Yesus dan Klaim Keilahian-Nya: Yohanes 5:18

Yesus dan Klaim Keilahian-Nya: Yohanes 5:18

Pendahuluan:

Salah satu ayat yang paling penting dalam memahami keilahian Yesus Kristus adalah Yohanes 5:18. Ayat ini mencatat reaksi keras orang-orang Yahudi terhadap pernyataan Yesus yang menyamakan diri-Nya dengan Allah:

“Karena itu, orang-orang Yahudi semakin berusaha untuk membunuh-Nya, sebab Ia bukan saja melanggar hari Sabat, tetapi juga mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri, dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah.” (Yohanes 5:18, AYT)

Dalam teologi Reformed, ayat ini menjadi salah satu bukti utama bahwa Yesus secara eksplisit menyatakan diri-Nya sebagai Anak Allah yang setara dengan Bapa. Para teolog seperti John Calvin, Jonathan Edwards, R.C. Sproul, John Piper, dan Wayne Grudem menegaskan bahwa klaim keilahian Yesus bukan hanya sekadar gelar, tetapi menunjukkan hakikat-Nya sebagai Allah yang kekal dan berdaulat.

Dalam artikel ini, kita akan membahas:

  1. Konteks Yohanes 5:18 dan Tuduhan terhadap Yesus
  2. Apakah Yesus Benar-benar Menyatakan Diri sebagai Allah?
  3. Bagaimana Keilahian Yesus Diteguhkan dalam Seluruh Alkitab?
  4. Mengapa Keilahian Yesus Sangat Penting bagi Keselamatan Kita?
  5. Bagaimana Kita Harus Menanggapi Keilahian Yesus?

1. Konteks Yohanes 5:18 dan Tuduhan terhadap Yesus

a. Penyembuhan pada Hari Sabat

Konteks Yohanes 5:18 dimulai dengan Yesus menyembuhkan seorang pria yang telah sakit selama 38 tahun di dekat kolam Betesda (Yohanes 5:1-9).

“Orang itu pun segera sembuh, lalu mengangkat tikarnya dan berjalan. Tetapi hari itu adalah hari Sabat.” (Yohanes 5:9, AYT)

Namun, orang-orang Yahudi marah karena Yesus menyembuhkan orang itu pada hari Sabat. Mereka menuduh-Nya melanggar hukum Taurat.

b. Yesus Menyatakan Dirinya sebagai Anak Allah

Ketika orang-orang Yahudi menegur Yesus, Dia menjawab:

“Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga.” (Yohanes 5:17, AYT)

Jawaban ini membuat mereka semakin marah karena Yesus menyamakan diri-Nya dengan Allah, yang akhirnya memunculkan keinginan mereka untuk membunuh-Nya.

John Calvin menegaskan bahwa Yesus tidak hanya menegaskan bahwa Ia memiliki otoritas atas Sabat, tetapi juga bahwa Ia adalah satu dengan Bapa dalam pekerjaan ilahi-Nya.

2. Apakah Yesus Benar-benar Menyatakan Diri sebagai Allah?

Beberapa kelompok meragukan bahwa Yesus pernah secara eksplisit menyatakan diri-Nya sebagai Allah. Namun, dalam Yohanes 5:18, reaksi orang Yahudi menunjukkan bahwa mereka mengerti klaim Yesus sebagai pernyataan keilahian.

a. Penyebutan "Bapa-Ku" dalam Konteks Ilahi

Yesus tidak mengatakan bahwa Allah adalah “Bapa kita,” tetapi “Bapa-Ku” secara khusus, yang menunjukkan hubungan unik antara Yesus dan Allah Bapa.

R.C. Sproul menjelaskan bahwa dalam budaya Yahudi, mengatakan bahwa seseorang adalah Anak Allah berarti menyatakan kesetaraan dengan Allah.

b. Reaksi Orang Yahudi yang Ingin Membunuh Yesus

Jika Yesus hanya menyatakan bahwa Ia adalah seorang nabi atau guru, maka orang-orang Yahudi tidak akan berusaha membunuh-Nya.

“Maka orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melempari-Nya karena mereka berkata, ‘Engkau, yang hanya seorang manusia, menyatakan diri-Mu sebagai Allah!’” (Yohanes 10:33, AYT)

Jonathan Edwards menegaskan bahwa orang-orang Yahudi memahami bahwa Yesus sedang membuat klaim keilahian, itulah sebabnya mereka menganggap-Nya menghujat.

3. Bagaimana Keilahian Yesus Diteguhkan dalam Seluruh Alkitab?

a. Yesus Memiliki Atribut yang Hanya Dimiliki oleh Allah

  1. Kekekalan:

    “Sebelum Abraham ada, Aku telah ada.” (Yohanes 8:58, AYT)

  2. Kuasa atas alam semesta:

    “Angin dan danau pun taat kepada-Nya.” (Markus 4:41, AYT)

  3. Hak untuk mengampuni dosa:

    “Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni.” (Markus 2:5, AYT)

Wayne Grudem menjelaskan bahwa Yesus memiliki atribut yang hanya dapat dimiliki oleh Allah, membuktikan bahwa Ia memang benar-benar Allah.

b. Yesus Disebut sebagai Allah dalam Alkitab

“Firman itu adalah Allah… dan Firman itu telah menjadi manusia.” (Yohanes 1:1,14, AYT)

John Piper menegaskan bahwa Yohanes 1:1 adalah deklarasi eksplisit bahwa Yesus adalah Allah yang telah menjadi manusia.

c. Yesus Dikenal sebagai Tuhan dalam Perjanjian Baru

“Yesus Kristus adalah Tuhan.” (Filipi 2:11, AYT)

Timothy Keller menegaskan bahwa gelar "Tuhan" dalam Perjanjian Baru merujuk kepada keilahian Yesus yang sejati.

4. Mengapa Keilahian Yesus Sangat Penting bagi Keselamatan Kita?

a. Hanya Allah yang Bisa Menebus Dosa

“Darah-Nya sendiri telah menjadi penebusan bagi banyak orang.” (Matius 26:28, AYT)

Jonathan Edwards menegaskan bahwa jika Yesus hanyalah manusia biasa, maka pengorbanan-Nya tidak akan cukup untuk menebus dosa seluruh umat manusia.

b. Yesus adalah Pengantara yang Sempurna

“Karena Allah itu esa dan esa pula Pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus.” (1 Timotius 2:5, AYT)

John Calvin menekankan bahwa hanya Yesus yang bisa menjadi Pengantara sempurna karena Ia adalah Allah dan manusia sekaligus.

c. Keilahian Yesus Menjamin Hidup Kekal bagi Orang Percaya

“Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia telah mati.” (Yohanes 11:25, AYT)

R.C. Sproul menjelaskan bahwa jika Yesus bukan Allah, maka janji hidup kekal-Nya tidak memiliki otoritas yang sah.

5. Bagaimana Kita Harus Menanggapi Keilahian Yesus?

a. Beriman kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat

“Barangsiapa mengaku bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah.” (1 Yohanes 4:15, AYT)

Wayne Grudem menegaskan bahwa kepercayaan kepada keilahian Yesus adalah dasar keselamatan orang percaya.

b. Menyembah Yesus Sebagai Allah

“Sembahlah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada-Nya sajalah engkau berbakti.” (Matius 4:10, AYT)

John Piper menjelaskan bahwa karena Yesus adalah Allah, kita harus memberikan penyembahan yang penuh hormat kepada-Nya.

c. Hidup dalam Ketaatan kepada Kristus

“Jika kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti perintah-Ku.” (Yohanes 14:15, AYT)

Timothy Keller menegaskan bahwa kehidupan yang tunduk pada otoritas Yesus adalah bukti dari iman sejati kepada-Nya.

Kesimpulan: Yesus adalah Allah yang Berinkarnasi

  1. Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Allah, dan orang Yahudi memahami klaim ini.
  2. Alkitab secara konsisten menyebut Yesus sebagai Tuhan dan Allah.
  3. Keilahian Yesus adalah dasar keselamatan kita.
  4. Kita harus beriman, menyembah, dan hidup dalam ketaatan kepada Kristus.

Sebagaimana John Calvin berkata:

“Jika kita tidak memiliki Kristus sebagai Allah, maka kita tidak memiliki Juruselamat yang cukup kuat untuk menebus kita.”

Marilah kita mengakui Yesus sebagai Tuhan dan hidup dalam ketaatan kepada-Nya setiap hari!

Next Post Previous Post