Iman yang Membenarkan
.jpg)
Pendahuluan: Iman, Kunci Pembenaran dalam Injil
Dalam seluruh sistem teologi Reformed dan Reformasi Protestan secara umum, tidak ada doktrin yang lebih penting dari doktrin pembenaran oleh iman (justification by faith). Inilah prinsip yang disebut oleh Martin Luther sebagai “artikel yang menentukan berdirinya atau runtuhnya gereja”.
Namun, apakah iman itu sendiri yang menyelamatkan? Bagaimana iman membenarkan? Apa hubungan iman dan anugerah? Apa bedanya antara iman sejati dan iman palsu? Artikel ini akan membahasnya dari perspektif eksposisi Alkitab dan pemahaman teologi Reformed klasik.
I. Definisi “Iman yang Membenarkan”
Iman yang membenarkan adalah kepercayaan pribadi kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhan, di mana seseorang menerima dan bersandar kepada-Nya untuk pengampunan dosa dan pembenaran di hadapan Allah.
Westminster Confession of Faith, Pasal 11.2:
"Iman yang membenarkan adalah suatu karunia dari Allah, yang bekerja di dalam hati orang pilihan oleh Roh dan Firman, dan bukan hanya pengakuan terhadap kebenaran Injil, tetapi juga menerima dan mempercayakan diri kepada Kristus dan kebenaran-Nya."
II. Ayat-Ayat Kunci tentang Iman yang Membenarkan
1. Roma 3:28
"Sebab kami yakin bahwa manusia dibenarkan karena iman, bukan karena melakukan hukum Taurat."
Ini adalah pernyataan eksplisit dari Paulus yang menegaskan iman sebagai satu-satunya jalan untuk dibenarkan, bukan perbuatan manusia.
2. Roma 4:5
"Tetapi kepada orang yang tidak bekerja, tetapi percaya kepada Dia yang membenarkan orang fasik, imannya diperhitungkan menjadi kebenaran."
Pembenaran bukan karena jasa, tetapi karena iman kepada Allah yang membenarkan orang berdosa.
3. Galatia 2:16
"... bahwa manusia tidak dibenarkan oleh perbuatan hukum Taurat, melainkan hanya oleh iman dalam Yesus Kristus..."
Paulus menolak segala bentuk legalisme dan menyatakan bahwa hanya iman kepada Kristus yang dapat menyelamatkan.
III. Pandangan Teolog Reformed tentang Iman yang Membenarkan
1. John Calvin
Calvin menulis dalam Institutes:
"Kita dibenarkan oleh iman, bukan karena iman itu sendiri layak, tetapi karena iman adalah sarana yang dengannya kita menerima Kristus."
Calvin menekankan bahwa iman bukan penyebab pembenaran, tetapi alat atau saluran yang membawa kita kepada Kristus.
2. Louis Berkhof
Dalam Systematic Theology, Berkhof menjelaskan:
-
Iman memiliki tiga elemen:
-
Pengetahuan (notitia) – mengenal fakta Injil
-
Persetujuan (assensus) – menyetujui bahwa fakta itu benar
-
Kepercayaan pribadi (fiducia) – mempercayakan diri sepenuhnya kepada Kristus
-
"Iman yang membenarkan selalu mencakup elemen fiducia; tanpa itu, iman hanyalah iman iblis."
3. R.C. Sproul
"Kita tidak dibenarkan karena iman, tetapi melalui iman. Iman adalah jendela, bukan sinar matahari."
Sproul menekankan bahwa Kristus adalah satu-satunya dasar pembenaran, dan iman hanyalah instrumen.
IV. Ciri-Ciri Iman yang Membenarkan
-
Terpusat pada Kristus
-
Iman bukan hanya percaya bahwa Allah ada, tetapi percaya kepada Yesus sebagai satu-satunya Penebus (Yohanes 14:6).
-
-
Mengandung penyerahan diri
-
Bukan hanya menerima informasi, tetapi menyerahkan hidup sepenuhnya kepada Kristus.
-
-
Bersifat aktif dan bertumbuh
-
Iman yang membenarkan akan menghasilkan buah ketaatan (Yakobus 2:17), walau bukan diselamatkan oleh perbuatan.
-
-
Murni karena anugerah
-
Iman sendiri adalah karunia Allah (Efesus 2:8-9), bukan hasil usaha manusia.
-
V. Kesalahan Umum tentang Iman yang Membenarkan
1. Faith plus works (iman + perbuatan)
Pandangan ini menganggap iman penting, tetapi tidak cukup. Ini ditolak keras oleh teologi Reformed.
Galatia 3:3: “Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging?”
2. Easy-believism
Menganggap iman sebagai hanya “mengaku percaya” tanpa pertobatan sejati.
Yakobus 2:19: “Iman seperti itu dimiliki juga oleh setan.”
Teologi Reformed menekankan bahwa iman sejati selalu dibarengi regenerasi dan pertobatan.
3. Iman sebagai usaha manusia
Iman bukan produk kehendak bebas, tapi hasil dari penciptaan baru oleh Roh Kudus (Yohanes 3:3–6).
VI. Iman dan Perbuatan: Hubungan yang Benar
1. Justifikasi oleh iman, bukan oleh perbuatan (Efesus 2:8-9)
Namun...
2. Iman sejati akan menghasilkan perbuatan baik (Efesus 2:10)
John Owen: “Kita dibenarkan oleh iman saja, tetapi iman yang membenarkan tidak pernah sendirian.”
Artinya, iman adalah akar, dan perbuatan baik adalah buah. Perbuatan tidak menyelamatkan, tetapi menjadi bukti keselamatan.
VII. Iman dan Doktrin Pembenaran
1. Iman sebagai sarana, bukan penyebab
Teologi Reformed mengajarkan bahwa:
-
Penyebab materi pembenaran adalah: kebenaran Kristus
-
Sarana: iman
-
Penyebab efisien: Allah
2. Justifikasi dan Imputasi
Kristus tidak hanya menghapus dosa, tetapi memberikan kebenaran-Nya kepada kita melalui imputasi (perhitungan) (2 Korintus 5:21).
“Iman tidak membenarkan karena apa yang dilakukannya, tetapi karena objeknya—yaitu Kristus.” – J.I. Packer
VIII. Aplikasi Praktis Iman yang Membenarkan
1. Damai dengan Allah
Roma 5:1 – “Sebab kita dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah.”
2. Jaminan keselamatan
Karena iman bersandar pada karya Kristus yang sudah selesai, kita memiliki kepastian keselamatan, bukan kecemasan.
3. Hidup dalam ketaatan, bukan legalisme
Iman sejati tidak menghasilkan kesombongan rohani, tetapi kasih, kerendahan hati, dan pelayanan (Galatia 5:6).
IX. Kesimpulan: Iman Sejati dan Injil yang Murni
Iman yang membenarkan adalah kunci dalam keselamatan menurut teologi Reformed. Bukan iman umum, bukan iman intelektual, tetapi iman sejati yang mempercayakan diri sepenuhnya pada Kristus.
"Sola fide" (hanya oleh iman) – adalah pilar Reformasi dan fondasi kekristenan sejati.
FAQ untuk SEO
Apa itu iman yang membenarkan?
Iman yang membenarkan adalah kepercayaan pribadi kepada Yesus Kristus sebagai satu-satunya Juruselamat, yang dengannya seseorang dibenarkan di hadapan Allah.
Apakah iman dan perbuatan menyelamatkan bersama-sama?
Tidak. Pembenaran hanya oleh iman. Namun, iman yang sejati akan menghasilkan perbuatan baik.
Apakah iman berasal dari manusia atau Allah?
Dalam teologi Reformed, iman adalah karunia Allah, bukan hasil usaha manusia (Efesus 2:8–9).
Apa perbedaan iman sejati dan palsu?
Iman sejati percaya, berserah, dan menghasilkan pertobatan. Iman palsu hanya berupa pengakuan tanpa pertobatan dan buah Roh.