri di baptis memberi diri untuk di pimpin Roh Kudus. Roh Kudus sebagai Penghibur dan Penolong berada serta bersama-sama dengan dia untuk memperbaharui hidup sesuai yang Tuhan inginkan. Roh Kudus akan menuntunnya untuk berperilaku setiap hari, berdoa dan menyembah Tuhan, serta memberikan sukacita dan damai sejahtera bagi sekelilingnya.
Peran Roh Kudus sangat penting bagi seorang yang telah menerima Yesus, karena tanpa Roh Kudus manusia tidak mampu melawan perbuatan-perbuatan duniawi dan keinginan-keinginan daging manusia. Dengan demikian, pertobatan adalah awal dari manusia mengalami kelahiran baru ketika menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, dengan menyerahkan hidupnya kepada Tuhan dan memberikan diri di baptis, dan peran Roh Kudus yang menuntun manusia dalam menjalani kehidupan selama masih di dunia
B. Mematikan Dalam Diri Perbuatan Duniawi (Kolose 3:5-11)
Seorang yang telah mengenal Yesus adalah seorang yang mau meninggalkan perbuatan-perbuatan duniawi. Dosa adalah penghalang terbesar untuk mencapai perkara-perkara yang di atas. Seorang yang telah mengalami pertobatan mengarahkan dirinya kepada perkara-perkara Sorgawi. Artinya lebih memusatkan hati dan pikirannya kepada perkara-perkara Sorgawi. Seorang yang menerima Yesus dalam hidupnya maka dia wajib mematikan dalam diri perbuatan-perbuatan duniawi.
Rasul Paulus menasihatkan jemaat Kolose untuk mematikan dalam diri perbuatan-perbuatan duniawi. Kata “Matikanlah”di dalam ayat yang kelima berasal dari kata kerja (nekrosate) yang secara harfiah memang bernada kuat dan dapat diartikan “Membuat mati” atau “Mematikan”. Jadi, semua hal yang didaftarkan Paulus di dalam ayat ini yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, bukan hanya perlu ditekan atau dikendalikan, melainkan dihapuskan sepenuhnya dari kehidupan orang percaya.
Pada ayat selanjutnya mengatakan bahwa jikalau perbuatan-perbuatan duniawi dalam diri manusia tidak dimatikan akan mendatangkan murka Allah atas orang-orang durhaka. Untuk lebih memahami daftar segala sesuatu yang duniawi yang Paulus tegaskan kepada jemaat Kolose, dapat dilihat dari akar kata Yunaninya.
Pertama, Kata “Percabulan” dalam bahasa aslinya adalah porneian) atau dalam bahasa Inggrisnya sexual immorality, yang memiliki arti “tunasusila, ketidaksopanan, pelanggaran susila atau perzinaan.” Kata selanjutnya “Kenajisan” berasal dari kata (akatharsian), yang memiliki arti “kotoran, kenajisan atau hal tidak bermoral.”
Percabulan adalah keinginan seksual dalam diri manusia yang sifatnya jahat, hanya untuk memuaskan birahi manusia. Seorang Kristen yang telah lahir baru harus dapat menolak bahkan tidak melakukan percabulan. Keinginan seksual hanya dapat dilakukan oleh pasangan suami isteri yang tujuannya untuk mendapatkan keturunan.
Kedua, keserakahan yang terdapat pada Kolose 3:5, yang dalam bahasa aslinya adalah (pleoneksian) atau dalam bahasa Inggrisnya covetousness yang memiliki arti “Keangkaraan” atau sama halnya dengan “kekejaman, kebengisan, kebiadaban, ketamakan; kelobaan serakah, eksploitasi, dan pemaksaan.” Kata pleoneksian berasal dari dua kata Yunani, yaitu pleon yang berarti “Lebih,” dan ekhein yang artinya “Mempunyai.” Pleoneksian pada dasarnya adalah “Keinginan untuk memiliki lebih banyak.”
Ketiga, marah dan geram yang terdapat pada Kolose 3:8. Kata yang di pakai oleh Paulus di dalam ayat ini, yaitu (orgen) atau yang dalam bahasa Inggris anger dan (thumos) atau dalam bahasa Inggrisnya rage. Perbedaan antara keduanya adalah sebagai berikut: thumos atau marah adalah luapan suatu kemarahan yang tiba-tiba, yang mudah sekali meledak dan mudah pula padam. Sedangkan orgen atau geram adalah kemarahan yang telah berakar, atau dengan kata lain kemarahan yang berlangsung lama, diam-diam tetapi pasti, yang menolak didamaikan dan membiarkan api kemarahannya membara
Keempat, berbuat jahat atau kebencian yang terdapat pada Kolose 3:8, yang dalam bahasa Yunani menggunakan kata (kakian). Kata tersebut memiliki arti “Pikiran jahat atau menyimpan rasa benci yang akan melahirkan kejahatan-kejahatan pribadi, kedengkian, kebencian, atau menaruh dendam terhadap seseorang.
Kelima, memiliki perkataan yang sia-sia, seperti memfitnah, berkata-kata kotor, dan berdusta yang terdapat pada ayat kedelapan dan sembilan. Memfitnah berasal dari kata (blasphemian) atau dalam bahasa Inggris disebut slander yang memiliki arti “Fitnah, umpat atau hujat.” Pada umumnya kata ini ditujukan untuk pembicaraan yang menghina dan menfitnah dan ketika kata-kata penghinaan itu ditujukan terhadap Allah, maka disebut “Hujatan.”
Kemudian, berkata-kata kotor dalam bahasa aslinya adalah (aischrologian) atau dalam bahasa Inggris disebut foul language, yang memiliki arti “Kecurangan, pelanggaran dalam berkata dan dapat pula berarti bahasa cabul. Itulah karena hal duniawi di atas yang benar-benar dimatikan di dalam diri seseorang yang telah mengalami kelahiran baru
Baca Juga: Kolose 3:1-4 (3 Ciri Manusia Baru)
Kedua, keserakahan yang terdapat pada Kolose 3:5, yang dalam bahasa aslinya adalah (pleoneksian) atau dalam bahasa Inggrisnya covetousness yang memiliki arti “Keangkaraan” atau sama halnya dengan “kekejaman, kebengisan, kebiadaban, ketamakan; kelobaan serakah, eksploitasi, dan pemaksaan.” Kata pleoneksian berasal dari dua kata Yunani, yaitu pleon yang berarti “Lebih,” dan ekhein yang artinya “Mempunyai.” Pleoneksian pada dasarnya adalah “Keinginan untuk memiliki lebih banyak.”
Ketiga, marah dan geram yang terdapat pada Kolose 3:8. Kata yang di pakai oleh Paulus di dalam ayat ini, yaitu (orgen) atau yang dalam bahasa Inggris anger dan (thumos) atau dalam bahasa Inggrisnya rage. Perbedaan antara keduanya adalah sebagai berikut: thumos atau marah adalah luapan suatu kemarahan yang tiba-tiba, yang mudah sekali meledak dan mudah pula padam. Sedangkan orgen atau geram adalah kemarahan yang telah berakar, atau dengan kata lain kemarahan yang berlangsung lama, diam-diam tetapi pasti, yang menolak didamaikan dan membiarkan api kemarahannya membara
Keempat, berbuat jahat atau kebencian yang terdapat pada Kolose 3:8, yang dalam bahasa Yunani menggunakan kata (kakian). Kata tersebut memiliki arti “Pikiran jahat atau menyimpan rasa benci yang akan melahirkan kejahatan-kejahatan pribadi, kedengkian, kebencian, atau menaruh dendam terhadap seseorang.
Kelima, memiliki perkataan yang sia-sia, seperti memfitnah, berkata-kata kotor, dan berdusta yang terdapat pada ayat kedelapan dan sembilan. Memfitnah berasal dari kata (blasphemian) atau dalam bahasa Inggris disebut slander yang memiliki arti “Fitnah, umpat atau hujat.” Pada umumnya kata ini ditujukan untuk pembicaraan yang menghina dan menfitnah dan ketika kata-kata penghinaan itu ditujukan terhadap Allah, maka disebut “Hujatan.”
Kemudian, berkata-kata kotor dalam bahasa aslinya adalah (aischrologian) atau dalam bahasa Inggris disebut foul language, yang memiliki arti “Kecurangan, pelanggaran dalam berkata dan dapat pula berarti bahasa cabul. Itulah karena hal duniawi di atas yang benar-benar dimatikan di dalam diri seseorang yang telah mengalami kelahiran baru
Baca Juga: Kolose 3:1-4 (3 Ciri Manusia Baru)
Di dalam Kristus tidak ada perbedaan, karena Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu. Surat Kolose pasal 3:11 memberitahukan kepada manusia bahwa “Tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu,” Dalam hal ini, peneliti mengatakan bahwa di dalam Kristus orang Kristen semua adalah sama
C. Hidup Sebagai Orang-Orang Pilihan Allah (Kolose 3:12-17)
Seorang yang telah mengalami kelahiran baru adalah orang pilihan Allah. Pilihan Allah berarti orang itu istimewa di mata-Nya. Rasul Paulus menguraikan dalam suratnya kepada jemaat di Kolose tentang hidup sebagai orang-orang pilihan Allah (Kolose 3:12-17). Paulus menguraikan hidup sebagai orang-orang pilihan Allah menunjukkan gaya hidup yang penuh dengan belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.
Kemudian, memberikan pengampunan kepada sesama sama seperti Kristus yang telah mengampuni manusia dari dosa. Dan di di atas semuanya itu orang Kristen mengenakan kasih sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan serta mengucap syukur kepada Tuhan
Hidup di dalam kasih berarti bermurah hati. Secara etimolotis, kemurahan berasal dari bahasa Yunani khrestoteta) yang memiliki arti “kebaikan, kemurahan, belaskasihan, apa yang benar.” Hidup di dalam kasih berarti rendah hati dan lemah lembut (Kolose 3:12). Kata “Rendah hati” dalam bahasa aslinya, yaitu (tapeinophrosynen) atau dalam Inggris disebut dengan humility dan memiliki arti “Kerendahan hati atau kebajikan.”
Menurut Brian J. Bailey mengatakan: kasih adalah komitmen. Kasih itu tidak didasarkan atas perasaan, sekalipun memang perasaan kasih itu akan mengalir juga tatkala buah kasih menjadi dewasa. Karena itu, kasih dimulai di dalam kehendak, atau roh, kemudian mengalir ke dalam jiwa, di mana terletak emosi-emosi manusia.
Baca Juga; Keutamaan Kristus; Kolose 1:15-20
C. Hidup Sebagai Orang-Orang Pilihan Allah (Kolose 3:12-17)
Seorang yang telah mengalami kelahiran baru adalah orang pilihan Allah. Pilihan Allah berarti orang itu istimewa di mata-Nya. Rasul Paulus menguraikan dalam suratnya kepada jemaat di Kolose tentang hidup sebagai orang-orang pilihan Allah (Kolose 3:12-17). Paulus menguraikan hidup sebagai orang-orang pilihan Allah menunjukkan gaya hidup yang penuh dengan belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.
Kemudian, memberikan pengampunan kepada sesama sama seperti Kristus yang telah mengampuni manusia dari dosa. Dan di di atas semuanya itu orang Kristen mengenakan kasih sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan serta mengucap syukur kepada Tuhan
Hidup di dalam kasih berarti bermurah hati. Secara etimolotis, kemurahan berasal dari bahasa Yunani khrestoteta) yang memiliki arti “kebaikan, kemurahan, belaskasihan, apa yang benar.” Hidup di dalam kasih berarti rendah hati dan lemah lembut (Kolose 3:12). Kata “Rendah hati” dalam bahasa aslinya, yaitu (tapeinophrosynen) atau dalam Inggris disebut dengan humility dan memiliki arti “Kerendahan hati atau kebajikan.”
Menurut Brian J. Bailey mengatakan: kasih adalah komitmen. Kasih itu tidak didasarkan atas perasaan, sekalipun memang perasaan kasih itu akan mengalir juga tatkala buah kasih menjadi dewasa. Karena itu, kasih dimulai di dalam kehendak, atau roh, kemudian mengalir ke dalam jiwa, di mana terletak emosi-emosi manusia.
Baca Juga; Keutamaan Kristus; Kolose 1:15-20
Pada akhirnya kasih itu diekspresikan oleh perbuatan-perbuatan lahiriah, seperti sentuhan-sentuhan dan perbuatan-perbuatan yang baik. Tuhan Yesus telah menunjukkan kasih-Nya kepada manusia melalui pengorbanan-Nya mati di atas kayu salib (Yohanes 3:16). Dengan demikian, sebagai orang-orang pilihan Allah harus menunjukkan kasihnya kepada sesamanya melalui perbuatan, perkataan, tindakan, dan pengorbanan
Kesimpulan:
Melalui tinjauan singkat terhadap surat Paulus kepada jemaat Kolose 3:1-17, kita dapat menyimpulkan bahwa panggilan hidup dalam Kristus membawa transformasi yang mendalam. Pertobatan, penolakan terhadap perilaku duniawi, dan hidup sebagai orang pilihan Allah merupakan elemen-elemen kunci dalam perjalanan spiritual. Paulus merangsang kita untuk mencari hal-hal yang surgawi, mematikan sifat-sifat duniawi, dan mengenakan kasih sebagai ikatan yang menyatukan orang percaya. Dengan demikian, Kolose memberikan landasan kuat bagi hidup yang bermakna dalam persekutuan dengan Kristus.
Kesimpulan:
Melalui tinjauan singkat terhadap surat Paulus kepada jemaat Kolose 3:1-17, kita dapat menyimpulkan bahwa panggilan hidup dalam Kristus membawa transformasi yang mendalam. Pertobatan, penolakan terhadap perilaku duniawi, dan hidup sebagai orang pilihan Allah merupakan elemen-elemen kunci dalam perjalanan spiritual. Paulus merangsang kita untuk mencari hal-hal yang surgawi, mematikan sifat-sifat duniawi, dan mengenakan kasih sebagai ikatan yang menyatukan orang percaya. Dengan demikian, Kolose memberikan landasan kuat bagi hidup yang bermakna dalam persekutuan dengan Kristus.