Mengasihi Allah dan Sesama Melalui Pekerjaan

Pendahuluan: Pekerjaan sebagai Wujud Kasih
Dalam dunia modern, pekerjaan seringkali hanya dilihat sebagai sarana untuk mencari nafkah, meraih status, atau mengejar ambisi pribadi. Namun, dalam terang teologi Reformed, pekerjaan memiliki makna yang jauh lebih dalam: sebagai cara kita mengasihi Allah dan sesama.
Yesus merangkum seluruh hukum Taurat dalam dua perintah besar:
“Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu, dan dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap akal budimu... Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” (Matius 22:37, 39)
Pertanyaannya adalah: Bagaimana kita menghidupi dua perintah ini di tempat kerja kita setiap hari? Apakah mungkin untuk menjadikan pekerjaan kita sebagai saluran kasih kepada Allah dan sesama?
Artikel ini akan mengeksplorasi bagaimana orang Kristen dapat mengasihi Allah dan sesama melalui pekerjaannya, berdasarkan kerangka pikir teologi Reformed, dengan merujuk kepada pemikiran John Calvin, Abraham Kuyper, Tim Keller, R.C. Sproul, dan Herman Bavinck.
1. Allah Merancang Manusia untuk Bekerja
Kejadian 1–2: Pekerjaan Sebelum Kejatuhan
Dalam narasi penciptaan, kita menemukan bahwa pekerjaan bukanlah kutuk, melainkan bagian dari rancangan Allah bagi manusia.
“TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.” (Kejadian 2:15)
John Calvin menekankan bahwa pekerjaan adalah tanggung jawab kudus, bukan sekadar aktivitas ekonomi.
“Allah menempatkan kita dalam dunia ini bukan untuk bermalas-malasan, tetapi untuk melayani-Nya melalui pekerjaan.”
Implikasi Reformed:
-
Pekerjaan adalah panggilan ilahi (vocatio)
-
Tidak ada dikotomi antara pekerjaan "rohani" dan "sekuler"
2. Mengasihi Allah Melalui Pekerjaan
a. Bekerja dengan Hati yang Tak Terbagi
Kolose 3:23 berkata:
“Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.”
Bagi orang Reformed, semua kehidupan adalah ibadah, termasuk bekerja. Istilah coram Deo yang sering digunakan berarti "hidup di hadapan Allah."
R.C. Sproul menulis:
“Tidak ada tempat atau aktivitas netral. Semuanya berada dalam wilayah Allah.”
b. Integritas dan Etika sebagai Wujud Kasih kepada Allah
Mengasihi Allah dalam pekerjaan berarti:
-
Jujur dalam laporan
-
Bertanggung jawab terhadap waktu
-
Menolak korupsi
-
Tidak bekerja hanya ketika dilihat atasan
c. Menemukan Sukacita dalam Pekerjaan
Herman Bavinck mengajarkan bahwa:
“Manusia menemukan sukacita sejati ketika ia hidup dalam kehendak penciptanya. Dan pekerjaan adalah salah satu ekspresi kehendak itu.”
3. Mengasihi Sesama Melalui Pekerjaan
a. Pekerjaan sebagai Pelayanan kepada Orang Lain
Menurut Tim Keller, dalam Every Good Endeavor:
“Pekerjaan adalah cara utama kita melayani orang lain. Pekerjaan Anda menyuplai kebutuhan, menciptakan nilai, dan menopang masyarakat.”
Contoh:
-
Petani memberi makan
-
Guru mencerdaskan bangsa
-
Arsitek memberi tempat tinggal
-
Pengemudi memberi mobilitas
Setiap pekerjaan yang sah adalah pelayanan publik yang mencerminkan kasih kepada sesama.
b. Pekerjaan Berkualitas Tinggi adalah Kasih yang Nyata
Mengasihi sesama berarti:
-
Menghasilkan produk/jasa yang baik
-
Tidak menipu konsumen
-
Memberikan nilai tambah
-
Menyediakan harga yang adil
4. Abraham Kuyper dan Doktrin Kedaulatan Kristus atas Segala Bidang
“Tidak ada satu inci pun dalam kehidupan manusia yang tidak diklaim oleh Kristus, yang tidak Dia katakan: Itu milik-Ku!” – Abraham Kuyper
Pernyataan ini menjadi dasar bahwa pekerjaan bukanlah area netral. Kristus harus berdaulat atas kantor, pasar, rumah sakit, sekolah, dan pabrik.
Aplikasi:
-
Profesional Kristen bertanggung jawab untuk menunjukkan nilai-nilai kerajaan Allah dalam profesinya.
-
Pekerjaan menjadi alat transformasi budaya.
5. Tantangan dalam Mengasihi Melalui Pekerjaan
a. Dosa Mengganggu Motif dan Struktur
Setelah kejatuhan (Kej. 3), pekerjaan menjadi:
-
Melelahkan
-
Sarat konflik
-
Alat eksploitasi
Namun, teologi Reformed melihat pekerjaan tetap memiliki nilai karena ditebus dalam Kristus.
b. Gairah Dunia: Bekerja Demi Diri Sendiri
Banyak yang bekerja:
-
Demi gengsi
-
Demi keserakahan
-
Demi superioritas sosial
Ini bertentangan dengan semangat kasih. Maka orang percaya dipanggil untuk menata kembali motivasinya: bekerja bukan demi diri, tetapi demi Allah dan sesama.
6. Membedakan Kasih Sejati dan Pemuasan Diri dalam Pekerjaan
Jonathan Edwards menekankan dalam Charity and Its Fruits:
“Kasih sejati tidak mencari keuntungan sendiri. Ia memberi tanpa mengharapkan balasan.”
Pekerjaan yang dilandasi kasih:
-
Tidak memanipulasi orang
-
Tidak mengeksploitasi bawahan
-
Tidak memonopoli pasar secara curang
Sebaliknya, pekerjaan itu menjadi saluran keadilan, kebaikan, dan kesejahteraan.
7. Kasih dalam Kepemimpinan dan Karyawan
a. Bagi Pemimpin dan Pemilik Usaha:
-
Menciptakan budaya kerja yang adil
-
Memberi upah yang layak
-
Memperhatikan kesejahteraan karyawan
-
Tidak menindas atau mengintimidasi
b. Bagi Karyawan:
-
Setia dan jujur
-
Menghormati otoritas
-
Tidak mencuri waktu atau sumber daya
8. Mengasihi Allah dan Sesama dalam Pekerjaan Rumah Tangga dan Non-Formal
Seringkali pekerjaan informal seperti:
-
Ibu rumah tangga
-
Pelayanan gerejawi
-
Relawan sosial
...tidak dianggap sebagai pekerjaan “serius”.
Namun dalam pandangan Reformed, semua bentuk pelayanan—apapun bentuknya—adalah cara untuk mengasihi Allah dan sesama.
John Calvin:
“Tidak ada pekerjaan yang terlalu rendah jika dilakukan untuk kemuliaan Allah.”
9. Persekutuan Iman di Tempat Kerja
Mengasihi Allah dan sesama juga berarti:
-
Berdoa bagi rekan kerja
-
Bersaksi melalui sikap dan perkataan
-
Tidak bergosip
-
Membangun komunitas iman secara alami
Tim Keller mendorong: “Jadilah garam dan terang, bukan hanya dengan bicara, tapi dengan hidup yang memancarkan kasih.”
10. Refleksi Eskatologis: Pekerjaan dalam Kekekalan
Dalam Wahyu 22, gambaran akhir bukan tentang duduk di awan-awan, tapi tentang melayani Allah dalam ciptaan yang baru.
“Dan hamba-hamba-Nya akan melayani Dia.” (Wahyu 22:3)
Pekerjaan yang dilakukan dalam kasih akan:
-
Diberi upah kekal
-
Memiliki nilai abadi
-
Mewakili kasih yang sejati dalam kerajaan yang akan datang
Kesimpulan: Pekerjaan sebagai Ibadah dan Wujud Kasih
Mengasihi Allah dan sesama bukan hanya dilakukan di gereja atau dalam pelayanan misi. Pekerjaan sehari-hari adalah altar di mana kasih kita kepada Allah dan sesama diuji dan dibuktikan.
Ringkasan Prinsip Reformed tentang Pekerjaan dan Kasih:
Aspek | Pengasihan terhadap Allah | Pengasihan terhadap Sesama |
---|---|---|
Motivasi | Bekerja demi kemuliaan Allah | Bekerja demi kesejahteraan sesama |
Praktik | Jujur, rajin, tekun, doa | Berkualitas, adil, murah hati |
Tujuan | Menyembah Allah dalam pekerjaan | Melayani sesama melalui pekerjaan |
Dampak | Mengalami hadirat Allah | Menjadi berkat dalam komunitas |