Kesempurnaan Yesus sebagai Imam Besar (Ibrani 7:28)

Kesempurnaan Yesus sebagai Imam Besar (Ibrani 7:28)
Pendahuluan: Kesempurnaan Yesus sebagai Imam Besar

Surat kepada orang Ibrani menonjolkan peran Yesus Kristus sebagai Imam Besar yang agung, yang melampaui semua imam dalam sistem keimaman Lewi. Ayat Ibrani 7:28 menjadi klimaks dari penjelasan tentang keunggulan keimaman Yesus, menyatakan bahwa Dia telah menjadi sempurna dan ditetapkan oleh Allah untuk selamanya.

Ayat ini mengontraskan kelemahan manusiawi imam-imam besar dalam hukum Taurat dengan kesempurnaan Yesus sebagai Anak Allah, yang ditetapkan melalui sumpah ilahi. Artikel ini akan menguraikan makna mendalam dari Ibrani 7:28 berdasarkan Alkitab, pandangan para pakar teologi, 
serta penerapan praktisnya bagi kehidupan orang percaya.

"Sebab hukum Taurat menetapkan manusia yang diliputi kelemahan menjadi imam besar, tetapi sumpah, yang diucapkan kemudian daripada hukum Taurat, menetapkan Anak yang telah menjadi sempurna sampai selama-lamanya."
(Ibrani 7:28, TB)

I. Konteks Ibrani 7: Yesus sebagai Imam Besar yang Kekal

1. Peran Yesus sebagai Imam Besar Melkisedekian

Pasal 7 dari Surat Ibrani membahas keimaman Yesus menurut peraturan Melkisedek, bukan Lewi. Melkisedek, yang muncul dalam Kejadian 14:18-20, adalah imam sekaligus raja, yang tidak memiliki silsilah keimaman seperti dalam sistem Lewi. Yesus digambarkan sebagai Imam Besar yang mengikuti pola Melkisedek—kekal, adil, dan damai.

Penulis Ibrani menegaskan bahwa keimaman Yesus melampaui keimaman Lewi karena:

  • Dia tidak berdosa (Ibrani 4:15).
  • Dia mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai kurban sempurna (Ibrani 7:27).
  • Keimaman-Nya kekal, tidak tergantikan oleh kematian (Ibrani 7:24).

2. Kelemahan Keimaman Lewi

Keimaman Lewi, meskipun diberikan melalui hukum Taurat, memiliki keterbatasan:

  • Imam-imam besar adalah manusia berdosa.
  • Mereka harus mempersembahkan kurban berulang kali, baik untuk diri mereka sendiri maupun untuk umat (Ibrani 7:27).
  • Kurban mereka tidak dapat menghapus dosa secara permanen (Ibrani 10:1-4).

Penulis Ibrani menunjukkan bahwa sistem ini hanya merupakan bayangan dari sesuatu yang lebih baik—keimaman Yesus yang sempurna.

II. Uraian Mendalam Ibrani 7:28

1. "Sebab hukum Taurat menetapkan manusia yang diliputi kelemahan menjadi imam besar"

a. Imam-Imam dalam Sistem Lewi
Dalam Perjanjian Lama, imam besar dipilih dari keturunan Harun sesuai dengan hukum Taurat (Keluaran 28:1). Meskipun mereka memiliki tugas mulia sebagai perantara antara Allah dan umat, mereka tetap manusia yang diliputi kelemahan dan dosa.

Teolog William Lane mencatat bahwa kelemahan imam-imam besar Lewi menunjukkan keterbatasan sistem keimaman itu. Mereka tidak hanya harus mempersembahkan kurban untuk umat, tetapi juga untuk diri mereka sendiri (Imamat 16:6).

b. Konsekuensi Kelemahan Manusia
Karena kelemahan manusiawi mereka, imam-imam besar tidak dapat membawa penyelesaian penuh terhadap masalah dosa. Sistem itu bersifat sementara dan menunjuk kepada kebutuhan akan imam yang lebih baik, yaitu Yesus Kristus.

Menurut John Owen, kelemahan para imam besar dalam sistem Lewi mengungkapkan kebutuhan mendesak akan keimaman yang sempurna, yang hanya dapat ditemukan dalam Kristus.

2. "Tetapi sumpah, yang diucapkan kemudian daripada hukum Taurat"

a. Sumpah Allah dalam Mazmur 110:4
Frasa ini mengacu kepada sumpah Allah yang tercatat dalam Mazmur 110:4:
"TUHAN telah bersumpah dan Ia tidak akan menyesal: 'Engkau adalah imam untuk selama-lamanya, menurut Melkisedek.'"

Penulis Ibrani menekankan bahwa sumpah Allah, yang diucapkan setelah pemberian hukum Taurat, menunjukkan bahwa keimaman Yesus telah direncanakan sejak semula. Keimaman-Nya bukanlah bagian dari sistem Lewi, melainkan sesuatu yang baru dan kekal.

Menurut F.F. Bruce, sumpah ini menandai keimaman Yesus sebagai janji ilahi yang tidak dapat dibatalkan, memastikan bahwa keimaman-Nya adalah solusi akhir untuk dosa.

b. Keunggulan Keimaman Yesus
Sumpah Allah menunjukkan bahwa keimaman Yesus didasarkan pada ketetapan Allah, bukan pada kelemahan manusia. Keimaman ini adalah penggenapan rencana Allah untuk menyelamatkan umat-Nya.

3. "Menetapkan Anak yang telah menjadi sempurna sampai selama-lamanya"

a. Kesempurnaan Yesus
Yesus disebut sebagai Anak yang telah menjadi sempurna. Kesempurnaan-Nya bukan berarti Dia sebelumnya tidak sempurna, tetapi bahwa Dia telah menyelesaikan tugas-Nya sebagai Mesias melalui ketaatan-Nya kepada Bapa, termasuk pengorbanan-Nya di kayu salib (Ibrani 5:8-9).

Charles Spurgeon menjelaskan bahwa kesempurnaan Yesus adalah bukti bahwa Dia sepenuhnya memenuhi semua tuntutan keadilan Allah. Sebagai Imam Besar, Dia tidak hanya menjalankan tugas-Nya dengan sempurna, tetapi juga menjadi korban sempurna untuk dosa manusia.

b. Kekekalan Keimaman Yesus
Kesempurnaan Yesus bersifat kekal, sehingga keimaman-Nya tidak pernah berakhir. Penulis Ibrani menyatakan bahwa Yesus hidup untuk selama-lamanya untuk menjadi perantara bagi umat-Nya (Ibrani 7:25).

c. Peran Yesus sebagai Imam dan Korban
Berbeda dengan imam-imam besar dalam sistem Lewi, Yesus adalah Imam dan Korban sekaligus. Dia mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban yang sempurna satu kali untuk selama-lamanya, membawa penyelesaian penuh terhadap dosa (Ibrani 9:12).

III. Implikasi Teologis dari Ibrani 7:28

1. Kesempurnaan Pengorbanan Kristus

Kesempurnaan Yesus sebagai Imam Besar menunjukkan bahwa tidak ada lagi korban yang diperlukan untuk pengampunan dosa. Dalam Ibrani 10:14, penulis menegaskan bahwa melalui satu kurban, Yesus telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang dikuduskan.

2. Hubungan Langsung dengan Allah

Keimaman Yesus memungkinkan orang percaya untuk mendekat kepada Allah dengan penuh keberanian. Dalam Ibrani 4:16, penulis mendorong kita untuk datang ke takhta kasih karunia dengan keyakinan, karena kita memiliki Imam Besar yang memahami kelemahan kita.

3. Keamanan dalam Keselamatan

Keimaman Yesus yang kekal menjamin keselamatan orang percaya. Karena Dia hidup untuk selama-lamanya, Dia dapat menjadi perantara kita tanpa henti, memastikan bahwa keselamatan kita tidak akan pernah hilang (Ibrani 7:25).

IV. Aplikasi Praktis bagi Kehidupan Kristen

1. Percaya pada Kesempurnaan Kristus

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk sepenuhnya percaya pada karya Yesus yang sempurna. Kita tidak perlu mencari jalan lain untuk mendekat kepada Allah, karena Yesus telah membuka jalan itu melalui pengorbanan-Nya.

2. Mengandalkan Yesus sebagai Perantara

Yesus adalah Imam Besar kita yang terus-menerus menjadi perantara bagi kita di hadapan Allah. Ini adalah penghiburan besar bagi kita, terutama ketika kita merasa lemah atau gagal. Kita dapat datang kepada-Nya dengan keyakinan bahwa Dia memahami dan menerima kita.

3. Menjaga Kekudusan Hidup

Kesempurnaan Yesus sebagai Imam Besar menginspirasi kita untuk hidup dalam kekudusan. Karena Dia telah mempersembahkan diri-Nya bagi kita, kita dipanggil untuk hidup sebagai persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan kepada Allah (Roma 12:1).

V. Pandangan Para Pakar Teologi tentang Ibrani 7:28

1. John Calvin

Calvin menekankan bahwa kesempurnaan Yesus adalah penggenapan dari semua bayangan dalam Perjanjian Lama. Ia mencatat bahwa keimaman Yesus tidak hanya lebih unggul, tetapi juga kekal, sehingga memberikan dasar yang pasti bagi keselamatan orang percaya.

2. Charles Spurgeon

Spurgeon memuji kesempurnaan Yesus sebagai bukti kasih Allah yang luar biasa. Ia menekankan bahwa keimaman Yesus memberikan keamanan abadi bagi umat-Nya, karena Dia adalah Imam Besar yang tidak pernah gagal.

3. F.F. Bruce

Bruce mencatat bahwa ayat ini menunjukkan kesempurnaan Yesus sebagai puncak dari rencana Allah untuk menebus umat-Nya. Ia menyoroti bahwa sumpah Allah dalam Mazmur 110:4 menunjukkan keimaman Yesus sebagai sesuatu yang kekal dan tak tergantikan.

Penutup: Yesus sebagai Imam Besar yang Sempurna

Ibrani 7:28 adalah pengingat yang kuat tentang keunggulan Yesus Kristus sebagai Imam Besar kita. Melalui sumpah Allah, Dia ditetapkan sebagai Imam Besar yang sempurna dan kekal, membawa penyelesaian penuh atas dosa kita.

Baca Juga: Penebusan yang Selesai: Ibrani 7:27

Kesempurnaan Yesus memberikan keyakinan, penghiburan, dan inspirasi bagi orang percaya untuk hidup dalam iman dan ketaatan. Sebagai Imam Besar kita, Dia tidak hanya mempersembahkan diri-Nya untuk kita, tetapi juga terus menjadi perantara kita di hadapan Allah.

Next Post Previous Post