Kejijikan Dosa: Memahami The Sinfulness of Sin

Pendahuluan: Mengapa Kita Harus Membahas Kebobrokan Dosa?
Di zaman yang semakin menormalkan apa yang dulunya dianggap salah, istilah “dosa” sering dianggap sebagai konsep kuno, kaku, bahkan ofensif. Namun, dalam teologi Reformed, pemahaman yang benar tentang dosa adalah fondasi utama bagi pemahaman Injil, kasih karunia, dan keselamatan. Jika kita tidak memahami betapa mengerikan dosa itu, kita juga tidak akan mengerti betapa menakjubkan kasih Kristus yang menebusnya.
Istilah “The Sinfulness of Sin”—dosa yang berdosa—bukanlah pengulangan tanpa makna, tetapi ekspresi yang menekankan kebejatan sejati dari dosa itu sendiri, sebagaimana diajarkan oleh para teolog Reformed seperti John Owen, John Calvin, Jonathan Edwards, R.C. Sproul, Herman Bavinck, dan John Piper.
Artikel ini bertujuan membongkar kegelapan dosa dari sudut pandang teologi Reformed, sehingga kita dapat lebih menghargai kekudusan Allah dan keindahan salib Kristus.
1. Apa yang Dimaksud dengan “The Sinfulness of Sin”?
Frasa ini menyoroti kenyataan bahwa:
-
Dosa bukan hanya pelanggaran aturan.
-
Dosa adalah penentangan aktif terhadap Allah yang Mahakudus.
John Owen, dalam bukunya The Nature, Power, Deceit, and Prevalence of the Remainders of Indwelling Sin in Believers, menyatakan:
“Dosa tidak hanya merusak manusia, tapi menghina Allah.”
2. Dosa adalah Pelanggaran Terhadap Allah yang Mahakudus
“Melawan Engkau, hanya Engkau, aku telah berdosa.”
(Mazmur 51:4)
Daud sadar bahwa meskipun ia telah menyakiti banyak orang, inti dari dosanya adalah penolakan terhadap Allah sendiri.
a. Bukan Sekadar Kesalahan Moral
Louis Berkhof menjelaskan:
“Dosa adalah segala sesuatu yang bertentangan dengan hukum moral Allah, baik dalam tindakan, sikap, atau sifat.”
3. Dosa Adalah Pemberontakan, Bukan Kelemahan
R.C. Sproul menekankan:
“Dosa bukan sekadar kesalahan kecil, tetapi pemberontakan kosmis terhadap Raja semesta.”
Dosa Adalah:
-
Menolak otoritas Allah.
-
Mengangkat diri sebagai pusat hidup.
-
Merusak ciptaan dan memisahkan dari Sang Pencipta.
4. Akar Dosa: Hati yang Tidak Menghargai Kemuliaan Allah
“Semua orang telah berdosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.”
(Roma 3:23)
John Piper menggarisbawahi bahwa:
“Inti dosa adalah menukar kemuliaan Allah dengan sesuatu yang diciptakan.”
Dosa bukan sekadar tindakan, tetapi pengkhianatan afeksi, ketika hati lebih mencintai dunia daripada Allah.
5. Total Depravity: Kerusakan Menyeluruh Akibat Dosa
a. Semua Aspek Manusia Terdampak
Herman Bavinck menyatakan:
“Tidak ada bagian dari keberadaan manusia yang luput dari dampak dosa.”
-
Pikiran → jadi gelap.
-
Kehendak → jadi bengkok.
-
Emosi → jadi berpusat pada diri.
b. Ini Bukan Berarti Semua Orang Seburuk Mungkin
Tapi artinya:
-
Tidak ada aspek yang murni.
-
Semua manusia secara alami tidak mampu mencari Allah (Roma 3:10–11).
6. Dosa Menipu dan Memperbudak
“Dosa memperdaya dan membunuh.”
(Roma 7:11)
John Owen menjelaskan:
“Dosa memiliki kuasa untuk membutakan mata rohani dan membuat hati keras.”
Itulah sebabnya:
-
Orang dalam dosa tidak sadar akan kebutuhannya.
-
Dosa membuat orang merasa bebas padahal sedang terikat.
7. Dosa Menjadi Penghalang bagi Doa, Iman, dan Persekutuan
a. Doa Tidak Didengar
“Jika aku melihat kejahatan dalam hatiku, Tuhan tidak akan mendengarkan.”
(Mazmur 66:18)
b. Iman Terhambat
Jonathan Edwards:
“Tidak ada yang memadamkan terang iman seperti cinta terhadap dosa.”
c. Hubungan dengan Orang Lain Rusak
-
Dosa memicu konflik, iri, dendam, dan perpecahan (Yakobus 4:1–2).
8. Hanya Kristus yang Dapat Menyelesaikan Masalah Dosa
“Lihatlah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia!”
(Yohanes 1:29)
Salib adalah:
-
Tempat murka Allah atas dosa dilimpahkan.
-
Tempat kasih dan keadilan Allah bertemu.
John Calvin:
“Kristus bukan hanya mati karena dosa-dosa kita, tetapi supaya kita membenci dosa sebagaimana Allah membencinya.”
9. Pertobatan Sejati Lahir dari Kesadaran Akan Kebobrokan Dosa
“Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.”
(Matius 5:4)
a. Hati yang Hancur
Mazmur 51:17:
“Korban kepada Allah adalah hati yang remuk.”
b. Perubahan Arah
Louis Berkhof:
“Pertobatan mencakup perubahan sikap terhadap dosa—dari mencintainya menjadi membencinya.”
10. Hidup Baru Membenci Dosa dan Mencintai Kekudusan
“Tanpa kekudusan, tidak seorang pun akan melihat Tuhan.”
(Ibrani 12:14)
a. Roh Kudus Memberi Kuasa untuk Melawan Dosa
“Oleh Roh, matikanlah perbuatan-perbuatan tubuhmu.”
(Roma 8:13)
b. Kekudusan Adalah Bukti Kehidupan yang Sudah Ditebus
John Owen:
“Jika kamu tidak sedang membunuh dosa, maka dosa sedang membunuh kamu.”
11. Mengapa Gereja Harus Terus Berkhotbah Tentang Dosa
a. Supaya Injil Dimuliakan
Jika dosa dianggap ringan, Injil tidak lagi berharga.
b. Supaya Orang Bertobat
Tanpa pengenalan akan dosa:
-
Tidak ada pengakuan.
-
Tidak ada pertobatan.
-
Tidak ada keselamatan.
c. Supaya Orang Percaya Tidak Terjebak dalam Apatis
R.C. Sproul:
“Orang Kristen sejati takut akan dosa, bukan karena takut hukuman, tapi karena mengasihi Tuhan.”
Kesimpulan: Dosa Itu Dosa Karena Ia Melawan Allah yang Kudus
“The Sinfulness of Sin” mengajak kita untuk melihat dosa sebagaimana Allah melihatnya:
-
Jijik.
-
Menyakitkan.
-
Mematikan.
Tapi kabar baiknya adalah:
Kasih karunia Allah jauh lebih besar dari dosa.
“Tetapi di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah.”
(Roma 5:20)
Maka:
-
Jangan bermain-main dengan dosa.
-
Jangan sembunyikan dosa.
-
Serahkan seluruh hidupmu kepada Kristus yang sudah menanggung dosa itu sepenuhnya.