Yesaya 42:1-4: Sang Hamba Pilihan dan Misi Kedamaian

 Pendahuluan:

Yesaya 42:1-4 adalah bagian pertama dari "Nyanyian Hamba Tuhan," salah satu dari empat bagian dalam kitab Yesaya yang menggambarkan Hamba pilihan Allah. Perikop ini memberikan penglihatan yang penuh harapan tentang seorang pemimpin yang akan membawa keadilan, kelembutan, dan 
pemulihan kepada dunia.

Yesaya 42:1-4: Sang Hamba Pilihan dan Misi Kedamaian
Dalam konteks nubuat, Hamba Tuhan diidentifikasi sebagai Mesias, yaitu Yesus Kristus dalam Perjanjian Baru. Artikel ini akan menganalisis Yesaya 42:1-4, menyajikan pandangan para pakar teologi, serta menjelaskan bagaimana nubuat ini digenapi dalam Yesus. Kami juga akan mengeksplorasi relevansi pesan ini bagi kehidupan Kristen.

Teks Yesaya 42:1-4 (TB)1. “Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh Roh-Ku ke atasnya, supaya ia menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa.2. Ia tidak akan berteriak atau menyaringkan suara atau memperdengarkan suaranya di jalan.
3. Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya; tetapi dengan setia ia akan menyatakan hukum.4. Ia sendiri tidak akan menjadi pudar dan tidak akan patah terkulai, sampai ia menegakkan hukum di bumi; segala pulau mengharapkan pengajarannya.”

Konteks Yesaya 42:1-4

1. Latar Belakang Kitab Yesaya

Kitab Yesaya, ditulis oleh Nabi Yesaya, berisi pesan penghakiman dan pengharapan. Pasal 42 merupakan bagian dari "Buku Penghiburan" (Yesaya 40-55), yang ditujukan untuk Israel yang berada di pembuangan Babel. Dalam bagian ini, Yesaya memperkenalkan sosok Hamba Tuhan yang akan membawa pemulihan kepada umat Allah dan menjadi terang bagi bangsa-bangsa.

2. Hubungan dengan Perjanjian Baru

Yesaya 42:1-4 dikutip dalam Matius 12:18-21, yang secara eksplisit mengidentifikasi Yesus sebagai penggenapan nubuat ini. Yesus adalah Hamba pilihan Allah yang diutus untuk membawa keadilan, belas kasih, dan pemulihan.

Analisis Ayat Yesaya 42:1-4

1. Hamba yang Dipilih dan Diperkenan (Yesaya 42:1)

“Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh Roh-Ku ke atasnya, supaya ia menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa.”

Ayat ini dimulai dengan deklarasi Allah tentang Hamba-Nya. Hamba ini dipilih oleh Allah, diperkenan-Nya, dan diperlengkapi dengan Roh Kudus untuk melaksanakan misi-Nya: menyatakan keadilan kepada bangsa-bangsa.

Pandangan Teologis:

  • John Stott menyatakan bahwa istilah “Hamba-Ku” mencerminkan ketaatan dan perkenanan Hamba terhadap kehendak Allah, menjadikannya teladan sempurna untuk kehidupan orang percaya.
  • Leon Morris menekankan bahwa pengurapan Roh Kudus kepada Hamba menunjukkan bahwa misi-Nya bukanlah misi manusiawi, melainkan misi ilahi yang dipimpin oleh Allah.

Makna Teologis:
Hamba Tuhan adalah utusan Allah yang dipilih untuk membawa keadilan kepada dunia. Kehadiran Roh Kudus di atas-Nya memastikan keberhasilan misi-Nya.

2. Kelembutan dan Kerendahan Hati Sang Hamba (Yesaya 42:2)

“Ia tidak akan berteriak atau menyaringkan suara atau memperdengarkan suaranya di jalan.”

Ayat ini menggambarkan kerendahan hati Sang Hamba. Ia tidak menggunakan kekerasan atau paksaan dalam menjalankan misi-Nya, melainkan bertindak dengan kelembutan dan ketenangan.

Pandangan Teologis:

  • R.C. Sproul menulis bahwa gaya pelayanan Sang Hamba mencerminkan kasih Allah yang penuh belas kasih, yang menarik orang kepada-Nya melalui kelembutan, bukan kekuatan.
  • F.F. Bruce mencatat bahwa ayat ini menggambarkan kepribadian Mesias yang berbeda dari pemimpin duniawi, yang sering mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik.

Makna Teologis:
Sang Hamba menunjukkan bahwa kuasa sejati tidak harus dinyatakan melalui kekerasan, melainkan melalui kelembutan, kasih, dan kesabaran.

3. Kasih dan Belas Kasihan Sang Hamba (Yesaya 42:3)

“Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya...”

Ayat ini menggambarkan kasih dan belas kasihan Sang Hamba kepada mereka yang lemah, rapuh, dan terluka. Ia tidak menghancurkan, tetapi memulihkan dan memberikan harapan.

Pandangan Teologis:

  • Charles Spurgeon menyatakan bahwa buluh yang patah dan sumbu yang pudar adalah gambaran dari orang-orang yang putus asa, berdosa, dan lemah. Hamba Tuhan tidak mengabaikan mereka, tetapi memulihkan mereka.
  • N.T. Wright menekankan bahwa pelayanan Sang Hamba adalah kabar baik bagi mereka yang tertindas dan kehilangan pengharapan, menunjukkan keadilan Allah yang memulihkan.

Makna Teologis:
Kasih Sang Hamba mencerminkan karakter Allah yang penuh belas kasihan. Ia adalah Juru Selamat yang peduli kepada mereka yang lemah dan membutuhkan pemulihan.

4. Keteguhan dan Keberhasilan Sang Hamba (Yesaya 42:4)

“Ia sendiri tidak akan menjadi pudar dan tidak akan patah terkulai, sampai ia menegakkan hukum di bumi...”

Ayat ini menegaskan keteguhan dan ketekunan Sang Hamba dalam menjalankan misi-Nya. Tidak ada halangan yang dapat menggagalkan rencana Allah untuk membawa keadilan ke seluruh bumi.

Pandangan Teologis:

  • John Calvin menulis bahwa ketekunan Sang Hamba adalah bukti dari ketaatan-Nya kepada kehendak Allah, terlepas dari tantangan yang dihadapi.
  • Dietrich Bonhoeffer mencatat bahwa keberhasilan misi Sang Hamba adalah tanda dari kasih karunia Allah yang tak terhentikan.

Makna Teologis:
Keteguhan Sang Hamba menunjukkan bahwa Allah setia dalam menggenapi janji-Nya. Kehendak-Nya untuk membawa keadilan dan pemulihan akan terlaksana sepenuhnya.

Penggenapan dalam Yesus Kristus

Yesus Kristus adalah penggenapan dari Yesaya 42:1-4. Dalam Matius 12:18-21, nubuat ini dikutip langsung untuk menunjukkan bahwa Yesus adalah Sang Hamba yang membawa keadilan dan pemulihan.

  1. Yesus dipilih dan diperkenan Allah:
    Pada pembaptisan-Nya, Allah berkata, “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan” (Matius 3:17).

  2. Yesus rendah hati dan lembut:
    Yesus berkata dalam Matius 11:29, “Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati...”

  3. Yesus menunjukkan belas kasih:
    Dalam pelayanan-Nya, Yesus memulihkan orang-orang yang lemah dan tertindas, seperti wanita yang berdosa (Lukas 7:36-50) dan orang yang buta sejak lahir (Yohanes 9:1-7).

  4. Yesus setia menjalankan misi-Nya:
    Dalam Yohanes 19:30, Yesus berkata, “Sudah selesai,” menandakan keberhasilan-Nya dalam menggenapi misi penyelamatan.

Kesimpulan

Yesaya 42:1-4 menggambarkan sosok Hamba Tuhan yang dipilih, diperkenan, dan diperlengkapi oleh Allah untuk membawa keadilan, pemulihan, dan pengharapan kepada dunia. Nubuat ini digenapi sepenuhnya dalam Yesus Kristus, yang menunjukkan kelembutan, kasih, dan keteguhan dalam 
pelayanan-Nya.

Baca Juga: Yesaya 42:5-7: Misi Sang Hamba dan Janji Pemulihan Universal

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk hidup dalam terang Kristus, meneladani belas kasih-Nya, dan memberitakan keadilan serta pemulihan kepada dunia. “Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan.” (Yesaya 42:1).

Next Post Previous Post