Khotbah Efesus 4:15-16 - Bertumbuh Menuju Kedewasaan dalam Kasih dan Kesatuan

Pendahuluan:

Selamat pagi, Saudara-saudara yang terkasih dalam Kristus! Hari ini, kita akan merenungkan Firman Tuhan dari Efesus 4:15-16. Dalam suratnya kepada jemaat di Efesus, Rasul Paulus memberikan pesan 
yang sangat relevan bagi kehidupan kita sebagai orang percaya. Mari kita baca kembali ayat-ayat ini:

“Sebaliknya, mengatakan kebenaran dalam kasih, kita akan bertumbuh dalam segala hal kepada Dia, yang adalah Kepala, yaitu Kristus. Dari-Nya seluruh tubuh tersusun dan diikat bersama-sama menjadi satu melalui topangan setiap sendi. Jika masing-masing melakukan bagiannya, tubuh akan bertumbuh sehingga membangun dirinya sendiri dalam kasih.” (Efesus 4:15-16, AYT)

Khotbah Efesus 4:15-16 - Bertumbuh Menuju Kedewasaan dalam Kasih dan Kesatuan
Dalam ayat-ayat ini, kita menemukan tema utama tentang pertumbuhan rohani, kesatuan tubuh Kristus, dan kebutuhan untuk saling membangun dalam kasih. Dunia kita saat ini sangat membutuhkan contoh dari gereja yang hidup dalam kebenaran dan kasih, serta bersatu sebagai tubuh Kristus yang kuat dan sehat. Mari kita menggali lebih dalam makna dari ayat-ayat ini untuk memahami bagaimana kita dapat menerapkannya dalam kehidupan kita sehari-hari.

1. Mengatakan Kebenaran dalam Kasih

Paulus memulai dengan pernyataan yang kuat: “mengatakan kebenaran dalam kasih.” Ini adalah konsep yang sederhana tetapi sangat sulit untuk dipraktikkan. Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita terjebak di antara dua kutub:

  • Mengatakan kebenaran dengan keras dan tanpa belas kasihan.
  • Menutupi kebenaran demi menjaga perasaan orang lain atau demi kenyamanan kita sendiri.

Namun, Paulus mengajarkan bahwa kita harus menyampaikan kebenaran dengan kasih. Mengapa ini penting? Karena kebenaran yang disampaikan tanpa kasih dapat melukai, sementara kasih tanpa kebenaran dapat menyesatkan. Yesus sendiri adalah teladan sempurna dari keseimbangan ini. Ketika Ia berhadapan dengan orang-orang berdosa, Ia tidak pernah ragu untuk menyatakan kebenaran, tetapi selalu melakukannya dengan hati penuh belas kasihan.

Misalnya, ketika Yesus berbicara dengan perempuan Samaria di sumur (Yohanes 4), Ia tidak menutup-nutupi dosa-dosa perempuan itu. Namun, cara-Nya mengungkapkan kebenaran dipenuhi dengan kasih yang mengundang, bukan menghakimi. Itulah yang membawa perempuan itu pada pertobatan dan iman kepada-Nya.

Dalam kehidupan gereja, kita perlu belajar untuk saling membangun melalui kebenaran yang diucapkan dalam kasih. Terkadang, kita mungkin perlu menegur atau mengoreksi sesama saudara seiman. Namun, hal itu harus dilakukan dengan penuh kasih dan tujuan untuk membangun, bukan menjatuhkan. Jika kita melakukannya dengan benar, itu akan menghasilkan pertumbuhan rohani dan memperkuat kesatuan di antara kita.

2. Bertumbuh Menuju Kedewasaan dalam Kristus

Paulus kemudian mengatakan bahwa kita harus bertumbuh dalam segala hal kepada Dia, yang adalah Kepala, yaitu Kristus. Pertumbuhan adalah tanda kehidupan yang sehat. Sama seperti seorang anak yang sehat secara alami akan tumbuh menjadi dewasa, demikian pula kita sebagai orang percaya harus bertumbuh dalam kedewasaan rohani.

Tetapi pertumbuhan seperti apa yang dimaksud oleh Paulus? Pertumbuhan ini bukan hanya tentang pengetahuan Alkitab atau pengalaman rohani, tetapi tentang menjadi semakin serupa dengan Kristus. Pertumbuhan rohani berarti membiarkan karakter kita dibentuk oleh Roh Kudus sehingga kita mencerminkan sifat-sifat Kristus dalam segala aspek kehidupan kita.

Ada beberapa tanda dari pertumbuhan rohani yang sejati:

  • Kasih yang semakin mendalam: Ketika kita bertumbuh dalam Kristus, kasih kita kepada sesama akan semakin besar. Kita akan lebih mudah mengampuni, lebih sabar, dan lebih rela berkorban demi orang lain.
  • Kerendahan hati: Pertumbuhan rohani juga ditandai dengan kesadaran akan kelemahan dan ketergantungan kita kepada Tuhan. Semakin kita bertumbuh, semakin kita menyadari betapa kita membutuhkan anugerah-Nya.
  • Ketaatan kepada Firman Tuhan: Orang yang bertumbuh dalam Kristus akan memiliki hasrat yang semakin besar untuk hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Mereka tidak hanya menjadi pendengar Firman, tetapi juga pelaku.

Pertumbuhan ini tidak bisa terjadi secara instan. Sama seperti tanaman yang memerlukan waktu, perawatan, dan kondisi yang tepat untuk tumbuh, demikian pula kita memerlukan disiplin rohani seperti doa, pembacaan Alkitab, persekutuan, dan pelayanan untuk bertumbuh.

3. Kesatuan dalam Tubuh Kristus

Paulus juga menekankan pentingnya kesatuan dalam tubuh Kristus. Ia menggunakan analogi tubuh manusia di mana setiap bagian memiliki fungsi yang berbeda, tetapi semuanya bekerja sama untuk tujuan yang sama. Kristus adalah Kepala dari tubuh ini, dan kita sebagai anggota tubuh harus bekerja sama di bawah arahan-Nya.

Sayangnya, kesatuan seringkali menjadi tantangan bagi gereja. Kita hidup di dunia yang penuh dengan perbedaan pendapat, perpecahan, dan konflik. Namun, sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk menjadi satu di dalam Kristus. Kesatuan ini tidak berarti kita harus selalu setuju dalam segala hal, tetapi kita harus bersatu dalam kasih, tujuan, dan iman kita kepada Kristus.

Paulus menegaskan bahwa kesatuan tubuh Kristus tidak hanya tergantung pada beberapa pemimpin atau hamba Tuhan. Setiap anggota tubuh memiliki peran penting. Tidak ada peran yang terlalu kecil atau tidak berarti. Ketika setiap orang melakukan bagiannya, tubuh Kristus akan bertumbuh dengan sehat dan kuat.

Bagaimana kita bisa menjaga kesatuan ini? Berikut adalah beberapa prinsip:

  • Rendahkan hati dan bersabar satu sama lain: Kita harus belajar untuk mengesampingkan ego dan kepentingan pribadi demi kepentingan bersama. Ketika kita memiliki hati yang rendah, kita akan lebih mudah untuk saling mengampuni dan memahami.
  • Berdoa bersama: Doa adalah cara yang kuat untuk membangun kesatuan. Ketika kita berdoa bersama, hati kita akan semakin selaras dengan kehendak Tuhan.
  • Saling melayani: Kesatuan juga tercipta ketika kita saling melayani dengan kasih. Ketika kita melihat kebutuhan sesama dan rela untuk berkorban demi mereka, kasih Kristus akan semakin nyata di tengah kita.

4. Masing-Masing Melakukan Bagiannya

Efesus 4:16 menekankan pentingnya setiap anggota tubuh melakukan bagiannya. Gereja yang sehat adalah gereja di mana semua orang terlibat dan melayani sesuai dengan karunia dan panggilan masing-masing. Tuhan telah memberikan karunia yang berbeda-beda kepada setiap orang untuk membangun tubuh Kristus.

Beberapa orang mungkin dipanggil untuk berkhotbah, mengajar, atau memimpin. Yang lain mungkin dipanggil untuk melayani dengan cara yang lebih sederhana namun tidak kalah penting, seperti menyambut tamu, membantu logistik, atau berdoa secara diam-diam. Tidak peduli seberapa besar atau kecil peran kita, semuanya penting di hadapan Tuhan.

Paulus mengatakan bahwa jika setiap anggota tubuh melakukan bagiannya, maka tubuh akan bertumbuh dan membangun dirinya sendiri dalam kasih. Artinya, ketika kita bekerja sama, pertumbuhan gereja akan terjadi secara alami dan penuh kasih. Ini adalah kesaksian yang kuat bagi dunia bahwa Kristus hidup di tengah-tengah kita.

5. Membangun dalam Kasih

Terakhir, Paulus menutup bagian ini dengan mengatakan bahwa tubuh Kristus harus membangun dirinya sendiri dalam kasih. Kasih adalah dasar dari semua hal yang kita lakukan sebagai orang percaya. Tanpa kasih, pelayanan kita tidak berarti apa-apa. Tanpa kasih, semua pengetahuan dan karunia rohani yang kita miliki akan sia-sia.

Kasih yang dimaksud di sini bukan hanya perasaan hangat atau simpati, tetapi kasih agape—kasih yang tanpa syarat, yang rela berkorban demi kebaikan orang lain. Kasih seperti inilah yang kita lihat dalam Yesus Kristus, yang rela menyerahkan hidup-Nya di kayu salib demi keselamatan kita.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk mencerminkan kasih ini dalam semua interaksi kita, baik di dalam gereja maupun di luar gereja. Dunia sedang haus akan kasih yang sejati—kasih yang tidak mencari keuntungan diri sendiri, tetapi yang rela berkorban demi sesama. Ketika gereja hidup dalam kasih ini, kita akan menjadi terang yang menyinari dunia yang gelap.

Penutup

Saudara-saudara yang terkasih, marilah kita merenungkan pesan dari Efesus 4:15-16 ini. Kita dipanggil untuk:

  1. Mengatakan kebenaran dalam kasih.
  2. Bertumbuh dalam kedewasaan menuju Kristus, Sang Kepala.
  3. Memelihara kesatuan dalam tubuh Kristus.
  4. Melakukan bagian kita masing-masing dalam pelayanan.
  5. Membangun diri dalam kasih yang sejati.

Jika kita bisa menerapkan prinsip-prinsip ini dalam kehidupan kita, maka gereja kita akan menjadi komunitas yang penuh kasih, kuat, dan sehat. Dunia akan melihat bahwa Kristus hidup di dalam kita, dan melalui kesaksian hidup kita, banyak orang akan ditarik untuk mengenal-Nya.

Marilah kita berdoa agar Roh Kudus memberikan kita kekuatan untuk hidup sesuai dengan Firman Tuhan ini. Kiranya Tuhan memampukan kita untuk menjadi tubuh Kristus yang bertumbuh dalam kasih dan kesatuan, sehingga nama-Nya dimuliakan di dunia ini.

Amin.

Next Post Previous Post