Allah Memilih Paulus
Pendahuluan:
Paulus, yang sebelumnya dikenal sebagai Saulus dari Tarsus, adalah salah satu tokoh paling signifikan dalam sejarah Kekristenan. Pemilihan Paulus oleh Allah adalah bukti yang jelas tentang kasih karunia dan kedaulatan Allah dalam rencana penyelamatan-Nya. Dari seorang penganiaya gereja yang fanatik, Paulus diubahkan menjadi rasul bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi, seorang pelayan Injil, dan seorang pembela iman Kristen yang setia.
Kisah tentang Paulus menunjukkan bahwa pemilihan Allah tidak didasarkan pada kelayakan manusia, tetapi semata-mata pada kasih karunia-Nya yang berdaulat. Artikel ini akan mengeksplorasi pemilihan Paulus berdasarkan Kisah Para Rasul 9, serta merujuk pada pandangan teolog Reformed seperti John Calvin, Herman Bavinck, Louis Berkhof, dan R.C. Sproul. Dengan menguraikan ayat-ayat Alkitab dan perspektif teologi Reformed, kita akan melihat bagaimana Allah menggunakan Paulus untuk menggenapi rencana-Nya dalam membawa Injil kepada dunia.
1. Latar Belakang Paulus: Dari Penganiaya menjadi Rasul
a. Saulus: Seorang Penganiaya Gereja
Sebelum pertobatannya, Paulus dikenal sebagai Saulus, seorang Farisi yang sangat bersemangat dalam mempertahankan tradisi Yahudi. Dalam Kisah Para Rasul 8:1-3, kita membaca bagaimana Saulus terlibat dalam penganiayaan gereja, termasuk persetujuannya terhadap kematian Stefanus.
Saulus digambarkan sebagai seorang yang penuh semangat dalam mengejar orang Kristen:
"Tetapi Saulus berusaha membinasakan jemaat itu; ia memasuki rumah demi rumah dan menyeret laki-laki dan perempuan ke luar dan menyerahkan mereka untuk dimasukkan ke dalam penjara." (Kisah Para Rasul 8:3, TB)
Herman Bavinck menulis bahwa kehidupan Saulus sebelum pertobatannya menunjukkan betapa besar kasih karunia Allah dalam memilih dan mengubah seorang yang tampaknya tidak layak untuk menjadi alat-Nya.
b. Pemilihan Paulus: Bukti Kasih Karunia Allah
Pemilihan Paulus terjadi dalam perjalanan ke Damsyik, di mana ia hendak menangkap orang-orang Kristen. Dalam Kisah Para Rasul 9:3-6, Allah secara langsung menyatakan diri kepada Saulus melalui penampakan Yesus Kristus:"Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku? ... Akulah Yesus yang engkau aniaya itu."
John Calvin menulis bahwa pemilihan Paulus adalah bukti dari kasih karunia Allah yang bekerja secara radikal untuk mengubah hidup manusia. Ia berkata:"Allah memilih Paulus bukan karena kebaikannya, tetapi karena kehendak-Nya yang berdaulat untuk menunjukkan bahwa keselamatan adalah hasil dari kasih karunia, bukan usaha manusia."
2. Panggilan Paulus sebagai Rasul
a. Penetapan Paulus Sebagai Rasul Bangsa-Bangsa
Dalam Kisah Para Rasul 9:15-16, Tuhan berkata kepada Ananias tentang Saulus:
"Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel. Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku."
Pernyataan ini menunjukkan bahwa Paulus dipilih oleh Allah untuk misi khusus: memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi.
R.C. Sproul menekankan bahwa panggilan Paulus adalah bagian dari rencana kekal Allah untuk membawa keselamatan kepada semua bangsa. Ia menulis:"Melalui Paulus, Allah menunjukkan bahwa Injil adalah kuasa Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, baik orang Yahudi maupun orang Yunani."
b. Paulus sebagai Rasul yang Diutus oleh Kristus
Paulus sering menegaskan bahwa panggilannya sebagai rasul berasal langsung dari Yesus Kristus, bukan dari manusia. Dalam Galatia 1:1, ia berkata:"Dari Paulus, seorang rasul, bukan karena manusia, juga bukan oleh seorang manusia, melainkan oleh Yesus Kristus dan Allah Bapa, yang telah membangkitkan Dia dari antara orang mati."
Louis Berkhof menulis bahwa otoritas kerasulan Paulus menunjukkan bahwa ia adalah alat Allah yang dipilih secara khusus untuk menyampaikan wahyu-Nya kepada gereja.
3. Transformasi Paulus: Bukti Kuasa Injil
a. Perubahan Radikal dalam Hidup Paulus
Pertobatan Paulus adalah salah satu transformasi yang paling dramatis dalam Alkitab. Dari seorang penganiaya gereja, ia menjadi seorang pembela Injil yang setia. Dalam 1 Timotius 1:13-14, Paulus mengakui kasih karunia Allah yang mengubah hidupnya:"Aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya serta seorang ganas, tetapi aku telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman. Malah kasih karunia Tuhan kita itu telah dikaruniakan dengan limpahnya kepadaku."
Herman Bavinck menulis bahwa pertobatan Paulus menunjukkan bahwa tidak ada manusia yang berada di luar jangkauan kasih karunia Allah.
b. Kuasa Injil dalam Hidup Paulus
Paulus memahami bahwa perubahan dalam hidupnya bukan hasil dari usaha manusia, tetapi dari kuasa Injil. Dalam Roma 1:16, ia berkata:"Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya."
John Calvin menekankan bahwa kehidupan Paulus adalah bukti nyata dari kuasa Injil yang mengubahkan hati manusia dan membawa mereka kepada ketaatan kepada Allah.
4. Misi Paulus: Memberitakan Injil kepada Bangsa-Bangsa
a. Panggilan untuk Bangsa-Bangsa Bukan Yahudi
Paulus memiliki misi khusus untuk memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi. Dalam Roma 11:13, ia berkata:"Aku berkata kepada kamu, hai bangsa-bangsa bukan Yahudi, justru karena aku adalah rasul bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi, aku menganggap pelayanan ini kemuliaan."
Misi ini mencerminkan rencana Allah untuk membawa keselamatan kepada seluruh dunia, melampaui batasan etnis dan budaya.
b. Komitmen Paulus dalam Menghadapi Penderitaan
Sebagai rasul, Paulus menghadapi banyak penderitaan, tetapi ia tetap setia pada panggilannya. Dalam 2 Korintus 11:23-28, ia mencatat penderitaan yang ia alami, termasuk pencambukan, pemenjaraan, dan bahaya dalam perjalanan.
Louis Berkhof menulis bahwa kesetiaan Paulus dalam penderitaan menunjukkan bahwa ia dipenuhi dengan Roh Kudus, yang memampukannya untuk bertahan dan melayani dengan sukacita.
5. Paulus sebagai Teolog dan Penulis Perjanjian Baru
a. Paulus sebagai Pengajar Gereja
Paulus adalah penulis utama dalam Perjanjian Baru, dengan 13 surat yang dikaitkan dengan namanya. Surat-suratnya berisi ajaran teologis yang mendalam tentang keselamatan, kasih karunia, iman, dan pekerjaan Kristus.
R.C. Sproul mencatat bahwa tulisan Paulus adalah fondasi dari doktrin Kristen, yang menekankan keselamatan oleh kasih karunia melalui iman, seperti yang dijelaskan dalam Efesus 2:8-9.
b. Teologi Paulus tentang Kasih Karunia
Paulus menekankan bahwa keselamatan adalah anugerah Allah yang tidak layak diterima. Dalam Roma 3:23-24, ia berkata:"Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus."
John Calvin menyebut Paulus sebagai "rasul kasih karunia," yang memahami dengan mendalam betapa besar kasih Allah kepada manusia berdosa.
6. Implikasi Pemilihan Paulus bagi Kehidupan Kristen
a. Kasih Karunia Allah yang Mengubah Hidup
Kisah Paulus menunjukkan bahwa tidak ada manusia yang terlalu jauh dari kasih karunia Allah. Sebagai orang percaya, kita diingatkan bahwa keselamatan adalah hasil dari kasih karunia Allah, bukan usaha kita sendiri.
b. Panggilan untuk Memberitakan Injil
Seperti Paulus yang setia dalam panggilannya, kita juga dipanggil untuk menjadi saksi Kristus di dunia. Dalam Matius 28:19-20, Yesus memberikan Amanat Agung untuk memberitakan Injil kepada segala bangsa.
c. Kesetiaan dalam Menghadapi Penderitaan
Paulus menunjukkan bahwa pelayanan kepada Allah sering kali melibatkan penderitaan. Namun, melalui penderitaan, Allah dimuliakan, dan pekerjaan-Nya digenapi.
Kesimpulan
Pemilihan Paulus adalah bukti nyata dari kedaulatan dan kasih karunia Allah. Dari seorang penganiaya gereja, Paulus diubah menjadi rasul yang setia dan pelayan Injil bagi bangsa-bangsa. Dalam perspektif teologi Reformed, kisah Paulus menegaskan bahwa keselamatan adalah hasil dari kasih karunia Allah, bukan usaha manusia.
Sebagai orang percaya, kita diundang untuk mengikuti teladan Paulus dalam hidup yang berpusat pada Kristus, memberitakan Injil dengan setia, dan hidup dalam ketergantungan pada kasih karunia Allah.
Catatan: Kiranya kisah Paulus menginspirasi kita untuk percaya kepada kuasa kasih karunia Allah yang mengubahkan dan menjalankan panggilan kita sebagai saksi Kristus di dunia.