Roma 6:15-16: Hidup di Bawah Anugerah, Bukan di Bawah Dosa

Pendahuluan
Pertanyaan tentang hubungan antara anugerah dan hukum sering kali menjadi bahan perdebatan dalam gereja. Dalam Roma 6:15-16, Rasul Paulus mengantisipasi kesalahpahaman bahwa anugerah memberi izin untuk berbuat dosa.
Jawabannya tegas: "Tentu saja tidak!"
Bagaimana teologi Reformed memahami bagian penting ini?
Mengapa Paulus menggunakan gambaran perbudakan untuk menjelaskan hubungan antara dosa, ketaatan, dan anugerah?
Dalam artikel ini, kita akan membahas eksposisi Roma 6:15-16 berdasarkan pandangan John Calvin, R.C. Sproul, Herman Bavinck, dan Martyn Lloyd-Jones.
I. Pembacaan Ayat: Roma 6:15-16 (AYT)
"Lalu, apa selanjutnya? Apakah kita akan berdosa karena kita tidak di bawah Hukum Taurat, melainkan di bawah anugerah? Tentu saja tidak! Tidak tahukah kamu bahwa jika kamu menyerahkan dirimu kepada siapa pun sebagai budak yang taat, kamu adalah budak bagi orang yang kamu taati itu; baik kepada dosa yang memimpinmu kepada maut, atau kepada ketaatan yang memimpinmu kepada kebenaran?"
II. Konteks Historis dan Teologis
A. Surat Roma: Injil tentang Anugerah Allah
Surat Roma adalah pernyataan paling sistematis Paulus tentang:
-
Keselamatan berdasarkan anugerah
-
Justifikasi oleh iman
-
Panggilan kepada hidup baru
Roma 6 secara khusus:
-
Menjawab pertanyaan: Jika kita dibenarkan oleh anugerah, apakah dosa tidak lagi menjadi masalah?
B. Masalah Penyalahgunaan Anugerah
Ada dua ekstrem yang Paulus lawan:
-
Legalisme: berpikir keselamatan didapat melalui hukum.
-
Antinomianisme: berpikir anugerah membebaskan dari keharusan hidup kudus.
III. Eksposisi Frasa Demi Frasa
A. "Apakah kita akan berdosa karena kita tidak di bawah Hukum Taurat, melainkan di bawah anugerah?"
1. John Calvin: Anugerah Bukan Lisensi untuk Dosa
Dalam komentarnya, Calvin menulis:
"Anugerah tidak membebaskan kita untuk berbuat dosa, tetapi membebaskan kita dari kuasa dosa."
Artinya:
-
Anugerah membebaskan dari penghukuman hukum Taurat.
-
Tapi juga memanggil kepada kehidupan baru dalam kebenaran.
2. Teologi Reformed: Hukum dan Anugerah
Dalam pandangan Reformed:
-
Hukum menunjukkan standar Allah yang sempurna.
-
Anugerah memampukan kita hidup sesuai dengan standar itu.
B. "Tentu saja tidak!"
1. Penolakan Tegas Paulus
R.C. Sproul dalam Romans: St. Andrew's Expositional Commentary menulis:
"Paulus tidak hanya menolak, ia mengutuk ide bahwa anugerah mendorong dosa."
Dalam teks Yunani: mÄ“ genoito ("sekali-kali tidak") — ekspresi penolakan paling kuat.
C. "Tidak tahukah kamu bahwa jika kamu menyerahkan dirimu kepada siapa pun sebagai budak yang taat..."
1. Gambar Budak
Paulus menggunakan gambaran perbudakan:
-
Siapa yang kita taati, kepada dia kita menjadi hamba.
Menurut Martyn Lloyd-Jones:
"Tidak ada netralitas dalam dunia rohani. Kita adalah budak dosa atau budak ketaatan."
Tidak ada jalan tengah:
-
Semua orang adalah budak.
-
Pertanyaannya: Budak siapa?
D. "Kamu adalah budak bagi orang yang kamu taati itu"
1. Ketaatan Menunjukkan Kepemilikan
Menurut Herman Bavinck:
"Pilihan hidup seseorang menunjukkan siapa tuannya: dosa atau Kristus."
Ketaatan bukan hanya masalah tindakan, tetapi masalah identitas.
E. "Baik kepada dosa yang memimpinmu kepada maut..."
1. Upah Dosa
Dosa bukan hanya pelanggaran, tetapi kekuatan yang mengarah:
-
Kepada keterpisahan dari Allah
-
Kepada kematian kekal
Roma 6:23 memperjelas:
"Sebab upah dosa ialah maut..."
F. "...atau kepada ketaatan yang memimpinmu kepada kebenaran."
1. Hidup Baru di Bawah Anugerah
Ketaatan dalam Kristus:
-
Menghasilkan buah kebenaran.
-
Menuntun kepada kehidupan kekal.
Menurut Charles Hodge, teolog Reformed, dalam komentarnya:
"Ketaatan kepada Kristus adalah tanda kelahiran baru dan bukti keselamatan sejati."
IV. Implikasi Teologi Reformed
A. Pemisahan antara Justifikasi dan Sanctifikasi
Teologi Reformed mengajarkan:
-
Justifikasi: dibenarkan oleh iman saja.
-
Sanctifikasi: bukti justifikasi melalui hidup kudus.
Roma 6:15-16 menekankan:
-
Orang yang sungguh-sungguh dibenarkan akan mengejar hidup dalam kebenaran.
B. Anugerah yang Mengubah
Anugerah yang sejati:
-
Bukan hanya mengampuni dosa.
-
Tetapi mengubahkan hati untuk taat.
Sebagaimana John Owen mengatakan:
"Anugerah Allah tidak hanya membebaskan dari penghukuman dosa, tetapi juga dari kuasanya."
C. Hidup di Bawah Anugerah Adalah Hidup dalam Ketaatan
Bukan berarti kembali ke legalisme, tetapi:
-
Hidup oleh Roh
-
Hidup dalam kasih dan kebenaran
V. Aplikasi Praktis untuk Orang Percaya
A. Hidup dalam Taat, Bukan Seenaknya
Orang percaya harus:
-
Menolak dosa
-
Memilih ketaatan sehari-hari
Anugerah tidak pernah menjadi alasan untuk permisif terhadap dosa.
B. Sadari Siapa Tuannya
Refleksi penting:
-
Kepada siapa aku menyerahkan hidupku?
-
Siapa yang mengendalikan tindakanku sehari-hari?
C. Bertumbuh dalam Anugerah
Anugerah mengundang kita:
-
Untuk semakin mengenal Kristus
-
Untuk semakin taat dan kudus
-
Untuk melayani dengan sukacita
VI. Kesimpulan: Anugerah Membebaskan dan Mengubah
Roma 6:15-16 memberikan pesan penting:
-
Anugerah membebaskan dari kuasa dosa.
-
Anugerah memanggil kepada hidup baru dalam ketaatan.
Menurut pandangan para teolog Reformed:
-
Calvin menekankan anugerah yang membebaskan dari kuasa dosa.
-
Sproul menunjukkan bahwa anugerah tidak berarti izin untuk berdosa.
-
Bavinck menyoroti pentingnya identitas baru dalam ketaatan.
-
Lloyd-Jones mengingatkan bahwa semua orang adalah budak: dosa atau kebenaran.
FAQ: Pertanyaan Umum tentang Roma 6:15-16
Q: Apakah orang percaya masih bisa berdosa?
A: Ya, tetapi mereka tidak lagi hidup di bawah kuasa dosa.
Q: Mengapa Paulus menggunakan gambaran budak?
A: Untuk menunjukkan mutlaknya ketaatan: tidak ada netralitas.
Q: Bagaimana membedakan hidup di bawah anugerah dengan hidup dalam dosa?
A: Hidup di bawah anugerah menghasilkan buah ketaatan dan pertumbuhan dalam kekudusan.
Call to Action
Mari renungkan: kepada siapa aku menyerahkan diriku setiap hari?
Apakah hidupku mencerminkan ketaatan kepada Kristus atau ketundukan kepada dosa?
Mari hidup di bawah anugerah yang mengubahkan, menyerahkan diri dalam ketaatan yang memimpin kepada kebenaran.
"Soli Deo Gloria."
(Segala kemuliaan hanya bagi Allah.)