Orang Benar akan Hidup oleh Imannya
Pendahuluan
Frasa “The Just Shall Live by His Faith” atau dalam bahasa Indonesia “Orang benar akan hidup oleh imannya” merupakan salah satu pernyataan Alkitab yang paling berpengaruh dalam sejarah gereja. Ayat ini pertama kali muncul dalam Habakuk 2:4, lalu dikutip tiga kali dalam Perjanjian Baru: Roma 1:17, Galatia 3:11, dan Ibrani 10:38.
Kalimat ini bukan hanya sekadar penghiburan bagi nabi Habakuk di tengah situasi krisis, tetapi juga menjadi fondasi doktrin pembenaran oleh iman (justification by faith) yang menjadi pusat teologi Reformasi abad ke-16. Martin Luther mengatakan bahwa ayat ini adalah “pintu gerbang surga” baginya, karena di sinilah ia memahami kebenaran Allah yang menyelamatkan orang berdosa bukan berdasarkan perbuatan, melainkan iman.
Dalam artikel ini, kita akan membahas:
-
Latar belakang historis dan konteks Habakuk 2:4
-
Eksposisi teks menurut teologi Reformed
-
Penafsiran oleh para pakar Reformed
-
Penggunaan ayat ini dalam Perjanjian Baru
-
Implikasi teologis dan praktis bagi orang percaya
1. Latar Belakang Habakuk 2:4
Habakuk hidup di masa kemerosotan rohani Yehuda, menjelang invasi bangsa Babel. Ia bergumul dengan dua hal besar: mengapa Allah membiarkan kejahatan umat-Nya, dan mengapa Allah memakai bangsa yang lebih jahat untuk menghukum umat-Nya.
Dalam Habakuk 2, Allah menjawab keluh kesah nabi dengan menyatakan bahwa orang benar akan tetap hidup karena imannya, sedangkan orang congkak akan binasa. Ayat 4 berbunyi:
“Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya.” (Habakuk 2:4, LAI TB)
Di sini, Allah sedang membedakan dua jenis manusia:
-
Orang congkak: mengandalkan kekuatan sendiri, menolak kebenaran Allah.
-
Orang benar: hidup dalam ketergantungan kepada Allah, bersandar pada janji-Nya.
2. Eksposisi Frasa “The Just Shall Live by His Faith”
a. “The Just” – Orang Benar
Dalam teologi Reformed, “orang benar” bukanlah orang yang tanpa dosa secara moral, tetapi orang yang telah dibenarkan oleh Allah. Menurut John Calvin, kebenaran ini bukan hasil usaha manusia, tetapi diberikan (imputed) oleh Allah melalui iman kepada Mesias. Ini sejalan dengan Roma 4:3 yang mengutip Kejadian 15:6 tentang Abraham: “Lalu percayalah Abraham kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.”
Kebenaran ini adalah kebenaran yudisial — Allah menyatakan seseorang benar karena karya penebusan Kristus, bukan karena perbuatan manusia.
b. “Shall Live” – Akan Hidup
“Hidup” di sini bukan sekadar hidup biologis, melainkan hidup rohani yang berasal dari Allah. Menurut Matthew Henry, ini mencakup dua aspek:
-
Hidup di dunia ini: tetap bertahan di tengah penderitaan dan penghakiman Allah atas dunia.
-
Hidup kekal: kehidupan bersama Allah selamanya.
Dalam teologi Reformed, hidup ini adalah hasil kesatuan dengan Kristus (union with Christ). Orang benar hidup karena bersatu dengan Kristus yang adalah sumber kehidupan.
c. “By His Faith” – Oleh Iman
Iman adalah saluran (instrumental cause) di mana anugerah keselamatan Allah diterima. Iman bukanlah jasa, melainkan tangan kosong yang menerima anugerah Allah. Louis Berkhof menegaskan bahwa iman dalam konteks ini berarti “penyerahan penuh kepada janji Allah yang dinyatakan dalam Firman-Nya, khususnya janji tentang Kristus.”
3. Penafsiran Teolog Reformed
a. John Calvin
Calvin melihat Habakuk 2:4 sebagai jawaban Allah bagi orang percaya yang harus menunggu penggenapan janji-Nya. Menurut Calvin, “hidup oleh iman” berarti menatap kepada Allah meski situasi tampak gelap, dan percaya bahwa janji-Nya akan digenapi tepat waktu.
b. Martin Luther
Bagi Luther, frasa ini adalah titik balik pemahamannya tentang Injil. Awalnya ia melihat “kebenaran Allah” sebagai keadilan yang menghukum, namun melalui Roma 1:17 ia memahami bahwa kebenaran itu adalah kebenaran yang Allah berikan kepada orang berdosa melalui iman. Dari sini lahir doktrin sola fide.
c. Herman Bavinck
Bavinck menekankan bahwa iman adalah sikap hati yang aktif memegang janji Allah, bukan sekadar pengetahuan intelektual. Hidup oleh iman berarti seluruh aspek hidup diarahkan pada Allah, bukan hanya saat krisis.
d. R.C. Sproul
Sproul menafsirkan ayat ini sebagai ringkasan dari seluruh Injil. Ia menekankan bahwa “hidup oleh iman” bukanlah satu langkah awal dalam kekristenan, melainkan pola hidup seumur hidup. Kita diselamatkan oleh iman, dan kita juga dipelihara setiap hari oleh iman.
4. Penggunaan dalam Perjanjian Baru
a. Roma 1:17
Paulus menggunakan ayat ini untuk menegaskan bahwa pembenaran hanya oleh iman, terlepas dari perbuatan hukum Taurat. Dalam konteks ini, “hidup” merujuk pada hidup kekal.
b. Galatia 3:11
Di sini Paulus menolak gagasan bahwa manusia dapat dibenarkan melalui hukum Taurat. Ia menegaskan kembali bahwa hanya iman yang membuat seseorang benar di hadapan Allah.
c. Ibrani 10:38
Penulis Ibrani mengutip ayat ini untuk menguatkan jemaat agar tetap setia di tengah penderitaan, menunggu penggenapan janji Allah.
5. Implikasi Teologis Menurut Teologi Reformed
a. Doktrin Pembenaran oleh Iman Saja (Sola Fide)
Ayat ini adalah pilar Reformasi. Teologi Reformed menegaskan bahwa keselamatan adalah anugerah murni Allah, diterima hanya melalui iman, tanpa campur tangan perbuatan manusia.
b. Hidup Kristen adalah Hidup oleh Iman
Iman bukan hanya awal perjalanan rohani, tetapi napas setiap hari orang percaya. Kita percaya bukan hanya untuk diselamatkan, tetapi untuk dipelihara, dikuatkan, dan dibimbing.
c. Iman Berbuah dalam Ketaatan
Meski iman adalah satu-satunya alat untuk menerima keselamatan, iman sejati selalu menghasilkan buah ketaatan (Yakobus 2:17). Hidup oleh iman berarti hidup dalam kesetiaan kepada Allah.
d. Kedaulatan Allah dan Ketekunan Orang Kudus
Hidup oleh iman berarti percaya bahwa Allah memegang kendali, bahkan ketika keadaan tampak tak terkendali. Teologi Reformed mengajarkan perseverance of the saints — Allah memelihara orang benar sampai akhir.
6. Aplikasi Praktis bagi Orang Percaya
-
Tetap Percaya di Tengah Krisis
Seperti Habakuk, kita sering melihat ketidakadilan dan penderitaan. Hidup oleh iman berarti mempercayai janji Allah meski keadaan tampak berlawanan. -
Menolak Ketergantungan pada Kekuatan Sendiri
Orang congkak mengandalkan diri, tetapi orang benar mengandalkan Tuhan. Hidup oleh iman berarti mengakui keterbatasan kita dan memegang janji Allah. -
Menerima Pembenaran sebagai Anugerah
Kita tidak dapat menyelamatkan diri melalui moralitas atau agama. Keselamatan adalah pemberian Allah yang diterima dengan iman. -
Menjadikan Iman sebagai Pola Hidup
Iman bukan hanya untuk momen pertobatan awal, tetapi menjadi gaya hidup sehari-hari — dalam pekerjaan, keluarga, pelayanan, dan pergumulan.
Penutup
Frasa “The Just Shall Live by His Faith” adalah inti dari Injil dan ringkasan seluruh kehidupan Kristen. Dari zaman Habakuk hingga para rasul, dari Reformasi hingga hari ini, kebenaran ini tetap menjadi penghiburan dan penguatan umat Allah.
Teologi Reformed menegaskan bahwa pembenaran hanya oleh iman adalah dasar keselamatan kita, dan hidup oleh iman adalah bukti bahwa kita benar-benar milik Allah. Orang benar bukan hanya memulai hidup rohaninya dengan iman, tetapi berjalan setiap langkahnya dengan iman, sampai bertemu muka dengan Kristus, Sang Pemilik hidup.