Iman yang Bekerja dalam Kasih: Galatia 5:6

Iman yang Bekerja dalam Kasih: Galatia 5:6

Pendahuluan

Dalam dunia Kristen modern, perdebatan tentang iman, kasih, dan perbuatan sering kali menjadi ladang yang membingungkan. Banyak yang menyalahartikan kasih sebagai pengganti iman, atau iman sebagai pembenaran bagi kelalaian etis. Namun Rasul Paulus, dalam Galatia 5:6, memberikan kejelasan luar biasa:

“Sebab, dalam Yesus Kristus, bersunat atau tidak bersunat tidak ada artinya. Hanya iman yang bekerja melalui kasih yang ada artinya.”

Dalam satu kalimat pendek, Paulus menyingkap inti dari agama Kristen sejati: bukan ritual, bukan kebanggaan rohani, tetapi iman yang sejati, yang dibuktikan dan diwujudkan dalam kasih. Teologi Reformed melihat ayat ini sebagai jantung dari pemahaman tentang justifikasi oleh iman dan transformasi hidup oleh Roh Kudus.

Bagian I: Konteks Surat Galatia

1. Masalah Yudaisme dalam Jemaat Galatia

Surat Galatia ditulis kepada gereja-gereja di provinsi Galatia yang sedang diguncang oleh ajaran sesat dari orang-orang Yudais. Mereka mengklaim bahwa orang bukan Yahudi harus disunat dan menaati Hukum Taurat untuk diselamatkan.

Paulus menanggapi ajaran ini dengan tegas: menambahkan apapun pada Injil adalah menolaknya. Sunat, sebagai lambang hukum Musa, kini dianggap tidak relevan dalam keselamatan di dalam Kristus.

2. Teologi Salib vs. Teologi Hukum

Dalam pasal-pasal sebelumnya, Paulus menekankan bahwa manusia dibenarkan hanya oleh iman, bukan oleh perbuatan hukum (Galatia 2:16). Maka, dalam Galatia 5:6, ia menyimpulkan bahwa sunat dan ritual lainnya tidak memiliki nilai rohani bagi keselamatan. Yang penting adalah iman yang aktif dalam kasih.

Bagian II: Eksposisi Frasa demi Frasa

1. “Sebab, dalam Yesus Kristus...”

Frasa ini menetapkan konteks spiritual. Semua pernyataan selanjutnya hanya berlaku “di dalam Kristus.” Teologi Reformed menekankan pentingnya union with Christ (kesatuan dengan Kristus) sebagai dasar semua berkat keselamatan.

John Calvin menulis:

“Di luar Kristus, tidak ada apa pun yang memiliki makna rohani. Semua kebenaran kita mengalir dari persekutuan dengan Dia.”

Keselamatan bukan sekadar menerima pengampunan, tapi berada dalam hubungan nyata dan menyelamatkan dengan Yesus Kristus.

2. “...bersunat atau tidak bersunat tidak ada artinya.”

Dalam konteks Yudaisme, sunat adalah tanda perjanjian dan identitas religius utama. Namun Paulus dengan berani menyatakan bahwa simbol eksternal tidak berdaya menyelamatkan. Yang penting adalah hati yang diperbarui.

Martin Luther, dalam komentarnya tentang Galatia, menyebut ayat ini sebagai “palu godam” yang menghancurkan semua usaha pembenaran diri melalui ritual keagamaan.

Teologi Reformed menekankan bahwa ritual kosong tanpa iman sejati tidak bernilai di hadapan Allah.

3. “Hanya iman...”

Frasa ini menekankan eksklusivitas iman sebagai jalan pembenaran. Paulus tidak membuka alternatif: iman adalah satu-satunya dasar keselamatan.

R.C. Sproul berkata:

“Keselamatan adalah oleh iman saja, tetapi iman yang menyelamatkan tidak pernah sendirian.”

Ini adalah inti dari prinsip Reformed sola fide—iman saja yang membenarkan, tetapi iman yang benar selalu menghasilkan buah.

4. “...yang bekerja melalui kasih”

Inilah bagian yang sering disalahpahami. Paulus tidak sedang mengatakan bahwa kasih adalah alat keselamatan, tetapi bahwa iman sejati menghasilkan kasih sebagai ekspresinya.

J. Gresham Machen menjelaskan:

“Kasih bukan penyebab keselamatan, melainkan bukti dari iman yang sejati.”

Timothy Keller menambahkan bahwa kasih dalam konteks ini bukan perasaan sentimental, tetapi pengabdian aktif kepada orang lain karena kasih kepada Kristus. Ini mencerminkan buah Roh (Gal 5:22) yang muncul dalam hidup yang sudah dibenarkan.

Bagian III: Perspektif Teologi Reformed

1. Pembenaran oleh Iman (Justification by Faith)

Teologi Reformed mengajarkan bahwa kita dibenarkan hanya oleh iman kepada Kristus, bukan oleh hukum atau perbuatan. Namun iman sejati selalu menampakkan buah, yaitu kasih, pertobatan, dan kehidupan baru.

Westminster Confession of Faith (XI.2):

“Iman... tidak sendirian dalam orang yang dibenarkan, tetapi selalu disertai oleh semua karunia penyelamatan lainnya, dan bukan iman yang mati, melainkan yang bekerja melalui kasih.”

2. Regenerasi dan Pembaharuan Hidup

Karena iman sejati adalah hasil dari regenerasi (kelahiran baru) oleh Roh Kudus, maka iman itu akan hidup, aktif, dan penuh kasih. Iman tanpa kasih adalah iman mati (Yakobus 2:17).

Louis Berkhof menyebut iman yang bekerja melalui kasih sebagai bukti bahwa seseorang bukan hanya percaya secara intelektual, tetapi telah mengalami transformasi batin.

3. Kasih sebagai Buah, Bukan Akar Keselamatan

Galatia 5:6 bukan kompromi antara iman dan kasih, tetapi penegasan urutan teologis yang benar:

  • Iman → bersatu dengan Kristus → dibenarkan → menghasilkan kasih

Bagian IV: Aplikasi dalam Kehidupan Kristen

1. Evaluasi Diri: Apakah Iman Kita Menghasilkan Kasih?

Ayat ini mendorong kita untuk menguji iman kita:

  • Apakah kita memiliki kasih kepada sesama?

  • Apakah kita rela mengampuni dan memberi?

  • Apakah kasih kita terlihat nyata, bukan hanya dalam kata-kata?

2. Menolak Legalistik dan Antinomianisme

Legalistik menekankan ritual dan perbuatan sebagai dasar pembenaran.
Antinomianisme menolak hukum dan menganggap iman sebagai izin berbuat dosa.

Galatia 5:6 menolak keduanya:

  • Tidak sunat atau tidak sunat yang menyelamatkan → menolak legalisme

  • Iman harus bekerja dalam kasih → menolak iman palsu yang tidak menghasilkan buah

3. Pelayanan Kristen: Didorong oleh Iman, Diwujudkan dalam Kasih

Segala bentuk pelayanan Kristen harus:

  • Dilandaskan pada iman kepada Kristus

  • Digerakkan oleh kasih kepada Allah dan sesama

  • Menghindari motivasi egois, ambisi pribadi, atau kesombongan rohani

4. Kasih dalam Komunitas Gereja

Gereja harus menjadi tempat di mana iman diwujudkan dalam:

  • Kasih yang saling melayani

  • Kasih yang mengampuni dan menanggung beban

  • Kasih yang tidak mementingkan diri sendiri

Penutup: Iman yang Hidup dan Kasih yang Aktif

Galatia 5:6 menegaskan bahwa iman yang sejati tidak bisa dipisahkan dari kasih. Dalam terang teologi Reformed, kasih bukanlah sarana keselamatan, tetapi bukti keselamatan yang nyata.

Kita tidak diselamatkan karena kasih kita, tetapi karena kasih Kristus, yang memampukan kita untuk mengasihi. Iman sejati akan menampakkan kasih, dan kasih yang sejati hanya mungkin lahir dari iman yang hidup dalam Kristus.

Doa Penutup

Tuhan yang penuh kasih, kami bersyukur karena Engkau menyelamatkan kami bukan karena upaya kami, tetapi karena anugerah melalui iman. Tolong kami agar iman kami bukan hanya pengakuan bibir, tetapi iman yang nyata dalam kasih kepada-Mu dan sesama. Bangkitkan gereja-Mu agar hidup dalam iman yang bekerja melalui kasih. Amin.

Next Post Previous Post