2 Yohanes 1:7-8: Waspadalah terhadap Penyesat! Tegas dalam Kebenaran, Tetap dalam Kristus

2 Yohanes 1:7-8: Waspadalah terhadap Penyesat! Tegas dalam Kebenaran, Tetap dalam Kristus

Pendahuluan

Dalam dunia yang semakin plural dan toleran terhadap segala bentuk ajaran, pesan rasul Yohanes dalam 2 Yohanes 1:7-8 terdengar seperti panggilan keras dari sebuah menara penjaga. Ayat ini memperingatkan jemaat tentang bahaya yang nyata dari para penyesat yang tidak mengakui Yesus Kristus datang sebagai manusia. Dalam konteks teologi Reformed, ayat ini sangat penting karena menyangkut doktrin Kristologi yang benar, ketekunan dalam iman, serta ancaman akan hilangnya pahala rohani bila seseorang terseret dalam ajaran sesat.

Artikel ini akan membahas secara mendalam ayat 2 Yohanes 1:7-8, menggali makna teologisnya, serta menerapkannya dalam konteks gereja masa kini. Dengan menyoroti pandangan dari para teolog Reformed seperti John Calvin, Matthew Henry, R.C. Sproul, dan lainnya, kita akan melihat bagaimana pesan singkat Yohanes menjadi sangat relevan di tengah zaman yang penuh kompromi teologis.

Teks Alkitab (2 Yohanes 1:7-8, TB)

"Sebab banyak penyesat telah muncul dan pergi ke seluruh dunia, yang tidak mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia. Itu adalah si penyesat dan antikristus. Waspadalah, supaya kamu jangan kehilangan apa yang telah kami kerjakan itu, tetapi supaya kamu mendapat upahmu sepenuhnya."

Latar Belakang Surat 2 Yohanes

Surat 2 Yohanes termasuk dalam surat-surat pendek Yohanes yang ditujukan kepada “Ibu yang terpilih dan anak-anaknya.” Sebagian besar teolog Reformed bersepakat bahwa frasa ini merujuk kepada gereja lokal dan para anggotanya. Surat ini menyoroti dua tema penting: kasih dalam kebenaran dan perlindungan dari ajaran sesat.

John Calvin berkomentar bahwa:

“Yohanes tidak berbicara tentang kasih sentimental atau universal yang terlepas dari kebenaran, tetapi kasih yang berjalan dalam terang Kristus dan tidak kompromi terhadap ajaran yang menyesatkan.”

Dengan latar belakang inilah kita membaca ayat 7 dan 8, sebagai panggilan untuk mempertahankan iman sejati.

Eksposisi 2 Yohanes 1:7: Mengenali dan Menanggapi Para Penyesat

1. “Sebab banyak penyesat telah muncul dan pergi ke seluruh dunia...”

Kata "penyesat" di sini berasal dari bahasa Yunani planos, yang berarti menyesatkan, mengembara dari kebenaran. Para penyesat yang dimaksud adalah kelompok Gnostik atau Doketis yang menyangkal inkarnasi Kristus — bahwa Yesus sungguh-sungguh datang dalam tubuh manusia.

Matthew Henry dalam tafsir klasiknya mengatakan:

“Yohanes memperingatkan bahwa penyesat bukan hanya hadir, tetapi banyak. Mereka adalah bahaya yang nyata dan aktif, tidak hanya menolak kebenaran, tetapi menarik orang dari kebenaran.”

Bagi teologi Reformed, ini merupakan serangan terhadap inti Injil. Inkarnasi Kristus adalah kebenaran sentral: bahwa Sang Firman menjadi daging (Yohanes 1:14). Penyangkalan terhadap hal ini adalah penyangkalan terhadap Injil itu sendiri.

R.C. Sproul menulis dalam Essential Truths of the Christian Faith:

"Jika Yesus bukan manusia sepenuhnya, maka tidak ada penebusan. Penyesatan terhadap inkarnasi adalah penyesatan terhadap keselamatan."

2. “...yang tidak mengaku bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia.”

Pernyataan ini menggarisbawahi pentingnya Kristologi yang benar. Yohanes menegaskan bahwa setiap orang yang tidak mengakui inkarnasi Kristus bukan hanya keliru secara teologis, tetapi dikategorikan sebagai penyesat dan bahkan antikristus.

Dalam sistem Reformed, kredo dan pengakuan iman memainkan peran penting dalam menjaga kemurnian ajaran gereja. Penolakan terhadap inkarnasi Yesus Kristus adalah penolakan terhadap kredo Nicea (325 M) dan Chalcedon (451 M) yang menyatakan bahwa Kristus adalah 100% Allah dan 100% manusia.

John Owen menambahkan:

“Untuk menyangkal bahwa Kristus datang dalam daging adalah menyangkal keperluan salib dan penghukuman dosa dalam tubuh manusia. Itu adalah pengosongan salib dari kuasanya.”

3. “Itu adalah si penyesat dan antikristus.”

Penggunaan kata "antikristus" di sini tidak selalu merujuk kepada figur eskatologis akhir zaman, tetapi pada siapa saja yang menolak inti Kristologi. Dalam kerangka Yohanes, antikristus adalah setiap pengajar atau sistem yang menentang identitas sejati Kristus.

Dalam Institutes of the Christian Religion, John Calvin menyatakan bahwa:

“Setiap ajaran yang menolak atau menutupi karya penebusan Kristus dalam daging adalah bentuk antikristus. Tidak ada kompromi dengan kebenaran Kristus.”

Eksposisi 2 Yohanes 1:8: Ketekunan dan Peringatan

1. “Waspadalah...”

Peringatan Yohanes sangat serius. Ia memanggil jemaat untuk berjaga-jaga, bukan hanya terhadap ajaran sesat, tetapi juga terhadap kemungkinan kehilangan pahala dari pekerjaan rohani yang telah dilakukan. Ini menekankan pentingnya ketekunan dalam iman, sebuah doktrin penting dalam teologi Reformed.

Louis Berkhof menjelaskan:

“Ketekunan orang kudus bukan berarti kita pasif. Itu adalah karya anugerah yang menyertai kesadaran, kewaspadaan, dan ketaatan aktif kepada Firman Tuhan.”

Yohanes tidak mengajarkan bahwa orang percaya sejati dapat kehilangan keselamatan, tetapi ia memperingatkan bahwa mereka bisa kehilangan pahala atau buah pelayanan rohani karena terseret dalam kesesatan.

2. “...supaya kamu jangan kehilangan apa yang telah kami kerjakan itu...”

Frasa ini menunjukkan bahwa pelayanan rasul-rasul yang mengajarkan kebenaran bisa menjadi sia-sia jika jemaat berbalik kepada ajaran palsu. Ini mengingatkan kita akan peringatan Paulus dalam Galatia 1:6-9 tentang Injil lain yang menyesatkan.

Teologi Reformed menekankan pentingnya penggembalaan yang setia. Jika gereja tidak menjaga pengajaran yang benar, maka segala jerih payah pelayanan bisa dirusak oleh ajaran palsu.

3. “...tetapi supaya kamu mendapat upahmu sepenuhnya.”

Frasa ini sangat menarik. Yohanes berbicara tentang upah rohani—bukan sebagai hasil usaha manusia, tetapi sebagai bentuk anugerah yang disediakan bagi mereka yang setia sampai akhir. Ini selaras dengan ajaran Reformed tentang reward of grace—upah yang tidak layak diperoleh, namun dijanjikan oleh Tuhan.

Jonathan Edwards pernah mengajarkan bahwa:

“Upah orang percaya adalah kenikmatan akan Allah dalam kemuliaan kekal. Tetapi ketekunan di jalan kebenaran menunjukkan bahwa mereka sungguh-sungguh milik Kristus.”

Aplikasi Teologi Reformed

1. Pentingnya Kristologi yang Murni

2 Yohanes 1:7-8 adalah seruan untuk mempertahankan doktrin yang benar tentang Kristus. Gereja-gereja Reformed menempatkan pengajaran Kristus di pusat ibadah dan pengakuan iman. Inkarnasi bukan sekadar doktrin, tetapi fondasi keselamatan.

2. Waspada terhadap Pengaruh Ajaran Modern

Banyak ajaran modern yang menggambarkan Yesus hanya sebagai guru moral, tokoh historis, atau simbol kasih universal. Ini adalah bentuk modern dari "penyesat" yang menolak keilahian dan kemanusiaan sejati Kristus.

Katekismus Heidelberg menegaskan:

“Satu-satunya Pengantara sejati adalah Dia yang sungguh Allah dan sungguh manusia.”

3. Peran Gembala dan Pengajaran Gereja

Teologi Reformed menekankan bahwa pengajaran gereja harus diuji dengan Kitab Suci. Yohanes mengingatkan bahwa penggembalaan yang ceroboh bisa menyebabkan hilangnya buah rohani.

4. Ketekunan dalam Anugerah

Peringatan Yohanes bukan untuk menakut-nakuti, tetapi untuk mendorong umat Tuhan agar terus setia. Mereka yang sungguh-sungguh dalam Kristus akan dijaga oleh anugerah, namun juga dipanggil untuk berjaga dan bertindak.

Penutup

2 Yohanes 1:7-8 adalah seruan mendesak bagi gereja di segala zaman untuk tetap teguh dalam ajaran Kristus yang benar. Dalam terang teologi Reformed, ayat ini menjadi landasan untuk mempertahankan kekudusan doktrin, menjaga kemurnian gereja, dan mendorong ketekunan yang aktif.

Yohanes memanggil kita untuk tidak kompromi dengan penyesatan. Ia mendorong kita untuk tetap berjalan dalam kebenaran, agar kita tidak kehilangan upah rohani yang telah dikerjakan oleh para hamba Tuhan dan oleh anugerah Roh Kudus dalam hidup kita.

“Tetaplah dalam Kristus yang telah datang dalam daging. Maka kamu akan menang atas si penyesat dan memperoleh mahkota kehidupan.”

Next Post Previous Post