Panggilan Umum bagi Semua Perempuan (The Common Calling of All Women)

Pendahuluan: Apakah Panggilan Perempuan dalam Dunia yang Berubah?
Dalam era modern, ketika identitas gender menjadi topik yang sensitif dan kontroversial, pertanyaan tentang panggilan perempuan menjadi semakin penting. Dunia memberikan berbagai definisi tentang siapa perempuan itu dan apa tujuan hidupnya. Namun, Alkitab memberikan panggilan universal yang melampaui zaman, budaya, dan peran sosial.
Dalam tradisi teologi Reformed, pemahaman tentang panggilan perempuan berakar pada penciptaan, penebusan, dan pemulihan, serta bersumber dari kehendak Allah yang kekal. Panggilan ini tidak semata-mata berbicara soal status pernikahan, profesi, atau pelayanan, tetapi tentang menjadi gambar Allah dan menjalankan mandat ilahi dalam hidup sehari-hari.
Artikel ini akan menjelaskan apa yang dimaksud dengan "panggilan umum bagi semua perempuan" dalam terang Alkitab dan teologi Reformed, serta membagikan pandangan para tokoh Reformed ternama tentang bagaimana perempuan dapat hidup seturut dengan rancangan Allah.
1. Dasar Teologis: Perempuan sebagai Gambar Allah
Kejadian 1:27 – Penciptaan dalam Kesetaraan Martabat
“Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.” (Kejadian 1:27)
Dari awal, perempuan diciptakan setara dalam martabat dan nilai dengan laki-laki. John Calvin menyatakan dalam komentarnya:
“Perempuan bukan diciptakan sebagai makhluk kelas dua, tetapi sebagai rekan sejati dalam membawa mandat Allah di bumi.”
Mandat Budaya untuk Semua
Mandat budaya (Kejadian1:28) diberikan kepada laki-laki dan perempuan: untuk beranak cucu, mengelola bumi, dan memerintah atas ciptaan. Ini adalah panggilan umum pertama bagi semua perempuan: menjalani hidup sebagai wakil Allah di dunia, dengan iman dan tanggung jawab.
2. Panggilan sebagai Penolong Sejati
Kejadian 2:18 – Penolong yang Sepadan
“Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.”
Istilah "penolong" (Ibrani: ezer
) bukan berarti bawahan atau inferior, melainkan mitra penolong yang kuat dan berdaya, sama seperti Allah disebut sebagai “penolong” dalam banyak mazmur.
Herman Bavinck menekankan:
“Penolong dalam konteks penciptaan bukanlah tugas sempit dalam rumah tangga, melainkan partisipasi aktif dalam mandat budaya dan kehidupan komunitas.”
Panggilan ini berarti perempuan dirancang untuk menghadirkan kekuatan, hikmat, dan kasih dalam relasi dan komunitas—baik dalam keluarga, gereja, maupun masyarakat.
3. Panggilan Kekudusan: Hidup dalam Kasih dan Ketaatan
1 Petrus 1:15-16 – Kuduslah kamu, sebab Aku kudus
Kekudusan bukan perintah hanya bagi para pria atau pelayan gereja. Ini adalah panggilan universal dan mendasar bagi semua umat Allah, termasuk perempuan. Panggilan ini mencakup:
-
Mengasihi Allah dengan segenap hati
-
Mengasihi sesama dengan kasih Kristus
-
Menolak dosa dan mengejar kekudusan dalam semua aspek hidup
Elisabeth Elliot, seorang tokoh Reformed wanita yang berpengaruh, menulis:
“Panggilan pertama perempuan bukanlah menjadi istri atau ibu, tetapi menjadi milik Allah sepenuhnya.”
4. Panggilan Mengasuh dan Membina
Titus 2:3-5 – Menjadi Teladan bagi Perempuan Muda
Dalam surat kepada Titus, Paulus mendorong perempuan-perempuan tua agar menjadi panutan dalam hal hidup suci, mengasuh perempuan muda, dan membina kehidupan rumah tangga.
Ini bukan perintah budaya semata, melainkan model transformasi antargenerasi dalam komunitas iman.
Nancy Guthrie, penulis Reformed kontemporer, menyebutnya sebagai:
“Panggilan untuk menjadi murid dan mentor, mengasuh melalui Firman, bukan sekadar nasihat praktis.”
Panggilan membina ini dapat dilakukan melalui:
-
Pengasuhan anak
-
Pelayanan kelompok perempuan
-
Pendidikan Kristen
-
Pendampingan rohani
5. Panggilan Melayani dalam Tubuh Kristus
1 Korintus 12:4-7 – Karunia Roh bagi Semua Orang Percaya
Perempuan juga dipanggil untuk menggunakan karunia rohani dalam tubuh Kristus, tanpa harus menjadi pendeta. Pelayanan perempuan dalam teologi Reformed mencakup:
-
Mengajar anak dan perempuan
-
Memberi makan yang lapar
-
Melayani dengan kasih dalam komunitas
-
Berdoa, menyanyi, dan bersaksi
John Piper berkata:
“Perempuan dapat dan harus menjadi kekuatan spiritual besar dalam gereja, tanpa harus menyalahi tatanan alkitabiah kepemimpinan rohani.”
6. Panggilan dalam Penderitaan dan Ketekunan
Roma 8:17-18 – Menderita bersama Kristus
Banyak perempuan mengalami kesulitan: kemandulan, perceraian, kehilangan, kekerasan, penyakit. Namun teologi Reformed melihat penderitaan bukan sebagai kegagalan, tetapi sebagai bagian dari proses pemurnian dan pembentukan karakter Kristus.
Elisabeth Elliot, yang kehilangan dua suami dalam pelayanan, menulis:
“Tuhan tidak pernah meminta kita untuk memahami, hanya untuk taat. Panggilan perempuan adalah untuk tetap setia dalam penderitaan.”
7. Panggilan dalam Konteks Unik: Ibu, Lajang, Pekerja, Pelayan Tuhan
Panggilan umum tidak meniadakan panggilan khusus dalam konteks hidup:
-
Sebagai Ibu: mendidik anak dalam takut akan Tuhan
-
Sebagai Istri: mendukung suami dalam kasih Kristus
-
Sebagai Perempuan Lajang: hidup bagi Tuhan tanpa distraksi duniawi (1 Kor. 7:34)
-
Sebagai Profesional atau Pengusaha: bekerja dengan integritas, menjadi terang dalam dunia kerja
Abraham Kuyper berkata:
“Tidak ada satu inci pun dalam hidup manusia yang Kristus tidak katakan: itu milik-Ku. Termasuk panggilan seorang perempuan.”
8. Panggilan Misi dan Kesaksian
Matius 28:19-20 – Amanat Agung bagi Semua
Perempuan tidak dikecualikan dari panggilan misi. Sejarah gereja menunjukkan betapa besar kontribusi perempuan dalam penginjilan, pendidikan, dan pekerjaan sosial.
Perempuan seperti:
-
Amy Carmichael
-
Elisabeth Elliot
-
Corrie ten Boom
adalah contoh bahwa panggilan misi melintasi jenis kelamin.
9. Panggilan Berakar dalam Firman dan Doa
Perempuan dipanggil untuk:
-
Mencintai Firman Tuhan
-
Membangun kehidupan doa
-
Mengenal Allah lebih dalam
Tanpa fondasi ini, segala aktivitas akan menjadi kosong. Panggilan perempuan dimulai dari hati yang dibentuk oleh Firman dan doa.
John Calvin berkata:
“Tanpa pengetahuan akan Allah, tidak ada kehidupan yang benar. Pengetahuan itu datang melalui Firman yang hidup.”
10. Tantangan Zaman Ini terhadap Panggilan Perempuan
Dunia Modern dan Konsep Feminis
Budaya modern mencoba:
-
Meredefinisi peran perempuan
-
Mendorong pemberontakan terhadap perbedaan gender
-
Menekankan nilai diri di luar Kristus
Namun, teologi Reformed menolak pandangan dunia ini dan mengembalikan identitas perempuan pada kebenaran Alkitabiah.
Solusi: Kembali ke Salib
Panggilan perempuan akan kembali bermakna ketika dia menemukan identitasnya dalam Kristus, bukan dalam dunia.
Kesimpulan: Panggilan Mulia dan Kekal bagi Semua Perempuan
Panggilan umum perempuan adalah untuk memuliakan Allah dan menikmati Dia selamanya, baik melalui kehidupan rumah tangga, pelayanan, pekerjaan, maupun penderitaan. Semua perempuan, apapun latar belakang dan musim hidupnya, memiliki tempat dalam rencana Allah.
Poin-poin penting yang dapat disimpulkan:
-
Perempuan diciptakan menurut gambar Allah – setara dalam martabat, berbeda dalam peran.
-
Panggilan utama adalah untuk hidup kudus, mengasihi, dan melayani.
-
Panggilan tidak terbatas pada status hidup (lajang, menikah, bekerja).
-
Perempuan dipanggil untuk berakar dalam Firman dan memberi dampak bagi komunitas.
-
Identitas perempuan hanya dapat dimengerti dengan benar di dalam Kristus.