Yohanes 17:16: Hidup di Dunia tanpa Menjadi Milik Dunia

Pendahuluan
Dalam doa pengantaraan-Nya (Yohanes 17), Yesus menyingkapkan isi hati-Nya bagi para murid dan seluruh umat percaya. Salah satu pernyataan yang sangat mendalam adalah:
“Mereka tidak berasal dari dunia, sama seperti Aku tidak berasal dari dunia.” (Yohanes 17:16, AYT)
Pernyataan ini menegaskan identitas baru orang percaya. Dalam teologi Reformed, ini mengajarkan tentang perbedaan radikal antara umat pilihan Allah dan dunia yang telah jatuh, serta panggilan hidup kudus sebagai warga kerajaan Allah.
Mari kita telusuri eksposisi mendalam dari ayat ini dalam konteks historis, teologis, dan aplikatif.
I. Konteks Yohanes 17
Yohanes 17 adalah Doa Imam Besar Yesus, diucapkan sesaat sebelum penderitaan dan salib. Doa ini terbagi menjadi tiga bagian:
-
Yesus berdoa bagi kemuliaan-Nya sendiri (ayat 1-5)
-
Yesus berdoa untuk para murid-Nya (ayat 6-19)
-
Yesus berdoa untuk semua orang percaya (ayat 20-26)
Yohanes 17:16 muncul saat Yesus berdoa agar murid-murid-Nya dijaga dalam dunia, namun tetap berbeda dari dunia.
II. Eksposisi Yohanes 17:16
Mari kita teliti kalimat ini bagian demi bagian.
A. "Mereka tidak berasal dari dunia..."
Yesus berbicara tentang murid-murid-Nya. Secara fisik, mereka hidup di dunia, namun secara spiritual:
-
Mereka telah dilahirkan kembali (regenerasi).
-
Mereka memiliki identitas baru sebagai anak-anak Allah.
-
Mereka tidak lagi mengadopsi nilai-nilai dunia.
Teologi Reformed menegaskan bahwa orang percaya:
-
Dipanggil keluar dari dunia (Eklesia = yang dipanggil keluar).
-
Tidak lagi menjadi bagian dari sistem dunia yang memberontak terhadap Allah.
John Calvin dalam komentarnya menulis:
“Ketika Kristus memilih kita, Ia memisahkan kita dari dunia yang jahat agar kita hidup untuk-Nya.”
Poin Penting:
Menjadi Kristen berarti hidup di dunia tetapi tidak menurut dunia.
B. "...sama seperti Aku tidak berasal dari dunia."
Yesus menghubungkan keadaan murid-murid-Nya dengan diri-Nya sendiri. Sama seperti Kristus adalah:
-
Kudus, tanpa dosa
-
Utusan dari Allah
-
Tidak terikat nilai dunia
Demikian pula orang percaya dipanggil untuk:
-
Hidup kudus
-
Menjadi saksi kebenaran
-
Menolak kompromi dengan dosa
Herman Bavinck menulis:
“Gereja adalah proklamasi kehadiran Kerajaan Allah di dunia yang masih tunduk pada kuasa dosa.”
III. Prinsip Reformed dalam Yohanes 17:16
1. Doktrin Pemilihan (Election)
Dalam teologi Reformed, identitas orang percaya sebagai bukan berasal dari dunia berakar dalam pemilihan kekal Allah:
Efesus 1:4 – “Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.”
Pemilihan ilahi berarti:
-
Kita bukan milik dunia ini sejak kekekalan.
-
Kita dipisahkan untuk menjadi milik Kristus.
R.C. Sproul menyatakan:
“Identitas orang percaya adalah berakar dalam pemilihan Allah, bukan dalam pilihan pribadi mereka.”
2. Hidup sebagai Warga Kerajaan Allah
Orang percaya hidup di dunia sebagai:
-
Pendatang (pilgrims)
-
Duta besar Kristus (2 Korintus 5:20)
-
Warga kerajaan surgawi (Filipi 3:20)
Identitas ini membentuk seluruh sikap dan gaya hidup kita.
3. Konsep Antitesis
Abraham Kuyper memperkenalkan konsep antitesis dalam Reformed Theology:
-
Ada perbedaan tajam antara kerajaan Allah dan kerajaan dunia.
-
Tidak ada zona netral antara ketaatan kepada Allah dan pemberontakan terhadap-Nya.
IV. Aplikasi Praktis dari Yohanes 17:16
A. Menjaga Kekudusan Hidup
Orang percaya dipanggil untuk:
-
Tidak mengadopsi nilai dunia yang bertentangan dengan Firman Tuhan.
-
Hidup dalam kekudusan sehari-hari (1 Petrus 1:15-16).
Praktik:
-
Membiasakan hidup dalam pertobatan dan penyucian diri.
-
Memeriksa motivasi, nilai, dan gaya hidup.
B. Menghidupi Kesaksian di Dunia
Walaupun tidak berasal dari dunia, kita diperintahkan untuk menjadi terang dan garam di tengah dunia.
Matius 5:16 – “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di surga.”
Praktik:
-
Menyaksikan Injil dengan hidup kita.
-
Berani berbeda dalam prinsip, bukan sekadar beradaptasi.
C. Menjaga Fokus pada Kerajaan Allah
Karena kita bukan berasal dari dunia:
-
Prioritas kita adalah perkara Kerajaan Allah (Matius 6:33).
-
Harta, ambisi, dan kesuksesan duniawi tidak boleh menjadi pusat hidup.
Praktik:
-
Menentukan tujuan hidup berdasarkan nilai kekekalan, bukan sekadar nilai dunia.
V. Tantangan dan Pergumulan
A. Godaan untuk Menjadi Seperti Dunia
Tekanan budaya, materialisme, hedonisme modern membuat orang percaya rentan untuk:
-
Menyesuaikan diri
-
Mengkompromikan iman
-
Mencari penerimaan dunia
Solusi Reformed:
-
Melatih diri dalam disiplin rohani: doa, firman, sakramen, komunitas gereja.
B. Risiko Isolasi
Di sisi lain, ada bahaya lain: menarik diri sepenuhnya dari dunia.
Yesus tidak meminta Bapa untuk mengambil kita dari dunia (Yohanes 17:15), tetapi menjaga kita dari yang jahat. Maka, kita harus hadir di dunia, namun tetap berbeda.
John Stott menulis:
“Gereja yang terlalu seperti dunia kehilangan relevansi; gereja yang terlalu menarik diri kehilangan misi.”
Kesimpulan
Yohanes 17:16 adalah deklarasi identitas orang percaya:
-
Kita bukan dari dunia, sama seperti Kristus bukan dari dunia.
-
Kita dipanggil untuk hidup kudus di tengah dunia yang jahat.
-
Kita harus menjadi saksi kebenaran dan kasih Allah.
-
Hidup kita harus mencerminkan prioritas kerajaan Allah, bukan nilai dunia.
Dalam terang teologi Reformed, ini memperkuat:
"Soli Deo Gloria" – Hidup kita bukan untuk dunia ini, melainkan untuk kemuliaan Allah saja.