Struktur Kepemimpinan dalam Gereja Rasul yang Awal
Struktur kepemimpinan gereja pada zaman rasul-rasul awal menjadi dasar bagi perkembangan organisasi gereja sepanjang sejarah. Dalam Alkitab, kita menemukan pola yang menunjukkan bagaimana jemaat dipimpin, bagaimana tanggung jawab dibagi, dan bagaimana kepemimpinan
mendukung misi gereja.
Dasar Alkitabiah tentang Kepemimpinan Gereja Awal
1. Kepemimpinan yang Berpusat pada Kristus
Yesus Kristus adalah Kepala Gereja (Efesus 1:22-23). Rasul-rasul dan pemimpin gereja awal bertindak sebagai wakil-Nya, menjalankan otoritas dan pelayanan berdasarkan arahan Kristus melalui Roh Kudus.
Ayat Pendukung:
- Matius 28:18-20: “Segala kuasa di sorga dan di bumi telah diberikan kepada-Ku. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku...”
- Efesus 4:15-16: “Kristus adalah Kepala, dari Dialah seluruh tubuh, yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu...”
Pandangan Teologis:
- John Calvin: Kepemimpinan gereja harus mencerminkan supremasi Kristus sebagai Kepala Gereja, di mana setiap pemimpin bertanggung jawab untuk menegakkan firman Tuhan dan menjaga kesatuan tubuh Kristus.
2. Peran Rasul sebagai Pemimpin Awal
Para rasul memegang peran utama dalam memimpin gereja mula-mula. Mereka dipanggil langsung oleh Kristus untuk menjadi saksi kebangkitan-Nya dan menjadi dasar gereja (Efesus 2:20).
Ayat Pendukung:
- Kisah Para Rasul 1:8: “Kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem, dan di seluruh Yudea dan Samaria, dan sampai ke ujung bumi.”
- Kisah Para Rasul 6:2-4: Para rasul memimpin jemaat dengan mendelegasikan tugas pelayanan praktis kepada diaken.
Pandangan Teologis:
- Herman Bavinck: Para rasul bukan hanya pemimpin spiritual tetapi juga fondasi yang menanamkan doktrin dan praktik gereja yang berpusat pada Injil.
- Abraham Kuyper: Kepemimpinan apostolik bersifat unik dan tidak dapat digantikan, karena mereka bertindak sebagai penerima langsung wahyu Allah untuk membangun gereja.
Struktur Kepemimpinan yang Berkembang dalam Gereja Awal
1. Penatua (Presbyteros)
Penatua adalah pemimpin yang bertanggung jawab atas pengajaran, penggembalaan, dan pengawasan dalam jemaat. Mereka sering disebut sebagai "gembala" atau "penilik jemaat."
Ayat Pendukung:
- 1 Timotius 5:17: “Penatua-penatua yang baik pimpinannya patut dihormati dua kali lipat, terutama mereka yang dengan jerih payah berkhotbah dan mengajar.”
- Titus 1:5-9: Penatua harus memenuhi kualifikasi moral dan spiritual tertentu untuk melayani jemaat.
Pandangan Teologis:
- John Owen: Penatua memiliki tanggung jawab besar dalam mengarahkan jemaat kepada kebenaran firman Tuhan, menjaga kemurnian doktrin, dan memimpin dalam kasih.
- Charles Hodge: Struktur penatua adalah pola Alkitabiah yang menggabungkan kepemimpinan spiritual dengan tanggung jawab administratif.
Makna Teologis:
Penatua melayani sebagai wakil Kristus dalam gereja lokal, memastikan bahwa jemaat dipimpin dalam kebenaran dan kesalehan.
2. Diaken (Diakonos)
Diaken adalah pelayan yang bertanggung jawab atas tugas-tugas praktis dan sosial dalam gereja, seperti membantu orang miskin, mengelola kebutuhan jemaat, dan mendukung penatua dalam pelayanan.
Ayat Pendukung:
- Kisah Para Rasul 6:1-6: Ketika kebutuhan sosial meningkat, para rasul menunjuk tujuh diaken untuk melayani meja sehingga mereka dapat memusatkan perhatian pada doa dan pelayanan firman.
- 1 Timotius 3:8-13: Diaken harus memiliki integritas moral dan spiritual untuk melayani jemaat.
Pandangan Teologis:
- John Calvin: Peran diaken adalah ekspresi kasih Kristus melalui pelayanan praktis, menunjukkan bahwa gereja peduli tidak hanya pada kebutuhan rohani tetapi juga kebutuhan fisik jemaat.
- Herman Ridderbos: Pelayanan diaken mencerminkan karakter pelayanan Kristus yang mengutamakan kasih dan perhatian kepada yang lemah.
Makna Teologis:
Diaken melayani untuk memastikan bahwa gereja menjadi komunitas yang mencerminkan kasih Allah secara nyata, baik secara spiritual maupun material.
3. Gembala dan Pengajar
Gembala dan pengajar memiliki tanggung jawab untuk menggembalakan jemaat melalui pengajaran firman Tuhan yang setia. Peran ini sering kali tumpang tindih dengan penatua dalam struktur gereja Reformed.
Ayat Pendukung:
- Efesus 4:11-12: “Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar...”
- 2 Timotius 4:2: “Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya...”
Pandangan Teologis:
- Martyn Lloyd-Jones: Gembala dan pengajar adalah penjaga firman Allah, yang mempersiapkan jemaat untuk pelayanan dan meneguhkan mereka dalam iman.
- J.I. Packer: Pelayanan firman adalah pusat dari kepemimpinan gereja, di mana gembala memimpin dengan mengajarkan kebenaran Alkitabiah.
Makna Teologis:
Gembala dan pengajar bertanggung jawab untuk memimpin jemaat menuju kedewasaan rohani melalui pengajaran firman Tuhan yang setia dan relevan.
Prinsip Kepemimpinan Gereja Rasul yang Awal
1. Kepemimpinan Kolektif
Kepemimpinan dalam gereja mula-mula bersifat kolektif, dengan penatua dan diaken bekerja sama untuk memimpin jemaat.
Pandangan Teologis:
- John Calvin: Kepemimpinan kolektif adalah pola Alkitabiah yang menghindari dominasi individu dalam gereja, menekankan kesetaraan dan akuntabilitas di antara para pemimpin.
2. Ketundukan kepada Firman Tuhan
Segala bentuk kepemimpinan gereja harus tunduk kepada otoritas Alkitab sebagai firman Allah yang tidak berubah.
Pandangan Teologis:
- Francis Turretin: Firman Tuhan adalah dasar dari semua pengajaran dan kepemimpinan dalam gereja, memastikan bahwa semua keputusan didasarkan pada kebenaran Alkitabiah.
3. Pelayanan Berbasis Karunia
Setiap pemimpin dipilih berdasarkan karunia rohani yang diberikan oleh Roh Kudus untuk membangun tubuh Kristus.
Pandangan Teologis:
- Herman Bavinck: Karunia Roh Kudus adalah dasar bagi pelayanan gereja, memastikan bahwa setiap pemimpin melayani sesuai dengan panggilan dan kapasitas yang diberikan oleh Allah.
Relevansi Kepemimpinan Gereja Awal bagi Gereja Masa Kini
1. Membangun Kepemimpinan yang Alkitabiah
Gereja masa kini harus meneladani pola kepemimpinan gereja awal dengan menjaga kesetiaan kepada firman Tuhan dan memprioritaskan pelayanan rohani.
Aplikasi:
- Pastikan bahwa pemimpin gereja memenuhi kualifikasi Alkitabiah.
- Jadikan pengajaran firman Tuhan sebagai pusat pelayanan gereja.
2. Kolaborasi dalam Kepemimpinan
Kepemimpinan kolektif dalam gereja awal menunjukkan pentingnya kerja sama dan akuntabilitas di antara para pemimpin.
Aplikasi:
- Dorong kerja sama antara penatua dan diaken dalam melayani jemaat.
- Hindari dominasi individu dalam kepemimpinan gereja.
3. Pelayanan yang Berorientasi pada Kasih
Peran diaken dalam gereja awal mengingatkan gereja masa kini untuk peduli terhadap kebutuhan fisik dan sosial jemaat.
Aplikasi:
- Jadikan pelayanan kasih sebagai bagian integral dari misi gereja.
- Pastikan bahwa gereja terlibat dalam pelayanan kepada orang miskin dan yang membutuhkan.
Pandangan Para Teolog Reformed tentang Kepemimpinan Gereja
1. John Calvin
Calvin menekankan pentingnya struktur gereja yang didasarkan pada Alkitab, dengan penatua dan diaken memimpin jemaat dalam kasih dan kesalehan.
2. Herman Bavinck
Bavinck melihat kepemimpinan gereja sebagai ekspresi kasih karunia Allah, di mana setiap pemimpin melayani berdasarkan karunia yang diberikan oleh Roh Kudus.
3. Martyn Lloyd-Jones
Lloyd-Jones menekankan bahwa kepemimpinan gereja harus berpusat pada pemberitaan firman Tuhan, yang menjadi fondasi utama bagi pertumbuhan rohani jemaat.
Kesimpulan
Struktur kepemimpinan dalam gereja rasul yang awal menunjukkan pola kepemimpinan yang berpusat pada Kristus, tunduk kepada firman Tuhan, dan didasarkan pada kerja sama serta kasih. Peran para rasul, penatua, diaken, gembala, dan pengajar mencerminkan bagaimana Allah memimpin gereja-Nya melalui orang-orang yang dipanggil dan diperlengkapi oleh-Nya.
Sebagai gereja masa kini, kita dipanggil untuk meneladani pola ini dengan membangun kepemimpinan yang setia kepada firman Tuhan, bekerja sama dalam kasih, dan melayani sesuai dengan karunia yang diberikan oleh Roh Kudus. “Kristus adalah Kepala, dari Dialah seluruh tubuh, yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu.” (Efesus 4:15-16).
Kepemimpinan gereja yang berpusat pada Kristus memastikan bahwa gereja tetap setia pada misinya untuk memuliakan Allah dan membawa Injil kepada dunia.