Yohanes 1:15: Kesaksian Yohanes Pembaptis tentang Yesus Kristus dalam Perspektif Teologi

Pendahuluan:

Yohanes 1:15 menyatakan: “Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dengan berseru, ‘Inilah Dia yang kumaksudkan saat aku berkata, ‘Sesudah aku, akan datang Dia yang mendahului aku karena Dia ada sebelum aku.’” Ayat ini adalah salah satu dari sekian banyak ayat dalam Alkitab yang menyatakan kesaksian Yohanes Pembaptis tentang Yesus Kristus, yang menekankan keutamaan dan keilahian Yesus. Di sini, Yohanes Pembaptis dengan jelas mengakui bahwa meskipun Yesus datang setelahnya dalam urutan kronologis, Yesus sebenarnya ada sebelum Yohanes, yang menandakan keilahian Yesus dan pre-eksistensi-Nya.
Yohanes 1:15: Kesaksian Yohanes Pembaptis tentang Yesus Kristus dalam Perspektif Teologi
Artikel ini akan menggali lebih dalam makna dari Yohanes 1:15 berdasarkan pandangan beberapa teolog terkemuka, seperti John Calvin, Karl Barth, dan J.I. Packer. Selain itu, artikel ini juga akan menyoroti implikasi teologis dari kesaksian Yohanes Pembaptis tentang Yesus dan pentingnya bagi kehidupan orang percaya.

1. Yohanes Memberi Kesaksian: Peran Yohanes Pembaptis

Yohanes Pembaptis adalah tokoh yang sangat penting dalam narasi Injil, terutama dalam memperkenalkan dan menyiapkan jalan bagi kedatangan Yesus Kristus. Dalam Yohanes 1:15, Yohanes Pembaptis bersaksi bahwa Yesus, meskipun datang setelahnya secara manusiawi, sebenarnya mendahului dia dalam hal eksistensi ilahi. Kesaksian Yohanes tentang Yesus adalah pengakuan publik yang jelas bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan, dan juga Allah yang kekal.

John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menyoroti pentingnya kesaksian Yohanes Pembaptis sebagai penegasan keilahian Yesus. Calvin menulis, “Yohanes Pembaptis adalah saksi utama yang mengarahkan orang kepada Kristus. Melalui kesaksiannya, Yohanes menegaskan bahwa Yesus bukan hanya manusia, tetapi juga Allah yang kekal, yang telah ada sebelum segala sesuatu diciptakan.” Bagi Calvin, kesaksian ini sangat penting karena menegaskan keunggulan Yesus di atas semua nabi dan tokoh lainnya.

Karl Barth dalam Church Dogmatics juga melihat kesaksian Yohanes Pembaptis sebagai penegasan akan posisi unik Yesus sebagai Firman Allah yang berinkarnasi. Barth menulis, “Kesaksian Yohanes menunjukkan bahwa Yesus, meskipun tampak datang sebagai manusia di tengah sejarah, adalah Allah yang kekal. Dia adalah Firman yang sudah ada sebelum penciptaan dunia.” Barth menekankan bahwa pengakuan Yohanes tentang keutamaan Yesus adalah landasan bagi pemahaman kita tentang Kristus sebagai penggenapan janji-janji Allah.

2. “Sesudah Aku Akan Datang Dia yang Mendahului Aku”

Pernyataan Yohanes Pembaptis bahwa "Sesudah aku akan datang Dia yang mendahului aku" tampaknya kontradiktif secara kronologis, karena Yesus memang datang setelah Yohanes dalam urutan kelahiran. Namun, pernyataan ini menunjukkan bahwa Yesus, meskipun datang kemudian dalam waktu, sebenarnya memiliki status dan eksistensi yang lebih tinggi dan lebih awal daripada Yohanes.

John Stott, dalam bukunya Basic Christianity, menjelaskan bahwa Yohanes Pembaptis mengakui pre-eksistensi Kristus—yaitu bahwa Yesus ada sebelum segala sesuatu diciptakan, meskipun Dia berinkarnasi setelah Yohanes. Stott menulis, “Yesus mungkin tampak datang terakhir dalam urutan sejarah, tetapi Dia sudah ada sejak kekekalan, dan Yohanes dengan tepat menempatkan Yesus di tempat yang lebih tinggi daripada dirinya.” Ini adalah pengakuan penting yang menegaskan keilahian Yesus.

J.I. Packer, dalam bukunya Knowing God, menambahkan bahwa pernyataan Yohanes tentang keunggulan Kristus menekankan natur ilahi Yesus. “Yohanes Pembaptis tahu bahwa Yesus bukan hanya Mesias yang dijanjikan, tetapi juga Pribadi Ilahi yang sudah ada sejak kekekalan,” tulis Packer. Pengakuan Yohanes bahwa Yesus "mendahului" dia tidak hanya berbicara tentang urutan kronologis, tetapi juga tentang status ilahi Yesus yang melampaui semua makhluk.

3. Yesus Kristus: Pribadi yang Kekal

Frasa "Dia ada sebelum aku" dalam Yohanes 1:15 mengarah pada konsep pre-eksistensi Kristus, yang menegaskan bahwa Yesus sudah ada sebelum Yohanes Pembaptis, bahkan sebelum penciptaan dunia. Ini menunjukkan bahwa Yesus tidak hanya sekadar manusia, tetapi Dia adalah Pribadi yang kekal dan memiliki sifat ilahi. Keberadaan-Nya yang kekal adalah bukti keilahian-Nya dan menunjukkan bahwa Dia adalah Allah.

Dalam Institutes, John Calvin menjelaskan bahwa pre-eksistensi Yesus adalah salah satu bukti terkuat dari keilahian-Nya. Calvin menulis, “Kristus tidak dibatasi oleh waktu atau ruang. Sebelum dunia dijadikan, Dia sudah ada bersama Bapa sebagai Firman yang kekal.” Bagi Calvin, pre-eksistensi Kristus adalah pengingat bahwa keselamatan yang kita terima melalui Yesus bukanlah tindakan sementara, tetapi bagian dari rencana kekal Allah.

Karl Barth dalam Church Dogmatics juga menekankan pentingnya pre-eksistensi Kristus sebagai kunci untuk memahami siapa Dia. Barth menulis, “Yesus Kristus, Sang Firman yang berinkarnasi, adalah Allah yang kekal, yang telah ada sebelum segala sesuatu. Dengan mengakui pre-eksistensi-Nya, kita mengakui keilahian-Nya dan otoritas-Nya sebagai Tuhan atas segala ciptaan.” Barth menegaskan bahwa ini adalah dasar dari keyakinan iman Kristen bahwa Yesus bukan hanya manusia, tetapi juga Allah yang kekal.

Kolose 1:17 juga menegaskan pre-eksistensi Kristus: "Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia." Ini menunjukkan bahwa Yesus ada sebelum penciptaan dan semua yang ada bergantung kepada-Nya. Keberadaan-Nya yang kekal menunjukkan bahwa Dia bukan hanya makhluk ciptaan, tetapi Sang Pencipta yang ilahi.

4. Implikasi Teologis dari Kesaksian Yohanes

Kesaksian Yohanes Pembaptis tentang keutamaan Yesus memiliki implikasi teologis yang mendalam. Pertama, hal ini menegaskan bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan dalam Perjanjian Lama. Yohanes, sebagai nabi terakhir sebelum Yesus, memainkan peran penting dalam mengarahkan umat Israel kepada Sang Mesias yang sejati. Kesaksiannya membantu umat Israel dan kita semua untuk mengenali bahwa Yesus adalah pemenuhan semua janji Allah.

Kedua, kesaksian ini menegaskan keilahian Yesus, bahwa Dia bukan hanya manusia yang istimewa, tetapi Allah yang datang ke dalam dunia dalam wujud manusia. Yohanes 1:1 sudah menyatakan bahwa Firman itu adalah Allah, dan Yohanes 1:15 melanjutkan dengan menyatakan bahwa Firman itu adalah Yesus yang kekal.

J.I. Packer, dalam Knowing God, menekankan bahwa pengakuan Yohanes tentang keutamaan Yesus harus mendorong kita untuk menyembah-Nya bukan hanya sebagai guru atau nabi, tetapi sebagai Tuhan yang kekal. “Yesus adalah Allah yang menjelma. Dengan pengakuan ini, kita tidak dapat memperlakukan Yesus hanya sebagai manusia bijak, tetapi harus menyembah-Nya sebagai Tuhan yang berkuasa atas segala sesuatu,” tulis Packer.

John Stott dalam The Cross of Christ menambahkan bahwa kesaksian Yohanes tentang Yesus mengingatkan kita akan pentingnya salib. Stott menulis, “Yohanes menunjukkan bahwa Yesus adalah Pribadi Ilahi yang datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia. Pengakuan Yohanes tentang keutamaan Kristus mengarah pada pemahaman bahwa karya penebusan-Nya di kayu salib memiliki bobot kekal.” Artinya, karya keselamatan yang dilakukan Yesus bukanlah sesuatu yang bersifat sementara, melainkan tindakan Allah yang kekal untuk menyelamatkan manusia dari dosa.

5. Penerapan Praktis dari Yohanes 1:15

Yohanes 1:15 memiliki beberapa penerapan praktis bagi kehidupan orang percaya. 

1. Pertama, kita dipanggil untuk memberi kesaksian tentang Kristus, seperti yang dilakukan Yohanes Pembaptis. Yohanes tidak ragu untuk menunjukkan bahwa Yesus adalah Tuhan dan Mesias. Sebagai orang percaya, kita juga dipanggil untuk menjadi saksi yang setia bagi Yesus, baik melalui kata-kata maupun perbuatan.

Charles Spurgeon, dalam khotbahnya Christ’s Testimony to His Witnesses, menekankan pentingnya orang Kristen menjadi saksi yang setia seperti Yohanes Pembaptis. Spurgeon menulis, “Yohanes Pembaptis adalah contoh bagi kita semua. Dia tidak takut untuk menyatakan kebenaran tentang siapa Kristus itu, dan kita juga harus memiliki keberanian yang sama untuk bersaksi tentang Dia.” Penerapan ini relevan bagi orang Kristen hari ini yang sering kali menghadapi tekanan untuk berdiam diri tentang iman mereka.

2. Kedua, Yohanes 1:15 mengajarkan kita untuk mengenali keutamaan Kristus dalam segala hal. Dalam kehidupan sehari-hari, kita harus menempatkan Yesus sebagai pusat dari segala sesuatu yang kita lakukan. Sebagaimana Yohanes mengakui keutamaan Kristus di atas dirinya sendiri, kita juga harus menundukkan diri di bawah otoritas Kristus dalam semua aspek kehidupan.

John Calvin dalam Institutes menulis bahwa pengakuan akan keutamaan Kristus harus mempengaruhi cara kita hidup. “Kristus adalah Tuhan atas segala sesuatu. Pengakuan ini harus terlihat dalam cara kita mengatur hidup kita, di mana kita menyerahkan semua rencana dan kehendak kita di bawah otoritas-Nya,” tulis Calvin. Ini berarti orang percaya dipanggil untuk hidup dalam ketaatan dan kesetiaan kepada Kristus sebagai Tuhan.

3. Ketiga, Yohanes 1:15 mengingatkan kita akan kemuliaan Kristus yang kekal. Sebagai orang percaya, kita harus terus-menerus mengarahkan hati dan pikiran kita kepada kemuliaan Kristus yang melampaui segala hal di dunia ini. Seperti Yohanes Pembaptis yang bersaksi tentang Kristus dengan penuh pengagungan, kita juga harus hidup dengan cara yang menunjukkan bahwa kemuliaan Kristus lebih besar daripada apa pun yang dunia ini tawarkan.

Kesimpulan

Yohanes 1:15 memberikan kesaksian yang jelas dan kuat tentang keutamaan Yesus Kristus. Meskipun Yesus datang setelah Yohanes Pembaptis dalam urutan sejarah manusia, Dia sebenarnya ada sebelum Yohanes, karena Dia adalah Firman yang kekal dan ilahi. Kesaksian Yohanes ini menegaskan keilahian Yesus, pre-eksistensi-Nya, dan peran-Nya sebagai Mesias yang dijanjikan.

Pandangan teolog seperti John Calvin, Karl Barth, J.I. Packer, dan John Stott memperkaya pemahaman kita tentang makna ayat ini dan memberikan wawasan mendalam tentang siapa Yesus Kristus sebenarnya. Kesaksian Yohanes Pembaptis adalah pengingat bagi kita untuk mengenali keutamaan Kristus dalam hidup kita dan untuk menyembah-Nya sebagai Tuhan yang kekal dan penyelamat dunia.

Bagi orang percaya, Yohanes 1:15 adalah panggilan untuk menjadi saksi yang setia bagi Kristus, untuk menempatkan Dia sebagai pusat dari segala sesuatu, dan untuk mengarahkan hati kita kepada kemuliaan-Nya yang kekal. Melalui pengakuan akan keutamaan dan keilahian Kristus, kita dapat hidup dalam ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan yang telah datang untuk menyelamatkan kita.

Next Post Previous Post