Terang dan Kesaksian: Yohanes 1:5-8
Pendahuluan:
Yohanes 1:5-8 mengungkapkan dua tema penting dalam Injil Yohanes, yaitu konsep "Terang yang bercahaya dalam kegelapan" dan kesaksian Yohanes Pembaptis tentang Terang tersebut. Ayat-ayat ini berbunyi:"Terang itu bercahaya dalam kegelapan, dan kegelapan tidak dapat menguasai-Nya. Ada seorang yang diutus Allah, namanya Yohanes. Ia datang sebagai saksi untuk menyampaikan kesaksian tentang Terang itu supaya melalui dia semua orang menjadi percaya. Yohanes sendiri bukanlah Terang itu, tetapi dia datang untuk menyampaikan kesaksian tentang Terang itu."
Melalui ayat-ayat ini, Yohanes Penginjil menekankan bahwa Yesus adalah terang yang bercahaya di tengah dunia yang penuh dosa dan kegelapan, serta peran Yohanes Pembaptis sebagai saksi yang menuntun orang pada iman kepada Terang tersebut. Artikel ini akan menggali arti dari masing-masing tema ini, termasuk pandangan beberapa teolog, serta implikasinya bagi iman dan kehidupan Kristen.
1. Terang yang Bercahaya dalam Kegelapan (Yohanes 1:5)
Yohanes 1:5 menyatakan, “Terang itu bercahaya dalam kegelapan, dan kegelapan tidak dapat menguasai-Nya.” Ayat ini menjelaskan bahwa Yesus Kristus adalah Terang yang hadir untuk mengatasi kegelapan, yang dalam konteks Yohanes menggambarkan dunia yang jatuh dalam dosa dan kebodohan rohani.
F.F. Bruce dalam The Gospel of John menjelaskan bahwa Terang ini tidak dapat dipadamkan atau dikuasai oleh kegelapan, yang menunjukkan kekuasaan Allah atas dosa dan kejahatan. Bruce menulis, “Ketika terang Kristus bercahaya, kegelapan kehilangan kekuatan dan kekuasaannya, karena kehadiran Allah lebih kuat dari segala bentuk kejahatan.” Kehadiran Terang ini menunjukkan bahwa Yesus datang sebagai Penyelamat yang membawa kebenaran dan kebebasan bagi umat manusia yang hidup dalam dosa.
R.C. Sproul dalam bukunya The Holiness of God juga menyoroti bahwa terang ini mengungkapkan segala sesuatu, baik yang tersembunyi dalam kegelapan dosa maupun kebodohan spiritual. Sproul menulis, “Terang Kristus adalah terang yang menyingkapkan dan menghakimi dosa, yang memanggil manusia kepada pertobatan.” Terang ini membawa orang percaya kepada pengenalan yang benar akan Allah, menunjukkan kepada mereka dosa-dosa yang menghalangi hubungan mereka dengan-Nya, dan memampukan mereka untuk hidup dalam kebenaran.
John Stott, dalam The Epistles of John, menguraikan bahwa Terang Kristus ini memiliki dampak yang melampaui penghakiman atas dosa, yakni juga menyembuhkan dan memulihkan mereka yang terluka oleh dosa. “Terang Kristus tidak hanya mengungkapkan dosa tetapi juga menyembuhkan hati yang terluka, membawa kehidupan dan pengharapan di tengah kegelapan dosa,” tulis Stott. Terang Kristus tidak sekadar berfungsi sebagai alat untuk menghakimi, tetapi juga sebagai kekuatan penyembuhan yang membawa pemulihan kepada manusia yang bersedia menerima-Nya.
2. Kehadiran Yohanes Pembaptis sebagai Saksi (Yohanes 1:6-7)
Dalam Yohanes 1:6-7, tertulis bahwa Allah mengutus seorang yang bernama Yohanes untuk menjadi saksi tentang Terang tersebut. Yohanes Pembaptis datang untuk memberi kesaksian tentang Yesus, supaya orang-orang bisa mengenal Dia dan percaya kepada-Nya. Di sini, Yohanes Penginjil menegaskan peran penting dari kesaksian dalam membawa orang-orang kepada iman dalam Kristus.
John MacArthur, dalam The MacArthur New Testament Commentary: John, menyatakan bahwa peran Yohanes Pembaptis adalah sangat krusial dalam menyiapkan jalan bagi Kristus. “Yohanes Pembaptis adalah perintis yang menuntun umat Israel untuk mengenal dan menerima Yesus sebagai Mesias,” tulis MacArthur. Bagi MacArthur, Yohanes Pembaptis bukan sekadar saksi, tetapi juga nabi terakhir yang mempersiapkan kedatangan Yesus, memenuhi nubuat Perjanjian Lama tentang seorang yang akan mempersiapkan jalan bagi Tuhan (Maleakhi 3:1).
William Barclay dalam The Gospel of John menjelaskan bahwa kesaksian Yohanes Pembaptis berperan untuk membuka jalan bagi iman kepada Kristus. Menurut Barclay, “Yohanes Pembaptis datang sebagai pemberita untuk memberitakan Terang itu, membangkitkan harapan bagi mereka yang haus akan kebenaran dan keselamatan.” Barclay melihat Yohanes Pembaptis sebagai perantara penting yang menunjukkan kepada orang-orang bahwa Yesus adalah Terang yang mereka tunggu-tunggu, dan menuntun mereka kepada pertobatan yang tulus.
3. Yohanes Pembaptis Bukanlah Terang Itu (Yohanes 1:8)
Yohanes 1:8 menegaskan bahwa Yohanes Pembaptis bukanlah Terang itu, tetapi hanya seorang saksi yang memberi kesaksian tentang Terang. Ini penting karena dalam Injil Yohanes, banyak yang mengira Yohanes Pembaptis adalah Mesias, dan Yohanes Penginjil ingin mengklarifikasi bahwa Yohanes Pembaptis hanyalah utusan Allah yang menunjuk kepada Mesias yang sejati, yaitu Yesus Kristus.
Teolog Raymond E. Brown dalam The Anchor Yale Bible Commentary: The Gospel According to John menyoroti pentingnya Yohanes Penginjil memisahkan identitas Yohanes Pembaptis dari Kristus. Brown menulis, “Ada kecenderungan di kalangan orang Yahudi untuk menganggap Yohanes Pembaptis sebagai tokoh utama, tetapi Yohanes Penginjil ingin menjelaskan bahwa Terang yang sejati adalah Yesus.” Bagi Brown, hal ini menegaskan bahwa segala pujian, penyembahan, dan pengakuan hanya layak diberikan kepada Yesus, bukan kepada Yohanes Pembaptis atau tokoh lainnya.
Dalam The Cost of Discipleship, Dietrich Bonhoeffer menjelaskan bahwa Yohanes Pembaptis mengajarkan kerendahan hati yang besar dalam pengabdiannya sebagai saksi Kristus. Bonhoeffer menulis, “Seorang saksi sejati adalah seseorang yang hidup bukan untuk dirinya sendiri, tetapi untuk memuliakan Allah dan mempersiapkan jalan bagi-Nya.” Yohanes Pembaptis mengingatkan kita bahwa seorang saksi harus hidup dalam kerendahan hati, menyadari bahwa ia hanyalah saluran yang mengarahkan orang lain kepada Allah.
Implikasi Teologis dari Yohanes 1:5-8
Kehadiran Terang yang bercahaya dalam kegelapan dan kesaksian Yohanes Pembaptis dalam Yohanes 1:5-8 membawa beberapa implikasi teologis bagi kehidupan iman Kristen:
Panggilan untuk Hidup dalam Terang: Dengan kehadiran Terang Kristus yang mengalahkan kegelapan, orang Kristen dipanggil untuk hidup dalam terang itu, meninggalkan dosa, dan hidup dalam kebenaran. Dallas Willard dalam The Divine Conspiracy menulis bahwa hidup dalam terang berarti hidup dalam kekudusan dan kebenaran, mencerminkan kasih Kristus kepada dunia. Hidup dalam terang Kristus mengajak orang percaya untuk hidup tanpa dosa dan membawa pengaruh yang positif bagi lingkungan mereka.
Kesaksian tentang Kristus sebagai Terang Dunia: Yohanes Pembaptis menjadi teladan bagi orang Kristen dalam menjadi saksi tentang Kristus. John Piper dalam Let the Nations Be Glad! menyatakan bahwa setiap orang percaya dipanggil untuk menjadi saksi yang memberitakan kabar baik tentang Yesus, agar dunia dapat mengenal-Nya sebagai Terang yang membawa hidup. Kesaksian Yohanes Pembaptis mengingatkan orang percaya untuk hidup sebagai saksi yang setia, berani berbicara tentang kasih dan kebenaran Kristus kepada dunia yang membutuhkan.
Kerendahan Hati dalam Pelayanan: Yohanes Pembaptis menunjukkan contoh kerendahan hati yang mendalam, menyadari bahwa ia hanyalah saksi, bukan Terang itu sendiri. Charles Spurgeon dalam Lectures to My Students menekankan pentingnya kerendahan hati dalam pelayanan dan mendorong agar setiap orang yang melayani tidak mencari pujian bagi dirinya sendiri, tetapi berfokus untuk memuliakan Kristus. Orang Kristen yang melayani Tuhan dipanggil untuk rendah hati, menyadari bahwa semua kemuliaan dan hormat hanya layak diberikan kepada Yesus Kristus.
Kesimpulan
Yohanes 1:5-8 menunjukkan kehadiran Yesus sebagai Terang yang bercahaya dalam kegelapan serta peran penting Yohanes Pembaptis sebagai saksi yang memberi kesaksian tentang Terang tersebut. Yesus, sebagai Terang yang tidak dapat dikalahkan oleh kegelapan, menawarkan pengharapan dan hidup bagi dunia yang penuh dosa. Yohanes Pembaptis mengarahkan orang untuk percaya kepada Kristus, menjadi teladan tentang bagaimana kita juga dipanggil untuk menjadi saksi dan pembawa terang di dunia ini.
Pemahaman ini mengajak setiap orang percaya untuk hidup dalam terang Yesus, meninggalkan dosa, dan mencerminkan kasih Kristus. Seperti Yohanes Pembaptis, kita dipanggil untuk menjadi saksi yang setia, hidup dalam kerendahan hati, dan selalu mengarahkan perhatian orang kepada Kristus. Dengan demikian, Yohanes 1:5-8 menginspirasi kita untuk hidup sebagai terang yang memuliakan Allah di tengah dunia yang gelap.