Keselamatan Melalui Iman: Roma 10:9–13

Keselamatan Melalui Iman: Roma 10:9–13

Pendahuluan

Keselamatan adalah tema utama dalam surat Paulus kepada jemaat di Roma, dan Roma 10:9–13 menjadi salah satu bagian paling penting yang merangkum inti dari Injil. Ayat-ayat ini bukan hanya menjadi pengajaran doktrinal, tetapi juga menjadi dasar penginjilan, liturgi, dan kesaksian iman Kristen sepanjang sejarah gereja. Dalam artikel ini, kita akan menggali makna ayat-ayat tersebut berdasarkan eksposisi mendalam dan pemikiran beberapa pakar teologi Reformed, seperti John Calvin, R.C. Sproul, John MacArthur, dan Herman Bavinck.

1. Konteks Historis dan Teologis

Surat Roma ditulis oleh Rasul Paulus untuk memperjelas Injil yang ia ajarkan dan untuk mempersiapkan gereja Roma sebagai basis misinya ke Spanyol (Rm 15:24). Pasal 10 merupakan bagian dari pembahasan Paulus tentang rencana keselamatan Allah yang menyeluruh, termasuk terhadap Israel (Rm 9–11). Paulus ingin menunjukkan bahwa keselamatan bukan berdasarkan hukum Taurat, tetapi oleh iman kepada Kristus.

Teologi Reformed melihat bagian ini sebagai penegasan sola fide (hanya oleh iman), salah satu prinsip utama Reformasi Protestan. Herman Bavinck menekankan bahwa iman bukanlah karya manusia, tetapi anugerah Allah yang diberikan melalui pemberitaan Injil dan pekerjaan Roh Kudus.

2. Roma 10:9–10: Pengakuan dan Iman yang Menyelamatkan

“Jika dengan mulutmu kamu mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya di dalam hatimu bahwa Allah membangkitkan Dia…”

a. Pengakuan Lisan (“Dengan mulutmu mengaku”)

John MacArthur menekankan bahwa pengakuan lisan di sini bukan hanya pengucapan verbal semata, tetapi suatu deklarasi iman yang lahir dari hati yang percaya. Kata “Tuhan” (Yunani: Kyrios) menunjuk kepada pengakuan bahwa Yesus adalah Tuhan yang setara dengan Yahweh dalam Perjanjian Lama. Ini adalah deklarasi yang radikal dalam konteks Roma yang menganggap Kaisar sebagai “tuhan”.

Menurut John Calvin, pengakuan ini adalah “buah dari iman sejati”. Iman sejati tidak mungkin tersembunyi; ia akan menghasilkan pengakuan terbuka yang mengikutsertakan segenap kehidupan.

b. Percaya dalam hati

Iman dalam hati menyangkut kepercayaan terhadap karya penyelamatan Allah melalui kebangkitan Kristus. Bagi R.C. Sproul, kebangkitan adalah bukti bahwa Allah menerima pengorbanan Kristus dan menjadi titik pusat iman Kristen. Tanpa kebangkitan, salib hanya menjadi tragedi. Tetapi dengan kebangkitan, salib menjadi kemenangan.

c. Dibenarkan dan Diselamatkan

Paulus menggunakan dua kata penting: “dibenarkan” (dikaiousthai) dan “diselamatkan” (sōzesthai). Dalam teologi Reformed, pembenaran adalah tindakan hukum dari Allah di mana Ia menyatakan orang berdosa benar berdasarkan kebenaran Kristus yang diperhitungkan kepada mereka (imputed righteousness). Pembenaran tidak berasal dari pekerjaan, tetapi hanya melalui iman (lihat juga Rm 3:28).

3. Roma 10:11: Janji yang Universal

“Setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak akan mendapat malu.”

Ayat ini adalah kutipan dari Yesaya 28:16, menegaskan bahwa iman kepada Kristus membawa kepastian dan keamanan. Dalam konteks Reformed, ini menekankan jaminan keselamatan bagi mereka yang benar-benar percaya. Calvin menyatakan bahwa “iman sejati tidak pernah akan dipermalukan karena bersandar pada janji Allah yang tidak mungkin gagal.”

4. Roma 10:12: Tidak Ada Perbedaan antara Yahudi dan Yunani

“Sebab, tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani…”

a. Kesetaraan di Hadapan Allah

Reformasi mengembalikan ajaran ini dalam semangat kesetaraan rohani. Herman Bavinck menulis bahwa semua manusia, tanpa memandang suku, memiliki kebutuhan yang sama akan Injil dan keselamatan. Ini merupakan dasar dari penginjilan lintas budaya.

b. Tuhan yang Sama

R.C. Sproul menyatakan bahwa frasa ini menekankan monotheisme kristiani – hanya ada satu Tuhan dan satu jalan keselamatan. Tidak ada keselamatan alternatif bagi Yahudi maupun bukan Yahudi.

5. Roma 10:13: Panggilan Keselamatan yang Universal

“Setiap orang yang berseru dalam nama Tuhan akan diselamatkan.”

Ayat ini mengutip Yoel 2:32 dan ditegaskan kembali oleh Petrus dalam Kisah Para Rasul 2:21. Panggilan kepada nama Tuhan adalah ekspresi iman dan pertobatan. Dalam pemahaman Reformed, meskipun panggilan itu terbuka untuk semua, hanya mereka yang dipilih oleh anugerah Allah yang benar-benar akan berseru kepada-Nya.

Calvin menekankan bahwa “berseru kepada Tuhan” adalah hasil dari karya Roh Kudus dalam hati yang menginsafkan dan memampukan seseorang untuk datang kepada Kristus.

6. Aplikasi Teologis dan Praktis dalam Kerangka Reformed

a. Sola Fide dan Sola Gratia

Ayat-ayat ini menekankan bahwa keselamatan adalah oleh iman saja dan oleh anugerah saja. Ini menggarisbawahi penolakan terhadap usaha manusia untuk memperoleh keselamatan melalui perbuatan baik atau kepatuhan terhadap hukum.

b. Keberanian Mengakui Kristus di Tengah Dunia

Pengakuan mulut di hadapan masyarakat yang menolak Injil adalah tindakan iman yang berani. Dalam konteks sekarang, ini melibatkan keberanian untuk berdiri atas kebenaran Alkitab meskipun dikucilkan.

c. Misi Global dan Penginjilan

Roma 10:12–13 memperkuat mandat misi. Tuhan yang sama adalah Tuhan atas semua, sehingga Injil harus diberitakan kepada semua bangsa. Gereja dipanggil untuk terlibat dalam pemberitaan Injil secara global, karena semua orang berdosa membutuhkan Injil yang sama.

7. Kesimpulan

Roma 10:9–13 adalah ringkasan padat dari Injil Yesus Kristus dalam bahasa yang sederhana namun penuh kuasa. Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa keselamatan tidak bergantung pada ras, status, atau perbuatan, tetapi hanya pada iman kepada Yesus Kristus yang bangkit. Dalam terang teologi Reformed, bagian ini menjadi landasan bagi doktrin keselamatan oleh anugerah melalui iman, dan menjadi motivasi bagi penginjilan yang berani dan global.

Sebagaimana ditegaskan oleh Calvin: “Pengakuan yang sejati adalah pengakuan yang bersumber dari hati yang diubahkan oleh kasih karunia Tuhan, dan itu akan menghasilkan hidup yang memuliakan Tuhan.”

Next Post Previous Post