Ketika Orang Percaya Masuk dalam Kegelapan Rohani

Yesaya 50:10 (TB):
“Siapa di antaramu yang takut akan TUHAN dan mendengarkan suara hamba-Nya? Jika ia berjalan dalam kegelapan dan tidak ada cahaya baginya, baiklah ia percaya kepada nama TUHAN dan bersandar kepada Allahnya!”
I. Pendahuluan: Paradoks Seorang Anak Terang dalam Kegelapan
Istilah “anak terang” berasal dari Efesus 5:8 – “Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu, hiduplah sebagai anak-anak terang.” Namun mengapa, meskipun sudah menjadi anak terang, orang percaya terkadang tetap berjalan dalam kegelapan?
John Owen, teolog Puritan besar, menyebut hal ini sebagai “seasonal spiritual eclipse” — gerhana rohani yang sementara. Charles Spurgeon menyebut pengalaman ini sebagai “the dark night of the soul” (malam gelap jiwa), suatu pengalaman nyata bagi orang kudus yang sejati.
II. Eksposisi Yesaya 50:10: Pengakuan Realitas Kegelapan dalam Hidup Orang Percaya
Ayat ini berbicara kepada mereka yang takut akan Tuhan dan mendengarkan suara hamba-Nya, yaitu umat percaya. Namun secara paradoks, mereka masih bisa berjalan dalam kegelapan.
1. “Takut akan TUHAN dan mendengarkan suara hamba-Nya”
Ini menunjukkan orang tersebut benar-benar lahir baru. Mereka bukan orang fasik, tetapi umat sejati.
Calvin menekankan bahwa ini menunjukkan kedekatan relasional dengan Tuhan, bukan sekadar formalitas agama.
2. “Berjalan dalam kegelapan dan tidak ada cahaya”
Bahasa Ibrani “halak bachoshekh” bukan merujuk pada pemberontakan dosa, tetapi ketiadaan terang rohani—rasa kehilangan kehadiran Tuhan, atau penderitaan berat yang tidak bisa dijelaskan.
R.C. Sproul menekankan bahwa ini mencerminkan pengalaman pemuridan sejati yang mendalam, di mana Allah terkadang menyembunyikan diri-Nya bukan karena murka, tetapi untuk menguji iman dan membentuk kedewasaan rohani.
III. Pandangan Teologi Reformed: Mengapa Anak Terang Mengalami Kegelapan?
Berikut beberapa alasan teologis menurut para pakar Reformed:
1. Ujian Iman dari Tuhan
“Baiklah ia percaya kepada nama TUHAN...”
Menurut Jonathan Edwards, kegelapan adalah alat yang Allah pakai untuk membuktikan keaslian iman. Jika terang selalu ada, maka iman tidak teruji. Namun saat terang hilang, iman sejati tetap percaya dan berharap.
Ini sesuai dengan ajaran Reformed tentang Providensi Allah yang mengatur segala hal demi kemuliaan-Nya dan kebaikan umat-Nya (Roma 8:28).
2. Disiplin Ilahi dan Pembersihan Jiwa
John Owen dalam bukunya The Mortification of Sin, menulis bahwa Allah terkadang mengangkat kenyamanan-Nya agar umat-Nya sadar akan dosa tersembunyi, membenci dosa, dan dibentuk dalam kekudusan.
Ini bukan kutukan, melainkan kasih Bapa yang mendidik (Ibrani 12:6–11). Dengan berjalan dalam kegelapan, anak terang belajar untuk tidak bergantung pada perasaan tetapi pada janji Allah.
3. Persiapan untuk Pelayanan yang Lebih Dalam
Martyn Lloyd-Jones mengatakan bahwa banyak hamba Tuhan besar mengalami masa kegelapan sebelum mereka dipakai luar biasa. Mereka belajar rendah hati dan bergantung total pada Tuhan, bukan pada kemampuan sendiri.
Seperti Yusuf dalam penjara, atau Daud yang dikejar Saul, atau Paulus di padang gurun Arab — kegelapan mendahului kemuliaan.
IV. Tanda-Tanda Kegelapan Rohani (Tetapi Masih Dalam Iman Sejati)
Berikut adalah beberapa gejala rohani yang umum dialami:
-
Merasa jauh dari Tuhan, meskipun tetap berdoa dan membaca firman
-
Tidak menemukan sukacita dalam ibadah atau pelayanan
-
Doa terasa kering dan seakan-akan tidak menembus langit
-
Rasa putus asa yang tidak berdasar
-
Godaan untuk meragukan kasih dan janji Allah
Namun, menurut R.C. Sproul, kondisi ini bukan indikasi hilangnya keselamatan, melainkan bukti iman sejati sedang diuji. Orang fasik tidak peduli kehilangan hadirat Tuhan. Hanya orang kudus yang merasa rindu dan hancur karena merindukan Allah.
V. Respon Reformed: Apa yang Harus Dilakukan?
Yesaya 50:10 memberikan dua perintah langsung:
1. “Percayalah kepada nama TUHAN”
Iman bukan perasaan. Iman tetap berdiri meski perasaan berkata sebaliknya. Ini disebut oleh Spurgeon sebagai “naked faith” — iman murni yang tidak bertumpu pada emosi atau pengalaman, melainkan pada karakter Allah dan firman-Nya.
Prinsip Sola Fide (Iman saja):
Teologi Reformed mengajarkan bahwa keselamatan tidak bergantung pada kestabilan iman kita, tetapi pada objek iman kita — Kristus. Dalam kegelapan, tetaplah percaya kepada-Nya.
2. “Bersandarlah kepada Allahmu”
Ini adalah bentuk aktif dari penyerahan diri. Spurgeon menulis:
"Saat kamu tidak bisa melihat tangan-Nya, percayalah pada hati-Nya."
Kita bersandar bukan karena kita kuat, tetapi karena Dia setia. Charles Hodge berkata bahwa bersandar kepada Allah berarti menerima keadaan yang Tuhan izinkan sambil percaya bahwa semua ini punya maksud kekal.
VI. Contoh Alkitabiah: Anak-Anak Terang dalam Kegelapan
1. Ayub
Ayub adalah orang benar, tetapi dia berjalan dalam penderitaan yang dalam. Tuhan menyebut Ayub sebagai “tak bercela,” namun ia dibiarkan mengalami malam gelap rohani—kehilangan anak, harta, kesehatan, bahkan penghiburan manusia.
2. Daud
Mazmur 88 adalah mazmur tergelap—bahkan tidak ditutup dengan pengharapan eksplisit. Namun ditulis oleh Daud, orang yang mengasihi Tuhan. Ini menunjukkan bahwa bahkan raja yang sesuai hati Allah bisa mengalami kegelapan total.
3. Yesus Kristus
Yesus sendiri di taman Getsemani dan di kayu salib berseru: “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Matius 27:46). Ini adalah puncak penderitaan rohani, agar kita tidak pernah ditinggalkan.
VII. Aplikasi untuk Orang Percaya Zaman Ini
1. Jangan Berasumsi Bahwa Kegelapan = Kutuk
Dalam dunia modern yang menekankan kenyamanan, penderitaan sering dianggap sebagai kegagalan. Namun dalam terang Reformed, penderitaan adalah sarana anugerah.
2. Gunakan Kitab Suci Sebagai Sumber Harapan
Roma 15:4 berkata bahwa segala sesuatu dalam Kitab Suci ditulis agar kita memiliki pengharapan. Bacalah firman, bukan sebagai beban rohani, tetapi sebagai makanan bagi jiwa yang lelah.
3. Berdoa Meski Tak Merasa Apa-Apa
Doa bukan tentang emosi, tetapi hubungan. Bahkan saat kering, berdoalah. Seperti Daud dalam Mazmur, nyatakan perasaanmu apa adanya.
VIII. Kesimpulan: Terang Masih Ada Meski Tidak Terlihat
“A child of light walking in darkness” adalah realita spiritual yang penting untuk dikenali dan tidak disalahartikan. Dalam terang teologi Reformed, pengalaman ini:
-
Bukan pertanda hilangnya keselamatan
-
Bukan karena Allah marah, tapi karena Allah mengasihi
-
Bukan akhir cerita, tapi awal pemurnian iman
Spurgeon berkata:
“Malam bisa gelap, tapi bintang tetap bersinar. Dan fajar akan tiba.”
Penutup: Harapan di Tengah Kegelapan
Jika hari ini kamu adalah seorang anak terang yang sedang berjalan dalam kegelapan, ketahuilah:
-
Kamu tidak sendiri.
-
Kamu tidak ditolak.
-
Kamu sedang ditarik lebih dalam ke dalam pengenalan akan Allah.
Tetaplah percaya pada nama-Nya. Tetaplah bersandar pada kasih-Nya. Karena terang itu pasti datang kembali.