Ibrani 5:7: Doa, Penderitaan, dan Ketaatan Kristus

Ibrani 5:7: Doa, Penderitaan, dan Ketaatan Kristus

Pendahuluan

Salah satu ayat yang paling mendalam dalam kitab Ibrani berkaitan dengan kemanusiaan Kristus adalah Ibrani 5:7. Ayat ini menggambarkan Yesus bukan hanya sebagai Anak Allah yang ilahi, tetapi juga sebagai manusia sejati yang mengalami penderitaan, ketakutan, dan pergumulan dalam doa.

Dalam tradisi teologi Reformed, Ibrani 5:7 menjadi salah satu bagian penting untuk memahami kedalaman inkarnasi Kristus, solidaritas-Nya dengan umat manusia, serta pelajaran berharga tentang kehidupan doa dan ketaatan di tengah penderitaan.

Teks Ibrani 5:7 (AYT)

"Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Dia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan seruan yang keras dan air mata kepada Dia yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan Dia didengarkan karena kesalehan-Nya." (Ibrani 5:7, AYT)

Latar Belakang dan Konteks

Kitab Ibrani banyak berbicara tentang keunggulan Kristus dalam segala hal — baik sebagai Nabi, Imam Besar, maupun Raja. Pada pasal 5 ini, penulis menekankan keimaman Kristus, bukan hanya dalam fungsinya sebagai pengantara antara manusia dan Allah, tetapi juga dalam aspek penderitaan dan pengalaman manusiawi-Nya.

Ibrani 5:7 secara khusus menyoroti kehidupan doa Yesus selama di dunia, terutama saat menghadapi penderitaan dan kematian. Ini mengingatkan kita kepada peristiwa di Taman Getsemani (Matius 26:36-46) ketika Yesus berdoa dengan sangat gentar sebelum menghadapi salib.

Eksposisi Ayat Ibrani 5:7

"Dalam hidup-Nya sebagai manusia"

John Calvin menegaskan bahwa bagian ini menegaskan natur ganda Kristus dalam teologi Reformed — Yesus adalah Allah sejati dan manusia sejati (vere Deus, vere homo). Dalam kemanusiaan-Nya, Yesus mengalami pergumulan, penderitaan, dan doa yang dalam.

Ini menunjukkan bahwa inkarnasi bukanlah formalitas atau sekadar penampilan luar, tetapi sungguh-sungguh pengalaman nyata menjadi manusia, termasuk pergumulan emosional dan spiritual.

"Dia telah mempersembahkan doa dan permohonan"

Louis Berkhof dalam Systematic Theology menyatakan bahwa pelayanan Kristus sebagai Imam Besar dimulai sejak kehidupan-Nya di dunia, bahkan sebelum kematian-Nya di kayu salib.

Kata "doa dan permohonan" dalam teks ini menggunakan istilah Yunani yang menunjukkan permohonan yang sungguh-sungguh, penuh intensitas, dan pengharapan akan jawaban Allah.

Dalam pandangan Reformed, kehidupan doa Yesus adalah teladan bagi umat percaya — bahwa dalam penderitaan, senjata pertama dan utama kita adalah berdoa.

"Dengan seruan yang keras dan air mata"

William Lane dalam komentarnya tentang kitab Ibrani menekankan bahwa pernyataan ini jelas menunjuk kepada pengalaman Yesus di Getsemani dan kemungkinan juga di kayu salib.

R.C. Sproul menambahkan bahwa seruan dan air mata ini bukanlah tanda kelemahan iman, tetapi ekspresi dari pergumulan manusiawi Yesus yang sejati, tanpa dosa.

Dalam teologi Reformed, ini memperlihatkan solidaritas Kristus dengan umat manusia yang menderita. Ia bukan Imam Besar yang jauh dari penderitaan manusia, tetapi yang pernah mengalami penderitaan itu sendiri (Ibrani 4:15).

"Kepada Dia yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut"

Ini bukan berarti Yesus memohon untuk tidak mati, karena Dia tahu bahwa salib adalah tujuan utama kedatangan-Nya. Sebaliknya, doa ini berfokus pada keselamatan dari maut dalam arti kebangkitan — bahwa kematian tidak akan menjadi akhir, tetapi Allah akan membangkitkan-Nya.

John Owen, seorang teolog Reformed besar, menegaskan bahwa doa Yesus adalah permohonan bukan untuk menghindari kehendak Allah, tetapi agar kehendak Allah digenapi dalam kemenangan atas maut.

"Dan Dia didengarkan karena kesalehan-Nya"

R.C. Sproul dalam The Holiness of God menegaskan bahwa kesalehan Yesus di sini berbicara tentang ketaatan-Nya yang sempurna kepada Bapa.

Doa Yesus tidak selalu dijawab sesuai harapan manusia (misalnya, agar cawan penderitaan berlalu), tetapi selalu dijawab sesuai dengan rencana Allah — yaitu kemenangan atas maut melalui kebangkitan.

Dalam pandangan Reformed, ketaatan Yesus adalah dasar bagi pembenaran umat Allah. Karena ketaatan Kristus sempurna, maka doa-doa kita pun kini diterima oleh Allah atas dasar karya Kristus, bukan karena kesalehan kita sendiri.

Tema Teologi Reformed dalam Ibrani 5:7

1. Inkarnasi Kristus yang Sejati

Teologi Reformed menegaskan bahwa Yesus adalah manusia sejati. Ia mengalami rasa takut, kesedihan, dan penderitaan seperti kita. Hal ini menegaskan ajaran Hypostatic Union — persatuan dua natur dalam satu pribadi Kristus.

John Calvin menegaskan bahwa dalam inkarnasi-Nya, Yesus menjadi teladan dan penghiburan bagi umat percaya dalam menghadapi penderitaan.

2. Doa sebagai Sarana Anugerah (Means of Grace)

Dalam kehidupan Yesus, doa bukan hanya aktivitas rohani, tetapi saluran utama anugerah dan kekuatan dari Allah.

Louis Berkhof menegaskan bahwa kehidupan doa yang intens dalam diri Yesus memperlihatkan ketergantungan mutlak kepada Allah, sesuatu yang seharusnya juga menjadi pola hidup orang percaya.

3. Penderitaan sebagai Jalan Ketaatan

William Lane menegaskan bahwa penderitaan Yesus bukan hanya bagian dari pengorbanan-Nya, tetapi juga proses ketaatan-Nya kepada kehendak Allah.

Dalam tradisi Reformed, penderitaan bukanlah tanda kegagalan atau lemahnya iman, tetapi bagian dari proses pengudusan dan ketaatan kepada Allah.

4. Kemenangan atas Maut Melalui Ketaatan

R.C. Sproul menegaskan bahwa jawaban Allah atas doa Yesus tidak datang dalam bentuk pelepasan dari salib, tetapi dalam bentuk kemenangan atas maut melalui kebangkitan.

Ini adalah dasar pengharapan bagi orang percaya — bahwa di dalam Kristus, penderitaan kita tidak sia-sia, tetapi akan berakhir dalam kemuliaan bersama Dia.

Aplikasi Praktis dari Ibrani 5:7

1. Keteladanan dalam Doa

Kita dipanggil untuk meneladani kehidupan doa Yesus — berdoa dengan sungguh-sungguh, penuh ketergantungan, dan berserah pada kehendak Allah.

2. Berani Menghadapi Penderitaan

Seperti Kristus, kita dipanggil untuk menghadapi penderitaan bukan dengan mengeluh, tetapi dengan menyerahkan diri dalam doa kepada Allah.

3. Keyakinan dalam Jawaban Doa

Doa kita mungkin tidak dijawab sesuai keinginan kita, tetapi selalu dijawab sesuai rencana terbaik Allah.

4. Pengharapan dalam Kebangkitan dan Hidup Kekal

Sebagaimana Yesus didengarkan dan dibangkitkan dari maut, kita juga memiliki jaminan pengharapan akan kehidupan kekal di dalam Dia.

Kesimpulan

Ibrani 5:7 adalah ayat yang sangat kaya dalam ajaran teologi Reformed. Ayat ini menegaskan:

  • Inkarnasi Yesus yang sejati sebagai manusia

  • Kehidupan doa Yesus sebagai sarana anugerah

  • Penderitaan sebagai jalan ketaatan

  • Kemenangan atas maut melalui ketaatan sempurna Kristus

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk meneladani Yesus dalam kehidupan doa, ketekunan dalam penderitaan, dan iman yang berserah kepada kehendak Allah.

Next Post Previous Post