Khotbah Kaum Bapak: Hikmat Seorang Ayah Dalam Mendidik Anak (Amsal 22:6)

Khotbah Kaum Bapak: Hikmat Seorang Ayah Dalam Mendidik Anak (Amsal 22:6)

Pendahuluan:

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan, sebagai kaum bapak, kita memiliki tanggung jawab besar dalam keluarga, terutama dalam mendidik anak-anak kita. Dunia saat ini penuh dengan pengaruh yang menyesatkan, dan jika kita tidak membimbing anak-anak kita dengan benar, mereka bisa tersesat dalam jalan yang salah.

Firman Tuhan dalam Amsal 22:6 memberikan kita prinsip yang sangat penting tentang mendidik anak:"Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu."

Ayat ini bukan sekadar nasihat biasa, tetapi merupakan prinsip alkitabiah yang harus menjadi dasar dalam pendidikan anak. Dalam teologi Reformed, kita percaya bahwa Tuhan berdaulat atas segala sesuatu, termasuk perkembangan dan pertumbuhan iman anak-anak kita. Namun, Tuhan juga memerintahkan kita untuk melakukan bagian kita sebagai orang tua dalam membimbing mereka kepada kebenaran.

Hari ini, kita akan membahas tiga prinsip utama dari Amsal 22:6 dalam mendidik anak-anak kita:

  1. Mendidik Anak Sesuai dengan Jalan Tuhan
  2. Memberikan Teladan Hidup yang Benar
  3. Mengandalkan Anugerah Tuhan dalam Mendidik Anak

1. Mendidik Anak Sesuai dengan Jalan Tuhan

a) "Didiklah Orang Muda" – Perintah untuk Orang Tua

Amsal 22:6 tidak mengatakan “Biarkan anak muda mencari jalannya sendiri,” tetapi “Didiklah orang muda.” Ini berarti bahwa Tuhan memberi perintah kepada orang tua, khususnya ayah, untuk membimbing anak-anak mereka dalam kehidupan yang benar.

Efesus 6:4 berkata:"Dan kamu, bapak-bapak, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan."

Sebagai ayah, kita dipanggil untuk menjadi pemimpin rohani di rumah. Pendidikan anak bukan hanya tanggung jawab ibu atau gereja, tetapi merupakan tugas utama seorang ayah.

b) "Menurut Jalan yang Patut Baginya" – Mendidik Anak dengan Kebenaran Firman Tuhan

Apa yang dimaksud dengan "jalan yang patut baginya"? Dalam konteks Amsal, jalan yang benar adalah jalan Tuhan. Ini berarti bahwa pendidikan anak harus berpusat pada Firman Tuhan, bukan sekadar pada nilai-nilai duniawi.

Mazmur 119:105 berkata:"Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku."

Sebagai ayah, kita harus membantu anak-anak mengenal Tuhan sejak kecil dengan cara:

  • Mengajarkan Firman Tuhan di rumah → Jangan hanya mengandalkan sekolah minggu atau gereja, tetapi jadikan rumah sebagai tempat pertama untuk belajar kebenaran.
  • Melatih anak-anak dalam doa → Ajarkan mereka untuk bergantung kepada Tuhan dalam setiap aspek hidup mereka.
  • Menanamkan nilai-nilai Kristen dalam kehidupan sehari-hari → Ajarkan mereka tentang kejujuran, kasih, kerja keras, dan ketaatan kepada Tuhan.

Jika anak-anak kita dibentuk oleh Firman Tuhan sejak dini, maka mereka akan memiliki dasar iman yang kuat.

Pertanyaan untuk direnungkan:

  • Apakah saya sudah mendidik anak-anak saya dengan kebenaran Firman Tuhan?
  • Apakah saya meluangkan waktu untuk mengajarkan mereka tentang Tuhan setiap hari?

2. Memberikan Teladan Hidup yang Benar

a) Pendidikan Anak Lebih dari Sekadar Kata-kata

Anak-anak belajar lebih banyak dari apa yang mereka lihat daripada apa yang mereka dengar. Jika kita ingin anak-anak kita hidup dalam kebenaran, maka kita sendiri harus memberikan teladan yang benar.

Yesus berkata dalam Matius 5:16:"Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."

Sebagai ayah, kita harus menjadi terang bagi keluarga kita.

b) Kesaksian Hidup Seorang Ayah

Bagaimana anak-anak kita bisa percaya kepada Tuhan jika mereka melihat kita sebagai ayah yang tidak hidup sesuai dengan Firman Tuhan?

Seorang ayah harus menunjukkan:

  1. Kejujuran dan Integritas → Jangan mengajarkan anak untuk jujur, tetapi kita sendiri sering berbohong.
  2. Kasih dan Kesabaran → Jangan mengharapkan anak kita sabar jika kita sendiri cepat marah dan kasar.
  3. Kesetiaan dalam Iman → Jika kita ingin anak kita setia kepada Tuhan, kita harus menunjukkan kesetiaan kita kepada gereja, doa, dan Firman Tuhan.

Amsal 20:7 berkata:"Orang benar yang hidup dalam ketulusannya—berbahagialah anak-anaknya yang sesudah dia."

Anak-anak akan mengikuti teladan yang kita berikan, bukan hanya nasihat yang kita berikan.

c) Kesalahan yang Harus Dihindari dalam Mendidik Anak

Banyak ayah membuat kesalahan dalam mendidik anak, seperti:

  1. Bersikap terlalu keras tanpa kasih → Ini bisa membuat anak menjadi pemberontak.
  2. Terlalu memanjakan anak → Ini membuat anak tidak siap menghadapi tantangan hidup.
  3. Tidak konsisten dalam mengajarkan nilai-nilai Kristen → Misalnya, menyuruh anak berdoa tetapi kita sendiri jarang berdoa.

Pertanyaan untuk direnungkan:

  • Apakah saya sudah menjadi teladan yang baik bagi anak-anak saya?
  • Apakah hidup saya mencerminkan kebenaran yang saya ajarkan kepada mereka?

3. Mengandalkan Anugerah Tuhan dalam Mendidik Anak

a) Kita Tidak Bisa Mendidik Anak Sendiri, Kita Butuh Tuhan

Sebagai orang tua, kita memiliki tanggung jawab besar. Namun, kita juga harus sadar bahwa hanya Tuhan yang dapat mengubah hati anak-anak kita.

Mazmur 127:1 berkata:"Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya."

Ini berarti bahwa kita harus mendidik anak dengan tekun, tetapi juga bersandar sepenuhnya pada anugerah Tuhan.

b) Doa Seorang Ayah untuk Anak-anaknya

Salah satu cara terpenting untuk mendidik anak adalah mendoakan mereka setiap hari.

Ayub 1:5 menggambarkan bagaimana Ayub selalu berdoa bagi anak-anaknya:"Ayub selalu mempersembahkan korban bakaran untuk mereka, sebab katanya: ‘Mungkin anak-anakku telah berbuat dosa dan telah mengutuki Allah di dalam hati mereka.’ Demikianlah dilakukan Ayub senantiasa."

Sebagai ayah, kita harus:

  1. Berdoa agar anak-anak kita mengenal Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
  2. Berdoa agar mereka dijauhkan dari godaan dunia.
  3. Berdoa agar mereka memiliki hikmat dan takut akan Tuhan dalam setiap keputusan mereka.

c) Percayakan Masa Depan Anak kepada Tuhan

Banyak orang tua khawatir tentang masa depan anak-anak mereka, tetapi kita harus ingat bahwa mereka ada dalam tangan Tuhan.

Amsal 3:5-6 berkata:"Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu."

Kita melakukan bagian kita dengan setia mendidik mereka, tetapi kita juga harus mempercayakan mereka sepenuhnya kepada Tuhan.

Pertanyaan untuk direnungkan:

  • Apakah saya sudah cukup mendoakan anak-anak saya?
  • Apakah saya benar-benar percaya bahwa Tuhan akan memimpin mereka di jalan yang benar?

Kesimpulan

Saudara-saudara dalam Kristus, Amsal 22:6 mengajarkan bahwa mendidik anak adalah tanggung jawab besar yang diberikan Tuhan kepada kita sebagai orang tua.

  1. Kita harus mendidik anak sesuai dengan Firman Tuhan.
  2. Kita harus menjadi teladan yang baik dalam kehidupan kita sehari-hari.
  3. Kita harus mengandalkan anugerah Tuhan dan berdoa bagi anak-anak kita.

Mari kita berkomitmen untuk menjadi ayah yang bijaksana, yang membimbing anak-anak kita dalam takut akan Tuhan. Soli Deo Gloria!

Doa Penutup

"Tuhan yang Maha Kasih, terima kasih atas Firman-Mu hari ini. Tolong kami menjadi ayah yang bijaksana, yang mendidik anak-anak kami dalam kebenaran-Mu. Pimpin mereka di jalan yang benar, dan jadikan mereka anak-anak yang hidup untuk kemuliaan-Mu. Dalam nama Yesus kami berdoa. Amin."

Next Post Previous Post