Efesus 5:11: Menolak Perbuatan Kegelapan dan Mewartakan Terang

Pendahuluan
Kehidupan Kristen bukanlah sekadar pengakuan iman yang pasif, melainkan sebuah panggilan aktif untuk hidup dalam terang dan menolak kegelapan. Dalam surat Efesus, Rasul Paulus menyampaikan berbagai ajaran praktis mengenai cara hidup yang sesuai dengan identitas baru orang percaya di dalam Kristus. Salah satu pernyataan penting dan tegas dari Paulus terdapat dalam Efesus 5:11:
“Jangan ikut ambil bagian dalam perbuatan kegelapan yang tidak menghasilkan buah, sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu.”
(Efesus 5:11, AYT)
Ayat ini memuat dua perintah penting: penolakan terhadap keterlibatan dalam dosa dan pemanggilan untuk mengungkapkan perbuatan jahat. Dalam terang teologi Reformed, Efesus 5:11 menyampaikan prinsip-prinsip penting tentang kekudusan, etika Kristen, dan peran aktif gereja dalam menegakkan kebenaran.
Artikel ini akan mengupas secara menyeluruh ayat ini dengan pendekatan ekspositori dan teologis, berdasarkan pandangan teolog Reformed seperti John Calvin, R.C. Sproul, Herman Bavinck, Louis Berkhof, dan Sinclair Ferguson.
Teks Alkitab – Efesus 5:11 (AYT)
“Jangan ikut ambil bagian dalam perbuatan kegelapan yang tidak menghasilkan buah, sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu.”
1. Konteks Umum Efesus 5
Surat Efesus membahas kehidupan Kristen dalam terang keselamatan oleh kasih karunia (pasal 1–3) dan bagaimana hal itu diwujudkan dalam hidup sehari-hari (pasal 4–6). Pasal 5 berfokus pada kehidupan dalam kasih dan terang.
Paulus memanggil orang percaya untuk menjadi peniru Allah, hidup dalam kasih (Ef. 5:1–2), menjauhi perbuatan najis (ayat 3–5), dan hidup sebagai anak-anak terang (ayat 8–10). Dalam ayat 11, Paulus memberikan arahan konkret tentang bagaimana orang percaya seharusnya merespons kejahatan dan dosa.
2. “Jangan ikut ambil bagian dalam perbuatan kegelapan...”
A. Penolakan terhadap Keterlibatan dalam Dosa
John Calvin menafsirkan frasa ini sebagai panggilan untuk memisahkan diri secara moral dan spiritual dari pola hidup orang yang tidak mengenal Allah. Bukan berarti menarik diri secara fisik dari dunia, tetapi tidak ikut terlibat dalam sistem nilai dan perbuatan yang bertentangan dengan kekudusan Allah.
B. Perbuatan Kegelapan
Frasa "perbuatan kegelapan" merujuk pada gaya hidup yang dikendalikan oleh dosa, seperti disebutkan dalam Efesus 5:3–5 (percabulan, keserakahan, kebejatan, dll).
Louis Berkhof menyebutnya sebagai perwujudan dari “total depravity” — kerusakan total dalam kodrat manusia tanpa Kristus. Oleh karena itu, orang yang telah diselamatkan tidak boleh lagi mengambil bagian dalam kegelapan tersebut.
3. “...yang tidak menghasilkan buah...”
A. Kekosongan Moral dari Perbuatan Dosa
Dalam teologi Reformed, buah merupakan simbol kehidupan rohani yang benar (bdk. Galatia 5:22–23). Perbuatan kegelapan tidak menghasilkan buah karena:
-
Tidak menyenangkan Allah
-
Tidak membangun sesama
-
Tidak mencerminkan kasih karunia
R.C. Sproul menyebut dosa sebagai “pekerjaan sia-sia” — kelihatannya menjanjikan, tapi hasilnya kekosongan dan kehancuran.
4. “...sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu.”
A. Tindakan Aktif untuk Menyatakan Kebenaran
Kata "telanjangi" (elegchete dalam Yunani) berarti menyatakan, memperlihatkan, mengoreksi. Ini menandakan peran aktif orang percaya dalam menghadapi kejahatan — bukan hanya tidak terlibat, tetapi mengungkap dan menentangnya.
Herman Bavinck menekankan bahwa kekristenan bukan agama yang netral terhadap kejahatan. Gereja dipanggil untuk menjadi terang, dan terang itu harus menyinari kegelapan.
5. Ajaran Teologi Reformed dari Efesus 5:11
A. Kekudusan sebagai Identitas Orang Percaya
Teologi Reformed menegaskan bahwa mereka yang telah dibenarkan oleh iman akan menunjukkan buah kehidupan baru. Kekudusan bukan hanya status hukum di hadapan Allah, tetapi juga perilaku nyata yang mencerminkan kasih karunia.
B. Perlawanan terhadap Dosa adalah Tanda Kehidupan Baru
Sinclair Ferguson menyatakan bahwa orang yang telah dilahirkan kembali tidak akan nyaman dengan dosa. Mereka akan aktif menolak dan mengeksposnya — bukan dalam semangat penghakiman, tetapi dalam semangat kasih dan kebenaran.
C. Gereja sebagai Pilar Kebenaran
Gereja tidak boleh bersikap pasif terhadap dosa dalam komunitas atau budaya. Sebagai “tiang penopang kebenaran” (1 Timotius 3:15), gereja dipanggil untuk menjadi suara profetik yang menyatakan kebenaran Allah.
6. Aplikasi Praktis dari Efesus 5:11
1. Evaluasi Kehidupan Pribadi: Apakah Saya Masih Terlibat dalam Perbuatan Kegelapan?
Orang Kristen sejati dipanggil untuk memutus hubungan dengan dosa secara radikal. Tanyakan pada diri Anda: “Apakah ada kompromi tersembunyi dalam hidup saya?”
2. Hidup dengan Buah yang Nyata
Apakah hidup Anda menunjukkan buah Roh atau hanya aktivitas kosong? Jangan puas dengan moralitas palsu — kejar kehidupan yang berbuah untuk kemuliaan Allah.
3. Panggilan untuk Menghadapi Kejahatan
Apakah Anda bersedia menyuarakan kebenaran ketika melihat ketidakadilan? Baik dalam lingkungan gereja, sosial, atau media — terang harus bersinar, bukan bersembunyi.
4. Hadapi Dosa dengan Kasih dan Kebenaran
Menyingkapkan kejahatan bukan berarti mencela dengan kasar. Paulus mengajarkan bahwa kita menegur “dengan lemah lembut” (Galatia 6:1) dan “dalam kasih” (Efesus 4:15). Itulah jalan Injil.
Kesimpulan
Efesus 5:11 adalah panggilan untuk:
-
Menolak segala bentuk keterlibatan dalam dosa
-
Menghidupi terang Kristus secara aktif
-
Menyatakan dan menghadapi kejahatan dengan hikmat
-
Menjadi gereja yang kudus dan setia dalam menyatakan kebenaran
Dalam terang teologi Reformed, ayat ini memperkuat pemahaman bahwa keselamatan sejati menghasilkan perubahan hidup yang nyata. Orang percaya dipanggil untuk menjadi terang dalam dunia yang gelap, bukan hanya dengan menghindari dosa, tetapi juga dengan mengungkap dan menentangnya dengan kasih dan kebenaran.