Gereja Sebagai Tanda Kehadiran Kerajaan Allah
.jpg)
Pendahuluan
Dalam narasi Alkitab, Kerajaan Allah adalah tema utama yang menjalin keseluruhan rencana penebusan Allah sejak Kejadian hingga Wahyu. Dalam teologi Reformed, Gereja bukan hanya komunitas iman, tetapi juga alat utama yang Allah gunakan untuk menyatakan Kerajaan-Nya di tengah dunia. Gereja adalah saksi yang hidup dan aktif atas pemerintahan Kristus sebagai Raja. Artikel ini akan mengulas secara mendalam bagaimana Gereja menjadi tanda kehadiran Kerajaan Allah berdasarkan eksposisi Alkitabiah dan pandangan dari para teolog Reformed ternama.
I. Konsep Kerajaan Allah dalam Alkitab
1. Definisi Kerajaan Allah
Kerajaan Allah dalam Alkitab bukan hanya tentang wilayah geografis, melainkan pemerintahan Allah atas ciptaan-Nya, secara khusus atas umat-Nya. Di dalam Perjanjian Baru, Yesus secara eksplisit mengajarkan tentang Kerajaan Allah (Markus 1:15), yang telah datang namun belum digenapi sepenuhnya (“already but not yet”).
Menurut Dr. Geerhardus Vos, Kerajaan Allah adalah “the manifestation of God’s reign among His people,” di mana Allah memerintah di tengah umat-Nya secara rohani, progresif, dan eskatologis.
II. Gereja sebagai Agen dan Tanda Kerajaan Allah
1. Gereja adalah Komunitas yang Taat pada Raja Ilahi
Yesus menyatakan bahwa Ia akan membangun Gereja-Nya (Matius 16:18), dan gereja itu dibangun di atas pengakuan bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup. Gereja menjadi komunitas yang tunduk di bawah otoritas-Nya.
John Calvin dalam Institutes of the Christian Religion menekankan bahwa Kristus adalah “kepala Gereja,” dan Gereja adalah tubuh-Nya. Di sinilah otoritas Kerajaan Allah dijalankan secara nyata di dunia ini.
2. Gereja sebagai Duta Besar Kristus
2 Korintus 5:20 menyebutkan bahwa umat Allah adalah “duta Kristus,” yang mewakili Kerajaan Sorga di dunia. Gereja tidak hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk mengutus terang Injil ke dalam dunia yang gelap.
Abraham Kuyper, seorang tokoh penting dalam teologi Reformed, menyatakan: “Tidak ada satu inci pun dari eksistensi manusia yang tidak berada di bawah otoritas Kristus.” Gereja adalah pengingat aktif bahwa Kristus adalah Raja atas segala aspek kehidupan.
III. Tanda-Tanda Kerajaan Allah dalam Kehidupan Gereja
1. Pemberitaan Injil sebagai Instrumen Kerajaan
Dalam Markus 1:14-15, Yesus memulai pelayanan-Nya dengan memberitakan Injil Kerajaan Allah. Gereja sebagai tanda kehadiran Kerajaan juga harus memprioritaskan pemberitaan Injil yang murni dan setia.
Martyn Lloyd-Jones menekankan bahwa Gereja harus mengembalikan pusat panggilannya kepada pewartaan Firman Tuhan, sebab melalui Firman, Kristus memerintah dan membentuk umat-Nya.
2. Sakramen sebagai Representasi Kerajaan
Dalam teologi Reformed, sakramen (baptisan dan Perjamuan Kudus) adalah tanda dan meterai anugerah Allah. Sakramen memperlihatkan secara konkret realitas rohani dari Kerajaan Allah, yaitu kasih karunia, pengampunan, dan persekutuan dengan Kristus.
Herman Bavinck mengatakan bahwa “sakramen bukan sekadar simbol, tetapi instrumen di mana Kerajaan Allah dinyatakan dalam komunitas umat-Nya.”
3. Disiplin Gereja: Penegakan Etika Kerajaan
Gereja yang sehat akan menerapkan disiplin sebagai wujud dari kekudusan dan otoritas Kristus. Ini adalah bentuk nyata pemerintahan Raja Yesus di tengah jemaat-Nya (Matius 18:15-20).
Menurut Louis Berkhof, disiplin gereja bukan hanya korektif, tetapi juga redemptif—menunjukkan kasih Allah dan penegakan kebenaran-Nya.
IV. Gereja dalam Misi: Menghadirkan Kerajaan ke Dunia
1. Misi sebagai Perpanjangan Pemerintahan Kristus
Amanat Agung (Matius 28:18-20) menegaskan bahwa seluruh otoritas di surga dan di bumi telah diberikan kepada Kristus. Maka Gereja menjalankan misi bukan dari kekuatannya sendiri, tetapi dalam otoritas Raja yang hidup.
Christopher Wright, meskipun bukan tokoh Reformed klasik, menyatu dengan semangat Reformed ketika menyebutkan bahwa misi adalah “kerjasama dengan Allah untuk menyatakan pemerintahan-Nya yang menyeluruh.”
2. Diakonia dan Keadilan Sosial sebagai Manifestasi Kerajaan
Gereja tidak hanya berkhotbah, tetapi juga mempraktikkan kasih dalam tindakan nyata: memberi makan yang lapar, merawat yang sakit, dan membela yang tertindas (Matius 25:31-46). Ini adalah tanda Kerajaan Allah yang menjungkirbalikkan nilai-nilai dunia.
Tim Keller, seorang teolog Reformed kontemporer, menekankan pentingnya “merangkul kasih dan keadilan sebagai dua sisi dari koin Injil.” Gereja harus menjadi tanda dari masa depan Allah yang adil dan penuh damai.
V. Gereja dan Eskatologi: Pengharapan Akan Kepenuhan Kerajaan
1. Sudah dan Belum (Already and Not Yet)
Kerajaan Allah telah hadir melalui pelayanan dan kebangkitan Kristus, tetapi akan mencapai kepenuhan pada kedatangan-Nya yang kedua. Gereja saat ini hidup di antara waktu, sebagai saksi dan utusan dari realitas yang akan datang.
Anthony Hoekema dalam The Bible and the Future menjelaskan: “Kerajaan Allah telah datang, tetapi akan digenapi. Gereja adalah komunitas eskatologis yang hidup dalam terang masa depan itu.”
2. Perjamuan Kudus sebagai Pratinjau Perjamuan Anak Domba
Dalam Perjamuan Kudus, Gereja bukan hanya mengingat kematian Kristus, tetapi juga menantikan kedatangan-Nya kembali (1 Korintus 11:26). Ini adalah tanda bahwa Gereja adalah pengantin yang menantikan kedatangan Sang Mempelai Pria—Raja segala raja.
VI. Aplikasi Praktis bagi Gereja Masa Kini
1. Menjadi Komunitas Injili dan Misioner
Gereja harus aktif memberitakan Injil, baik secara pribadi maupun kolektif, sebab itulah cara utama menghadirkan Kerajaan Allah ke tengah dunia yang belum percaya.
2. Membangun Liturgi dan Sakramen yang Kristosentris
Ibadah dan pelayanan sakramen harus menunjukkan supremasi Kristus dan bukan sekadar rutinitas gerejawi. Melalui ibadah yang alkitabiah dan penuh hormat, Gereja memperlihatkan dimensi surgawi dari Kerajaan Allah.
3. Mengupayakan Keadilan, Kasih, dan Kebenaran
Gereja tidak boleh terlepas dari persoalan sosial, melainkan menjadi terang dan garam di tengah dunia. Kebenaran Injil harus menjalar ke dunia kerja, ekonomi, dan kebudayaan.
Penutup: Gereja sebagai Tanda dan Sarana dari Kerajaan Allah
Gereja bukanlah Kerajaan itu sendiri, tetapi tanda dan sarana kehadirannya. Melalui pemberitaan Firman, sakramen, persekutuan kudus, dan pelayanan kasih, Gereja menjadi tempat di mana pemerintahan Kristus terlihat nyata. Dalam teologi Reformed, ini merupakan panggilan luhur: menjadi saksi dari Allah yang memerintah sekarang dan selamanya.
Sebagaimana Dr. Edmund Clowney menyatakan, “Gereja adalah tempat di mana dunia dapat melihat kilasan dari apa yang akan datang. Ia adalah komunitas eskatologis, bukan dari dunia ini, tetapi diutus ke dunia ini.”