Kesetiaan Allah terhadap Israel: Roma 11:1-4

Pendahuluan
Roma 11:1-4 merupakan bagian penting dari surat Paulus kepada jemaat di Roma, terutama dalam menjawab pertanyaan teologis yang besar: Apakah Allah telah menolak Israel? Melalui ayat-ayat ini, Paulus dengan tegas menyatakan bahwa Allah tidak menolak umat-Nya yang lama, meskipun sebagian besar dari mereka telah menolak Mesias. Eksposisi ini akan membahas latar belakang, maksud rasuli, serta bagaimana teolog Reformed memahami bagian ini.
Roma 11:1-4 (AYT)
1 Lalu, aku bertanya, apakah Allah menolak umat-Nya? Sekali-kali tidak! Sebab, Aku sendiri adalah seorang Israel, keturunan Abraham, anggota suku Benyamin.
2 Allah tidak menolak umat-Nya, yang telah dikenal-Nya dari semula. Tidakkah kamu tahu apa yang Kitab Suci katakan tentang Elia, sewaktu ia mengadukan Israel kepada Allah?
3 “Tuhan, mereka telah membunuh nabi-nabi-Mu, mereka telah meruntuhkan mazbah-mazbah-Mu, dan hanya aku seorang diri yang masih hidup, dan mereka mengejar nyawaku.”
4 Akan tetapi, apa jawaban Allah kepadanya? “Aku masih menyimpan tujuh ribu orang bagi-Ku, yang belum sujud menyembah kepada Baal.”
1. Latar Belakang Konteks Roma 9–11
Surat Roma pasal 9 sampai 11 secara keseluruhan berbicara tentang hubungan Allah dengan Israel dan rencana penebusan-Nya terhadap bangsa-bangsa lain. Paulus berduka atas penolakan Israel terhadap Injil (Roma 9:1-3), tetapi ia juga menekankan bahwa firman Allah tidak gagal karena masih ada “sisa” (remnant) yang diselamatkan oleh anugerah.
Teolog Reformed seperti John Murray menyebut Roma 11 sebagai “klimaks dari pembelaan terhadap kesetiaan Allah.”
2. Eksposisi Ayat demi Ayat
Roma 11:1: “Apakah Allah menolak umat-Nya?”
Paulus memulai dengan bentuk retoris “Apakah Allah menolak umat-Nya?” dan langsung menjawab dengan keras: “Sekali-kali tidak!” Frasa ini (dalam Yunani: mē genoito) adalah bentuk penyangkalan paling kuat dalam bahasa Yunani Koine.
Bukti Pribadi Paulus
Paulus menunjukkan bahwa ia sendiri adalah orang Israel:
-
Keturunan Abraham – menunjukkan garis keturunan iman
-
Suku Benyamin – suku kecil namun penting, menunjukkan warisan rohani yang masih dihargai
John Calvin menafsirkan ini sebagai bukti bahwa Allah masih menyelamatkan sebagian Israel, bahkan dalam dirinya sendiri. Ia berkata, “Jika saya, seorang Israel sejati, bisa percaya, maka Israel belum sepenuhnya ditolak.”
Roma 11:2: “Allah tidak menolak umat-Nya, yang telah dikenal-Nya dari semula.”
Ini merujuk pada pengetahuan sebelumnya Allah (foreknowledge), suatu konsep penting dalam teologi Reformed.
Pengertian Foreknowledge (προέγνω)
Dalam konteks Reformed, foreknowledge bukan sekadar “mengetahui sebelumnya,” melainkan kasih pilihan yang aktif. Allah mengenal umat-Nya karena Ia telah memilih mereka (bandingkan dengan Roma 8:29-30).
R.C. Sproul menjelaskan bahwa foreknowledge di sini berarti “Allah memiliki hubungan perjanjian yang intim dengan umat pilihan-Nya sejak kekekalan.”
Roma 11:3: Elia dan Pengaduannya
Paulus merujuk pada 1 Raja-Raja 19:10, di mana nabi Elia merasa sendirian dan putus asa setelah pengejaran Izebel.
“Tuhan, mereka telah membunuh nabi-nabi-Mu, mereka telah meruntuhkan mazbah-mazbah-Mu, dan hanya aku seorang diri yang masih hidup.”
Paralel antara Zaman Elia dan Paulus
Sama seperti Elia berpikir dirinya satu-satunya yang setia, banyak orang Yahudi saat itu (termasuk mungkin para pembaca) menganggap bahwa Allah sudah “meninggalkan” umat Israel karena ketidaktaatan mereka. Namun respons Allah menunjukkan sebaliknya.
Roma 11:4: Jawaban Allah - “Aku masih menyimpan tujuh ribu orang bagi-Ku…”
Allah menunjukkan bahwa ada sisa umat (remnant) yang tetap setia. Istilah ini sangat penting dalam teologi Perjanjian Lama dan diteruskan ke Perjanjian Baru.
Konsep “Remnant” dalam Teologi Reformed
Dalam pemikiran Reformed, remnant adalah kelompok kecil orang percaya sejati yang dipelihara oleh anugerah Allah di tengah-tengah penolakan umum. Ini menegaskan:
-
Keselamatan adalah karya anugerah.
-
Allah tidak gagal meskipun umat besar-Nya menolak Dia.
Louis Berkhof menyebutkan bahwa sisa ini adalah “manifestasi rahmat pemilihan Allah yang aktif di sepanjang sejarah keselamatan.”
3. Pandangan Teologi Reformed tentang Roma 11:1-4
a. Kesetiaan Perjanjian Allah
Allah tetap setia pada janji-Nya kepada Israel, bukan karena Israel setia, tetapi karena karakter Allah yang setia.
Martyn Lloyd-Jones berkata, “Keselamatan Israel tidak tergantung pada Israel, tetapi pada janji Allah. Jika Allah tidak setia kepada Israel, bagaimana kita bisa yakin Ia setia kepada kita?”
b. Remnant sebagai Cermin Pemilihan oleh Anugerah
Reformed menekankan bahwa keselamatan tidak pernah bergantung pada jumlah atau usaha manusia. Allah selalu menyisakan umat-Nya untuk tujuan-Nya sendiri.
Charles Hodge menulis bahwa remnant adalah bagian dari rencana kekal Allah, yang menunjukkan bahwa kasih karunia-Nya tetap bekerja bahkan di masa kemerosotan rohani bangsa.
c. Keselamatan Personal Tidak Identik dengan Kebangsaan
Paulus, meskipun bangga sebagai Israel, menekankan bahwa keselamatan adalah hal personal dan spiritual. Ini sejalan dengan prinsip Reformed bahwa keselamatan adalah oleh iman, bukan oleh kebangsaan atau warisan darah.
4. Aplikasi Praktis bagi Gereja Masa Kini
a. Jangan Putus Asa Terhadap Kejatuhan Rohani
Elia merasa putus asa karena mengira ia sendirian. Gereja masa kini pun bisa mengalami “sindrom Elia”: merasa bahwa kekristenan sejati hampir punah. Namun Allah selalu bekerja di balik layar.
b. Percayalah pada Kesetiaan Allah
Meskipun banyak orang tampaknya menolak Injil, Allah setia memelihara umat-Nya. Janji Allah tidak pernah gagal, baik terhadap Israel maupun terhadap Gereja-Nya saat ini.
c. Hargai Teologi Remnant
Kita tidak dipanggil menjadi mayoritas yang populer, tapi menjadi umat yang setia. Ini berarti setia pada kebenaran Injil walaupun dunia menolak.
5. Hubungan dengan Roma 9–11 secara Keseluruhan
Roma 9 menunjukkan kedaulatan Allah dalam pemilihan, Roma 10 menunjukkan tanggung jawab manusia dalam merespons Injil, dan Roma 11 mengajarkan kesetiaan Allah terhadap umat-Nya.
Bagian Roma 11:1-4 adalah pengantar dari penjelasan yang lebih panjang tentang bagaimana rencana keselamatan Allah akan menggabungkan bangsa-bangsa dengan sisa Israel menjadi satu tubuh dalam Kristus (Roma 11:17-24).
6. Pandangan Eskatologis: Apakah Israel Akan Diselamatkan?
Beberapa teolog Reformed seperti Anthony Hoekema dan G. Vos melihat bahwa keselamatan Israel pada akhir zaman adalah bagian dari rencana Allah yang besar. Roma 11:26 akan berbicara, “Seluruh Israel akan diselamatkan.”
Namun, bagian 11:1-4 memperingatkan bahwa keselamatan bukan bersifat etnis, melainkan individual dan oleh anugerah. Israel rohani terdiri dari mereka yang dipilih dan percaya kepada Kristus.
7. Kesimpulan
Roma 11:1-4 menyatakan dengan sangat jelas bahwa:
-
Allah tidak menolak umat-Nya.
-
Keselamatan adalah karena anugerah, bukan karena jumlah atau prestasi.
-
Remnant (sisa orang percaya) adalah bukti kesetiaan Allah.
-
Gereja masa kini harus tetap setia meski dunia menolak Injil.
-
Rencana Allah melibatkan Israel dan bangsa-bangsa, dalam satu tubuh yang dibangun oleh Kristus.
Penutup
Melalui ayat ini, kita belajar bahwa rencana keselamatan Allah tidak pernah gagal, bahkan ketika tampaknya tidak berjalan sesuai harapan manusia. Allah tetap menyimpan umat-Nya dan akan menyelesaikan apa yang telah Ia mulai.