Mesias Sang Raja (Messiah the Prince)

Mesias Sang Raja (Messiah the Prince)

Pendahuluan

Istilah "Mesias" (Ibrani: Mashiach, Yunani: Christos) secara harfiah berarti "yang diurapi." Dalam konteks Perjanjian Lama, pengurapan menunjukkan penetapan ilahi atas seseorang untuk fungsi khusus, seperti nabi, imam, atau raja. Namun, ketika Kitab Suci berbicara tentang Sang Mesias, ia menunjuk pada Pribadi yang dijanjikan Allah untuk memerintah umat-Nya dan mendirikan kerajaan kekal—dialah Mesias Sang Raja.

Doktrin Mesias sebagai Raja sangat penting dalam kerangka teologi Reformed karena ia:

  • Menegaskan bahwa Yesus adalah penggenapan janji Allah,

  • Menyatakan kerajaan Allah yang sejati,

  • Menunjukkan otoritas tertinggi Kristus atas segala ciptaan dan umat-Nya.

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi pemahaman para rasul, nabi, dan para teolog Reformed mengenai Yesus sebagai Mesias Sang Raja (Messiah the Prince).

1. Asal Usul Gelar “Mesias Sang Raja”

a. Dalam Konteks Perjanjian Lama

Pengharapan akan seorang raja Mesianik muncul sejak awal sejarah penebusan:

  • Kejadian 3:15 menyebut “benih perempuan” yang akan meremukkan kepala ular—indikasi awal akan seorang Penebus.

  • Kejadian 49:10 menyebut bahwa tongkat kerajaan tidak akan lepas dari Yehuda.

  • 2 Samuel 7:12-16 adalah nubuat sentral: Allah berjanji bahwa keturunan Daud akan menduduki takhta selamanya.

Ini bukan sekadar kerajaan politis, tetapi pemerintahan ilahi yang akan bertahan kekal. Dalam Mazmur 2, Allah menetapkan raja-Nya di Sion:

"Akulah yang telah melantik raja-Ku di Sion, gunung-Ku yang kudus!"
— Mazmur 2:6

B.B. Warfield menyebut Mazmur 2 sebagai “fondasi kerajaan Mesianik”, karena menggambarkan konflik antara bangsa-bangsa dengan Mesias yang diurapi Tuhan.

2. Yesus sebagai Penggenapan Sang Mesias

a. Pengakuan Iman dan Kesaksian Rasul

Yesus dari Nazaret tidak hanya mengklaim bahwa Ia adalah Mesias, tetapi seluruh Perjanjian Baru memberikan kesaksian bahwa dialah yang dijanjikan itu.

  • Dalam Matius 16:16, Petrus berkata:

    "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!"

  • Dalam Yohanes 1:41, Andreas berkata kepada saudaranya Simon:

    "Kami telah menemukan Mesias" (artinya: Kristus).

b. Kristus adalah Raja yang Dijanjikan

Dalam Lukas 1:32-33, malaikat berkata kepada Maria:

“Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa-Nya... dan kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.”

R.C. Sproul menekankan bahwa kerajaan Kristus adalah bukan kerajaan politis, melainkan pemerintahan rohani atas hati umat-Nya, yang pada akhirnya akan diwujudkan secara penuh pada kedatangan-Nya yang kedua.

3. Tiga Fungsi Mesias dalam Teologi Reformed

Teologi Reformed mengajarkan bahwa Kristus menjalankan tiga jabatan utama (munus triplex):

  • Nabi (Prophet),

  • Imam (Priest),

  • Raja (King).

a. Kristus Sebagai Raja

Menurut John Calvin, jabatan Kristus sebagai Raja adalah:

“Menjamin bahwa kuasa-Nya memerintah dan melindungi Gereja serta menaklukkan semua musuh di bawah kaki-Nya.”

Raja Mesias bukanlah pemimpin simbolis. Ia:

  • Berdaulat atas segala ciptaan (Kolose 1:16-18),

  • Mengatur Gereja-Nya,

  • Menang atas dosa, Iblis, dan maut.

Louis Berkhof menyebut jabatan Raja sebagai:

“Jabatan yang paling penuh kuasa, karena Kristus memerintah sebagai Tuhan atas segala sesuatu demi kepentingan umat-Nya.”

4. Kerajaan Mesias: Sudah dan Belum

a. Aspek “Sudah” (Already)

Melalui kebangkitan dan kenaikan-Nya, Kristus telah diangkat menjadi Raja:

“Allah telah meninggikan Dia… dan memberikan kepada-Nya nama di atas segala nama.”
— Filipi 2:9

Kristus sekarang:

  • Memerintah dari takhta surga,

  • Mengutus Roh Kudus,

  • Memimpin Gereja-Nya.

Teolog Reformed Geerhardus Vos menggambarkan ini sebagai:

“Pemerintahan Mesias yang bersifat eskatologis namun dimulai dalam sejarah.”

b. Aspek “Belum” (Not Yet)

Meskipun Kristus telah berkuasa, penggenapan sepenuhnya masih menunggu kedatangan-Nya yang kedua, ketika:

  • Semua musuh akan dihancurkan,

  • Kerajaan akan dinyatakan secara sempurna.

"Pemerintahan-Nya akan semakin besar dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan."
— Yesaya 9:6

5. Kristus dan Kerajaan Allah

Kristus sebagai Mesias adalah inti dari pewartaan Kerajaan Allah. Dalam Injil, Yesus tidak hanya membawa berita keselamatan pribadi, tapi juga memanggil orang masuk ke dalam pemerintahan ilahi.

“Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!”
— Markus 1:15

Herman Bavinck menulis:

“Kerajaan Allah bukanlah sistem etika sosial, tetapi pemerintahan ilahi yang menaklukkan hati dan kehidupan manusia.”

6. Pengorbanan Mesias Sebagai Raja

Salah satu aspek paradoksal dari doktrin Reformed adalah bahwa Mesias sebagai Raja menang melalui penderitaan.

Yesus tidak datang pertama kali dengan mahkota emas, tapi dengan mahkota duri.

“Raja orang Yahudi” dipakukan di atas kayu salib. (Matius 27:37)

John Murray menyatakan bahwa:

“Salib bukan kegagalan kerajaan Mesias, melainkan kemenangan-Nya.”

Salib adalah tahta-Nya; melalui penderitaan, Ia mengalahkan dosa dan mendirikan kerajaan kasih dan kebenaran.

7. Perlawanan dan Penolakan terhadap Sang Mesias

Mazmur 2 menggambarkan bahwa bangsa-bangsa melawan Sang Raja yang diurapi. Ini digenapi saat Yesus ditolak oleh pemimpin agama dan bangsa-Nya.

Namun, penolakan itu bukan kegagalan rencana Allah, melainkan penggenapan nubuatan:

“Batu yang dibuang oleh tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru.”
— Kisah Para Rasul 4:11

R.C. Sproul menegaskan:

“Penolakan terhadap Mesias membuktikan bahwa hati manusia membenci Allah sebagai Raja.”

8. Aplikasi Teologis dan Pastoral

a. Kristus adalah Raja Sejati dalam Hidup Kita

Mengakui Yesus sebagai Mesias berarti:

  • Menyerahkan hidup kita di bawah pemerintahan-Nya,

  • Mengakui Dia sebagai Tuhan, bukan hanya Penyelamat.

b. Kehidupan Kristen Adalah Hidup di Dalam Kerajaan

Kerajaan Allah bukan hanya realitas eskatologis, tapi juga realitas etis dan spiritual saat ini:

  • Hidup dalam ketaatan,

  • Memberitakan Injil Kerajaan,

  • Menghadapi penderitaan sebagai bagian dari kemuliaan Mesias.

9. Kristus Sebagai Raja Eskatologis

Pada kedatangan-Nya yang kedua, Mesias akan datang bukan sebagai Anak Domba, tapi sebagai Singa dari Yehuda (Wahyu 5:5), yang menghakimi dan menyatakan pemerintahan kekal-Nya.

“Pemerintahan di atas bahu-Nya…” — Yesaya 9:6

Kesimpulan: Mesias Adalah Raja yang Hidup

Yesus Kristus adalah Mesias yang dijanjikan, Raja yang diurapi, dan Tuhan atas segala sesuatu. Dalam terang teologi Reformed, doktrin ini meneguhkan bahwa keselamatan bukan hanya pembebasan pribadi, tetapi masuk ke dalam kerajaan Allah, di bawah pemerintahan penuh kasih, kebenaran, dan kuasa dari Kristus.

Sebagaimana diungkapkan dalam Pengakuan Iman Westminster:

“Kristus sebagai Raja tunduk atas semua musuh-Nya, memimpin dan membela umat-Nya, dan membawa mereka kepada kemuliaan yang kekal.”

Refleksi Akhir

Apakah Yesus benar-benar menjadi Raja dalam hidup kita? Ataukah kita hanya mengenal-Nya sebagai Penyelamat tanpa takluk kepada pemerintahan-Nya?

Mari kita menyembah dan melayani Dia yang telah diurapi bukan hanya untuk memerintah Israel, tetapi seluruh ciptaan, dan berkata bersama pemazmur:

“Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, supaya masuk Raja Kemuliaan!”
— Mazmur 24:7

Next Post Previous Post