Perjamuan Kudus Diterima Melalui Wahyu: 1 Korintus 11:23-26
Artikel ini akan menguraikan perikop 1 Korintus 11:23-26 secara mendalam, membahas konteks historis dan teologisnya, serta memberikan wawasan dari beberapa pakar teologi mengenai makna dan pentingnya Perjamuan Kudus dalam kehidupan orang percaya.
Konteks 1 Korintus 11:23-26
1. Latar Belakang Jemaat Korintus
Jemaat di Korintus menghadapi berbagai masalah, termasuk penyalahgunaan Perjamuan Kudus. Beberapa anggota jemaat mengubah perjamuan ini menjadi ajang sosial yang mencerminkan ketidakadilan sosial dan mengabaikan makna rohaninya. Dalam pasal 11, Paulus menegur mereka dengan keras dan mengarahkan mereka kembali pada makna sejati dari Perjamuan Kudus.
2. Paulus Menerima Wahyu Langsung dari Tuhan
Paulus menyatakan bahwa ia menerima pengajaran tentang Perjamuan Kudus langsung dari Tuhan. Ini menunjukkan otoritas ilahi dari pesan yang ia sampaikan kepada jemaat.
Analisis Ayat 1 Korintus 11:23-26
1. “Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan” (1 Korintus 11:23a)
Paulus menegaskan bahwa pengajaran tentang Perjamuan Kudus ia terima melalui wahyu, bukan dari manusia. Ini memberikan otoritas ilahi pada ajarannya dan menekankan pentingnya Perjamuan Kudus sebagai institusi yang berasal dari Yesus sendiri.
Pandangan Teologis:
- John Calvin: Paulus menekankan bahwa Perjamuan Kudus adalah perintah langsung dari Kristus, sehingga harus dihormati dan dijalankan dengan penuh kekudusan.
- Leon Morris: Wahyu yang diterima Paulus menunjukkan konsistensi antara ajaran Yesus dan pengajaran gereja mula-mula mengenai Perjamuan Kudus.
Makna Teologis:
Perjamuan Kudus adalah institusi ilahi yang harus dilakukan dengan hormat dan pemahaman yang benar akan maknanya.
2. “Pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti” (1 Korintus 11:23b)
Paulus merujuk pada peristiwa Perjamuan Terakhir, di mana Yesus mempersiapkan murid-murid-Nya untuk memahami makna pengorbanan-Nya melalui simbol roti dan anggur.
Pandangan Teologis:
- Charles Spurgeon: Malam pengkhianatan Yesus menyoroti kasih-Nya yang tak terbatas, karena Ia tetap memberikan dirinya meskipun mengetahui penderitaan yang akan datang.
- William Barclay: Penggunaan roti menunjukkan simbol tubuh Kristus yang dipersembahkan sebagai korban untuk menebus dosa manusia.
Makna Teologis:
Roti dalam Perjamuan Kudus melambangkan tubuh Kristus yang dihancurkan demi keselamatan manusia, menunjukkan kasih dan pengorbanan-Nya yang sempurna.
3. “Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku” (1 Korintus 11:24)
Yesus memerintahkan murid-murid-Nya untuk mengambil bagian dalam Perjamuan Kudus sebagai tindakan peringatan akan pengorbanan-Nya di kayu salib.
Pandangan Teologis:
- R.C. Sproul: Perjamuan Kudus adalah momen kontemplasi yang mendalam, di mana orang percaya diingatkan akan harga besar yang dibayar Yesus untuk dosa-dosa mereka.
- Dietrich Bonhoeffer: Melalui Perjamuan Kudus, orang percaya bukan hanya mengingat, tetapi juga berpartisipasi dalam karya penebusan Kristus.
Makna Teologis:
Perjamuan Kudus adalah peringatan yang kudus, yang membawa orang percaya pada refleksi akan kasih dan pengorbanan Yesus.
4. “Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku” (1 Korintus 11:25)
Yesus menyatakan bahwa cawan anggur dalam Perjamuan Kudus melambangkan darah-Nya yang dicurahkan untuk menandai Perjanjian Baru antara Allah dan manusia.
Pandangan Teologis:
- John Stott: Perjanjian Baru yang dimeteraikan oleh darah Kristus menggantikan Perjanjian Lama yang bergantung pada korban binatang. Korban Kristus adalah satu kali untuk selamanya.
- F.F. Bruce: Cawan dalam Perjamuan Kudus menunjukkan bahwa darah Kristus adalah dasar hubungan baru antara Allah dan manusia, yang membawa pengampunan dosa dan kehidupan kekal.
Makna Teologis:
Darah Kristus adalah meterai Perjanjian Baru, yang memberikan akses langsung kepada Allah dan penyucian dari dosa.
5. “Setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang” (1 Korintus 11:26)
Paulus menegaskan bahwa Perjamuan Kudus bukan hanya peringatan, tetapi juga deklarasi iman tentang karya Kristus yang menyelamatkan dan harapan akan kedatangan-Nya kembali.
Pandangan Teologis:
- N.T. Wright: Perjamuan Kudus adalah tindakan eskatologis, yang menghubungkan karya Kristus di masa lalu dengan harapan akan penggenapan kerajaan-Nya di masa depan.
- A.W. Tozer: Melalui Perjamuan Kudus, orang percaya mengingat karya salib, memperbarui hubungan mereka dengan Kristus, dan menantikan kedatangan-Nya.
Makna Teologis:
Perjamuan Kudus adalah deklarasi iman dan harapan, yang mengingatkan orang percaya akan kasih Kristus di masa lalu dan janji-Nya untuk kembali.
Makna Teologis dari Perjamuan Kudus
1. Sebagai Peringatan
Perjamuan Kudus adalah momen refleksi di mana orang percaya mengingat pengorbanan Yesus dan kasih-Nya yang tak terhingga.
- Lukas 22:19:“Perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku.”
2. Sebagai Perayaan Perjanjian Baru
Darah Kristus memeteraikan Perjanjian Baru yang membawa pengampunan dosa dan hubungan langsung dengan Allah.
- Yeremia 31:31-34:“Aku akan mengadakan perjanjian baru... Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka.”
3. Sebagai Deklarasi Iman
Setiap kali Perjamuan Kudus dilakukan, orang percaya memberitakan kematian dan kebangkitan Yesus serta menegaskan iman mereka kepada-Nya.
- 1 Korintus 11:26:“Kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.”
Relevansi Perjamuan Kudus bagi Kehidupan Kristen
1. Refleksi Diri dan Pengampunan
Perjamuan Kudus adalah momen untuk memeriksa hati, bertobat, dan memperbarui komitmen kepada Kristus.
Aplikasi: 1.Luangkan waktu untuk berdoa dan merenungkan makna Perjamuan Kudus sebelum mengikutinya.2.Mintalah pengampunan dosa dan perbarui hubungan Anda dengan Allah.
2. Kesatuan dalam Tubuh Kristus
Perjamuan Kudus mengingatkan jemaat akan kesatuan mereka sebagai tubuh Kristus.
Aplikasi: 1.Jalin hubungan yang saling mendukung dan penuh kasih di dalam gereja. 2.Hindari perpecahan dan jadilah agen perdamaian dalam komunitas Kristen.
3. Harapan akan Kedatangan Kristus
Perjamuan Kudus adalah momen untuk memperbarui harapan akan kedatangan Kristus yang kedua.
Aplikasi: 1.Jalani hidup dengan fokus pada kekekalan, mengingat janji bahwa Kristus akan datang kembali. 2.Berikan kesaksian tentang pengharapan Injil kepada dunia.
Pandangan Para Teolog tentang Perjamuan Kudus
1. John Calvin
Calvin memandang Perjamuan Kudus sebagai sarana anugerah di mana orang percaya diperkuat oleh kehadiran rohani Kristus.
2. Charles Spurgeon
Spurgeon menyebut Perjamuan Kudus sebagai momen refleksi yang mendalam, di mana orang percaya diingatkan akan kasih Kristus yang tak terbatas.
3. A.W. Tozer
Tozer menekankan pentingnya persiapan hati sebelum mengikuti Perjamuan Kudus, karena ini adalah momen sakral untuk bersekutu dengan Kristus.
Kesimpulan
1 Korintus 11:23-26 menekankan bahwa Perjamuan Kudus adalah institusi yang kudus dan penuh makna, yang diterima Paulus melalui wahyu langsung dari Tuhan. Perjamuan ini adalah peringatan akan pengorbanan Kristus, perayaan Perjanjian Baru yang dimeteraikan oleh darah-Nya, dan deklarasi iman yang menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan.
Baca Juga: Dosa dalam Perjamuan Kasih: 1 Korintus 11:20-22
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk menghormati Perjamuan Kudus dengan sikap hati yang benar, menjadikannya momen refleksi, kesatuan, dan pengharapan akan kedatangan Kristus. “Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.” (1 Korintus 11:26).